Oleh:
.....................................................................................................................................
Jember,……………......2021
(………………………………………..) (………………..………………………)
NIP/NIK. NIK.
Kepala Puskesmas,
(…………………………...………..)
NIP/NIK.
LAPORAN PENDAHULUAN
1.2 Etiologi
Penyebab terjadinya gastritis sering berkaitan dengan hal-hal sebagai berikut :
1. Ulkus Gaster
2. Ulkus Duodeni
3. Varises Esophagus
1.9 Penalatalaksanaan
1. Pengobatan pada gastritis meliputi:
a. Antikoagulan: bila ada pendarahan pada lambung
b. Antasida: pada gastritis yang parah, cairan dan elektrolit diberikan
intravena untuk mempertahankan keseimbangan cairan sampai gejala-
gejala mereda, untuk gastritis yang tidak parah diobati dengan antasida
dan istirahat.
c. Histonin: ranitidin dapat diberikan untuk menghambat pembentukan asam
lambung dan kemudian menurunkan iritasi lambung.
d. Sulcralfate: diberikan untuk melindungi mukosa lambung dengan cara
menyeliputinya, untuk mencegah difusi kembali asam dan pepsin yang
menyebabkan iritasi.
e. Pembedahan : untuk mengangkat gangrene dan perforasi,
Gastrojejunuskopi/ reseksi lambung: mengatasi obstruksi pilorus.
(Dermawan, 2010).
2. Penatalaksanaan pada gastritis secara medis meliputi:
Gastritis akut diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk menghindari
alkohol dan makanan sampai gejala berkurang. Bila pasien mampu makan
melalui mulut, diet mengandung gizi danjurkan. Bila gejala menetap, cairan
perlu diberikan secara parenteral. Bila perdarahan terjadi, maka
penatalaksanaan adalah serupa dengan prosedur yang dilakukan untuk
hemoragik saluran gastrointestinal atas. Bila gastritis diakibatkan oleh
mencerna makanan yang sangat asam atau alkali, pengobatan terdiri dari
pengenceran dan penetralisasian agen penyebab.
a. Untuk menetralisasi asam, digunakan antasida umum ( missal :
alumunium hidroksida ) untuk menetralisasi alkali, digunakan jus
lemon encer atau cuka encer.
b. Bila korosi luas atau berat, emetik, dan lafase dihindari karena bahaya
perforasi. terapi pendukung mencakup intubasi, analgesic dan
sedative, antasida, serta cairan intravena. Endoskopi fiberopti mungkin
diperlukan.
c. Pembedahan darurat mungkin diperlukan untuk mengangkat gangrene
atau jaringan perforasi. Gastrojejunostomi atau reseksi
lambungmungkin diperlukan untuk mengatasi obstruksi pilrus.
Gastritis kronis diatasi dengan memodifikasi diet pasien,
meningkatkan istiratahat, mengurangi stress dan memulai
farmakoterapi. H. Pilory data diatasi dengan antibiotic ( seperti
tetrasiklin atau amoksisilin ) dan garam bismu ( pepto bismo ). Pasien
dengan gastritis A biasanya mengalami malabsorbsi vitamin B12 yang
disebabkan oleh adanya antibody terhadap faktor instrinsik (Smeltzer,
2002)
3. Penatalaksanaan secara keperawatan meliputi:
a. Tirah baring
b. Mengurangi stress
c. Diet
Air teh, air kaldu, air jahe dengan soda kemudian diberikan peroral
pada interval yang sering. Makanan yang sudah dihaluskan seperti
pudding, agar-agar dan sup, biasanya dapat ditoleransi setelah 12 – 24
jam dan kemudian makanan-makanan berikutnya ditambahkan secara
bertahap. Pasien dengan gastritis superficial yang kronis biasanya
berespon terhadap diet sehingga harus menghindari makanan yang
berbumbu banyak atau berminyak. (Dermawan, 2010).
1.10 Komplikasi
1. Antasida yang berisi alumunium dan magnesium, serta karbonat kalsium dan
magnesium. Antasida dapat meredakan mulas ringan atau dyspepsia dengan
cara menetralisasi asam diperut. Ion H+ merupakan struktur utama asam
lambung. Dengan pemberian alumunium hidroksida maka suasana asam
dalam lambung dapat dikurangi. Obat-obtan ini dapat menghasilkan efek
samping seperti diare atau sembelit, karena dampak penurunan H+ adalah
penurunan rangsangan peristaltik usus.
STANDAR INTERVENSI
STANDAR LUARAN KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN KEPERAWATAN INDOSESIA
INDOESIA (SLKI)
(SIKI)
1. Nyeri akut (D.0077) Setelah dilakukan asuhan keperawatan Manajemen Nyeri (1.08238)
berhubungan dengan agen selama 1x24 jam masalah nyeri akut teratasi Observasi
cedera fisiologis ditandai oleh Kriteria hasil: 1. Identifikasi lokasi, karakteristik,
tampak meringis, bersikap Tingkat nyeri (L.08066) durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
protektif, gelisah. N S S nyeri
Indikator
o A T 2. Identifikasi skala nyeri
1. Keluhan nyeri 3 5 3. Identifikasi respon nyeri non verbal
2. Meringis 3 5 4. Identifikasi faktor yang
3. Sikap protektif 3 5 memperberat nyeri dan
4. Gelisah 3 5 memperingan nyeri
5. Kesulitan tidur 3 5 Terapeutik
1: Memburuk
2: Cukup memburuk
3: Sedang
4: Cukup membaik
5: Membaik
3. Defisit nutrisi (D.0019) Setelah dilakukan asuhan keperawatan Manajemen Nutrisi ( 1.0120)
berhubungan dengan selama 3x24 jam masalah defisit nutrisi Observasi
ketidakmampuan mengabsorbsi teratasi 1. Identifikasi status nutrisi
nutrien d.d berat badan menurun Kriteria hasil: 2. Identifikasi alergi dan intoleransi
minimal 10% dibawah rentang Status nutrisi (L.03030) makanan
ideal,bising usus hiperaktif,otot N S S 3. Identifikasi makan yang disukai
Indikator
menelan lemah. o A T 4. Identifikasi kebutuhan kalori dan
1. Porsi makanan yang 3 5 jenis nutrient
dihabiskan 5. Identifikasi perlunya penggunaan
2. Berat badan 3 5 selang nasogastrik
3. Indeks masa tubuh (IMT) 3 5 6. Monitor asupan makanan
4. Frekuensi makan 3 5 7. Monitor berat badan
5. Nafsu makan 3 5 8. Monitor hasil pemeriksaan
4. Risiko ketidakseimbangan cairan Setelah dilakukan asuhan keperawatan Manajemen Cairan (1.03098)
(D.0036) d.d intake yang tidak selama 3x24 jam masalah Risiko Observasi
adekuat dan output cair yang ketidakseimbangan cairan teratasi 1. Monitor status hidrasi
berlebih (mual dan muntah). Kriteria hasil: 2. Monitor berat badan harian
Keseimbangan cairan (L.03020) 3. Monitor berat badan sebelum dan
N S S sesudah dialisis
Indikator
o A T 4. Monitor hasil pemeriksaan
1. Asupan cairan 3 5 laboratorium
2. Haluaran urin 3 5 5. Monitor status hemodinamik
3. Kelemabapan membrane 3 5 6. Catat intake dan output dan hitung
mukosa balance cairan 24 jam
4. Edema 3 5 Terapeutik
5. Dehidrasi 3 5 7. Berikan asupan cairan sesuai
6. Turgor kulit 3 5 kebutuhan
Keterangan nomer 1-3 8. Berikan cairan intravena,jika perlu
1: Menurun Kolaborasi
2: Cukup Menurun 9. Kolaborasi pemberian diuretic, jika
3: Sedang perlu
4: Cukup meningkat
5: Meningkat
Keterangan nomer 4&5
1: Meningkat
2: Cukup Meningkat
3: Sedang
4: Cukup menurun
5: Menurun
Keterangan nomer 6
1: Memburuk
2: Cukup memburuk
3: Sedang
4: Cukup membaik
5: Membaik
5. Intoleransi aktivitas (D.0056) Setelah dilakukan asuhan keperawatan Terapi aktivitas (1. 05186)
berhubungan dengan kelemahan selama 3x24 jam masalah intoleransi Observasi
fisik d.d frekuensi jantung aktivitas teratasi 1. Observasi sejauh mana klien dapat
meningkat > 20% dari kondisi Kriteria hasil: melakukan aktivitas
istirahat Toleransi Aktivitas (L.05047) Terapeutik
N S S 2. Berikan lingkungan yang tenang
Indikator
o A T 3. Berikan bantuan dalam aktivitas
1. Frekuensi nadi 3 5 Edukasi
2. Saturasi oksigen 3 5 4. Jelaskan pentingnya beraktivitas
3. Keluhan lelah 3 5 bagi klien
4. Dispneu saat aktivitas 3 5 5. Tingkatkan tirah baring atau duduk
5. Dispneu setelah aktivitas 3 5 dan berikan obat sesuai dengan
1: Menurun
2: Cukup Menurun
3: Sedang
4: Cukup meningkat
5: Meningkat
Keterangan nomer 4&5
1: Memburuk
2: Cukup memburuk
3: Sedang
4: Cukup membaik
5: Membaik
6. Ansietas (D.0080) berhubungan Setelah dilakukan asuhan keperawatan Reduksi ansietas (1.09314)
dengan kurangnya terpapar selama 3x24 jam masalah ansietas teratasi Observasi
informasi d.d merasa bingung Kriteria hasil: 1. Identifikasi saat ansietas berubah
dan tampak gelisah Tingkat ansietas ( L.09093) 2. Identifkasi kemampuan mengambil
N S S keputusan
Indikator
o A T 3. Monitor tanda-tanda asietas( verbal
1. Verbalisasi kebingungan 3 5 dan non verbal)
2. Verbalisasi khawatir akibat 3 5 Terapeutik
kondisi yang dihadapi 4. Ciptakan suasana terpeutik untuk
3. Perilaku gelisah 3 5 menumbuhkan kepercayaan
4. Perilaku tegang 3 5 5. Temani pasien untuk mengurangi
kecemasan
6. Gunakan pendekatan yang tenang
Keterangan dan meyakinkan
1: Meningkat Edukasi
2: Cukup meningkat 7. Latih kegiatan pengalihan untuk
3: Sedang mengurangi ketegangan
4: Cukup menurun 8. Latih teknik relaksasi
5: Menurun Kolaborasi
9. Kolaborasi pemberian obat
antlansietas
7. Defisit pengetahuan (D.0111) Setelah dilakukan asuhan keperawatan Eduaksi kesehatan (1.12383)
berhubungan dengan kurangnya selama 3x24 jam masalah defisit Observasi
terpapar informasi d.d pengetahuan teratasi 1. Identifikasi kesiapan dan
menunjukkan perilaku tidak Kriteria hasil: kemampuan menerima informasi
sesuai anjuran, menunjukkan Tingkat pengetahuan (L.12111) 2. Identifikasi faktor-faktor yang dapat
persepsi yang keliru terhadap N S S meningkatkan dan menurunkan
Indikator
masalah o A T motivasi perilaku hidup bersih dan
1. Perilaku sesuai anjuran 3 5 sehat
2. Verbalisasi minat dalam 3 5 Edukasi
dalam belajar 3. Sediakan materi dan media
3. Kemampuan menjelaskan 3 5 pendidikan kesehatan
4. Jadwalkan pendidikan kesehatan
pengetahuan tentang suatu sesuai kesepakatan
topic 5. Berikan kesempatan untuk bertanya
4. Kemampuan 3 5 6. Jelaskan factor resiko yang dapat
menggambarkan mempengaruhi kesehatan
pengalaman sebelumnya 7. Ajarkan perilaku hidup bersih dan
5. Perilaku sesuai dengan sehat
pengetahuan
6. Pertanyaan tentang masalah
yang dihadapi
7. Persepsi yang keliru
terhadap masalah
Keterangan nomer 1-5
1: Menurun
2: Cukup Menurun
3: Sedang
4: Cukup meningkat
5: Meningkat
Keterangan 6&7
1: Meningkat
2: Cukup meningkat
3: Sedang
4: Cukup menurun
5: Menurun
DAFTAR PUSTAKA
Hirlan. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Gastritis. Dalam : Sudoyo AW
Smeltzer dan Bare. 2001. Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan &
Suddart. Ed 8. Jakarta : EGC