STUDI KASUS
OLEH :
KHAIRUL ANWAR
NIM :20151060807045
Dan Penulis juga melakukan penelitian dengan desain studi kasus experimen semua (quast
exsperiment), yaitu melakukan uji coba tindakan/ suatu intervensi pada sekelompok objek,
Penulis menerapkan teknik relaksasi progresif dalam mengurangi nyeri pada klien Ny. A dan Ny.
S dengan arthritis reumatoid diwilayah kerja Puskesmas Siulak Mukai tahun 2018Salah satu
penyakit tulang dan sendi yang sering dijumpai adalah rematik artritis (RA). Artritis Reumatoid
adalah suatu gangguan peradangan yang bersifat kronis dan sistemik dengan etiologi yang tidak
di ketahui, yang tidak hanya mengenai sendi tetapi juga organ ekstra artikular (Rudi, 2017).
Artritis Reumatoid (AR) merupakan penyakit kronik, sistemik yang menyebabkan inflamasi
sinovial sehingga menyebabkan kerusakan progresif dari kartilago artikular dan deformitas.
artritis reumatoid terjadi pada 1% populasi penduduk diseluruh dunia yang meliputi segala umur
lebih dominan pada wanita dengan perbandingan 3:1.(Mudjaddid, 2017)
• SAMPEL STUDI KASUS
2. Menurut WHO (world health organisation) klien Wanita berumur > 50 tahun, lansia usia
pertengahan ( Midle Age).
3. Mengalami nyeri akibat Arhtritis Reumatoid dengan skala nyeri 5 yaitu nyeri sedang
Menghormati privasi dan kerahasian objek (respect for privacy and confidentially)
Penulis merahasiakan berbagai informasi yang menyangkut privasi partisipan yang tidak ingin
identitas dan segala informasi tentang dirinya diketahui oleh orang lain. Dengan demikian segala
informasi yang menyangkut identitas partisipan tidak terekspons secara luas.
Menghormati keadilan dan inklusifitas (respect for justice inclisiveness)
Prinsip keterbukaan dalam penelitian mengandung makna bahwa studi kasus dilakukan secara jujur,
tepat, cermat. hati-hati dan dilakukan secara profesional. Sedangkan prinsip keadilan mengandung
makna bahwa studi kasus memberikan keuntungan dan beban secara merata sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan subjek.
Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbul kan (balancing harm and benefist)
Prinsip ini mengandung makna bahwa setiap penelitian harus mempertimbangkan manfaat sebesar-
besarnya bagi subjek penelitian dan populasi dimana hasil penelitian akan diterapkan
(beneficience).kemudian meminimalisirkan resiko/dampak yang merugikan bagi pertisipan
(nonmaleficience).
Metode pengumpulan data
Metode observasi
Setelah penulis melakukan observasi kepada Ny. S dan Ny. A didapatkan data sebagai
berikut :
Data Objektif Ny. S :
Ny. S tampak memegang kedua kakinya
Ny. S tampak meringis menahan nyeri
TTV :
TD : 130/90 mmhg
N : 90 x/i
RR : 22x/i
S : 37,5
Data objektif Ny. A
Ny. A tampak memegang kedua kakinya
Ny. A tampak kesulitan untuk beraktivitas
Ny. A tampak meringis menahan nyeri
TTV :
TD :150/100 mmhg
N : 95 x/i
RR : 22 x/i
S : 37
Metode wawancara
Setelah penulis melakukan wawncara pada klien Ny. S dan Ny. A
didapatkan data sebagai berikut :
Berdasarkan pada tabel yang diatas dapat dilihat hasil dari tindakan keperawatan yang
dilakukan selama lima hari mulai tanggal 03 Juli 2018 sampai 07 Juli 2018 perubahan skala
nyeri pada Ny. S sebelum dan sesudah diterapkan teknik relaksasi progresif. Dari tabel diatas
dapat dilihat skala nyeri yang dirasakan oleh Ny. S sebelum diterapkan teknik relaksasi
progresif yaitu skala 5 dan skala nyeri sesudah diterapkan teknik relaksasi progresif mengalami
penurunan yaitu menjadi skala 2.
Teknik Latihan Relaksasi Progresif sebagai salah satu teknik relaksasi otot yang terbukti atau
terdapat hasil memuaskan dalam program terapi terhadap ketegangan otot yang mampu
mengatasi keluhan anxietas, insomnia, kelelahan, kram otot, nyeri leher dan pinggang, tekanan
darah tinggi, phobia ringan dan gagap (Asmadi, 2012).
Sesuai dengan teori kushariyadi 2010 mengatakan Salah satu upaya yang dapat dilakukan
untuk mengurangi nyeri arthritis reumatoid pada lanjut usia adalah dengan menggunakan
teknik relaksasi progresif mempunyai rasional yaitu untuk meningkatkan relaksasi,
memberikan rasa kontrol, dan meningkatkan kemampuan koping .
Penerapan tindakan keperawatan teknik relaksasi progresif dalam mengurangi nyeri yang
penulis lakukan dari tanggal 03 – 07 Juli tahun 2018 pada Ny. S, menunjukan hasil yaitu nyeri
yang pasien rasakan sudah berkurang dan pasien sudah tidak meringis lagi akan tetapi pasien
masih belum bisa beraktifitas seperti biasa, dengan hal ini sesuai dengan teori Desy Pada
penderita Reumatoid Arthritis nyeri sangat mengganggu aktivitas sehari-hari bahkan dalam
pemulihan ADL sebagian besar mengalami ketergantungan.
Penerapan Teknik Relaksasi Progresif dalam Mengurangi Nyeri Pada Klien Ny. A
Dengan Arhtritis Reumatoid Di Wilayah Kerja Puskesmas Siulak Mukai Tahun 2018
Berdasarkan pada tabel yang diatas dapat dilihat hasil dari tindakan keperawatan yang
dilakukan selama lima hari mulai tanggal 03 Juli 2018 sampai 07 Juli 2018 perubahan skala
nyeri pada Ny. A sebelum dan sesudah diterapkan teknik relaksasi progresif. Dari tabel diatas
dapat dilihat skala nyeri yang dirasakan oleh Ny. A sebelum diterapkan teknik relaksasi
progresif berbeda pada hari kedua yaitu skala 5 dan skala nyeri sesudah diterapkan teknik
relaksasi progresif mengalami penurunan yaitu menjadi skala 1.
Hal ini didukung oleh teori (Nurarif, 2013) salah satu intervensi keperawatan yang
dilaksanakan pada pasien arthritis reumatoid adalah yaitu menurunkan intensitas nyeri pada
klien, salah satu nya yaitu tindakan yang bisa dilaksanakan klien untuk mengurangi nyeri yaitu
teknik relaksasi progresif, Relaksasi progrsif adalah suatu cara dari teknik relaksasi yang
mengkombinasi latihan nafas dalam dan serangkaian kontraksi dan relaksasi otot (Smeltzer and
Bare, 2002). Tujuan dari relaksasi progresif yaitu mampu mengatasi keluhan anxietas,
insomnia, kelelahan, kram otot, nyeri leher dan pinggang, tekanan darah tinggi, phobia ringan
dan gagap.
Penerapan tindakan keperawatan teknik relaksasi progresif dalam mengurangi nyeri yang
penulis lakukan dari tanggal 03 – 07 Juli tahun 2018 pada Ny. A, menunjukan hasil yaitu
pasien sudah tidak merasa nyeri dan sudah bisa beraktifitas seperti biasa dan tidak tampak
meringis lagi akan tetapi nyeri pasien sering timbul tiba – tiba.
Perbedaan Hasil Penerapan Teknik Relaksasi Progresif Dalam Mengurangi Nyeri Pada Klien
Ny. S Dan Klien Ny. A Dengan Arhtritis Reumatoid Di Wilayah Kerja Puskesmas Siulak
Mukai Tahun 2018
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat hasil dari penerapan teknik relaksasi progresif pada kedua
klien yaitu Ny. S dan Ny. A dimana setelah dilakukan tindakan teknik relaksasi progresif pada
kedua klien penulis dapat menemukan perbedaan respon antara kedua pasien tersebut, yaitu pada
Ny. S penulis dapat menyimpulkan bahwa nyeri yang dirasakan oleh Ny. S telah berkurang akan
tetapi Ny.S masih belum beraktifitas seperti biasanya dikarenakan kaki sebelah kanan pasien masih
belum bisa digerakan yang disebabkan oleh kecelakaan yang dialami pasien tiga minggu yang lalu
sehingga pasien harus dibantu keluarga untuk beraktivitas. Nyeri pasien berkurang setelah penulis
memberikan tindakan keperawatan dan anjuran – anjuran selama 6x12 jam, sedangkan Ny. A,
penulis menyimpulkan bahwa nyeri yang dirasakan pasien telah berkurang dan pasien bisa
beraktivitas seperti biasa nya dan pasien sudah tidak tampak meringis lagi setelah pasien
mendapatkan perawatan tindakan keperawatan selama 6x6 jam dari penulis.
Penulis berasumsi bahwa dengan tindakan keperawatan yang sama tetapi hasilnya berbeda, hal ini
bisa dikarenakan oleh faktor fisik dan faktor sosial, pada Ny.S pasien mengalami keterbatasan
untuk bergerak dikarenakan kaki sebelah kanan nya terluka karena kecelakaan sedangkan Ny. S
tidak memiliki masalah apapun di anggota tubuh nya sedangkan di faktor sosial Ny. S tinggal
seorang diri sehingga susah untuk melakukan tindakan yang diajarkan oleh penulis berbeda dengan
Ny. A pasien tinggal bersama keluarga nya sehingga tindakan yang diajarkan penulis dapat dibantu
oleh keluarga untuk membantu pasien mempraktekan nya.
Dan hal ini sesuai dengan pendapat (Desi, 2016) yang menyatakan bahwa Pada penderita
Reumatoid Arthritis nyeri sangat mengganggu aktivitas sehari-hari bahkan dalam pemulihan ADL
sebagian besar mengalami ketergantungan.
Implikasi Hasil Laporan Studi Kasus
Hasil temuan dalam studi kasus ini memiliki beberapa implikasi yang menjadi dasar bagi
perkembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan keperawatan.
Bagi Puskesmas
Disarankan kepada pihak Puskesmas Siulak Mukai Kabupaten Kerinci untuk
terus menerapkan teknik relaksasi progresif untuk mengurangi nyeri pada klien
dengan arhtritis reumatoid diwilayah kerja Puskesmas Siulak Mukai.