Disusun oleh :
Segala puji hanya bagi Allah yang telah melimpahkan Taufik, Hidayah dan
Inayah-Nya kepada kita, sehingga kita masih dapat menghirup nafas keIslaman
sampai sekarang ini. Shalawat dan salam semoga tercurah pada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW yang telah berjuang dengan semangatnya yang begitu mulia yang
telah membawa kita dari jaman Jahilliyah kepada jaman Islamiyah.
Kami menyadari tentunya laporan ini jauh dari sempurna, maka dari itu kami
mohon saran dan kritik yang sifatnya membangun tentunya. Akhirnya kami
mengucapkan terimakasih dan mohon maaf apabila dalam penulisan masih terdapat
kalimat-kalimat yang kurang dapat dipahami agar menjadi maklum.
Penyusun
Disusun Oleh :
Mengetahui,
Pembimbing Pendidikan Pembimbing Lapangan
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. PENGERTIAN
B. ETIOLOGI
Menurut Potter dan Perry (2005), pengeluaran dan
produksi panas terjadi secara konstan, pengeluaran panas
secara normal melalui radiasi, konduksi, konveksi, dan evaporasi.
a. Radiasi
Adalah Perpindahan panas dari permukaan suatu objek
kepermukaan suatu objek lain tanpa keduanya bersentuhan.
Panas berpindah melalui gelombang elektromagnetik. Aliran
darah dari organ internal inti membawa panas ke kulit dan ke
pembuluh darah permukaan. Jumlah panas yang dibawa ke
b. Konduksi
Adalah perpindahan panas dari satu objek ke objek
lain dengan kontak langsung. Ketika kulit hangat menyentuh objek
yang lebih dingin, panas hilang. Ketika suhu dua objek sama,
kehilangan panas konduktif terhenti. Panas berkonduksi melalui
bendapadat, gas, cair.
c. Konveksi
Adalah perpindahan panas karena gerakan udara. Panas
dikonduksi pertama kali pada molekul udara secara langsung
dalam kontak dengan kulit. Arus udara membawa udara hangat.
Pada saat kecepatan arus udara meningkat, kehilangan panas
konvektif meningkat.
d. Evaporasi
Adalah perpindahan energy panas ketika cairan berubah
menjadi gas. Selama evaporasi, kira-kira 0,6 kalori panas hilang
untuk setiap gram air yang menguap. Ketika suhu tubuh
meningkat, hipotalamus anterior memberi signal kelenjar
keringat untuk melepaskan keringat. Selama latihan dan
stress emosi atau mental, berkeringat adalah salah satu cara
untuk menghilangkan kelebihan panas yang dibuat melalui
peningkatan laju metabolik. Evaporasi berlebihan dapat
menyebabkan kulit gatal dan bersisik, serta hidung dan faring
kering.
e. Diaforesis
Adalah prespirasi visual dahi dan toraks atas.
Kelenjar keringat berada dibawah dermis kulit. Kelenjar
D. PATOFISIOLOGI
Fungsi termoregulasi mengalami perubahan selama dilakukan
tindakan anestesi dan mekanisme control terhadap temperature setelah
dilakukan tindakan anestesi baik umum maupun regional akan hilang.
Seorang anesthesiologist harus mengetahui management control
termoregulasi pasien. Tindakan anestesi menyebabkan gangguan fungsi
termoregulator yang ditandai dengan peningkatan ambang respon
derhadap panas dan penurunan ambang respon terhadap dingin.
Hampir semua obat‐obat anestesi mengganggu respon
termoregulasi. Temperatur inti pada anestesi umum akan mengalami
penurunan antara 1,0‐1,50 C selam asatu jam pertama anestesi yang diukur
E. KOMPLIKASI
Bila tidak segera tertangani, hipertermia dapat mengakibatkan
kerusakan organ penting dalam tubuh, seperti otak. Pada kondisi lanjut
tanpa penanganan yang baik, hipertermia juga dapat berujung pada
kematian.
G. PENATALAKSANAAN
Pada dasarnya menurunkan demam dapat dilakukan secara fisik,
obat obatan maupun kombinasi keduanya.
a. Secara fisik
1) Anak demamditempatkan dalam ruangan bersuhu normal
2) Pakaian anak diusahakan tidak tebal
3) Memberikan minuman yang banyak karena kebutuhan air meningkat
4) Memberikan kompres
b. Obat-obatan
Pemberian obat anti piretik merupakan pilihan pertama dalam
menurunkan demam. Obat-obat anti inflamasi, analgetik dan antipiretik
terdiri dari golongan yang bermacam-macam dan sering berbeda dalam
susunan kimianya tetapi mempunyai kesamaan dalam efek pengobatannya.
Tujuannya menurunkan set point hipotalamus melalui pencegahan
pembentukan prostaglandin dengan jalan menghambat enzim
cyclooxygenase. Asetaminofen merupakan derivate para-aminofenol yang
bekerja menekan pembentukan prostaglandin yang disintesis dalam
susunan saraf pusat. Dosis terapeutik antara 10-15 mg/kgBB/kali tiap 4
jam maksimal 5 kali sehari. Dosis maksimal 90 mg/kgBB/hari. Turunan
asam propionate seperti ibu profen juga analgetik dan anti inflamasi. Dosis
H. PENGKAJIAN
Pengkajian adalah pengumpulan, pengaturan, validasi dan
dokumentasi data (informasi) yang sistematis dan bersinambungan
(Kozier, 2010). Pengkajian bertujuan untuk mendapatkan data dasar
tentang kesehatan klien baik fisik, psikososial, maupun emosional. Data
dasar ini digunakan untuk menetapkan status kesehatan klien, menemukan
masalah aktual ataupun potensial serta sebagai acuan dalam memberikan
edukasi pada klien (Debora, 2013)
1. Identitas
Data yang perlu dikumpulkan saat pengkajian pada anak dengan
Hipertermia adalah:
5) Pola tidur/istirahat
Berapa jam sehari tidur, berangkat tidur jam berapa. Bangun tidur
jam berapa, kebiasaan sebelum tidur, serta bagaimana dengan tidur
siang.
4. Pemeriksaan Umum
Pertama kali perhatikan keadaan umum vital : tingkat kesadaran,
tekanan darah, respirasi, nadi dan suhu.
5. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
Adakah tanda-tanda mikro atau makro sepali, adakah
disperse bentuk kepala, apakah tanda-tanda kenaikan tekanan
intrakranial, yaitu ubun-ubun besar cembung, bagaimana keadaan
ubun-ubun besar menutup atau belum.
b. Rambut
Dimulai warna, kelebatan, distribusi serta karakteristik lain
rambut. Pasien dengan malnutrisi energi protein mempunyai
rambut yang jarang, kemerahan seperti rambut jagung dan mudah
dicabut tanpa menyebabkan rasa sakit pada pasien.
c. Muka/Wajah
Paralisis fasialis menyebabkan asimetri wajah; sisi yang
paresis tertinggal bila anak menangis atau tertawa, sehingga wajah
tertarik kesisi sehat. Adakah tanda rhisus sardonicus, opistotonus,
trimus, apakah ada gangguan nervus cranial.
d. Mata
Paralisisfasialismenyebabkanasimetriwajah; sisi yang
paresis tertinggalbilaanakmenangisatautertawa,
sehinggawajahtertarikkesisisehat. Adakahtandarhisus sardonicus,
opistotonus, trimus, apakahadagangguan nervus cranial.
e. Telinga
Periksa fungsi telinga, kebersihan telinga serta tanda tanda
adanya infeksi seperti pembengkakan dan nyeri di daerah belakang
telinga, keluar cairan dari telinga, berkurangnya pendengaran.
f. Hidung
J. INTERVENSI KEPERAWATAN
Intervensi keperawatan atau rencana keperawatan yang akan
dilakukan untuk merencanakan tindakan yang akan dilakukan untuk
mengatasi prioritas diagnose keperawatan diatas setelah dilakukannya
tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan panas pasien turun
(suhu tubuh menjadi normal) dengan criteria hasil tidak ada perubahan
warna kulit, suhu tubuh dalam rentang normal (36°-37°C), kulit tidak
teraba panas. Rencana keperawatan yang akandilakukan adalah pantau
tanda vital pasien rasionalnya apabila terjadi peningkatan suhu tubuh
hingga 38,9°C hingga 41,1°C menunjukan proses penyakit infeksius aktif,
pantau hidrasi rasionalnya hipertermi menyebabkan peningkatan haluaran
cairan melalui kulit (evaporasi) dan keringat.
Cairan juga penting dalam mempertahankan regulasi suhu tubuh,
anjurkan asupan cairan oral rasionalnya kebutuhan cairan meningkat
secara fisiologis ketika beraktivitas dan pada suhu tinggi, ajarkan keluarga
kompres air hangat rasionalnya dapat membantu mengurangi demam
(catatan apabila penggunaan air es/alcohol mungkin menyebabkan
kedinginan, peningkatan suhu secara aktual. Selain itu, alcohol dapat
mengeringkan kulit), gunakan selimut pendingin rasioanlnya digunakan
a. Batasan karakteristik
Kenaikan suhu tubuh diatas rentang normal, serangan atau
konvulsi (kejang), kulit memerah, pertambahan respirasi, takikardia, saat
di sentuh tangan terasa hanga
K. IMPLEMENTASI
PROSES KEPERAWATAN
Jam : 14.00
Sumber Data : Pasien, Orang tua pasien, dan Rekam medis pasien
A. PENGKAJIAN
I. INDENTITAS PASIEN
a. Nama Pasien : An. A
b. Tempat Tanggal Lahir: 01 Agustus 2011
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Agama : Islam
e. Pendidikan : SD
f. Pekerjaan :-
g. Status Perkawinan :-
h. Suku/Bangsa : Jawa
i. Alamat : Kradenan 04/17, Banyuraden, Gamping,
Sleman
j. Diagnosa Medis : Bacterial Infection
k. No. Rekam Medis : 10005482
l. Tanggal Masuk : 16 November 2020
2) Pola eliminasi
a) Sebelum sakit
Sebelum sakit Pasien BAK secara rutin bisa sampai 4 kali
perhari serta BAB nya juga rutin.
b) Selama sakit
Sealama sakit pasien BAK hari pertama di RS hanya 2 kali
sehari tetapi hari kedua pasien BAK bisa sampai 4x sehari.
Selama di RS pasien belum BAB.
3) Pola aktifitas
a) Sebelum sakit
(1) Keadaan aktivitas sehari-hari
Aktivitas pasien sehari hari sebelum sakit aktif Bermain
maupun Belajar
(2) Keadaan pernafasan
Keadaan pernafasan pasien sebelum sakit Normal, Penyakit
asma nya juga tidak kambuh
V. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum
1) Kesadaran
Kesadaran pasien Komposmentis
2) Status gizi :
TB : 118 cm
BB : 18 Kg
BBI ( Berat Badan Ideal ) anak 6-12 tahun
Rumus Nelson BBI anak :
(usia x 7 – 5) / 2
(9 th x 7 - 5) /2
58/2
29 Kg
Dengan berat badan 18 Kg, pasien termasuk dalam kategori kurus.
b) Palpasi
Pergerakan dada simetris, ekspansi dada bilateral normal.
c) Perkusi
Perkusi dada normal tidak ditemukan suara sonor atau pekak.
d) Auskultasi
Suara paru vesikuler tidak ditemukan suara wheezing pada paru
pasien.
d) Palpasi
Pasien tidak mengeluhkan adanya nyeri ketika kuadran
abdomen ditekan ringan.
8) Ekstremitas
a) Atas
Gerakan sedikit terhambat karena pasien terpasang infus RL 10
tpm.
b) Bawah
Pasien nyeri sendi bagian kaki, jika berjalan berasa ngilu dan
cara berjalan juga pelan-pelan digandeng orang tuanya.
Pasien : Anak.A
Tanggal : 16-11-20
Hematokrit 33 40 – 48
Leukosit 14 42 – 89,3
PCT 0,391
INDEX
MCV 58,9 75 – 87
MCH 17,4 24 – 30
MCHC 29,5 31 – 37
DIFF
Neutrofil 75,3 43 – 76
LYM 20,3 20 – 40
Pasien : Anak. A
Periksa : 17-11-20
PH 7 5–7
Sedimen Urin
c. Rapid test
Setelah dilakukan Rapid Test IgM DAN IgG pasien dinyatakan Non
Reaktif Covid-19.
VII. TERAPI
1 Infuse RL 10 TPM IV
6 Paracetamol 3x1 IV
7 Vit K 1 Ampul IM
Data Objektif :
S : 37,5
RR : 26 x/menit
Data Objektif :
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit (bacterial infection)
yang ditandai dengan suhu tubuh diatas batas normal, kulit teraba
hangat dan takikardia.
2. Gangguan rasa nymana berhubungan dengan gejala penyakit yang
ditandai dengan pola eliminasi berubah, pasien terlihat lemas dan pasien
tampak gelisah.
Perencanaan
Diagnosa
No. Tujuan dan Intervensi Rasional
keperawatan
Kriteria Hasil
4. Kolaboras 4. Untuk
i pemberian membantu
antipiretik menurunkan
sesuai suhu tubuh
anjuran dengan teknik
farmakologi
5. Untuk
membantu
5. Kolaboras pemenuhan
i pemberian kebutuhan
cairan nutrisi
intravena
6. Agar
pasien lebih
nyaman dan
6. Anjurkan
mengurangi
pasien
suhu tubuh
menggunakan
yang panas.
pakaian yang
tipis
2. Pasien tampak
gelisah
3. Pasien terlihat
lemas
- pasien mengatakan
20.00 Melakukan kolaborasi
pembeian obat masih batuk
intravena. Injeksi
Fraxion 3x1
S : 37,9 ᵒC
N : 127 x/menit
Spo2 : 98%
P : Lanjutkan Intervensi
- Observasi Keadaan
Umum /Keluhan
- Monitor Tanda-tanda
vital
- Menganjurkan
minum air putih
- Me ngelola
ceftriaxone
(Risky Mery)
Selasa, Hipertermia Mengobservasi S : keluarga pasien
Keadaan Umum / mengatakan sendi sakit, ada
17-11-20 Keluhan benjolan dibagian jidat, ada
lebambiru di telapak tangan,
anaknya masih demam.
07.00
A : Hipertermia Tertasi
13.00 Melakukan kolaborasi sebagian
pemberian obat Injeksi .
Intravena terapi
Praxion 3x1 P : Lanjutkan Interversi
- Observasi Keadaan
Umum/Keluhan
16.00 Mengukur Tanda-tanda
vital - Monitor Tanda-tanda vital
17.00 Melakukan kolaborasi - Kelola terapi
pemberian obat
- Menganjurkan banyak
Mengoleskan Desoksi
minum air putih
Metasone
19.00 Melakukan kolaborasi
pemberian obat Injeksi
Intravena Metil
prednisolon
20.00 Melakukan kolaborasi ( Rahma Nur)
pemberian Infus RL 10
tpm
21.00 Melakukan
kolaborasi
pemberian obat
Injeksi Intravena
Fraxion 3x1
S : 37,9 ᵒC
N : 127 x/menit
Spo2 : 98%
- Observasi Keadaan
Umum /Keluhan
- Monitor Tanda-Tanda
Vital
Gangguan
rasa nyaman
( Risky Mery)
S : keluarga pasien
mengatakan sendi sakit, ada
benjolan dibagian jidat, ada
lebambiru di telapak tangan,
anaknya masih demam.
S: 37,5 ᵒC
Selasa, Mengobservasi
Keadaan Umum /
17-11-20 A : Gangguan rasa nyaman
Keluhan
teratasi sebagian
07.00
P : Lanjutkan Intervensi
- Observasi Keadaan
08.00 Menganjurkan untuk Umum /Keluhan
minum air putih
- Monitor Tanda-Tanda
Vital
10.00 Mengukur Tanda- - Kelola terapi sesuai advis
TandaVital
dokter
16.00 Mengukur Tanda-
TandaVital
( Rahma Nur)
Gangguan
rasa nyaman
Akral hangat
S : 37,2 ᵒC
N : 89 x/menit
RR : 24 x/menit
P : Lanjutkan Intervensi
- Observasi Keadaan Umum
Rabu, Mengobservasi /Keluhan
Keadaan Umum /
18-11-20 - Monitor Tanda-Tanda
Keluhan
Vital
08.00
- Kelola terapi sesuai advis
dokter
11.00 Mengukur Tanda-
TandaVital
13.00 Melakukan
kolaborasi
pemberian obat ( Arina Achya)
Injeksi intravena
Fraxion 3x1
Metasone oles
S : 36,7
13.00 Melakukan
N : 95 x/menit
kolaborasi
Spo2: 97%
pemberian obat
Injeksi intravena
( Rahma Nur)
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah melakukan asuhan keperawatan pada pasien An.A yang
terdiagnosa Bacterial Infection selama 3 x 24 jam dari tanggal 16
November 2020 sampai dengan tanggal 19 November 2020 dengan
menerapkan proses keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan keperawatan, pelaksanaan keperawatan, dan
evaluasi keperawatan sertamendokumentasikannya dalam setiap proses
keperawatan. Adapun kesimpulannya sebagai berikut :
1. Pengkajian
2. Diagnosa Keperawatan
Pada pasien An. A dengan diagnosa medis Bacterial Infection
didapatkan 2 diagnosa yang muncul berdasarkan kondisi pasien
diantaranya adalah Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit
dan Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala penyakit.
3. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan sesuai dengan situasi dan kondisi pasien .Prioritas
masalah berdasarkan teori hierarki maslow, sedangkan penentuan
tujuan, kriteria hasil, dan rencana tindakan keperawatan kasus ini
berpedoman pada SDKI,SLKI, dan SIKI. Dengan menyesuaikan pada
kondisi pasien. Keluarga, dan tim kesehatan lain yang mencakup 4
elemen yaitu Observasi, Tindakan keperawatan (Nursing Treathment),
Edukasi, dan Kolaborasi.
4. Implementasi Keperawatan
Pelaksanaan dari ke-2 diagnosa keperawatan antara lain
Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit dan Gangguan
rasa nyaman berhubungan dengan gejala penyakit. Dapat dilaksanakan
sesuai rencana yang telah disusun dengan adanya kerjasama yang baik
dengan pasien, keluarga pasien, perawat ruangan, dan tim kesehatan
lainnya.
5. Evaluasi Keperawatan
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia
(Hal 123, 110). Jakarta selatan. Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia.