Anda di halaman 1dari 5

Diagnosa NOC NIC Rasional

Keperawatan
Nyeri akut b/d Pain Management
agen injuri fisik Pain Level,  Mengetahui tingkat pengalaman nyeri
(peregangan Pain control,  Lakukan pengkajian nyeri secara klien dan tindakan keperawatan yang
perineum; luka Comfort level komprehensif termasuk lokasi, akan dilakukan untuk mengurangi
episiotomi; Setelah dilakukan askep karakteristik, durasi, frekuensi, nyeri
involusi uteri; selama …x 24 jam, kualitas dan faktor presipitasi  Reaksi terhadap nyeri biasanya
hemoroid; diharapkan nyeri berkurang (PQRST) ditunjukkan dengan reaksi non verbal
pembengkakan Kriteria Hasil :  Observasi reaksi nonverbal dari tanpa disengaja.
payudara).  Mampu mengontrol nyeri ketidaknyamanan  Mengetahui pengalaman nyeri
(tahu penyebab nyeri, mampu  Gunakan teknik komunikasi  Penanganan nyeri tidak selamanya
menggunakan tehnik terapeutik untuk mengetahui diberikan obat. Nafas dalam dapat
nonfarmakologi untuk pengalaman nyeri pasien membantu mengurangi tingkat nyeri
mengurangi nyeri, mencari  Ajarkan tentang teknik non  Mengetahui keefektifan control nyeri
bantuan) farmakologi  Mengurangi rasa nyeri Menentukan
 Melaporkan bahwa nyeri  Evaluasi keefektifan kontrol nyeri intervensi keperawatan sesuai skala
berkurang dengan  Motivasi untuk meningkatkan nyeri.
menggunakan manajemen asupan nutrisi yang bergizi.  Mengidentifikasi penyimpangan dan
nyeri  Tingkatkan istirahat kemajuan berdasarkan involusi uteri.
 Mampu mengenali nyeri  Latih mobilisasi miring kanan  Mengurangi ketegangan pada luka
(skala, intensitas, frekuensi miring kiri jika kondisi klien mulai perineum.
dan tanda nyeri) membaik  Melatih ibu mengurangi bendungan
 Menyatakan rasa nyaman  Kaji kontraksi uterus, proses ASI dan memperlancar pengeluaran
setelah nyeri berkurang involusi uteri. ASI.
 Tanda vital dalam rentang  Anjurkan pasien untuk membasahi  Mencegah infeksi dan kontrol nyeri
normal perineum dengan air hangat sebelum pada luka perineum.
TD : 120-140 /80 – 90 mmHg berkemih.  Mengurangi intensitas nyeri denagn
RR : 16 – 24 x/mnt  Anjurkan dan latih pasien cara menekan rangsnag nyeri pada
N   : 80- 100 x mnt merawat payudara secara teratur. nosiseptor.
T    : 36,5o C – 37,5 o C  Jelaskan pada ibu tetang teknik
merawat luka perineum dan
mengganti PAD secara teratur setiap
3 kali sehari atau setiap kali lochea
keluar banyak.
 Kolaborasi dokter tentang pemberian
analgesik
     Resiko defisit Fluid balance Fluid management  Mengidentifikasi penyimpangan
volume cairan b/d Hydration  Obs Tanda-tanda vital setiap 4 jam. indikasi kemajuan atau penyimpangan
pengeluaran yang Setelah dilakukan askep  Obs Warna urine. dari hasil yang diharapkan.
berlebihan; selama …x 24 jam, Pasien  Status umum setiap 8 jam.  Memenuhi kebutuhan cairan tubuh
perdarahan; dapat mendemostrasikan  Pertahankan catatan intake dan klien
diuresis; keringat status cairan membaik. output yang akurat  Menjaga status balance cairan klien
berlebihan.  Kriteria evaluasi: tak ada  Monitor status hidrasi ( kelembaban  Memenuhi kebutuhan cairan tubuh
manifestasi dehidrasi, resolusi membran mukosa, nadi adekuat, klien
oedema, haluaran urine di atas tekanan darah ortostatik ), jika  Memenuhi kebutuhan cairan tubuh
30 ml/jam, kulit kenyal/turgor diperlukan klien
kulit baik.  Monitor masukan makanan / cairan  Temuan-temuan ini menandakan
dan hitung intake kalori harian hipovolemia dan perlunya
 Lakukan terapi IV peningkatan cairan.
 Berikan cairan  Mencegah pasien jatuh ke dalam
 Dorong masukan oral kondisi kelebihan cairan yang
 Beritahu dokter bila: haluaran urine beresiko terjadinya oedem paru.
< 30 ml/jam, haus, takikardia,  Mengidentifikasi keseimbangan cairan
gelisah, TD di bawah rentang pasien secara adekuat dan teratur.
normal, urine gelap atau encer gelap.
 Konsultasi dokter bila manifestasi
kelebihan cairan terjadi.
 Pantau: cairan masuk dan cairan
keluar setiap 8 jam.
PePerubahan pola Setelah dilakukan askep  Kaji haluaran urine, keluhan serta  Mengidentifikasi penyimpangan
eleminasi BAK selama …x 24 jam, Pola keteraturan pola berkemih. dalam pola berkemih pasien.
(disuria) b/d eleminasi (BAK) pasien  Anjurkan pasien melakukan  Ambulasi dini memberikan
trauma perineum teratur. ambulasi dini. rangsangan untuk pengeluaran urine
dan saluran  Kriteria hasil: eleminasi BAK  Anjurkan pasien untuk membasahi dan pengosongan bladder.
kemih. lancar, disuria tidak ada, perineum dengan air hangat sebelum  Membasahi bladder dengan air hangat
3.      bladder kosong, keluhan berkemih. dapat mengurangi ketegangan akibat
kencing tidak ada.  Anjurkan pasien untuk berkemih adanya luka pada bladder.
secara teratur.  Menerapkan pola berkemih secara
 Anjurkan pasien untuk minum 2500- teratur akan melatih pengosongan
3000 ml/24 jam. bladder secara teratur.
 Kolaborasi untuk melakukan  Minum banyak mempercepat filtrasi
kateterisasi bila pasien kesulitan pada glomerolus dan mempercepat
berkemih. pengeluaran urine.
 Kateterisasi memabnatu pengeluaran
urine untuk mencegah stasis urine.
Perubahan pola Setelah dilakukan askep  Kaji pola BAB, kesulitan BAB,  Mengidentifikasi penyimpangan serta
eleminasi BAB selama …x 24 jam, Pola warna, bau, konsistensi dan jumlah. kemajuan dalam pola eleminasi
(konstipasi) b/d eleminasi (BAB) teratur.  Anjurkan ambulasi dini. (BAB).
kurangnya  Kriteria hasil: pola eleminasi  Anjurkan pasien untuk minum  Ambulasi dini merangsang
mobilisasi; diet teratur, feses lunak dan warna banyak 2500-3000 ml/24 jam. pengosongan rektum secara lebih
yang tidak khas feses, bau khas feses, cepat.
seimbang; trauma tidak ada kesulitan BAB,  Kaji bising usus setiap 8 jam.  Cairan dalam jumlah cukup mencegah
persalinan. tidak ada feses bercampur  Pantau berat badan setiap hari. terjadinya penyerapan cairan dalam
darah dan lendir, konstipasi  Anjurkan pasien makan banyak serat rektum yang dapat menyebabkan feses
tidak ada. seperti buah-buahan dan sayur- menjadi keras.
sayuran hijau.  Bising usus mengidentifikasikan
pencernaan dalam kondisi baik.
 Mengidentifiakis adanya penurunan
BB secara dini.
 Meningkatkan pengosongan feses
dalam rektum.
gangguan Setelah dilakukan askep  Kaji toleransi pasien terhadap  Parameter menunjukkan respon
pemenuhan ADL selama …x 24 jam, ADL dan aktifitas menggunakan parameter fisiologis pasien terhadap stres
b/d kelemahan; kebutuhan beraktifitas pasien berikut: nadi 20/mnt di atas frek nadi aktifitas dan indikator derajat
kelelahan post terpenuhi secara adekuat. istirahat, catat peningaktan TD, penagruh kelebihan kerja jnatung
partum.  Kriteria hasil: dispnea, nyeri dada, kelelahan berat,  Menurunkan kerja miokard/komsumsi
- Menunjukkan kelemahan, berkeringat, pusing atau oksigen , menurunkan resiko
peningkatan dalam pinsan. komplikasi.
beraktifitas.  Tingkatkan istirahat, batasi aktifitas  Stabilitas fisiologis pada istirahat
- Kelemahan dan pada dasar nyeri/respon penting untuk menunjukkan tingkat
kelelahan hemodinamik, berikan aktifitas aktifitas individu.
berkurang. senggang yang tidak berat.  Komsumsi oksigen miokardia selama
- Kebutuhan ADL  Kaji kesiapan untuk meningkatkan berbagai aktifitas dapat meningkatkan
terpenuhi secara aktifitas contoh: penurunan jumlah oksigen yang ada. Kemajuan
mandiri atau dengan kelemahan/kelelahan, TD stabil/frek aktifitas bertahap mencegah
bantuan. nadi, peningaktan perhatian pada peningkatan tiba-tiba pada kerja
- frekuensi aktifitas dan perawatan diri. jantung.
jantung/irama dan  Dorong memajukan  Teknik penghematan energi
Td dalam batas aktifitas/toleransi perawatan diri. menurunkan penggunaan energi dan
normal. membantu keseimbangan suplai dan
 -   kulit hangat, merah muda  Anjurkan keluarga untuk membantu kebutuhan oksigen.
dan kering pemenuhan kebutuhan ADL pasien.  Aktifitas yang maju memberikan
 Jelaskan pola peningkatan bertahap kontrol jantung, meningaktkan
dari aktifitas, contoh: posisi duduk regangan dan mencegah aktifitas
ditempat tidur bila tidak pusing dan berlebihan.
tidak ada nyeri, bangun dari tempat
tidur, belajar berdiri dst.

Resiko infeksi Setelah dilakukan askep  Pantau: vital sign, tanda infeksi.  Mengidentifikasi penyimpangan dan
b.d. episiotomi, selama …x 24 jam, Infeksi  Kaji pengeluaran lochea, warna, bau kemajuan sesuai intervensi yang
laserasi jalan tidak terjadi. dan jumlah. dilakukan.
lahir, bantuan  Kriteria hasil: tanda infeksi  Kaji luka perineum, keadaan jahitan.  Mengidentifikasi kelainan
pertolongan tidak ada, luka episiotomi  Anjurkan pasien membasuh vulva pengeluaran lochea secara dini.
persalinaan kering dan bersih, takut setiap habis berkemih dengan cara  Keadaan luka perineum berdekatan
berkemih dan BAB tidak ada. yang benar dan mengganti PAD dengan daerah basah mengakibatkan
setiap 3 kali perhari atau setiap kali kecenderunagn luka untuk selalu kotor
pengeluaran lochea banyak. dan mudah terkena infeksi.
 Pertahnakan teknik septik aseptik  Mencegah infeksi secara dini
dalam merawat pasien (merawat  Mencegah kontaminasi silang
luka perineum, merawat payudara, terhadap infeksi.
merawat bayi).
Resiko gangguan Setelah dilakukan askep  Beri kesempatan ibu untuk  Meningkatkan kemandirian ibu dalam
proses parenting selama …x 24 jam, Gangguan melakuakn perawatan bayi secara perawatan bayi.
b/d kurangnya proses parenting tidak ada. mandiri.  Keterlibatan bapak/suami dalam
pengetahuan  Kriteria hasil: ibu dapat  Libatkan suami dalam perawatan perawatan bayi akan membantu
tentang cara merawat bayi secara mandiri bayi. meningkatkan keterikatan batih ibu
merawat bayi (memandikan, menyusui).  Latih ibu untuk perawatan payudara dengan bayi.
secara mandiri dan teratur.  Perawatan payudara secara teratur
 Motivasi ibu untuk meningkatkan akan mempertahankan produksi ASI
intake cairan dan diet TKTP. secara kontinyu sehingga kebutuhan
 Lakukan rawat gabung sesegera bayi akan ASI tercukupi.
mungkin bila tidak terdapat  Mneingkatkan produksi ASI.
komplikasi pada ibu atau bayi.  Meningkatkan hubungan ibu dan bayi
sedini mungkin.

Anda mungkin juga menyukai