Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI


DI RUANG AROFAH RSU KLATEN

DISUSUN OLEH :

INDAH BUDI MARTIASTUTI (P2105017)

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
KLATEN
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI

A. Pengertian
Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan/penyakit,
termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan dari
lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam
tubuhnya serta mengeluarkan zat sisa. Nutrisi dapat dikatakan sebagai ilmu tentang
makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang terkandung, aksi, reaksi, keseimbangan yang
berhubungan dengan kesehatan dan penyakit (Tarwoto & Wartonah. 2016). Nutrien adalah
suatu unsur yang dibutuhkan untuk proses dan fungsi tubuh.
Nutrisi  berfungsi untuk membentuk dan memelihara jaringan tubuh, mengatur proses-
proses dalam tubuh sebagai sumber tenaga, serta untuk melindungi tubuh dari serangan
penyakit. Dengan demikian, fungsi utama nutrisi adalah untuk memberikan energi bagi
aktivitas tubuh, membentuk struktur kerangka dan jaringan tubuh, serta mengatur berbagai
proses kimia dalam tubuh (Tarwoto & Wartonah. 2016).
B. Fisiologi/Pengaturan
Dalam sistem pencernaan, terjadi proses pencernaan untuk menyediakan nutrisi tubuh.
Proses tersebut meliputi ingesti, digesti, absorbsi, metabolisme, dan eksresi. (Asmadi.2018;
74).
a. Ingesti
Ingesti adalah proses masuknya makanan dan cairan dari lingkungan ke dalam
tubuh melalui proses menelan baik melalui koordinasi gerakan volunter dan involunter.
Tahap pertama pada proses ingesti adalah koordinasi otot lengan dan tangan membawa
makanan ke mulut. Makanan di mulut terjadi proses mengunyah yaitu proses
penyederhanaan ukuran makanan yang melibatkan gigi, kontrol volunter otot mulut, gusi,
dan lidah. Proses mengunyah dilakukan secara sadar dan diatur oleh sistem saraf pusat.
Tahap selanjutnya setelah makanan dikunyah adalah proses menelan. Menelan
merupakan bergeraknya makanan dari mulut ke esofagus menuju ke lambung. Proses
menelan ini terjadi secara refleks akibat penekanan pada bagian faring. (Asmadi.2008;
75).
b. Digesti
Digesti merupakan rangkaian kegiatan fisik dan kimia pada makanan yang dibawa
ke dalam lambung dan usus halus. Pada proses digesti terjadi penyederhanaan ukuran
makanan sampai dapat diabsorbsi oleh intestinal. Organ pencernaan yang berperan pada
proses ini diantaranya adalah mulut, faring, esofagus, lambung, usus halus, dan kolon.
(Asmadi.2018; 75).
c. Absorbsi
Absorbsi merupakan proses nutrien diserap usus melalui saluran darah dan getah
bening menuju ke hepar. Proses absorbsi tidak merata di tiap bagian saluran pencernaan.
Misalnya, di lambung hanya terjadi proses absorbsi alkohol, pada usus halus terjadi
proses absorbsi yang paling utama yaitu 90% dari nutrien yang sudah dicerna dan sedikit
absorbsi air. Secara spesifik, absorbsi yang dilakukan pada usus halus adalah sebagai
berikut: pada usus halus bagian atas mengabsorbsi vitamin yang larut dalam air, asam
lemak, dan gliserol, natrium, kalsium, Fe, serta klorida. Usus halus bagian tengah
mengabsorbsi monosakarida, asam amino, dan zat lainnya. Sedangkan usus halus bagian
bawah mengabsorbsi garam empedu dan vitamin B12. Absorbsi air paling banyak
dilakukan di kolon. (Asmadi.2018; 77).
d. Metabolisme
Metabolisme adalah proses akhir penggunaan makanan dalam tubuh yang meliputi
semua perubahan kimia yang dialami zat makanan sejak diserap oleh tubuh hingga
dikeluarkan oleh tubuh sebagai sampah. Proses metabolisme terjadi berbeda – beda
berdasarkan jenis nutrien. (Asmadi.2018; 78).
e. Ekskresi
Ekskresi yaitu proses pembuangan zat – zat sisa metabolisme dalam tubuh untuk
menjaga homeostatis. Caranya melalui defekasi, miksi, diaforesis, ekspirasi. Defekasi
ialah mengekskresi sisa metabolisme berupa fese melalui saluran cerna. Miksi membuang
sisa metabolisme dalam bentuk urin yang dikeluarkan oleh urogenitalia. Diaforesis
merupakan mengeluarkan air dan karbondioksida. (Asmadi.2018; 78).
C. Nilai-nilai normal dan cara perhitungannya
a) Body Mass Index (BMI)
Body Mass Index atau indeks masa tubuh merupakan ukuran dari gambaran berat badan
seseorang dengan tinggi badan. BMI dihubungkan dengan total lemak dalam tubuh dan
sebagai panduan untuk mengkaji kelebihan berat badan (over weight) dan obesitas.

Indeks Masa Tubuh =

Tabel : batas ambang indeks masa tubuh (IMT) di Indonesia

Kategori IMT
Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat < 17,0
Kekurangan berat badan tingkat sedang 17,0-18,5
Normal 18,5-25,0
Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan >25,0-27,0
Kelebihan berat badan tingkat berat >27,0
(Sumber: Asmadi, 2018)
b) Ideal Body Weight (IBW)
Ideal body weight atau berat badan ideal merupakan perhitungan berat badan optimal
dalam fungsi tubuh yang sehat. Berat badan ideal adalah jumlah tinggi badan dalam
sentimeter dikurangi dengan 100 dan dikurangi 10% dari jumlah itu.

Berat badan ideal (kg) = [Tinggi badan (cm) – 100] –


[10% (Tinggi badan – 100)]

D. Faktor-faktor yang mepengaruhi


a) Perkembangan
Individu yang sedang dalam masa pertumbuhan yang cepat (pada bayi & remaja)
memiliki kebutuhan nutrisi yang meningkat. Disisi lain, lansia memerlukan sedikit kalori
dan perubahan diet mengingat risiko penyakit jantung korononer, osteoporosis, dan
hipertensi.
b) Jenis Kelamin
Kebutuhan nutrisi pria dan wanita berbeda karena komposisi tubuh dan fungsi
reproduksi. Masa otot yang lebih besar pada pria menjelaskan besarnya kebutuhan kalori
dan protein. Karena menstruasi, wanita memerlukan lebih banyak zat besi dibandingkan
pria sebelum menopause.

c) Kesehatan
Status kesehatan individu mempengaruhi kebiasaan makan dan status nutrisi. Gigi
tanggal, gigi goyang, atau sariawan mempersulit mengunyah makanan. Kesulitan
menelan (disfagia) akibat inflamasi tenggorokan yang menyakitkan dapat menghambat
seseorang untuk mendapat nutrisi yang memadai.
d) Umur
Kebutuhan nutrisi pada usia muda lebih tinggi dari pada usia tua. Waktu lahir
akan meningkat kebutuhan nutrisi hingga umur dua tahun dan akan berangsur menurun
untuk meningkat lagi pada saat remaja.
E. Jenis Gangguan
a) Nutrisi kurang dari kebutuhan
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan tidak
berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan akibat ketidakcukupan asupan
nutrisi kebutuhan matabolisme. (AAA.Hidayat. 2016; 67).
b) Nutrisi lebih dari kebutuhan
Asupan nutrisi yang melebihi kebutuhan metabolik. (Wilkinson Judith M, 2011; 512).
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang mempunyai
resiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan metabolisme secara berlebih.
c) Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih dari 20%
berat badan normal. (AAA.Hidayat.2016; 68).
d) Malnutrisi
Kurang nutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi pada
tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yang tidak sesuai
dengan kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah berat badan rendah dengan asupan
makanan yang cukup atau asupan kurang dari kebutuhan tubuh, adanya kelemahan otot,
dan penurunan energi, pucat pada kulit, membrane mukosa , konjungtiva, dan lain – lain.
(AAA.Hidayat.2016; 68).
natrium, dan gaya hidup yang berlebihan. (AAA.Hidayat.2016; 68).
e) Anoreksia Nervosa
Merupakan penurunan berat badan secara mendadak dan berkepanjangan, ditandai
dengan adanya konstipasi, pembengkakan badan, nyeri abdomen, kedinginan, letargi,
dan kelebihan energi. (AAA.Hidayat.2016; 69).
F. Pengkajian
a) Identitas
Melakukan pengkajian yang meliputi nama pasien, jenis kelamin, umur, status
perkawinan, pekerjaan, alamat, pendidikan terakhir, tanggal masuk, nomer register,
diagnosa medis, dan lain-lain.
1. Riwayat Kesehatan
Riwayat makanan meliputi informasi atau keterangan tentang pola makanan, tipe
makanan yang dihindari ataupun diabaikan, makanan yang lebih disukai, yang dapat
digunakan untuk membantu merencanakan jenis makanan untuk sekarang dan rencana
makanan untuk masa selanjutnya.
 Keluhan Utama
Keluhan yang paling dirasakan oleh pasien saat dilakukan pengkajian
 Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien bercerita tentang riwayat penyakit, perjalanan dari rumah ke rumah sakit
 Riwayat Penyakit Dahulu
Data yang diperoleh dari pasien, apakah pasien mempunyai penyakit di masa lalu
maupun sekarang
 Riwayat Penyakit Keluarga
Data yang diperoleh dari pasien maupun keluarga pasien, apakah keluarga ada yang
memiliki riwayat penyakit menurun maupun menular.
2. Tingkat Aktifitas sehari-hari
Pola Istirahat /Tidur
 Waktu tidur
Waktu tidur yang dialami pasien pada saat sebelum sakit dan dilakukan di rumah,
waktu tidur yang diperlukan oleh pasien untuk dapat tidur selama di rumah sakit
 Waktu bangun
waktu yang diperlukan untuk mencapai dari suatu proses NERM ke posisi yang
rileks, waktu bangun dapat dikaji pada saat pasien sebelum sakit dan pada saat
pasien sudah di rumah sakit
 Masalah tidur
apa saja masalah-masalah tidur yang dialami oleh pasien pada saat sebelum sakit
dan pada saat sudah masuk di rumah sakit
 Hal-hal yang mempermudah tidur
hal-hal yang dapat membuat pasien mudah untuk dapat tidur secara nyenyak
 Hal-hal yang mempermudah pasien terbangun
hal-hal yang menyangkut masalah tidur yang menyebabkan pasien secara mudah
terbangun.
3. Pola Eliminasi
 Buang Air Kecil
Berapa kali dalam sehari, adakah kelainan, berapa banyak, dibantu atau secara
mandiri
 Buang Air Besar
Kerutinan dalam eliminasi alvi setiap harinya, bagaimanakah bentuk dari BAB
pasien (encer, keras, atau lunak)
 Kesulitan BAK / BAB
Kesulitan-kesulitan yang biasanya terjadi pada pasien yang kebutuhan nutrisinya
kurang, diet nutrisi yang tidak adekuat
 Upaya mengatasi BAK / BAB
Usaha pasien untuk mengatasi masalah yang terjadi pada pola eliminasi
4. Pola Makan dan Minum
 Jumlah dan jenis makanan
Seberapa besar pasien mengkonsumsi makanan dan apa saja makanan yang di
konsumsi
 Waktu pemberian makanan
Rentang waktu yang diperlukan pasien untuk dapat mengkonsumsi makanan yang
di berikan
 Jumlah dan jenis cairan
berapakah jumlah dan apasajakah cairan yang bisa dikonsumsi oleh pasien yang
setiap harinya di rumah maupun dirumah sakit
 Waktu pemberian cairan
waktu yang di butuhkan pasien untuk mendapatkan asupan cairan
 Masalah makan dan minum
masalah-masalah yang dialami pasien saat akan ataupun setelah mengkonsumsi
makanan maupun minuman
5. Kebersihan Diri / Personal Hygiene
 Pemeliharaan badan
kebiasaan pasien dalam pemeliharaan badan setiap harinya mulai dari mandi,
keramas, membersihkan kuku dan lain-lain
 Pemeliharaan gigi dan mulut
rutinitas membersihkan gigi, berapa kali pasien menggosok gigi dalam sehari
 Pola kegiatan lain
kegiatan yang biasa dilakukan oleh pasien dalam pemeliharaan badan
6. Data Psikososial
 Pola komunikasi
pola komunikasi pasien dengan keluarga atau orang lain, orang yang paling dekat
dengan pasien
 Dampak di rawat di Rumah Sakit
dampak yang ditimbulkan dari perawatan di Rumah Sakit
7. Data Spiritual
 ketaatan dalam beribadah
 keyakinan terhadap sehat dan sakit
 keyakinan terhadap penyembuhan
b) Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : Composmentis, somnolen, koma, delirum
a. Kesadaran
b. Tanda-tanda vital
Ukuran dari beberapa criteria mulai dari tekanan darah, nadi, respirasi, dan suhu
c. Pemeriksaan Kepala
Pada kepala yang dapat kita lihatadalah bentuk kepala, kesimetrisan, penyebaran
rambut, adakah lesi, warna, keadaan rambut
d. Pemeriksaan Wajah
Inspeksi : adakah sianosis, bentuk dan struktur wajah
e. Pemeriksaan Mata
Pada pemeriksaan mata yang dapat dikaji adalah kelengkapan dan kesimetrisan
f. Pemeriksaan Hidung
Bagaimana kebersihan hidung, apakah ada pernafasan cuping hidung, keadaan
membran mukosa dari hidung
g. Pemeriksaan Telinga
Inspeksi : Keadaan telinga, adakah serumen, adakah lesi infeksi yang akut atau
kronis
h. Pemeriksaan Leher
Inspeksi : adakah kelainan pada kulit leher
Palpasi : palapasi trachea, posisi trachea (miring, lurus, atau bengkok), adakah
pembesaran kelenjar tiroid, adakah pembendungan vena jugularis
i. Pemeriksaan Integumen
Bagaimanakah keadaan turgor kulit, adakah lesi, kelainan pada kulit, tekstur, warna
kulit
j. Pemeriksaan Thorax
Inspeksi dada, bagaimana bentuk dada, bunyi normal
k. Pemeriksaan Jantung
Inspeksi dan Palpasi : mendeteksi letak jantung, apakah ada pembesaran jantung
Perkusi : mendiagnosa batas-batas diafragma dan abdomen
Auskultasi : bunyi jantung I dan II
l. Pemeriksaan Abdomen
 Inspeksi : bagaimana bentuk abdomen (simetris, adakah luka, apakah ada
pembesaran abdomen)
 Auskultasi : mendengarkan suara peristaltic usus 5-35 dalam 1 menit
 Perkusi : apakah ada kelainan pada suara abdomen, hati (pekak), lambung
(timpani)
 Palpasi : adanya nyeri tekanan atau nyeri lepas saat dilakukan palpasi
m. Pemeriksaan Genetalia
 Inspeksi : keadaan rambut pubis, kebersihan vagina atau penis, warna dari kulit
disekitar genetalia
 Palpasi : adakah benjolan, adakah nyeri saat di palpasi
n. Pemeriksaan Anus
Lubang anus, peripelium, dan kelainan pada anus
o. Pemeriksaan Muskuloskeletal
Kesimetrisan otot, pemeriksaan abdomen, kekuatan otot, kelainan pada anus
p. Pemeriksaan Neurologi
Tingkat kesadaran atau meninggal ringan, syaraf otak, fungsi motorik, fungsi
sensorik
q. Pemeriksaan Status Mental
Tingkat kesadaran emosi, orientasi, proses berfikir, persepsi dan bahasa, dan
motivasi
r. Pemeriksaan Tubuh Secara Umum
Kebersihan, normal, postur
s. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium yang langsung berhubungan dengan pemenuhan
kebutuhan nutrisi adalah pemeriksaan albumin serum, Hemoglobin, glukosa,
elektrolit, dan lain-lain. (AAA.Hidayat.2016; 70 – 71).

G. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul


1. Resiko Defisit Nutrisi berhubungan dengan Ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien
2. Nyeri Akut berhubungan dengan Agen pencedera fisik
3. Gangguan Rasa Nyaman berhubungan dengan Gejala Penyakit

H. Rencana keperawatan
Diagnosis keperawatan Perencanaan Keperawatan
Tujuan dan kriteria Hasil Intervensi
1. Resiko Defisit Tujuan: Manajemen Nutrisi
Nutrisi berhubungan Setelah dilakukan Tindakan (I.03119)
dengan keperawatan selama 3x24 Observasi :
Ketidakmampuan jam diharapkan asupan  Identifikasi status
mengabsorbsi nutrien nutrisi terpenuhi, dengan nutrisi
kriteria hasil :  Identifikasi alergi dan
Status Nutrisi (L.03030) intoleransi makanan
1. Porsi makanan yang  Identifikasi makanan
dihabiskan meningkat yang disukai
2. Kekuatan otot  Identifikasi kebutuhan
pengunyah meningkat kalori dan jenis nutrient
3. Pengetahuan tentang  Identifikasi perlunya
standar asupan nutrisi penggunaan selang
yang tepat meningkat nasogastric
4. Nyeri abdomen  Monitor asupan
menurun makanan
5. Berat badan indeks
 Monitor berat badan
massa tubuh membaik
 Monitor hasil
6. Nafsu makan membaik
pemeriksaan
laboratorium
Terapeutik
 Lakukan oral hygiene
sebelum makan
 Fasilitasi menentukan
pedoman diet (mis.
Piramida makanan)
 Sajikan makanan
secara menarik dan
suhu yang sesuai
 Berikan makanan
tingkat tinggi serat
untuk mencegah
konstipasi
 Berikan makanan
tinggi kalori dan tinggi
protein
 Berikan suplemen
makanan
 Hentikan pemberian
makan melalui selang
nasogratik jika asupan
oral dapat ditoleransi
Edukasi
 Anjurkan posisi duduk
jika mampu
 Ajarkan diet yang
diprogramkan
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum
makan ( mis. Pereda
nyeri)
 Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis
nutrient yang
dibutuhkan.

Nyeri akut (D.0077) Tujuan Manajemen nyeri (I.08238)


Setelah dilakukan tindakan Observasi
keperawatan selama 3x24  Identifikasi lokasi,
jam diharapkan nyeri dapat karakteristik, durasi,
berkurang, dengan kriteria frekuensi, kualitas,
hasil: intensitas nyeri
Tingkat nyeri (L.08066)  Identifikasi skala nyeri
1. Meningkatkan rasa  Indentifikasi respon
nyaman dan aman nyeri non verbal
individu  Identifikasi faktor yang
2. Meningkatkan memperberat dan
kemampuan memperingan nyeri
melakukan aktivitas  Identifikasi
fisik yang diperlukan pengetahuan dan
untuk penyembuhan keyakinan tentang
3. Mencegah gangguan nyeri
tidur  Identifikasi pengaruh
budaya terhadap
respon nyeri
 Identifikasi [engaruh
nyeri pada kualitas
hidup
 Monitor keberhasilan
terapi komplementer
yang sudah diberikan
 Monitor efek samping
penggunaan analgetik
Terapeutik
 Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
(mis: TENS, hipnosis,
akupresur, terapi
musik, biofeedback,
terapi pijat, aroma
terapi, teknik imajinasi
terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi
bermain)
 Kontrol lingkungan
yang memperberat rasa
nyeri (mis. Suhu
ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
 Fasilitasi istirahat dan
tidur
 Pertimbangkan jenis
dan sumber nyeri
dalam pemilihan
strategi meredakan
nyeri
Edukasi
 Jelaskan penyebab,
periode, periode, dan
pemicu nyeri
 Jelaskan strategi
merdakan nyeri
 Anjurkan monitor
nyeri secara mandiri
 Anjurkan mengunakan
analgetik secara tepat
 Anjurkan teknik
nonfarmalogis untuk
mengurangi nyeri
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu

Gangguan rasa nyaman Tujuan : l. 09326


Setelah dilakukan tindakan Observasi :
keperawatan selama 3x24 - Identifikasi penurunan
jam diharapkan gangguan tingkat energi,
rasa nyaman dapat ketidakmampuan
berkurang, dengan kriteria berkonsentrasi, atau
hasil: gejala lain yang
1. Dukungan social dan mengganggu
keluarga meningkat kemampuan kognitif
2. Keluhan tidak nyaman - Identifikasi Teknik
menurun relaksasi yang pernah
3. Keluhan sulit tidur efektif digunakan
menurun - Identifikasi kesediaan,
4. Merintih menurun kemampuan dan
penggunaan Teknik
sebelumnya.
- Periksa ketegangan
otot, frekuensi, nadi
tekanan darah dan suhu
sebelum dan sesudah
Latihan.
- Monitor respons
terhadap terapi
relaksasi.
Terapeutik
- Ciptakan lingkungan
tenang dan tanpa
gangguan dengan
pencahayaan dan suhu
ruang nyaman
- Berikan informasi
tertulis tentang
persiapan dan prosedur
Teknik relaksasi
- Gunakan pakaian
longgar
- Gunakan nada suara
lembut dengan irama
lambat dan berirama
- Gunakan relaksasi
sebagai strategi
penunjang dengan
analgetic atau Tindakan
medis.
Edukasi
- Jelaskan tujuan,
manfaat,
Batasan dan
jenis relaksasi
yang tersedia
( mis music,
meditasi, nafas
dalam, relaksasi
otot progresif)
- Jelaskan secara
rinci intervensi
relaksasi yang
dipilih
- Anjurkan
mengabil posisi
nyaman
- Anjurkan rileks
dan merasakan
sensasi
relaksasi
- Anjurkan sering
mengulangi
atau melatih
Teknik yang
dipilih
- Demonstrasikan
dan latih
Teknik
relaksasi
( missal nafas
dalam,
peregangan
atau imajinasi
terbimbing).
Daftar Pustaka
Wartonah & Tartowo. 2016. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan Edisi 3.
Jakarta : Salemba Medika.
Asmadi. 2018. Tehnik Prosedural Keperawatan: Konsep Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien.
Jakarta : Salemba Medika.
Alimul,AAA. Hidayat. 2006. Pengantar KDM dan Proses Keperawatan Buku 2. Jakarta :
Salemba Medika
Wilkinson, Judith M. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Ed.9 Diagnosis NANDA,
Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC. Jakarta : EGC
NANDA International Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2018-20120. Edisi
11. Jakarta : EGC.
Nursing Outcomes

Anda mungkin juga menyukai