Anda di halaman 1dari 4

ANALISA JURNAL

“PENGARUH TERAPI MUROTAL TERHADAP SKALA NYERI KEPALA


PADA KLIEN CEDERA KEPALA DI RSU PROF. DR. MARGONO
SOEKARJO DAN RSUD BANYUMAS”

Disusun Oleh :

Kelompok III

Ulfa Wildana Hasan, S.Kep (70900120032)

Nurul Awaliah, S.Kep (70900120027)

Muslimin A, S.Kep (70900120030)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATAN XVIII


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2021
1. Judul Artikel : Pengaruh terapi murotal terhadap skala nyeri kepala pada
klien cedera kepala di rsu prof. Dr. Margono soekarjo dan rsud banyumas
1. Kata Kunci: Terapi murotal, nyeri kepala, cedera kepala
2. Penulis: Arif Hendra Kusuma, Agus Setiawan dan Rohman Azzam
3. Publikasi: JRKN
4. Penganalisis: Ulfa Wildana Hasan, Nurul Awaliah, Muslimin A
5. Telaah Step 1

Problems Cedera kepala merupakan suatu trauma yang menimpa


struktur kepala sehingga dapat menimbulkan kelainan
struktural dan atau gangguan fungsional jaringan otak
(Sastrodiningrat, 2006). Setiap tahun di Amerika
Serikat hampir 1.500.000 kasus ced-era kepala. Dari
jumlah tersebut 80.000 di antaranya mengalami
kecacatan dan 50.000 orang meninggal dunia
(QuickStats, 2010). Sedangakan di Indonesia, hasil
Riskesdas (2013) menunjukkan insiden cedera kepala
dengan Case Fatality Rate (CFR) sebanyak 100.000
jiwa meninggal dunia. Angka kejadi-an cedera kepala
yang dirawat di rumah sakit di Indonesia merupakan
penyebab kematian urutan kedua (4,37%) setelah
stroke (Depkes RI, 2013).
Cedera kepala dapat menyisakan tanda ataupun gejala
somatik yang berupa nyeri kepala. Nyeri kepala pada
klien tentu men-imbulkan perasaan tidak nyaman dan
hal ini akan berpengaruh terhadap aktivitasnya.
Interventio Terapi Murottal
n
Comparison -
Interventio
n
Outcome Hasil penelitian pada jurnal ini menunjukkan bahwa
ada perbedaan yang signifikan skala nyeri kepala
sebelum dan setelah diberikan terapi murotal pada
pasien cedera kepala ringan di RSU Prof. Dr. Margono
Soekarjo Pur-wokerto dan RSUD Banyumas dengan
nilai P value 0,001 (α<0,05). Penurunan skala nyeri ini
bisa disebabkan oleh efek murotal yang bersifat sedatif
memberikan respon berupa ketenanagan emosional,
dan relaksasi sehingga pasien mampu mengontrol diri
ketika terjadi rasa tidak nyaman yang menyebabkan
respon nyeri pun berkurang
6. Telaah Step 2 (Validitas)

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan


menggunakan rancangan Quasi-eksperimental melalui
Recruitment pendekatan pretest-posttest control grup design. Populasi
penelitian ini adalah seluruh pasien cedera kepala yang
dirawat di RSU Prof. Dr. Mar-gono Soekarjo Purwokerto
dan RSUD Banyumas dengan jumlah sampel 22 re-
sponden yang dibagi menjadi dua kelompok (11
responden kelompok intervensi dan 11 responden
kelompok kontrol).

Kriteria inklusi responden meliputi pasien cedera kepala,


berusia lebih dari 13 tahun, GCS 13-15, ada keluhan
nyeri, beragama Islam. Kriteria ek-sklusi meliputi pasien
dengan penurunan kesadaran dan pasien dengan
gangguan pen-dengaran

Maintenance

Analisa data dalam penelitian ini menggunakan uji


Measurement dependen t-test untuk melihat skala nyeri sebelum dan
sesudah per-lakuan pada kedua kelompok serta inde-
penden t-test untuk melihat perbedaan selisih mean skala
nyeri.

7. Telaah Step 3 (Aplikabilitas)


a. Adanya sumber daya manusia
Berdasarkan hasil penelitian bahwa terapi murottal menjadi salah satu
opsi intervensi penting bagi dunia keperawatan terutama pada
perawatan pasien dengan cedera kepala untuk mengurangi nyeri yang
dirasakan oleh pasien dan berdasarkan penelitian ini mengemukakan
bahwa intervensi ini mudah di lakukan baik oleh perawat bahkan bisa
mengedukasi atau mensimulasikan ke keluarga pasien sehingga dapat
dilakukan di rumah.
b. Biaya
Penelitian ini tidak membutukan biaya yang besar dalam
pengaplikasinnya
c. Kebijakan
Berdasarkan hasil penelitian bahwa terapi murotal menjadi salah satu
opsi intervensi penting dan layak diperhitungkan dalam intervensi
keperawatan mengingat tidak menimbulkan efek samping terhadap
pasien atau klien.

Kelebihan :
1. Penelitian ini mudah dilakukan
2. Tidak membutuhkan biaya yang besar
3. Bisa dilakukan siapa saja
4. Dan meminimalisir penggunaan obat farmakologi

Kekurangan:
1. Tidak menjelaskan SOP dalam melakukan proses terapi murottal.

Anda mungkin juga menyukai