OLEH
WD SHANTI ASRIYANTI
S.0017.P.040
KARYA KESEHATAN
KENDARI
2021
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT.yang maha mengetahui segala apa yang
ada di bumi. Shalawat dan salam kita haturkan kepangkuan nabi besar Muhammad SAW.yang telah
membawa umat manusia dari alam jahiliyah ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Adapun Tugas keperawatan bencana yang kami selesaikan yang berjudu manajemenl defisit
perawatan diri pada korban bencana alam pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima
kasih kepada Direktur RSU, Kepala Bidang Keperawatan, Kepala Ruang dan karyawan, serta dosen
pembimbing yang telah membantu kami dalam menyelesaikan tugas keperawatan bencana.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Ibarat pepatah mengatakan”
Tak Ada Gading Yang Tak Retak”. begitu pula dengan makalah ini. Oleh karena itu kritikan dan saran
yang membangun dari berbagai pihak sangat kami nantikan.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Daftar isi....................................................................................................................................
BAB I .........................................................................................................................................
PENDAHULUAN .....................................................................................................................
A. Latar belakang .......................................................................................................................
B. Rumusan masalah ..................................................................................................................
C. Tujuan ....................................................................................................................................
BAB II ........................................................................................................................................
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................................
A. Tinjauan umum ......................................................................................................................
1. pengertian ..............................................................................................................................
2. jenis bencana alam...................................................................................................................
3. dampak terjadinya bencana alam ...........................................................................................
B. Perawatan diri.........................................................................................................................
1. pengertian.................................................................................................................................
2. jenis-jenis perawatan diri.........................................................................................................
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. . Latar belakang
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan menganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, oleh alam dan atau faktor non
alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Bencana alam adalah
bencana yang diakibatkan oleh rangkaian peristiwa antara lain berupa gempa bumi, tsunami,
gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor. Bencana non alam
adalah bencana yang diakibatkan oleh rangkaian peristiwa non alam yang antara lain berupa
gagal teknologi, gagal modernisasi, epidermi, dan wabah penyakit. Bencana sosial adalah
bencana yang diakibatkan oleh rangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang
meliputi konflik sosial antar kelompok atau antar komunitas masyarakat dan terror.1
4
Intervensi kesehatan reproduksi pada situasi krisis di tingkat internasional disebut dengan
Paket Pelayanan Awal Minimum (PPAM) yang merupakan hasil dari pengalaman terhadap
respon kemanuasiaan. Penetapan prioritas kesehatan reproduksi remaja merupakan hal yang
penting, karena pada situasi krisis banyak remaja yang terpisah dari keluarga atau
masyarakat, sementara program pendidikan formal dan informal terhenti, serta jaringan
masyarakat dan sosial terganggu.3
Remaja terkadang merasa takut, stres, bosan atau tidak mempunyai kegiatan apapun
(Kemenkes, 2017). Di Indonesia, PPAM telah terintegrasi dengan Peraturan Menteri
Kesehatan No.64 Tahun 2013 yang kemudian di perkuat dengan dikeluarkannya Buku
Pedoman PPAM Kesehatan Reproduksi dalam Situasi Krisis Kesehatan di tahun 2015
sebagai pedoman rujukan program kesehatan reproduksi dalam mengimplementasikan PPAM
Kesehatan Reproduksi. Salah satu bentuk pelayanan PPAM Kesehatan Reproduksi juga
berfokus kepada kesehatan reproduksi remaja pada situasi bencana (Kemenkes, 2017).3
B. Rumusan masalah
Apakah bencana alam dapat menyebabkan kurangnya penurunan defisit perawatan
diri terhadap korban bencana ?
C. Tujuan
Untuk mengatahui apakah bencana alam dapat menyebabkan kurangnya penurunan
defisit perawatan diri terhadap korban bencana.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan umum
1. Definisi
Bencana merupakan suatu proses alamatau bukan alam yang menyebabkan
korban jiwa, harta dan mengganggu tatanan kehidupan. Dampak dari bencana
inisangat merugikan, baik dari segi lingkungan maupun sosial ekonomi. Bencana
alam berarti suatu proses alam yang menyebabkan korban jiwa, harta dan
mengganggutatanan kehidupan(Suwaryo and Yuwono, 2017).
6
perawatan kebersihan untuk dirinya (Tarwoto dan Wartonah 2000).
Defisit Perawatan Diri adalah Suatu kondisi pada seseorang yang mengalami
kelemahan kemampuan dalam melakukan/melewati aktivitas perawatan diri secara
mandiri
4. Kurang perawatan diri : Toileting
Kurang perawatan diri (toileting) adalah gangguan kemampuan untuk melakukan
atau menyelesaikan aktivitas toileting sendiri (Nurjannah : 2004, 79 ).
7
BAB III
Artikel ini didapatkan melalui penelusuran pada situs PubMed.gov peneliti membuka
laman melalui url https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/. kemudian peneliti merumuskan
pertanyaan klinis dengan menggunakan metode pico (population/patient, intervention,
comparation, and outcome). Dengan pertanyaan klinis: bagaimanakah manajemen defisir
perawatan diri terhadap korban bencana?, dapaun rumusan pico yang dirumuskan oleh
peneliti yaitu: P:self-care I : management C: tidak ada pembandingnya atau intervensi
lainya -, O : disaster victims
Setelah rumusan PICO dususun, selanjutnya penulis memasukan kata kunci “deficiti
and self-care and disasters victims dan di dapatkan hasil sebanyak 876 artikel. Kemudian
dispesifikan 10 tahun terakhir dam didapatkan hasil sebanyak 246 artikel. Penulis
kemudian membaca dan mencermatin artikel yang sesuai untuk menjawab pertanyaan
klinis. Artikel yang dipilih dan diunduh melalui situs SCI-HUB dengan judul “ self-care
defici management in disaster victims /the effect of self –care nursing intervention model
on self-esteem and quality of life among burn patiens”
8
B. Hasil dan pembahasan
9
burn injuries.[3] with the range 13–30 married pa-tiens).
In the United States, day. About half of Encouraged patient to
burn injuries are one patients (44.1%) be active paricipant in
of the main causes of were burned by flam care and had brought
death, accounting followed by (41.2%) about significant
for 3, year and were burned by improvement of self-
40,000 hospitalized hot fluids. More than care management self-
accounting for 3,240 half of patients esteem and QOL of
deaths per annually. (58.8%) were burned burn patiens.
There are many at other parts of the
problems caused by body without face.
burns such as More than half of the
physical problems patients (61.8%) had
that result from extent of burn from
deformities or scar 10%-20%.
con-tractures Figure 1 clarifies that
changes in skin only about 20.6% of
colour and body the patiens pre-
contour and loss of sented satisfactory
body parts may limit knowledge related to
the patien’s return to burn and sel-care
previous activi- management pre
ties,also visible burn intervention while
scars may interfere the is 79.4% de-
with an individual ‘s creases to 8.8% post
social activities and intervention and he
resulth in social good knowledge
isolation . patiens
with extensive burn
injuries suffer from
an upsetting
exoerience that
effects on their
normal thinking
behavior and
lifestyle
10
C. Kelemahan artikel
Kelemahan dari artikel yang penulis rivew ini yaitu artikel ini masih berbahasa inggris
dan harus di translate terlebih dahulu
D. Kelebihan
Kelebihan dari artikel ini adalah artikel ini dapat dijadikan data base untuk intervensi
yang diterapkan pada Defisit perawatan diri dari Pembahsan didalam artikel cukup
jelas dan menggunakan banyak sumber referensi sehingga menjadikan artikel ini
sebagai salah satu sumber terpercaya
11
BAB IV
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Bencana yan dapat meningkakan kondisi defisi perawatan diri dan diseratai dengan
pengusian sering kali menibulkan damapak terhadap ksehatan seperti kebersihan diri
masyarakat yang menjadi korban terkebih mereka yang termasuk dari kelompok
rentan
B. Saran
Diharapkan makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan sebagai eviden
base dalam menerapkan intervensi khususnya tingkat kesehatan defisit perawatan diri
korban bencana alam
12
DAFTAR PUSTAKA
1. Pope S, Solomons W, Done J, et al Body image, mood and qual ity of life in
young burn survivors. Burns. 2007; 33(6): 747-755.
PMid: 17707785. https://doi.org/10.1016/j.burns.2006 .10.387
2. Mock C, Peck M, Peden M, et al. WHO plan for burn prevention and
care. Geneva: World Health Organization; 2008
3. Ghorbani F, Seifi B, Mohammadzade S, et al. Microbiological factors
in burn wound infection in patients hospitalized in zanjan. Nursing
Research. 2011; 6: 65-72.
4. American Burn Association. Burn incidence and treatment in the
United State. 2015. Available from: www.ameriburn.org/resour
ces_factsheet.php
5. Liliane M, AmaralZorita R, Leila Blanes N, et al. Health-related
Quality of Life and Self-esteem Among Burn Patients. Wounds A
Compendium of Clinical Research & Practice. 2016; 28(1): 27-34.
6.
13