Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

GEA / GASTRO ENTERITIS AKUT

Disusun dalam rangka memenuhi tugas

Stase Keperawatan Anak

Di susun oleh :

NURFITA

14420212116

Ci Lahan Ci Institusi

(....................................) (.........................................)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

2022
LAPORAN PENDAHULUAN
A. KONSEP MEDIS
1. Definisi
Gastroenteritis atau diare akut merupakan penyakit yang ditandai
dengan berubahnya bentuk tinja dengan intensitas buang air besar secara
berlebihan (lebih dari 3 kali dalam kurun waktu satu hari) (Prawati &
Haqi, 2019).

Gastroenteritis merupakan defekasi encer maupun lembek yang


terjadi pada balita dan dikeluarkan lebih dari 3 kali dalam sehari dengan
atau tanpa darah atau lender pada feses (Samiyati et al., 2019).

Dapat disimpulkan Gastroenteritis merupakan suatu keadaan


pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak seperti biasanya, ditandai
dengan peningkatan volume, keenceran, serta frekuensi lebih dari 3 kali
sehari. Berdasarkan wakktu terjadinya, diare akut berlangsung kurang dari
14 hari dan diare kronik berlangsung lebih dari 4 minggu (Meisuri et al.,
2020).

2. Etiologi
(Kardiyudiani & Susanti, 2019)

a. Faktor infeksi : Bakteri (Shigella, Shalmonella, Vibrio kholera),


Virus (Enterovirus), parasit (cacing), Kandida (Candida Albicans).

b. Faktor parentral : Infeksi dibagian tubuh lain (OMA sering terjadi


pada anak-anak).

c. Faktor malabsorbsi : Karbohidrat, lemak, protein.

d. Faktor makanan : Makanan basi, beracun, terlampau banyak


lemak, sayuran dimasak kurang matang.

e. Faktor Psikologis : Rasa takut, cemas.

f. Obat-obatan : antibiotic.
g. Penyakit usus : colitis ulcerative, crohn disease, enterocolitis,
obstruksi usus

3. Patofisiologi

Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah: (Kardiyudiani


& Susanti, 2019)

a. Gangguan osmotic

Adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan
tekanan osmotik dalam lumen usus meningkat sehingga terjadi
pergeseran air dan elektroloit ke dalam lumen usus. Isi rongga usus
yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya
sehingga timbul diare.

b. Gangguan sekresi

Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan


terjadi peningkatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam lumen usus dan
selanjutnya timbul diare kerena peningkatan isi lumen usus.

c. Gangguan motilitas usus

Hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus


untuk menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila
peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh
berlebihan, selanjutnya dapat timbul diare pula.
pathway
5. Manifestasi klinik

(Kardiyudiani & Susanti, 2019)

• Bayi atau anak menjadi cengeng dan gelisah

• Suhu tubuh meninggi/demam

• Feces encer, berlendir atau berdarah

• Warna feces kehijauan akibat bercampur dengan cairan empedu

• Anus lecet

• Muntah sebelum dan sesudah diare

• Anoreksia

• Gangguan gizi akibat intake makanan kurang

• Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, yaitu penurunan berat badan,


turgor kulit berkurang, mata dan ubun-ubun besar cekung, membran
mukosa kering.

• Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer

• Keram abdominal

• Lemah

• Pucat

• Perubahan TTV : Nadi dan pernafasan cepat.

• Menurun atau tidak ada pengeluaran urine

6. Komplikasi

(Kardiyudiani & Susanti, 2019)

1) Kehilangan air dan elektrolit : dehidrasi, asidosis metabolik

2) Syok
3) Hipokalemia/Hipoglikemia

4) Sepsis

5) Gagal ginjal akut

6) Kejang, terutama pada dehidrasi hipertonik

7) Ileus paralitik
8) Malnutrisi

9) Gangguan tumbuh kembang

7. Pemeriksaan Penunjang (Kardiyudiani & Susanti, 2019)

a. Riwayat alergi pada obat-obatan atau makanan

b. Kultur tinja

c. Pemeriksaan elektrolit, BUN, creatinine, dan glukosa.

d. Pemeriksaan tinja : pH, leukosit, glukosa, dan adanya darah

8. Penatalaksanaan

(Kardiyudiani & Susanti,


2019)

1. Medis
Pemberian Cairan Oral
a. Cairan Per Oral

Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang, cairan diberikan


peroral berupa cairan yang berisikan NaCl dan Na, HCO, K dan
Glukosa, untuk Diare akut diatas umur 6 bulan dengan dehidrasi
ringan, atau sedang kadar natrium 50-60 Meq/l dapat dibuat sendiri
(mengandung larutan garam dan gula ) atau air tajin yang diberi
gula dengan garam. Hal tersebut diatas adalah untuk pengobatan
dirumah sebelum dibawa kerumah sakit untuk mencegah dehidrasi
lebih lanjut
b. Cairan Parenteral

Mengenai seberapa banyak cairan yang harus diberikan tergantung


dari berat badan atau ringannya dehidrasi, yang diperhitungkan
kehilangan cairan sesuai dengan umur dan berat badannya
B. KONSEP ASPEK LEGAL ETIK KEPERAWATAN
1. Konsep Legal Etik
Pengertian Etika keperawatan (nursing ethic) merupakan bentuk
ekspresi bagaimanaperawat seharusnya mengatur diri sendiri, dan etika
keperawatan diatur dalam kode etikkeperawatan.
Aspek Legal Etik Keperawatan adalah Aspek aturan Keperawatan
dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan
tanggung jawabnya pada berbagai tatanan pelayanan, termasuk hak
dan kewajibannya yang diatur dalam undang-undang keperawatan.
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang
merupakan bagian integral daripelayanan kesehatan, didasarkan pada
ilmu dan kiat keperawatan ditujukan kepada individu,keluarga,
kelompok, dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup
seluruh proseskehidupan manusia. Perawat sebagai profesi dan bagian
integral dari pelayanan kesehatantidak saja membutuhkan kesabaran.
Kemampuannya untuk ikut mengatasi masalah-masalahkesehatan tentu
harus juga bisa diandalkan
2. Tipe Etik
a. Bioetik merupakan studi filosofi yang mempelajari tentang
kontroversi dalam etik, menyangkut masalah biologi dan
pengobatan.
b. Clinical ethics/Etik klinik. Etik klinik merupakan bagian dari
bioetik yang lebih memperhatikan pada masalah etik selama
pemberian pelayanan pada klien. Contoh clinical ethics : adanya
persetujuan atau penolakan, dan bagaimana seseorang sebaiknya
merespon permintaan medis yang kurang bermanfaat (sia-sia).
c. Nursing ethics/Etik Perawatan. Bagian dari bioetik, yang
merupakan studi formal tentang isu etik dan dikembangkan dalam
tindakan keperawatan serta dianalisis untuk mendapatkan
keputusan etik.(Nasrullah, 2012)
3. Teori Etik
a. Utilitarian
Kebenaran atau kesalahan dari tindakan tergantung dari
konsekwensi atau akibat tindakan Contoh : Mempertahankan
kehamilan yang beresiko tinggi dapat menyebabkan hal yang tidak
menyenangkan, nyeri atau penderitaan pada semua hal yang
terlibat, tetapi pada dasarnya hal tersebut bertujuan untuk
meningkatkan kesehatan ibu dan bayinya.
b. Deontologi
Pendekatan deontologi berarti juga aturan atau prinsip. Prinsip-
prinsip tersebut antara lain autonomy, informed consent, alokasi
sumber-sumber, dan euthanasia.
4. Prinsip- prinsip Legal dan Etis
a. Autonomi ( Otonomi )
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu
mampu berpikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri.
Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu
yang menuntut pembedaan diri. Praktek profesional merefleksikan
otonomi saat perawat menghargai hak-hak klien dalam membuat
keputusan tentang perawatan dirinya.
b. Berbuat baik (Beneficience)
Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik.
Kebaikan, memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan,
penghapusan kesalahan atau kejahatan dan peningkatan kebaikan
oleh diri dan orang lain. Terkadang, dalam situasi pelayanan
kesehatan, terjadi konflik antara prinsip ini dengan otonomi.
c. Keadilan (Justice)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terpai yang sama dan adil
terhadap orang lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal
dan kemanusiaan. Nilai ini direfleksikan dalam prkatek profesional
ketika perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum,
standar praktek dan keyakinan yang benar untuk memperoleh
kualitas pelayanan kesehatan
d. Tidak merugikan (Nonmaleficience)
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan
psikologis pada klien.
e. Kejujuran (Veracity)
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini
diperlukan oleh pemberi pelayanan kesehatan untuk
menyampaikan kebenaran pada setiap klien dan untuk meyakinkan
bahwa klien sangat mengerti.
f. Menepati janji (Fidelity)
Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan
komitmennya terhadap orang lain. Perawat setia pada
komitmennya dan menepati janji serta menyimpan rahasia klien.
C. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas

Perlu diperhatikan adalah usia. Episode diare terjadi pada 2


tahun pertama kehidupan. Insiden paling tinggi adalah golongan
umur 6-11 bulan.Kebanyakan kuman usus merangsang kekebalan
terhadap infeksi, hal ini membantu menjelaskan penurunan
insidence penyakit pada anak yang lebih besar. Pada umur 2 tahun
atau lebih imunitas aktif mulai terbentuk. Kebanyakan kasus
karena infeksi usus asimptomatik dan kuman enteric menyebar
terutama klien tidak menyadari adanya infeksi. Status ekonomi
juga berpengaruh terutama dilihat dari pola makan dan
perawatannya (Kardiyudiani & Susanti, 2019).
b. Keluhan Utama
BAB lebih dari 3 kali sehari

c. Riwayat Penyakit Sekarang


Riwayat kesehatan sekarang PQRS

A : Apakah yang menyebabkan gejala diare dan apa yang telah


dilakukan, diare dapat disebabkan infeksi, faktor makanan dan
faktor malabsorbsi.

B : Frekuensi BAB lebih dari 3x dalam sehari,dengan darah/lendir,


konsistensi cair,mual,muntah,badan terasa lemah sehingga
mengganggu aktifitas sehari-hari.

C : Perut terasa sakit, anus terasa perih.

D : Skala / keparahan, kondisi lemah dapatmenurunkan aktifitas


seharihari T : Diare dapat terjadi sewaktu-waktu, lamanya diare
akut 3-5 hari. Diare berkepanjangan >7 hari dan diare kronis 14
hari.
a. Riwayat penyakit sebelumnya :
Infeksi parenteral seperti Infeksi saluran pernafasan atas (ISPA),
infeksi saluran kemih, otitis media akut (OMA)
b. Riwayat kesehatan keluarga

Apakah ada anggota keluarga yang menderita diare

c. Lingkungan Rumah dan Komunitas

Lingkungan yang kotor dan kumuh serta personal hygine yang


kurang mudah terkena kuman penyebab diare

d. Perilaku yang mempengaruhi kesehatan


BAK/BAB di tempat sembarangan, tidak menggunakan jamban
yang baik, sehingga mempermudah masuknya kuman lewat fekal-
oral

e. Persepsi sensori keluarga tentang kesehatan

Kondisi fisik yang lemah dan buang air besar yang berlebihan
sehingga membutuhkan keputusan untuk segera ditangani, ini
bergantung pada tingkat pengetahuan dan pengalaman yang
dimiliki oleh pasien dan keluarga

f. Pola Nutrisi

Makanan dan minuman yang krang hygiene dapat berpengaruh


terhadap diare, sehingga status gizi dapat terganggu dan dapat
terjadi hipoglikemi dan dapat menyebabkan penurunan berat badan
serta dapat menyebabkan dehidrasi.

g. Pola Eleminasi

Frekuensi buang air besar meliputi (konsistensi,bau,warna) adakan


darah atau lendir, dan pola buang air kecil perlu dikaji untuk ouput
terhadap kehilangan cairan lewat urin
h. Pola Iatirahat dan tidur

Kebutuhan istirahat akan terganggu karena frekuensi buang air


besar yang berlebihan,sehingga klien tidak dapat istirahat secara
optimal

2. Diagnosa Keperawatan
1. Diare berhubungan dengan inflamasi gastrointestinal
2. Hipertermi berhubungan dengan dehidrasi
3. Resiko ketidakseimbangan elektrolit berhubungan dengan diare
INTERVENSI KEPERAWATAN

Dx Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi Rasional

1. Diare berhubungan Setelah dilakukan tindakan Manajemen Diare Observasi


dengan inflamasi keperawatan 1x8 jam Observasi  Untuk mengumpulkan dan menganalisis
gastrointestinal diharapkan eliminasi pekal  Identifikasi penyebab diare data pasien
membaik dengan kriteria  Identifikasi riwayat pemberian  Untuk mengetahui pola makan anak
hasil : makanan sebelum sakit
- Konstitensi feses Terapeutik Terapeutik
membaik  Berikan asupan oral (mis, larutan  Untuk mengganti cairan dan elektrolit
- Frekuensi defekasi garam gula,aoralit) yang hilang secara oral
membaik  Pasang jalur intravena  Untuk pemasukan cairan/obat melalui
- Keluhan defekasi lama Edukasi intravena
dan sulit  Anjurkan makanan porsi kecil dan Edukasi
sering secara bertahap  Untuk menjaga asupan makanan yang di
butuhkan tubuh
Kolaborasi Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian obat anti  Untuk mngetahui obat apa yang di berikan
motilitas  Untuk mengetahui pemberian cairan dan
elektrolit apa saja yang di berikan
Dx Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi Rasional

2. Hipertermi Setelah dilakukan tindakan Manajemen hipertermia


berhubungan dengan keperawatan 1x8 jam Observasi Observasi
dehidrasi diharapkan termoregulasi  Identifikasi penyebab hipertermia  Untuk mengetahui terjadinya hipertermi
membaik dengan kriteria  Monitor suhu tubuh  Untuk mengetahui apakah ada perubahan
hasil : Terapeutik setelah pemberian intervensi
- Suhu tubuh membaik  Sediakan lingkungan yang dingin Terapeutik
- Menggigil menurun  Longgarkan atau lepaskan pakaian  Untuk memberikan rasa nyaman

 Berikan cairan oral  Untuk memberikan rasa nyaman

Edukasi  Untuk memenuhi kebutuhan cairan

 Anjurkan tira baring Edukasi

Kolaborasi  Agar pasien merasa nayaman

 Kolaborasi pemberian cairan dan Kolaborasi


elektrolit intravena  Untuk mengetahui pemberian cairan dan
elektrolit apa saja yang di berikan
Dx Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi Rasional

3. Resiko Setelah dilakukan tindakan Manajemen cairan


ketidakseimbangan keperawatan 1x8 jam Observasi Observasi
elektrolit berhubungan diharapkan keseimbangan  Monitor status dehidrasi (mis,  Untuk mengetahui status dehidrasi (mis,
dengan diare cairan membaik dengan frekuensi nadi, kekuatan nadi frekuensi nadi, kekuatan nadi akral,)
kriteria hasil : akral,)  Untuk mengetahui berat badan harian
- Asupan cairan membaik  Monitor berat badan harian Terapeutik
- Asupan makanan Terapeutik  Untuk mengetahui intake-output dan
membaik  Catat intake-output dan hitung hitung balans cairan 24 jam
- Dehidrasi menurun balans cairan 24 jam  Berikan asupan cairan,sesuai kebutuhan
 Berikan asupan cairan,sesuai  Untuk di berikan asuan cairan
kebutuhan Kolaborasi
 Berikan cairan intravena, jika  Untuk mengetahui pemberian diuretik apa
perlu saja yang akan di berikan
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian diuretik,
jika perlu
DAFTAR PUSTAKA

Kardiyudiani, N. K., & Susanti, B. D. (2019). Keperawatan Medikal Bedah 1. PT.

PUSTAKA BARU.

Meisuri, N. P., Perdani, R. R. W., Mutiara, H., & Sukohar, A. (2020). Efek
Suplementasi Madu Terhadap Penurunan Frekuensi Diare Akut Pada Anak
di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung. Majority, 9(2), 26–32.

PPNI. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator


Diagnostik (1st ed.). DPP PPNI.

PPNI. (2017). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria


Hasil Keperawatan (1st ed.). DPP PPNI.

PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan


Keperawatan (1st ed.). DPP PPNI.

Prawati, D. D., & Haqi, D. N. (2019). Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare
di Tambak Sari Kota Surabaya. Jurnal Promkes: The Journal of Healt
Promotion and Healt Education, 7(1), 34–45. https://doi.org/10.20473

Samiyati, M., Suhartono, & Dharminto. (2019). Hubungan Sanitasi Lingkungan

Rumah Dengan Kejadian Diare Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas

Karanganyar Kabupaten Pekalongan. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 7(1),


388– 395. https://doi.org/2356-3346

Anda mungkin juga menyukai