Anda di halaman 1dari 11

BAB 1

LAPORAN PENDAHULUAN

1.1 PENGERTIAN
Hiperplasia prostat jinak (BPH) adalah pembesanan prostat yang jinak
bervariasi berupa hiperplasia kelenjar atauhiperplasia fibromuskular. Namun
orang sering menyebutnya dengan hipertropi prostat namun secarahistologi
yang dominan adalah hyperplasia (Sabiston, David C,2004)
BPH (Hiperplasia prostat benigna) adalah suatu keadaan di mana kelenjar
prostat mengalami pembesaran, memanjang ke atas ke dalam kandung kemih
dan menyumbat aliran urin dengan menutup orifisium uretra. BPH merupakan
kondisi patologis yang paling umum pada pria. (Smeltzer dan Bare, 2002)

1.2 ETIOLOGI
Penyebab yang pasti dari terjadinya BPH sampai sekarang belum
diketahui. Namun yang pasti kelenjar prostat sangat tergantung pada hormon
androgen. Faktor lain yang erat kaitannya dengan BPH adalah proses penuaan
Ada beberapa factor kemungkinan penyebab antara lain :
1. Dihydrotestosteron
Peningkatan 5 alfa reduktase dan reseptor androgen menyebabkan
epitel dan stroma dari kelenjar prostat mengalami hiperplasi .
2. Perubahan keseimbangan hormon estrogen – testoteron
Pada proses penuaan pada pria terjadi peningkatan hormon estrogen
dan penurunan testosteron yang mengakibatkan hiperplasi stroma.
3. Interaksi stroma – epitel
Peningkatan epidermal gorwth factor atau fibroblast growth factor dan
penurunan transforming growth factor beta menyebabkan hiperplasi
stroma dan epitel.
4. Berkurangnya sel yang mati
Estrogen yang meningkat menyebabkan peningkatan lama hidup
stroma dan epitel dari kelenjar prostat
5. Teori sel stem
Sel stem yang meningkat mengakibatkan proliferasi sel transi

1.3 MANIFESTASI KLINIS

1. Gejala iritatif meliputi :

1.1 Peningkatan frekuensi berkemih


1.2 Nokturia (terbangun pada malam hari untuk miksi)
1.3 Perasaan ingin miksi yang sangat mendesak/tidak dapat ditunda
(urgensi)
1.4 Nyeri pada saat miksi (disuria)

2. Gejala obstruktif meliputi :

2.1 Pancaran urin melemah


2.2 Rasa tidak puas sehabis miksi, kandung kemih tidak kosong
dengan baik
2.3 Kalau mau miksi harus menunggu lama
2.4 Volume urin menurun dan harus mengedan saat berkemih
2.5 Aliran urin tidak lancar/terputus-putus
2.6 Urin terus menetes setelah berkemih
2.7 Waktu miksi memanjang yang akhirnya menjadi retensi urin dan
inkontinensia karena penumpukan berlebih.
2.8 Pada gejala yang sudah lanjut, dapat terjadi Azotemia (akumulasi
produk sampah nitrogen) dan gagal ginjal dengan retensi urin
kronis dan volume residu yang besar.

3. Gejala generalisata seperti seperti keletihan, anoreksia, mual dan


muntah, dan rasa tidak nyaman pada epigastrik.

Berdasarkan keluhan dapat dibagi menjadi :

3.1 Derajat I : penderita merasakan lemahnya pancaran berkemih,


kencing tak puas, frekuensi kencing bertambah terutama pada
malam hari

3.2 Derajat II : adanya retensi urin maka timbulah infeksi. Penderita


akan mengeluh waktu miksi terasa panas (disuria) dan kencing
malam bertambah hebat.
3.2 Derajat III : timbulnya retensi total. Bila sudah sampai tahap ini
maka bisa timbul aliran refluk ke atas, timbul infeksi ascenden
menjalar ke ginjal dan dapat menyebabkan pielonfritis,
hidronefrosis.

1.4 PATOFISIOLOGI

Perubahan mikroskopik pada prostat telah terjadi pada pria usia 30-40
tahun. Bila perubahan mikroskopik ini berkembang, akan terjadi perubahan
patologi anatomi yang ada pada pria usia 50 tahunan. Perubahan hormonal
menyebabkan hiperplasia jaringan penyangga stromal dan elemen glandular
pada prostat.

Teori-teori tentang terjadinya BPH :


1. Teori Dehidrosteron (DHT)
Aksis hipofisis testis dan reduksi testosteron menjadi dehidrosteron
(DHT) dalam sel prostat menjadi faktor terjadinya penetrasi DHT ke
dalam inti sel yang menyebabkan inskripsi pada RNA sehingga
menyebabkan terjadinya sintesa protein.
2. Teori hormone
Pada orang tua bagian tengah kelenjar prostat mengalami
hiperplasia yamg disebabkan oleh sekresi androgen yang berkurang,
estrogen bertambah relatif atau aabsolut. Estrogen berperan pada
kemunculan dan perkembangan hiperplasi prostat.
3. Faktor interaksi stroma dan epitel
Hal ini banyak dipengaruhi oleh Growth factor. Basic fibroblast
growth factor (b-FGF) dapat menstimulasi sel stroma dan ditemukan
dengan konsentrasi yang lebih besar pada pasien dengan pembesaran
prostat jinak. Proses reduksi ini difasilitasi oleh enzim 5-a-reduktase.
b-FGF dapat dicetuskan oleh mikrotrauma karena miksi, ejakulasi dan
infeksi.

4. Teori kebangkitan kembali (reawakening) atau reinduksi dari


kemampuan mesenkim sinus urogenital untuk berploriferasi dan
membentuk jaringan prostat.

1.5 Pathway/W.O.C
(Terlampir)

1.6 PEMERIKSAAN PENUNJANG


1. Pemeriksaan radiologi
Pada pemeriksaan radiologi untuk
a. Menentukan volume benigne prostat hyperplasia
b. Menentukan derajat disfungsi buli-buli volume residual urine
c. Mencari ada tidaknya kelainan baik yang berhubungan dengan
benigne prostat hyperplasia atau tidak

Beberapa pemeriksaan radiologi

a. Intra vena pyelografi (IVP) gambar trabekulasi buli, residual urine


post miksi, dipertikel buli.
Indikasi : disertai hematuria, gejala iritatif menonjol disertai
urolithiasis
Tanda BPH : impresi prostat, hockey stick ureter
b. BOF : untuk mengetahui adanya kelainan pada renal
c. Retrografi dan Voiding cystouretrografi : untuk melihat ada tidaknya
refluk vesiko ureter / struktur uretra
d. USG : untuk menentukan volume cairan, volume residual urine dan
menilai pembesaran prostat jinak/ganas
2 Pemeriksaan Endoskopi
Pemeriksaan Uroflowmetri

Beberapa penting dalam diagnose dsan evaluasi klien dengan obstuksi


leher buli-buli

Q max : > 15 ml/detik non obstuksi

10- 15 ml/detik border line

< 10 ml/detik obstruktif

3 Pemeriksaan laborat
a. Urinalis (test glukosa, bekuan darah, UL, DL, RFT, LFT, Elektrolit,
Na,/K, protein/Albumin, pH dan Urine Kultur) jika infeksi : pH urine
alkalin, specimen terhadap sel darah putih, sel darah merah atau PUS.
b. RFT evaluasi fungsi renal
c. Serum acid phosphatase prostat malignancy

1.7 KOMPLIKASI
1. Retensi urine.
2. Infeksi saluran kemih.
3. Batu kandung kemih.
4. Kerusakan kandung kemih.
5. Kerusakan ginjal.

1.8 PENATALAKSANAAN
Pembedahan Indikasi tindakan pembedahan, yaitu pada BPH yang sudah
menimbulkan komplikasi, seperti:
1. retensi urine akut;
2. gagal Trial Without Catheter (TWOC)
3. infeksi saluran kemih berulang
4. hematuria makroskopik berulang
5. batu kandung kemih;
6. penurunan fungsi ginjal yang disebabkan oleh obstruksi akibat BPH;
7. dan perubahan patologis pada kandung kemih dan saluran kemih bagian
atas

1.9 KONSEP KEPERAWATAN


1.1.1 PENGKAJIAN
1. Sebelum Operasi
a. Data Subyektif
- Klien mengatakan nyeri saat berkemih
- Sulit kencing
- Frekuensi berkemih meningkat
- Sering terbangun pada malam hari untuk miksi
- Keinginan untuk berkemih tidak dapat ditunda
- Nyeri atau terasa panas pada saat berkemih
- Pancaran urin melemah
- Merasa tidak puas sehabis miksi, kandung kemih tidak kosong
dengan baik
- Kalau mau miksi harus menunggu lama
- Jumlah urin menurun dan harus mengedan saat berkemih
- Aliran urin tidak lancar/terputus-putus
- Urin terus menetes setelah berkemih
- Merasa letih, tidak nafsu makan, mual dan muntah
- Klien merasa cemas dengan pengobatan yang akan dilakukan
b. Data Obyektif
- Ekspresi wajah tampak menhan nyeri
- Terpasang kateter
2. Sesudah Operasi
a. Data Subyektif
- Klien mengatakan nyeri pada luka post operasi
- Klien mengatakan tidak tahu tentang diet dan pengobatan setelah
operas
b. Data Obyektif
- Ekspresi tampak menahan nyeri
- Ada luka post operasi tertutup balutan
- Tampak lemah
- Terpasang selang irigasi, kateter, infus
3. Riwayat kesehatan : riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit
sekarang, riwayat penyakit keluarga, pengaruh BPH terhadap gaya hidup,
apakah masalah urinari yang dialami pasien.
4. Pengkajian fisik
a. Gangguan dalam berkemih seperti
- Sering berkemih
- Terbangun pada malam hari untuk berkemih
- Perasaan ingin miksi yang sangat mendesak
- Nyeri pada saat miksi, pancaran urin melemah
- Rasa tidak puas sehabis miksi
- Jumlah air kencing menurun dan harus mengedan saat berkemih
- Aliran urin tidak lancar/terputus-putus, urin terus menetes setelah
berkemih.
- Nyeri saat berkemih
- Ada darah dalam urin
- Kandung kemih terasa penuh
- Nyeri di pinggang, punggung, rasa tidak nyaman di perut.
- Urin tertahan di kandung kencing, terjadi distensi kandung kemih
b. Gejala umum seperti keletihan, tidak nafsu makan, mual muntah, dan
rasa tidak nyaman pada epigastrik
c. Kaji status emosi : cemas, takut
d. Kaji urin : jumlah, warna, kejernihan, bau
e. Kaji tanda vital
5. Kaji pemeriksaan diagnostik
- Pemeriksaan radiografi
- Urinalisa
- Lab seperti kimia darah, darah lengkap, urin
6. Kaji tingkat pemahaman dan pengetahuan klien dan keluarga tentang
keadaan dan proses penyakit, pengobatan dan cara perawatan di rumah.

1.1.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN


a. Pre operasi
- Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologi
- Cemas berhubungan dengan perubahan status kesehatan atau
menghadapi proses bedah.
- Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan factor biologi
- Perubahan pola eliminasi berhubungan dengan spasme kandung
kemih.
b. Post operasi
- Nyeri akut berhubungan agen injuri fisik (insisi sekunder pada
TURP)
- Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur infasiv pembedahan
- Kurang pengetahuan tentang penyakit, diit, dan pengobatan b.d
kurangnya paparan informasi.
- Defisit perawatan diri berhubungan dengan imobilisasi pasca
operasi.
- Disfungsi seksual berhubungan dengan ketakutan akan impoten
dari TURP
Indicator Tidak
121101 SAdapat
ST 3 5
1.1.3kapan
Mengenali perencanaan
3 5
beristirahat
nyeri terjadi
121105 Perasaan gelisah 2 5
Menggambarkan
121129 Gangguan 2tidur 5 3 5
NO SDKI 121131 Perubahan SLKI pola 3 5 SIKI
factor
Nyeri akut penyebab
berhubungan Setelah dilakukan asuhan  Pilih analgesic atau
Menggunakanmakan 3 5
dengan injury biologi keperawatan 2x 24 jam kombinasi analgesic yang
analgesic yang
nyeri akut dapat teratasi sesuai ketika lebih dari satu
direkomendasikan
Melaporkan nyeri 3 5 dengan kreteria hasil yang diberikan
yang terkontrol Kontrol nyeri (1605)  Informasikan pasien yang
mendapatkan narkotika
bahwa rasa mengantuk
kadang terjadi pada 2-3 hari
pertama pemberian dan
selanjutnya akan
menghilang
 Perbaiki kesalahan
pengertian/ mitos yang
dimiliki pasien dan anggota
keluarga yang mungkin
keliru tentang analgesic
 Kolaborasikan dengan
Keterangan : dokter apakah obat, dosis,
1=tidak penah menunjukkan rute pemberian, atau
2= jarang menunjukkan perubahan interval
3=kadang-kadang menunjukkan dibutuhkan, buat
4= sering menunjukkan rekomendasi khusus
5= secara konsisten menunjukkan berdasarkan prinsip
analgesic
ansietas berhubungan Setelah dilakukan asuhan keperawatan 2x Pengurangan kecemasan
dengan stressor 24 jam nyeri akut dapat teratasi dengan (5820)
kreteria hasil  Gunakan pendekatan yang
Tingkat kecemasan (1211) tenang dan meyakinkan
 Berada disisi klien untuk
Keterangan : meningkatkan rasa aman
1= berat dan mengurangi ketakutan
2= cukup berat  Dorong kelurga untuk
3= sedang mendampingi klien dengan
4=r ingan cara yang tepat
5= tidak ada  Kaji untuk tanda verbal dan
non verbal kecemasan

DAFTAR PUSTAKA

Agusfansyah, M. E. 2014. Perubahan Tingkat Kekerasan Ereksi Pada


Pasien BPH

Pasca Pemberian Αlpha1a-Adrenoceptors Antagonists Di RSUP H. Adam

Malik–Medan. Repository USU.

American Cancer Society. 2016, April 14. Prostate Cancer Prevention and
Early.
Diambil kembali dari American Cancer Society:

http://www.cancer.org/cancer/prostatecancer/moreinformation/prostatecan

cerearlydetection/prostate-cancer-early-detection-acsrecommendations#top

Amin, A. 2016, July 28. Nodular Hyperlasia. Diambil kembali dari

PathologyOutlines:

http://www.pathologyoutlines.com/topic/prostatenodhyper.html

Damayanti, V. 2015. Asuhan Keperawatan Klien dengan Benigna Prostat

Hyperplasia Post Prostatectomy di Ruang Flamboyan RSUD Pandan


Arang

Deters, L. A. (2016, September 21). Medscape. Dipetik Januari 20, 2016,


dari

emedicine.medscape.com:
http://emedicine.medscape.com/article/437359overview#showall

Anda mungkin juga menyukai

  • LP Abortus
    LP Abortus
    Dokumen18 halaman
    LP Abortus
    fatimatus Zahro
    Belum ada peringkat
  • LP Gastritis Reni
    LP Gastritis Reni
    Dokumen28 halaman
    LP Gastritis Reni
    fatimatus Zahro
    Belum ada peringkat
  • LP ANC Poli-1
    LP ANC Poli-1
    Dokumen25 halaman
    LP ANC Poli-1
    fatimatus Zahro
    Belum ada peringkat
  • LP Typoid Star
    LP Typoid Star
    Dokumen15 halaman
    LP Typoid Star
    fatimatus Zahro
    Belum ada peringkat
  • Fraktur Cervical
    Fraktur Cervical
    Dokumen20 halaman
    Fraktur Cervical
    fatimatus Zahro
    Belum ada peringkat
  • Ulfiyatul Rani (LP Leukemia)
    Ulfiyatul Rani (LP Leukemia)
    Dokumen10 halaman
    Ulfiyatul Rani (LP Leukemia)
    fatimatus Zahro
    Belum ada peringkat
  • KASUS Kelompok 1 MG 1 Rev 1
    KASUS Kelompok 1 MG 1 Rev 1
    Dokumen3 halaman
    KASUS Kelompok 1 MG 1 Rev 1
    Iqbal Kholidi
    Belum ada peringkat
  • LP Pneumoni
    LP Pneumoni
    Dokumen11 halaman
    LP Pneumoni
    fatimatus Zahro
    Belum ada peringkat
  • LP Partus Lama
    LP Partus Lama
    Dokumen9 halaman
    LP Partus Lama
    fatimatus Zahro
    Belum ada peringkat
  • LP Apb
    LP Apb
    Dokumen13 halaman
    LP Apb
    Muhammad Farid Ariful Hadi
    Belum ada peringkat
  • LP ABP Fixx
    LP ABP Fixx
    Dokumen14 halaman
    LP ABP Fixx
    fatimatus Zahro
    Belum ada peringkat
  • Laporan Pendahuluan Intra Cerebral Hematoma (Ich)
    Laporan Pendahuluan Intra Cerebral Hematoma (Ich)
    Dokumen10 halaman
    Laporan Pendahuluan Intra Cerebral Hematoma (Ich)
    fatimatus Zahro
    Belum ada peringkat
  • LP Peb VK
    LP Peb VK
    Dokumen11 halaman
    LP Peb VK
    fatimatus Zahro
    Belum ada peringkat
  • LP Intoksikasi Print
    LP Intoksikasi Print
    Dokumen7 halaman
    LP Intoksikasi Print
    fatimatus Zahro
    Belum ada peringkat
  • Rara Oksigenasi
    Rara Oksigenasi
    Dokumen13 halaman
    Rara Oksigenasi
    fatimatus Zahro
    Belum ada peringkat
  • Mini Riset Holistik
    Mini Riset Holistik
    Dokumen3 halaman
    Mini Riset Holistik
    fatimatus Zahro
    Belum ada peringkat
  • LP ANC Poli
    LP ANC Poli
    Dokumen19 halaman
    LP ANC Poli
    Muhammad Farid Ariful Hadi
    Belum ada peringkat
  • LP KDM 8
    LP KDM 8
    Dokumen11 halaman
    LP KDM 8
    fatimatus Zahro
    Belum ada peringkat
  • Mini Riset Fix
    Mini Riset Fix
    Dokumen37 halaman
    Mini Riset Fix
    fatimatus Zahro
    Belum ada peringkat
  • LP Rara Gastrointestinal
    LP Rara Gastrointestinal
    Dokumen10 halaman
    LP Rara Gastrointestinal
    fatimatus Zahro
    Belum ada peringkat
  • LP Rara Gastrointestinal
    LP Rara Gastrointestinal
    Dokumen10 halaman
    LP Rara Gastrointestinal
    fatimatus Zahro
    Belum ada peringkat
  • Cover Rara
    Cover Rara
    Dokumen4 halaman
    Cover Rara
    fatimatus Zahro
    Belum ada peringkat
  • LP KDM 8
    LP KDM 8
    Dokumen11 halaman
    LP KDM 8
    fatimatus Zahro
    Belum ada peringkat
  • Pneumonia LP
    Pneumonia LP
    Dokumen8 halaman
    Pneumonia LP
    fatimatus Zahro
    Belum ada peringkat
  • Peb
    Peb
    Dokumen10 halaman
    Peb
    fatimatus Zahro
    Belum ada peringkat
  • Sap Asi-1
    Sap Asi-1
    Dokumen10 halaman
    Sap Asi-1
    fatimatus Zahro
    Belum ada peringkat
  • LP (31mei2021)
    LP (31mei2021)
    Dokumen30 halaman
    LP (31mei2021)
    fatimatus Zahro
    Belum ada peringkat
  • Rara Nutrisi
    Rara Nutrisi
    Dokumen13 halaman
    Rara Nutrisi
    fatimatus Zahro
    Belum ada peringkat
  • Bab I Ebn-1
    Bab I Ebn-1
    Dokumen8 halaman
    Bab I Ebn-1
    fatimatus Zahro
    Belum ada peringkat