CASE STUDY
Disusun Oleh:
AISYAH MUTIA ASLAM
J230181133
ABSTRAK
Ruang perawatan ICU merupakan unit perawatan intensif yang dilakukan 24 jam
penuh dan dikhususkan pada pasien dengan kondisi kritis stabil yang
membutuhkan observasi secara ketat. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kejadian stress pada pasien di ICU diantaranya memiliki pengalaman dirawat
sebelumnya, nyeri, kecemasan, lingkungan asing dan ketakutan. Salah satu
contoh intervensi yang dapat dilakukan yaitu dengan metode relaksasi yang
diberikan pada fisik pasien berupa sentuhan yaitu Swedish Massage, terutama
dalam memberikan ketenangan dan menurunkan tingkat stres. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui tingkat kecemasan pada pasien yang dirawat di
ruang ICU sebelum dan sesudah diberikan terapi Swedish Massage. Penelitian
ini adalah penelitian kualiatatif case study dengan jumlah sample 5 partisipan
dan instrumen yang digunakan lembar kuisioner State Anxiety Inventory (S-AI).
Hasil penelitian setelah diberikan terapi Swedish Massage pada 5 pasien
menunjukkan hasil bahwa sebanyak 5 pasien mengalami penurunan kecemasan
yang ditandai dengan perubahan hemodinamik dan penurunan skor S- AI
dengan perasaan lebih tenang dan nyaman.. Kesimpulan Berdasarkan hasil case
study, dapat diketahui bahwa adanya pengaruh terapi relaksasi Swedish Massage
terhadap perubahan tingkat kecemasan pada pasien yang mengalami kecemasan
di ruang ICU.
A. LATAR BELAKANG
dapat juga merugikan pada keadaan fisik pasien, yang mana dapat menyebabkan
lamanya masa kritis pasien (Hayes, 2000).
Pasien Intensive Care Unit (ICU) memiliki masalah pengalaman
emosional seperti kesepian, kecemasan, stress, nyeri, dan ketakutan. Gangguan
tersebut dapat berpengaruh pada fisik pasien seperti elevasi tekanan darah, irama
pernapasan dan heart rate dan penurunan kesadaran (Vahedian-Azimi et al.,
2014).
Tanda-tanda vital sangat sensitif terhadap nyeri, stres, dan kecemasan,
serta mengalami efek dari perubahan fungsi sistem saraf (Cambron et al, 2008).
Hal yang tidak dapat diperbaiki sebelumnya pada beberapa tanda gejala secara
mudah mempengaruhi pada sistem tubuh, termasuk kardiovaskuler, pulmonary,
dan endokrin, serta merangsang saraf simpatik dan jalur serebral (Kaye et al,
2008). Pada beberapa tahun, terapi alternatif dan komplementer, seperti terapi
Swedish massage, relaksasi, guided imagery, refleksi, obat-obat herbal, hypnosis,
sentuhan terapeutik, dan terapi massage, sudah digunakan untuk mengurangi efek
samping (Smith et al, 2006; Sherman et al, 2005; Karagozoglu et al, 2013).
Terapi Swedish massage memiliki efek positif pada fisik pasien seperti
menurunkan aktifitas simpatik, vasodilatasi, pengurangan kekakuan otot dan
hambatan jaringan, menambah metabolisme dan penghilang nyeri. Swedish
massage juga memberi pengaruh pada keadaan psikologis, memberikan relaksasi
dan kenyamanan, mengurangi agitasi, tensi, dan kecemasan (Vahedian-Azimi et
al., 2014; Cassar, 2001).
Ruang ICU/ICCU RSUD Ir. Soekarno Sukoharjo terdapat 8 bed. Pada
bulan Juni 2019, sebagian besar pasien yang di rawat di ruang ICU dengan
masalah pernafasan dan masalah kardiovaskuler. Dari observasi yang dilakukan
selama 2 minggu didapatkan hasil ± 5 pasien yang dirawat mengalami kecemasan.
Hal itu dikarenakan pasien membutuhkan observasi ketat seperti pasien dipasang
bedside monitor, Syring Pump, beberapa terpasang ventilator mekanik, serta alat
alat yang sering membunyikan alarm menambah kecemasan bagi pasien.
Kecemasan yang dirasakan pasien dapat dikurangi dengan menghilangkan sumber
kecemasan atau dengan pemberian intervensi yang bersifat supportif. Hasil
4
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk menggambarkan efektifitas swedish massage dalam mengurangi
kecemasan pada pasien di ICU.
2. Tujuan Khusus
1. Untuk menggambarkan tingkat kecemasan pasien sebelum dan
sesudah dilakukan swedish massage.
2. Untuk menggambarkan vital sign pasien sebelum dan sesudah
dilakukan swedish massage.
HR : 60-140 x/mnt
Systolic : 90-140 mmHg
Diastolic : 60-90 mmHg
RR : 12-35 x/mnt
Saturasi O2 : >90%
C. Kerangka Konsep
D. Metodologi
Jenis penelitian ini adalah penelitian case study yaitu suatu penelitian yang
memfokuskan pada study kasus tertentu, pada penelitian ini peneliti
memfokuskan pada masalah atau kasus pasien dengan masalah ansietas.
Pendekatan yang digunakan adalah cross sectional yaitu pengambilan data
sekaligus dilakukan pada satu waktu, tiap subyek hanya diobservasi sekali saja.
Penelitian akan dilaksanakan di ruang ICU RSUD Ir. Soekaro pada
tanggal 24 Juni-13 Juli 2019.
Penelitian ini akan menggunakan 5 pasien sebagai sampel penelitian
dengan kriteria :
- Kriteria inklusi :
Pasien yang bersedia dalam proses studi
Pasien kooperatif
Pasien dengan GCS 10-15
Pasien berusia 18-50 tahun
RR dan hemodinamik stabil
Tidak terpasang ventilator
Pasien dengan kecemasan ringan-sedang
- Kriteria eksklusi :
Pasien post operatif pembuluh darah dan ortopedi.
Pasien yang teramputasi.
Pasien yang memiliki alergi pada minyak/lotion.
Pasien yang memiliki luka yang terbuka pada kulit atau lesi.
Pasien dengan trombosis vaskular, allodyna, dan hiperalgesia.
E. Jalannya Penelitian
1. Tahap Persiapan
Peneliti melakukan tahap persiapan pada awal dengan cara
observasi selama kurang lebih 2 minggu di ruang ICU RSUD Ir. Soekarno
Sukoharjo, dari hasil observasi peneliti melihat bahwa sebagian besar
pasien mengalami kecemasan ditunjukkan dengan berbagai respon seperti
ingin melepas alat-alat monitor yang dipasangkan di tubuh pasien (tensi,
kateter, oksimetri, dll), pasien ingin duduk atau turun dari bed, dan
sebagainya.
Setelah peneliti menemukan masalah, peneliti mengonsultasikan
masalah dan membawa satu jurnal solusi yang ditawarkan untuk
mengurangi masalah tersebut pada pembimbing klinik dan pembimbing
akademis.
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dimulai pada tanggal 24 Juni 2019, dalam
melakukan intervensi pada pasien nantinya peneliti akan dibantu satu
orang yang bertugas membantu pasien mengisi kuesioner STAI. Setiap
responden nantinya akan dimintai persentujuan sebagai responden serta
dijelaskan maksud dan tujuan dari penelitian yang dilaksanakan. Setelah
responden mengisi lembar persetujuan responden dan kuesioner, peneliti
memberi waktu 1 menit untuk mengisi tiap item pernyataan kuesioner
STAI sebelum dilakukan intervensi. Peneliti dapat mengetahui klasifikasi
kecemasan pasien lalu dilakukan intervensi swedish massage selama 20-30
menit. Swedish massage dilakukan pada tungkai bawah, tungkai atas, dan
pada bagian atas otot trapezius dengan posisi kepala pasien elevasi 30º.
Urutan swedish massage (Alves Da Silva, 2017) : (1) stroking: gerakan
maju dan mundur dengan tekanan ringan (2) effleurage: gerakan maju dan
7
F. Hasil Penelitian
Berdasarkan tindakan pemberian swedish massage yang sudah
dilaksanakan pada 5 pasien sesuai kriteria inklusi di ruang ICU RSUD Ir.
Soekarno Sukoharjo didapatkan data sebagai berikut :
1. Pasien pertama
Hari I Sebelum Dilakukan Tindakan Setelah Dilakukan Tindakan
2. Pasien Kedua
Hari I Sebelum Dilakukan Tindakan Setelah Dilakukan Tindakan
3. Pasien ketiga
Hari I Sebelum Dilakukan Tindakan Setelah Dilakukan Tindakan
TD (mmHg) 162/82 143/82
HR (x/mnt) 85 83
RR (x/mnt) 20 18
SpO2 (%) 98 99
Tingkat 38 (ringan) 38 (ringan)
Anxiety
4. Pasien keempat
Hari I Sebelum Dilakukan Tindakan Setelah Dilakukan Tindakan
TD (mmHg) 133/89 134/89
HR (x/mnt) 101 100
RR (x/mnt) 18 20
SpO2 (%) 98 99
Tingkat 38 (ringan) 38 (ringan)
Anxiety
5. Pasien kelima
11
G. PEMBAHASAN
Kecemasan merupakan hal yang sering dirasakan pasien menjalani
pengobatan atau prosedur di rumah sakit. Sumber kecemasan pada pasien
yang dirawat di ruang intensif dapat berupa penyakit yang diderita,
perasaan kesepian, rasa takut mengenai ajal, lingkungan seperti
pencahayaan yang terus menerus, suara alat yang terdengar sepanjang
12
Petunjuk pengisian:
Bacalah masing-masing kalimat di bawah ini dan berikan tanda ceklis (√) pada
respon yang tepat yang menunjukkan apa yang anda rasakan sekarang, pada saat
15
ini. Tidak ada jawaban yang benar atau salah. Jangan berpikir terlalu lama dalam
menjawab setiap pernyataan tapi berikan jawaban yang paling menggambarkan
perasaan Anda saat ini.
1: Sama
2: Sedikit 3: Cukup 4: Sangat
No Pernyataan sekali tdk
merasakan merasakan merasakan
merasakan
1. Saya merasa tenang
2. Saya merasa aman
3. Saya tegang
Saya merasa
4.
tertekan
5. Saya merasa tentram
Saya merasa
6.
kesal/marah
Saya sekarang
khawatir dengan
7.
kemungkinan
ketidakberuntungan
8. Saya merasa lega
9. Saya merasa takut
Saya merasa
10.
nyaman
Saya merasakan
11.
kepercayaan diri
12. Saya merasa gugup
13. Saya merasa gelisah
Saya merasa
14.
bimbang
15. Saya merasa santai
Saya merasakan
16.
kepuasan
17. Saya khawatir
Saya merasa
18.
bingung
Saya merasa
19.
mantap/yakin
20. Saya merasa senang
DAFTAR PUSTAKA
Cambron JA, Dexheimer J, Coe P. Changes in blood pressure after various forms
of therapeutic massage: a preliminary study. J Altern Complement Med.
2006;12(1):65–70.
Cassar, M.P., 2001. Manual de massagem terapeutica. Manole, Barueri.
Cutshall, S.M., Wentworth, L.J., Engen, D., Sundt, T.M., Kelly, R.F., Bauer,
B.A., 2010. Effect of massage therapy on pain, anxiety and tension in
17