KENYAMANAN
1.1 Pengertian
Menurut Kozier (2010), mengatakan bahwa keamanan adalah keadaan bebas
dari segala fisik psikologis yang merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus
dipenuhi, serta dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Sedangkan kenyamanan
sebagai suatu keadaan terpenuhi kebutuhan dasar manusia meliputi kebutuhan
akan ketentraman, kepuasaan, kelegaan dan tersedia.
Menurut Tamsuri (2007), mengatakan bahwa nyeri adalah suatu rasa yang
tidak aman, baik ringan maupun berat. Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan
yang mempengaruhi seseorang dan ektensinya diketahui bila seseorang pernah
mengalaminya. (Cahyaningsih, 2016)
Nyaman adalah keadaan ketika individu mengalami sensasi yang tidak
menyenangkan dalam berespons terhadap suatu rangsangan yang berbahaya.
(Lynda Juall Carpenito-Moyet edisi 10).
Kolcaba (1992, dalam Potter & Perry, 2006) megungkapkan kenyamanan/rasa
nyaman adalah suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu
kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan penampilan
sehari-hari), kelegaan (kebutuhan telah terpenuhi), dan transenden (keadaan
tentang sesuatu yang melebihi masalah dan nyeri).
Kenyamanan mesti dipandang secara holistik yang mencakup empat aspek yaitu:
1. Fisik, berhubungan dengan sensasi tubuh.
2. Sosial, berhubungan dengan hubungan interpersonal,
keluarga, dan sosial.
3. Psikospiritual, berhubungan dengan kewaspadaan
internal dalam diri sendiri yang meliputi harga diri,
seksualitas, dan makna kehidupan).
4. Lingkungan, berhubungan dengan latar belakang
pengalaman eksternal manusia seperti cahaya, bunyi,
temperatur, warna, dan unsur alamiah lainnya. (TIPS,
2016)
1.2 Kebutuhan Fisiologis
1. Keselamatan Fisik
Mempertahankan keselamatan fisik melibatkan keadaan mengurangi atau
mengeluhkan ancaman pada tubuh atau kehidupan. Memenuhi kebutuhan
keselamatan fisik kadang mengambil prioritas lebih dahulu di atas
pemenuhan kebutuhan fisiologis,
2. Keselamatan Psikologis
Untuk selamat dan aman secara psikologi, seorang manusia harus
memahami apa yang diharapkan dari orang lain, termasuk anggota
keluarga dan professional pemberi perawatan kesehatan. Seseorang harus
mengetahui apa yang diharapkan dari prosedur, pengalaman yang baru,
dan hal-hal yang dijumpai dalam lingkungan. Setiap orang merasakan
beberapa ancaman keselamatan psikologis pada pengalaman yang baru
dan yang tidak dikenal (Potter & Perry, 2005).
3. Lingkup Kebutuhan Keamanan atau Keselamatan
Lingkungan klien mencakup semua faktor fisik dan psikososial yang
mempengaruhi atau berakibat terhadap kehidupan dan kelangsungan hidup
klien. Disini menyangkut kebutuhan fisiologis juga. Teman-teman pasti
masih ingat kebutuhan fisiologis kita, itu lho, yang terdiri dari kebutuhan
terhadap oksigen, kelembaban yang optimum, nutrisi, dan suhu yang
optimum akan mempengaruhi kemampuan seseorang. (kemenkes, 2015)
1.3 Faktor yang Berpengaruh
1. Emosi
Kecemasan, depresi, dan marah akan mudah terjadi dan mempengaruhi
keamanan dan kenyaman
2. Status Mobilisasi
Keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot, dan kesadaran manurun
memudahkan terjadinya resiko injury
3. Gangguan Persepsi Sensori
Mempengaruhi adaptasi terhadap rangsangan yang berbahaya seperti
gangguan penciuman dan penglihatan
4. Keadaan Imunitas
Gangguan ini akan menimbulkan daya tahan tubuh kuranf sehingga
mudah terserang penyakit
5. Tingkat Kesadaran
Pada pasien koma, respon akanmenurun terhadap rangsangan, paralisis,
diorientasi, dan kurang tidur.
6. Informasi dan Komunikasi
Gangguan komunikasi seperti aphasia atau tidak dapat membaca dapat
menimbulkan kecelakaan.
7. Gangguan tingkat pengetahuan
Kesadaran akan terjadi gangguan keselamtan dan keamanan dapat
diprediksi sebelumnya
8. Penggunaan antibiotic yang tidak rasional
Antibiotic dapat menimbulkan resisten dan anafilaktik syok
9. Status nutrisi
Keadaan kurang nutrisi dapat menimbulkan kelemahan dan mudah
menimbulkan penyakit demikian sebaliknya dapat beresiko terhadap
penyakit tertentu.
10. Usia
Pembedaan perkembangan yang ditentukan diantara kelompok usia anak-
anak dan lansia mempengaruhi reaksi terhadap nyeri.
11. Jenis kelamin
Secara umum pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna dalam
merespon nyeri dan tingkat kenyamanannya.
12. Kebudayaan
Keyakinan dan nilai-nilai kebudayaan mempengaruhi cara individu
mengatasi nyeri dan tingkat kenyamanan yang mereka punyai.
1.4 Masalah/ Diagnosa Medis
Polip nasal : adalah tumor pada rongga hidung yang ditandai dengan hipertrofi
atau radang pada membran mukosa. Polip umumnya tumbuh pada bagian
tengah rongga hidung dan dapat berjumlah lebih dari satu. Polip dapat
menyebabkan pernapasan tersumbat dan sinusitis.
1.5 Konsep Keperawatan
1.5.1 Pengkajian
A. Identitas
Keterangan: jelas.
B. Keluhan utama
Kaji alasan masuk rumah sakit / keluhan yang paling dirasakan dan saat
dilakukan pengkajian.
C. Riwayat penyakit sekarang
Kaji; saat kejadian, sifat-sifat terjadinya, lamanya, gejalanya ( dengan
menggunakan metode PQRST), faktor yang memperberat timbulnya
gangguan , faktor yang meringankan gangguan, tindakan yang telah
dilakukan, hasil yang dicapai, pelayanan kesehatan.
Keterangan :
P: Provocatif/paliatif
- Apa penyebab keluhan
- Apa yang dapat membuatnya bertambah baik atau ringan
- Apa yang membuatnya bertambah buruk
Q : Quality ? quantity
- Bagaimana keluhan yang dirasakan pasien
- Sejauh mana sakit dirasakan R : Region/ Radiation
- Dimana letak sakitnya
- Dimana area penyebarannya S : Severity Scale
- Apakah mempengaruhi aktivitas
- Seberapa jauh skala ringan sampai berat ( 1 – 10 ) T : Timing
- Kapan mulai terjadi
- Berapa sering terjadi
- Apakah terjadinya mendadak atau perlahan-lahan
D. Riwayat penyakit yang lalu
Kaji penyakit: 1) masa kanak–kanak; 2) penyakit yang terjadi secara berulang
ulang; 3) perawatan/operasi yang pernah dijalani; 4) riwayant alergi; 5)
kebiasaan–kebiasaan (merokok, minum kopi, alcohol, makan obat tidur)
F. Riwayat sosial
1. Tanyakan hubungan klien dengan keluarga, tim kesehatan dan klien yang
lain;
2. Tanyakan pada klien siapaorang yang berarti dalam kehidupannya, tempat
mengadu, tempat bicara minta bantuan atau dokongan;
3. Tanyakan pada klien kelompok apa saja yang diikuti masyarakat;
4. Tanyakan pada klien sejauh mana ia terlibat dalam masyarakat.
G. Riwayat psikologis
1. Kaji suasana hati klien yang paling menonjol (takut, khawatir,
kecemasan);
2. Kaji ekspresi emosi klien apakah sudah sesuai dengan perasaannya;
3. Kaji masalah-masalah yang mengganggu status psikologis yang
berhubungan dengan lingkungan ( pendidikan, pekerjaan, rumah,
ekonomi, pelayanan kesehatan);
4. Tanyakan pada klien sejauh mana ia terlibat dalam masyarakat.
H. Riwayat spiritual
1. Nilai dan keyakinan tanyakan tentang;
2. Pandangan dan keyakinan, norma atau budaya yang dianut;
3. Pandangan masyarakat terhadap keyakinan, norma dan budaya yang
dianut
4. Kegiatan ibadah;
5. Tanyakan tentang kegiatan ibadah yang dilakukan.