Anda di halaman 1dari 9

Departemen Keperawatan Medikal Bedah

ANALISIS JURNAL

PENGARUH POSISI HEAD UP 30 DERAJAT TERHADAP NYERI KEPALA PADA


PASIEN CEDERA KEPALA RINGAN

OLEH :

Kelompok 5

Indah Lestari, S.Kep (70900121029)

Ade Novira,S Kep (70900121015)

Erlinda, S.Kep (70900121017)

Andi Marsida, S.Kep (70900121034)

Nur Hikmah, S.Kep (70900121035)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATAN XX


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2022

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XX


ANALISIS JURNAL

1. Judul Artikel Ilmiah:

Pengaruh Posisi Head Up 30 Derajat Terhadap Nyeri Kepala Pada Pasien Cedera Kepala
Ringan
2. Kata Kunci (Keyword):

Posisi head up 30 derajat; nyeri kepala; cedera kepala ringan

3. Penulis:

Arif Hendra Kusuma, Atika Dhiah Anggraeni

4. Publisher:

Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan

5. Instansi Terkait

Akper Serulingmas Cilacap dan Universitas Muhammadiyah Purwokerto


6. Telaah Step 1 (Fokus Penelitian)
Problems Cedera kepala ringan merupakan salah satu
klasifikasi dari cedera kepala yang dapat mengakibatkan
terjadinya kerusakan pada fungsi persarafan serta
penurunan kesadaran pada seseorang tanpa
menimbulkan kerusakan pada organ lainnya. Cedera
kepala ringan dapat disebabkan adanya trauma yang
pada kepala dengan nilai GCS: 14-15, tidak terdapat
penurunan kesadaran, biasanya terdapat keluhan pusing
dan nyeri akut, serta lecet atau luka pada kepala maupun
terjadi perdarahan di otak (Muttaqin, A, 2008).

Cedera kepala menjadi permasalahan kesehatan


global sebagai penyebab kematian, kecacatan dan
keterbelakangan mental. Kedaruratan neurologik yang
beragam akan muncul apabila kepala mengalami

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XX


cedera. Hal ini dikarenakan kepala sebagai pusat
kehidupan seseorang, dimana didalamnya terdapat otak
yang mempengaruhi segala aktivitas manusia. Oleh
karenanya, apabila terjadi kerusakan akan mengganggu
semua sistem tubuh (Kumar, 2013).

Cedera kepala dapat menyebabkan tekanan


intrakranial meningkat yang diakibatkan oleh edema
serebri maupun perdarahan di otak. Tanda dari adanya
tekanan intrakranial yang meningkat salah satunya yaitu
nyeri kepala. Nyeri kepala terjadi karena adanya
peregangan pada struktur intrakranial yang peka
terhadap nyeri, serta ketidakadekuatan perfusi jaringan
otak. Hal ini mengakibatkan terjadinya perubahan
metabolisme dari aerob ke anaerob (Harun Rosjidi, C.,
& Nurhidayat, S. 2014).

Nyeri kepala pada cedera kepala merupakan


kondisi yang harus segera ditangani dan tentu nyeri
kepala tersebut menimbulkan perasaan tidak nyaman
serta akan berpengaruh terhadap aktivitas, terjadinya
gangguan pada pola tidur, pola makan, depresi sampai
kecemasan (Saudoni, Marco Tulio, 2009).
Penatalaksanaan terhadap nyeri dapat berupa tindakan
farmakologis dan non farmakologis. Banyak terapi non
farmakologis yang telah dikembangkan dalam dunia
keperawatan, diantaranya adalah modalitas termal,
Transcutaneus Electric Nerve Stimulation (TENS),
akupuntur, relaksasi, distraksi, imaginasi terbimbing,
biofeedback, hipnosis dan terapi musik (Bobak, Irene
M., et al. 2005).

Posisi head up 30 derajat ini merupakan cara


meposisikan kepala seseorang lebih tinggi sekitar 30

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XX


derajat dari tempat tidur dengan posisi tubuh sejajar dan
kaki lurus atau tidak menekuk. Posisi head up 30 derajat
bertujuan untuk menurunkan tekanan intrakranial pada
pasien cedera kepala. Selain itu posisi tersebut juga
dapat meningkatkan oksigen ke otak. Penelitian Aditya
N, dkk (2018) menunjukkan bahwa posisi elevasi
kepala 30 derajat dapat meningkatkan aliran darah ke
otak dan memaksimalkan aliran oksigen ke jaringan
otak.

Intervention Posisi head up 30 derajat

Comparison Tidak ada

Outcome Terdapat perbedaan yang signifikan rerata skala nyeri


kepala antara sebelum dan sesudah dilakukan posisi
head up 30 derajat pada pasien cedera kepala ringan di
RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto dengan
nilai P value 0,002 (α<0,05).

Time Penelitian ini dilakukan di Ruang Cempaka RSUD Prof.


Dr. Margono Soekarjo Purwokerto pada bulan Maret-
April 2018.

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XX


7. Telaah Step 2 (Validitas)
Metode Penelitian 1. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan Quasi-


eksperimental melalui pendekatan One Groups
Pretest-Posttest Design. Penelitian ini
membandingkan rerata nyeri sebelum perlakuan
diberikan dan sesudah perlakuan diberikan.
2. Penentuan Sampel

Populasi penelitian ini adalah seluruh pasien


cedera kepala ringan yang dirawat dengan jumlah
sampel 22 responden.
3. Kriteria Inklusi & Eksklusi

Kriteria inklusi

- Seluruh pasien yang mengalami cedera kepala

Kriteria eksklusi

- Pasien yang memiliki cedera dibagian tubuh


yang lain yang tidak memunginkan untuk
dilakukan hand up.

Prosedur Intervensi Prosedur Posisi Head Up 30 Derajat :

a. Prosedur kerja pengaturan posisi head up 30


derajat adalah sebagai berikut:
b. Meletakkan posisi pasien dalam keadaan
terlentang
c. Mengatur posisi kepala lebih tinggi dan tubuh
dalam keadaan datar
d. Kaki dalam keadaan lurus dan tidak fleksi

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XX


e. Mengatur ketinggian tempat tidur bagian atas
setinggi 30 derajat.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengaturan


posisi head up 30 derajat adalah fleksi, ekstensi dan
rotasi kepala akan menghambat venous return sehingga
akan meningkatkan tekanan perfusi serebral yang akan
berpengaruh pada peningkatan TIK (Dimitrios dan
Alfred, 2002).

Alat Ukur 1. Alat Pengumpul Data/Instrumen

Intrument pengukuran skala nyeri


menggunakan penilaian skala Visual Analogue Scale
(VAS). Alasan penggunaan VAS karena skala ini
mudah digunakan bagi pemeriksa, dianggap paling
efisien dan lebih mudah dipahami oleh pasien, serta
telah digunakan dalam penelitian dan pengaturan
klinis.

2. Uji Statistik yang Digunakan

Analisa data dalam penelitian ini menggunakan uji


dependen t-test untuk melihat perbedaan selisih mean
skala nyeri sebelum dan sesudah perlakuan.

Hasil Pengukuran

Rerata skala nyeri sebelum dilakukan posisi head


up 30 derajat sebesar 4,77 sedangkan nilai rerata skala
nyeri sesudah diberikan posisi head up 30 derajat
sebesar 3,36. Hasil rerata tersebut terjadi selisih
penurunan skala nyeri dengan rerata sebesar 1,41. Dari
hasil analisis uji dependent t-test didapatkan P value
0,002 (α<0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada
perbedaan yang signifikan antara skala nyeri kepala

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XX


sebelum dan sesudah diberikan intervensi.

8. Telaah Step 3 (Aplikabilitas)

a. Adanya sumber daya manusia

Penelitian ini dapat memberikan informasi tenaga kesehatan untuk


memilih intervensi yang sesuai dalam mengurangi nyeri pada pasien cedera kepala
ringan di mana penelitian ini menunjukan bahwa posisi head up 30 derajat dapat
menurunkan nyeri. Intervensi ini dapat meningkatkan kompetensi perawat dalam
pemberian asuhan keperawatan yang tepat.
b. Biaya
Pemberian intervensi jika ditinjau dari segi biaya juga sangat
memungkinkan karena hanya membutuhkan perawat itu sendiri dalam memberikan
intervensi ini kepada pasien. Selain itu, intervensi ini dapat pasien lakukan secara
mandiri.

c. Kebijakan

Terkait dengan kebijakan kedua intervensi ini sudah sesuai dengan buku
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) mengenai pengaturan posisi
yaitu menempatkan bagian tubuh untuk meningkatkan kesehatan fisiologis dan
psikologi serta salah satu teknik untuk meningkatkan kenyamanan dan
mengurangi nyeri pasien, (PPNI, 2018). Intervensi ini dapat diterapkan dirumah
sakit dikarenakan sudah ada SOP nya.
d. Hasil

Dari jurnal yang telah di dapatkan bahwa terjadi penurunan nyeri yang di
alami oleh pasien, dmana hasil rerata penelitian ini terjadi selisih penurunan skala
nyeri dengan rerata sebesar 1,41. Dari hasil analisis uji dependent t-test
didapatkan P value 0,002 (α<0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XX


perbedaan yang signifikan antara skala nyeri kepala sebelum dan sesudah
diberikan intervensi.
e. Kelebihan

Kelebihan dari intervensi ini yaitu mudah dilakukan oleh siapa saja baik
dari perawat maupun keluarga pasien dan tidak membutuhkan biaya.
f. Kekurangan

Penelitian ini tidak mencantumkan kriteria inklusi dan ekslusinya.

DAFTAR PUSTAKA

Black, J., & Hawks, J. (2014). Keperawatan Medikal Bedah Manajemen Klinis untuk Hasil
yang Diharapkan (8th ed.). Elsevier (Singapore) Pte Ltd.

Büyükyılmaz, F. (2014). REVIEW PAPER. Non- Pharmacological Intervention in


Orthopedic Pain: A Systematic Review. International Journal of Caring Sciences, 7(3),
718–726. https://ezproxy.simmons.edu/login?url=https://search.ebscohost.com/
login.aspx?direct=t rue&db=ccm&AN=103900080&site=ehost-live&scope=site

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XX


Ivers, R., Brown, K., Norton, R., & Stevenson, M. (2017). Road Traffic Injuries.
International Encyclopedia of Public Health, 393–400.

Muhsinah, S.(2020).Efektifitas Terapi usik Religi terhadap Nyeri padapasien fraktur.”Health


Inforation: Jurnal Penelitian, 12(2), 201-203.

Pan, R. H., Chang, N. T., Chu, D., Hsu, K. F., Hsu, Y. N., Hsu, J. C., Tseng, L. Y., & Yang,
N. P. (2014). Epidemiology of orthopedic fractures and other injuries among inpatients
admitted due to traffic accidents: A 10-year nationwide survey in Taiwan. The Scientific
World Journal, 2014(Ci). https://doi.org/10.1155/2014/637872

Zainuddin, A. (2014) .Pengaruh Terapi usik Religi terhadap Penurunan Derajat Nyeri
menstruasi pada siswi MAN 2 Model Makassar.2014.PhD.Thesis.Universitas Islam
Negeri Alauddin Makassar.

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XX

Anda mungkin juga menyukai