OLEH
Nurul Asyifah, S.Kep
Indriyanti Arimurti Putri, S.Kep
Ade Novira, S.Kep
Marwani, S.Kep
Erlinda, S.Kep
Sri Astuti, S.Kep
Fauziah Ayu Pratiwi, S.Kep
hal ini berdampak terhadap tingkat kecemasan yang dialami. Sedangkan anak
yang baru pernah dirawat mungkin mengalami kecemasan yang lebih tinggi.
Pada keadaan seperti ini diperlukan suatu tindakan yang dapat menurunkan
tingkat kecemasan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan
kecemasan adalah melalui kegiatan terapi bermain.
Bermain merupakan salah satu alat komunikasi yang natural bagi anak-anak.
Bermain merupakan dasar pendidikan dan aplikasi terapeutik yang membutuhkan
pengembangan pada pendidikan anak usia dini. Bermain dapat dilakukan oleh
anak yang sehat maupun sakit. Walaupun anak sedang mengalami sakit, tetapi
kebutuhan akan bermain tetap ada. Salah satu fungsi bermain adalah sebagai
terapi dimana dengan melakukan permainan anak akan terlepas dari ketegangan
dan stress yang dialaminya. Melalui kegiatan bermain, anak dapat mengalihkan
rasa sakitnya pada permainannya (distraksi) dan relaksasi melalui kesenangannya
melakukan permainan.
Bermain pada anak dapat meningkatkan kecerdasan dalam berfikir dan
mengembangkan imajinasi serta melatih daya motorik halus dan kasar pada anak.
Pada anak pra sekolah umumnya perkembangan motorik kasar dan motorik
halusnya sudah baik. Pada tahap ini mereka berminat untuk mendapatkan
pengetahuan dan mulai mengalami peningkatan kompetensi. Dengan mengerti
tentang dunia anak terutama usia anak pra sekolah, maka dengan ini kami
bermaksud untuk melaksanakan program terapi bermain karena dengan bermain
membuat anak menjadi lebih rileks.
Dengan bermain anak dapat menstimulasi pertumbuhan otot-ototnya,
kognitifnya dan juga emosinya karena mereka bermain dengan seluruh emosinya,
perasaannya dan pikirannya. Elemen pokok dalam bermain adalah kesenangan
dimana dengan kesenangan ini mereka mengenal segala sesuatu yang ada
disekitarnya sehingga anak yang mendapat kesempatan cukup untuk bermain
juga akan mendapatkan kesempatan yang cukup untuk mengenal sekitarnya
sehingga ia akan menjadi orang dewasa yang lebih mudah berteman, kreatif dan
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
FAKULTAS KEDOKTERAN &ILMU KESEHATAN PROGRAM PROFESI NERS
cerdas, bila dibandingkan dengan mereka yang masa kecilnya kurang mendapat
kesempatan bermain.
Pemilihan jenis permainan harus disesuaikan dengan usia anak. Usia
prasekolah permainan yang cocok dilakukan antara lain mewarnai gambar.
merupakan suatu bentuk permainan menyusun gambar yang membutuhkan
konsentrasi dan kemampuan berfikir. Melalui terapi mewarnai gambar ini
diharapkan dapat melatih kemampuan kosentrasi dan mengarahkan perilaku serta
emosi anak ke arah yang positif. permainan ini membutuhkan pendampingan
petugas dan diupayakan mewarnai gambar yang lebih besar agar anak mudah
menyusun dan memegangnya. Pilih gambar mewarnai gambar yang tidak asing
bagi anak, sebelum gambar mewarnai gambar dipisah pisah, tunjukkan keanak
gambar mewarnai gambar yang dimaksud, kemudian ajak dan dampingi anak
untuk mewarnai gambar. Beri contoh bagaimana cara mewarnai gambar, seperti
dimulai dipojok dahulu atau bagian samping terlebih dahulu. Hal yang perlu
diperhatikan dalam mewarnai gambar ini adalah bentuk gambar yang diwarnai
dan warna apa yang cocok
Terapi bermain yang akan dilaksanakan yaitu bermain boneka tangan. Alasan
memilih terapi bermain boneka peran adalah untuk mengembangkan motorik
halus, keterampilan kognitif dan kemampuan berbahasa. Boneka tangan
merupakan salah satu bentuk permainan yang bertujuan untuk menyampaikan
suatu cerita atau informasi, yang dilakukan oleh boneka supaya menjadi lebih
menarik dan mudah dipahami. Sehingga boneka peran merupakan jenis
permainan yang memiliki nilainilai edukatif.
C. Tujuan Terapi Bermain
1. Tujuan Umum
Meminimalkan dampak hospitalisasi pada anak
2. Tujuan Khusus
a. Menurunkan tingkat kecemasan pada anak
b. Mengembangkan imajinasi pada anak
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
FAKULTAS KEDOKTERAN &ILMU KESEHATAN PROGRAM PROFESI NERS
Referensi :
Aulia, K. Z., Sefrina, A., & Pramithasari, I. D. (2021). Penerapan Terapi Boneka
Tangan Untuk Menurunkan Ansietas Akibat Efek Hospitalisasi Pada Anak
Kejang Demam. Serulingmas Health Journal, 1(1).
Chamidah, A. . (2018). Deteksi Dini Perkembangan Balita Dengan Metode DDST II
di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Juanda Samarinda. Jurnal Endurance,
vol 3 (2).
Fazrin, I. (2018). pendidikan kesehatan deteksi dini tumbuh kembang anak di PAUD
lab school UNPGRI Kediri. Journal of Community Engagement in Heath, vol 1
no 2.
Ginanjar, M. R., Ardianty, S., & Apriani, D. (2022). PERMAINAN BONEKA
TANGAN TERHADAP KECEMASAN ANAK 4-6 TAHUN DI RUMAH
SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG. Jurnal Ilmu Keperawatan
Anak, 5(1), 14-20.
hairimus dkk. (2018). hubungan status gizi dan stimulasi tumbuh kembang dengan
perkembangan balita. Jurnal Sari Pediatrik, vol 3 no 2.
Hidayat, A. N., & Asti, A. D. (2019). Terapi Boneka Tangan untuk Menurunkan
Ansietas Anak karena Efek Hospitalisasi. Proceeding of The URECOL, 63-68.
Kusbiantoro. (2015). Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia Prasekolah di TK
ABA 1 Lamongan. Jurnal Surya, vol 7 (01).
Sunarti, S. (2021). PENGARUH PERMAINAN BONEKA TANGAN TERHADAP
KECEMASAN ANAK USIA PRASEKOLAH AKIBAT HOSPITALISASI DI
RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR. Jurnal Penelitian Kesehatan" SUARA
FORIKES"(Journal of Health Research" Forikes Voice"), 12(4), 474-477.