Oleh:
Fatimatus Zahro
NIM. 20020035
Fungsi pernapasan :
Pernapasan atau resppirasi adalah proses pertukaran gas antara individu dan
lingkungan. Fungsi utama pernapasan adalah untuk memperoleh oksigen agar dapat
di gunakan oleh sel-sel tubuh dan mengeluarkan karbondioksida yang di hasilkan
oleh sel. Saat bernafas, tubuh mengalami atau mengambil oksigen dari lingkungan
untuk kemudian diangkat ke seluruh tubuh (sel-sel nya) melalui darah guna di
lakukan pembakaran. Selanjutnya, sisa pembakaran berupa CO2 akan di angkat oleh
darah ke paru-paru untuk di buang ke lingkungan karena tidak berguna lagi oleh
tubuh (Ambarwati,2014).
1.2 Etiologi
1. Lingkungan
2. Latihan
3.Emosi
4.Gaya Hidup
Pada orang sehat, sistem kardiovaskuler dan sistem respirasi berfungsi dengan
baik sehingga dapat memenuhi kebutuhan oksigen tubuh secara adekuat. Sebaliknya,
orang yang mempunyai penyakit jantung ataupun penyakit pernapasan dapat
mengalami kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan oksigen tubuh.
6.Saraf Otonom
Banyak faktor yang menimbulkan keadaan alergi antara lain debu, bulu
binatang, serbuk benang sari bunga, kapuk, makanan, dan lain-lain. Hal-hal tersebut
dapat menyebabkan bersin apabila ada rangsangan di daerah nasal, batuk apabila
rangsangannya di saluran nafas bagian atas, bronkhokontriksi terjadi pada asma
bronkhiale, dan rhinitis jika rangsangannya terletak di saluran nafas bagian bawah.
9.Faktor Perkembangan
10.Usia
a. Dinding nada dan jalan napas menjadi lebih kaku dan kurang elastis.
b. Jumlah pertukaran udara menurun.
c. Refleks batuk dan kerja silia berkurang.
d. Membran mukosa menjadi lebih kering dan lebih rapuh.
e. Terjadi penurunan kekuatan otot dan daya tahan.
f. Apabila terjadi osteoporosis, keadekuatan ekspansi paru dapat menurun.
g. Terjadi penurunan efesiensi sistem imun.
h. Penyakit refluks gastroesofagus lebih sering terjadi pada lansia dan
meningkatkan risiko aspirasi. Aspirasi isi lambung ke dalam paru sering kali
menyebabkan bronkospasme dengan menimbulkan respon inflamasi.
11.Gaya Hidup
Apabila stres dan stresor dihadapi, baik respon psikologis maupun fisiologis
dapat memengaruhi oksigenasi. Beberapa orang dapat mengalami hiperventilasi
sebagai respon terhadap stres. Apabila ini terjadi, PO2arteri meningkat dan
PCO2menurun. Akibatnya, orang dapat mengalami berkunang-kunang dan bebas
serta kesemutan pada jari tangan, jari kaki, dan di sekitar mulut.
1.3 Klasifikasi
Oksigen yang di berikan harus konsentrasinya lebih tinggi dari pada udara
atmosfer atau fraksi oksigen lebih dari 21%. Pemberian oksigen dapat bermacam-
macam sesuai kebutuhan. Berikut adalah jenis alat dan jenis dosis yang di berikan :
1.4 Patofisiologi
1.6 Manifestasi Klinis
1. Bunyi nafas tambahan (ronchi, wheezing, stridor)
2. Perubahan pada irama dan frekuensi pernafasan
3. Batuk tidak ada atau tidak efektif
4. Sianosis
5. Kesulitan untuk bersuara
6. Penurunan bunyi nafas
7. Ortopnea
8. Sputum
1.9 Penatalaksanaan
1. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektifa.Pembersihan jalan nafasb.Latihan batuk
efektif Suctioning.Jalan nafas buatan
2. Pola Nafas Tidak Efektif
a. Atur posisi pasien (semi fowler)
b. Pemberian oksigen
c. Teknik bernafas dan r1elaksasi
3. Gangguan Pertukaran Gas
a. Atur posisi pasien (posisi fowler)
b. Pemberian oksigen
c. Suctioning
1.10 Komplikasi
1. Oxygen Induced Hypoventilation
2. Oxygen Toxicity
3. Occular Damage
B. Diagnosa Keperawatan
Kriteria hasil :
1) Status pernafasan
2) Kepatenan jalan nafas
3) Tanda-tanda vital
4) Kontrol gejala
5) Perfusi jaringan
Intervensi :
1) Manajemen jalan nafas
2) Penghisapan lendir
3) Fisioterapi dada
4) Manajemen batuk
5) Monitor pernafasan
6) Manajemen asma
7) Monitor TTV
8) Manajemen anafilaksis
9) Terapi oksigen
10) Relaksasi otot progresif
11) Manajemen nyeri
DAFTAR PUSTAKA