BUAH-BUAHAN
OLEH :
KELOMPOK II
DESMAINI, S.Kep
HARTATI, S.Kep
RISMAYENI, S.Kep
WIDIAWATI, S.Kep
1
PELAKSANAAN TERAPI BERMAIN MENYUSUN PUZZLE GAMBAR
BUAH-BUAHAN
Oleh
KELOMPOK II
DESMAINI, S.Kep
HARTATI, S.Kep
RISMAYENI, S.Kep
WIDIAWATI, S.Kep
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
nalar kecerdasan, melatih kesabaran anak dalam menyelesaikan suatu
tantangan. Puzzle adalah salah satu bentuk permainan untuk anak usia pre
sekolah, dari hasil permainan ini peserta dapat menikmati kegiatan yang
dilakukuannya sehingga permainan dapat mengurangi kejenuhan anak dalam
menjalani perawatan di rumah sakit dan dapat menilai kemampuan motorik
kasar, motorik halus, bahasa, kognitif serta sosialisasi sesuai dengan tingkat
usianya.
Stress hospitalisasi ini dapat ditanggulangi dengan terapi bermain salah
satunya puzzle, dimana terapi ini bermanfaat untuk membina hubungan antara
anak dengan petugas sehingga terapi selanjutnya dapat diberikan secara
maksimal, setelah itu terapi ini juga dapat memotivasi anak untuk bersosialisasi
dengan teman sebaya, dapat mengoptimalkan tumbuh kembang anak sesuai
dengan usia selama hospitalisasi. Mengingat kondisi klien, dikarenakan
permainan permainan tidak membutuhkan banyak energi, dapat mengasah otak
anak dalam memecahkan masalah, melatih koordinasi mata dengan tangan,
melatih nalar kecerdasan, melatih kesabaran anak dalam menyelesaikan suatu
tantangan.
Puzzle adalah salah satu bentuk permainan untuk anak usia pre sekolah,
dari hasil permainan ini peserta dapat menikmati kegiatan yang dilakukuannya
sehingga permainan dapat mengurangi kejenuhan anak dalam menjalani
perawatan di rumah sakit dan dapat menilai kemampuan motorik kasar,
motorik halus, bahasa, kognitif serta sosialisasi sesuai dengan tingkat usianya.
Berdasarkan hasil observasi kelompok di Ruang Anak RS dr.
Reksodiwiryo TK. III Padang pada tanggal 7 Desember 2019, didapatkan
jumlah anak yang dirawat sebanyak 8 orang anak dari berbagai penyakit seperti
Diare, kejang demam, DHF dll. Dari 8 anak yang dirawat, 4 diantaranya berada
pada tahap perkembangan usia pra sekolah, 4 sudah melewati perawatan
intensif di ruangan masing-masing,
Berdasarkan hasil observasi kelompok di Ruang Anak RS dr.
Reksodiwiryo TK. III Padang pada tanggal 7 Desember 2019, didapatkan
jumlah anak yang dirawat sebanyak 8 orang anak dari berbagai penyakit seperti
4
Diare, kejang demam, DHF dll, dan berada dalam tahap Stress Hospitalisasi,
karena rata-rata setiap kali petugas mendekatinya, mereka tampak cemas dan
takut, karena seringnya dilakukan tindakan-tindakan invasif seperti injeksi,
IUFD, pengambilan darah vena, dll.
Berdasarkan survey di atas, kelompok tertarik mengambil materi terapi
aktivitas bermain tentang menyusun puzzle yang bermanfaat untuk membina
hubungan antara anak dengan petugas sehingga terapi selanjutnya dapat
diberikan secara maksimal, setelah itu terapi ini juga dapat memotivasi anak
untuk bersosialisasi dengan teman sebaya, dapat mengoptimalkan tumbuh
kembang anak sesuai dengan usia selama hospitalisasi.
1.2. TUJUAN
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk mempertahankan proses tumbuh kembang, yang dapat dicapai
secara optimal. Disamping itu, keterlibatan orang tua dalam aktifitas
bermain sangat penting karena anak akan merasa aman, sehingga dia
mampu mengekspresikan perasaannya secara bebas dan terbuka.
1.2.2) Tujuan Khusus
2.2.1) Dapat melanjutkan tumbuh kembang yang normal selama perawatan,
sehingga tumbuh kembang tetap berlangsung terus tanpa terhambat
oleh keadaan anak.
2.2.2) Dapat mengurangi stress hospitalisasi di rumah sakit, dan anak
mendapatkan ketenangan dalam bermain.(Nursalam, 2008:29 )
5
3.2) Bagi Mahasiswa
Diharapkan dengan adanya pelaksanan terapi bermain ini, bisa menambah
ilmu pengetahuan mahasiswa tentang pentingnya terapi bermain pada
anak.
6
BAB II
PELAKSANAAN TERAPI
1. PESERTA
Peserta dari program terapi bermain ini direncanakan sebanyak 5 orang
anak, yang dirawat di ruangan Anak RS dr. Reksodiwiryo TK. III Padang dan
berada dalam usia tahap pra sekolah dengan kondisi yang memungkinkan
untuk ikut terapi bermain sebagai berikut:
Anak tidak ada kontra indikasi dengan penyakit yang dideritanya
untuk aktifitas bermain yang diselenggarakan
Pasien kooperatif
Tidak dalam kondisi bed rest
Bersedia untuk mengikuti kegiatan bermain
Anak tidak terpasang oksigen
Anak tidak terpasang infus
2. MEDIA
Puzzle berbentuk gambar buah-buahan
3. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN
Waktu : Jum’at/ 13 Desember 2019
Jam : 11.00 WIB – 11.45 WIB
Tempat kegiatan : Ruangan Anak RS dr. Reksodiwiryo TK. III
Padang
Alokasi waktu : 45 menit
7
4. SETTING TEMPAT
MEJA
BERMAIN
Keterangan :
= Pemimbing = Moderator = Fasilator
= Klien = Observer
7. PENGORGANISASIAN
Moderator : Rismayeni, S. Kep
Tugas :
Memimpin kerjasama tim
Menjaga kekompakan TIM
Mengingatkan leader tentang waktu bermain
Tugas :
Menjaga kerjasama Tim yang solid
Memadu jalannya Program bermain
Memotivasi klien dan keluarga untuk terlibat dalam
program bermain
8
Co.Leader : 1. Rini Marlina, S. Kep
2. Dian Kisni, S. Kep
Tugas :
Menjaga kerjasama Tim yang solid
Memadu jalannya Program bermain
Memotivasi klien dan keluarga untuk terlibat dalam
program bermain
Tugas :
9
Mengamati respon hospitalisasi anak selama terapi aktifitas
bermain berlangsung, mengamati dan mencatat respon motorik kasar klien,
mengamati dan mencatat respon motorik halus klien, mengamati dan
mencatat respon kognitif
Kegiatan Bermain
10
menyusun puzzle Memberikan mainan
Melibatkan orang tua untuk
hadir didekat anak Membongkar mainan
Membagikan peralatan Mendengarkan
Memandu anak menyusun
puzzle Memasang mainan
Memberikan reinforcement atas
tindakan peserta Mendengarkan
Memandu anak untuk menyusun
puzzle dengan baik Menjawab pertanyaan
Memberikan reinforcement atas
tindakan peserta Mendengarkan
Menanyakan pendapat anak
tentang puzzle yang disusun
Memberikan reinforcement atas
tindakan peserta
3 5 menit Penutup oleh moderator
Menanyakan perasaan anak Mendengarkan
sesudah bermain Memperhatikan
Menyampaikan hasil observasi Menjelaskan
terhadap tumbuh kembang anak perasaannya
kepada orang tua Mendengarkan
Menyimpulkan hasil kegiatan
Mengucapkan terima kasih pada
orang tua dan anak
Menberi salam
Menjawab salam
BAB III
TINJAUAN TEORITIS
11
1. KONSEP BERMAIN DI RUMAH SAKIT
Bermain adalah suatu konsep yang sangat penting bagi anak. Konsep
pembelajaran pada anak adalah bagaimana mereka bermain. Dengan bermain
mereka belajar tentang dunia luar dan lingkungan dimana mereka berada.
Fungsi khusus bermain pada anak mencakup perluasan keterampilan sensorik,
motorik, kreativitas, intelektual dan perkembangan sosial (Suriadi, 2001:8).
Sakit yang dirawat di rumah sakit merupakan krisis utama yang tampak
pada anak Jika seorang anak yang dirawat di rumah sakit maka anak tersebut
akan mudah mengalami krisis karena : (1) Anak mengalami strss karena
perubahan baik terhadap status kesehatannya maupun lingkungannya dalam
kebiasaan sehari-hari, (2) anak mempunyai sejumlah keterbatasan dalam
mekanisme koping untuk mengatasi masalah maupun kejadian-kejadian yang
bersifat menekan. Untuk itu, anak memerlukan media yang dapat
mengekspresikan perasaan tersebut dan mampu bekerjasama dengan petugas
kesehatah selama dalam perawataan. Media yang paling ektif adalah melalui
kegiatan permainan.
Dalam sebuah permainan diperlukannya suatu media yang dapat
menjadikan permainan itu sebagai stimulasi bagi pertumbuhan dan
perkembangan anak. Yang dimaksud stimulasi disini adalah perangsangan
yang datangnya dari lingkungan luar anak. Anak yang banyak mendapat
stimulasi akan lebih cepat berkembang dari anak yang kurang atau bahkan
tidak mendapat stimulasi, pemberian stimulasi akan lebih efektif apabila
memperhatikan kebutuhan-kebutuhan anak sesuai dengan tahap-tahap
perkembangannya (Soetjiningsih, 1995:106).
Aktifitas bermain yng dilakuan perawat di rumah sakit akan memberikan
keuntungan sebagai berikut:
Meningkatkan hubungan antara klien (anak dan keluarga) dan
perawat, karena dengan melaksanakan kegiatan bermain, perawat
mempunyai keseempatan untuk membina hubungn baik dan
menyenangkan dengan anak dan keluarganya.
12
Perawatan di rumah sakit akan membatasi kemampuan anak untuk
mandiri.
Permainan pada anak di rumah sakit tidak hanya akan memberikan
rasa senang pada anak, tetapi juga akan membantu anak
mengekspresikan perasaan dan pikiran cemas, takut, sedih, tegang dan
nyeri.
Permainan yang terapeutik akan dapat meningkatkan kemampuan
untuk mempunyai tingkah laku yang positif.
Permainan yang memberi kesempatan pada beberapa anak untuk
berkompetisi secara sehat akan dapat menurunkan ketegangan pada
anak dan keluarga.
3. TUJUAN BERMAIN
Tujuan bermain bagi anak untuk membantu melengkapi kebutuhan
bermain sesuai dengan tahap tumbuh kembang anak. Kebutuhan mengacu pada
tahapan tumbuh kembang anak, sedangkan tujuan yang ditetapkan harus
memperhatikan prinsip bermain bagi anak di rumah sakit yaitu: menekankan
pada upaya ekspresi sekaligus relaksasi dan distraksi dari perasaan takut,
cemas, sedih, tegang, dan nyeri.
13
Alat permainan edukatif adalah alat permainan yang dapat
mengoptimalkan perkembangan anak, disesuaikan dengan usianya dan tingkat
perkembangannya, serta berguna untuk :
a. Perkembangn aspek fisik yaitu kegiatan yang dapat menunjang atau
merangsang pertumbuhan fisik anak.
b. Pengembangan bahasa dengan berlatih berbicara menggunakan kalimat
yang benar
c. Pengembangan aspek kognitif, dengan pengenalan suara, ukuran, dan
bentuk, warna
d. Perkembangan aspek sosial, khusus dalam hubungannya dengan
interaksi antara ibu dan anak, keluarga dan masyarakat.
14
Perkembangan ini meliputi :
Mulai memiliki kemampuan menggoyangkan jari-jari kaki,
menggambar dua atau tiga bagian, memilih garis yang lebih panjang dan
menggambar orang, melepas objek dengan jari lurus, mampu menjepit
benda, melambaikan tangan, menggunakan tangan nya untuk bermain,
menempatkan objek ke dalam wadah, makan sendiri, minum dari cangkir
dengan bantuan, menggunakan sendok dengan bantuan, makan dengan
jari, membuat coretan denagan kertas.
c. Perkembangan Kognitif (cara kerja kongkrit usia 2-7 tahun)
Dengan perkembagan kemampuan sebagai berikut anak belum
mampu mengoperasionalisasikan apa yang di pikirkan melalui apa yang
di pikirkan melalui tindakan dalam pikiran anak, perkembangan anak
masih bersifat egosintrik, seperti dalam penelitian piaget anak selalu
menunjukkan egosentrik seperti anak akan memilih sesuatu sesuatu atau
ukuran yang besar walaupun isi isi sedikit.
d.Perkembangan Psikososial
Tahap kemandirian, rasa malu, dan ragu terjadi pada umur 1-3
tahun ( toddler ) dengan perkembangan sebagai berikut anak sudah mulai
mencoba dalam mandiri dalam tugas tumbuh kembang seperti dalam
motorik dan bahasa, anak sudah mulai latihan jalan sendiri, berbicara dan
pada tahap ini pula anak akan merasakan malu apabila orang tua terlalu
melindungi atau t5idak memberikan kemandirian atau kebebasan anak dan
menuntut tinggi harapan anak. (A. Aziz Alimul Hidayat)
15
8. CIRI-CIRI BERMAIN PUZZLE UNTUK ANAK USIA SEKOLAH
DENGAN HOSPITALISASI
9. FUNGSI WARNA
Warna merupakan sebuah media terapi bagi banyak orang, bahkan warna
kerapkali digunakan sebagai bahasa global untuk membaca emosi seseorang.
Seorang anak yang mewarnai matahari dengan warna-warna gelap seperti hitam
atau abu-abu bisa jadi menandakan kemarahan mereka saat itu. Selain itu cara si
kecil menorehkan warna juga dapat mengekspresikan sifat dasar mereka, sebagai
contoh, jika si kecil mewarnai dengan cara menorehkan garis-garis teratur pada
gambar menunjukan bahwa si kecil memeiliki kecenderungan gaya hidup teratur.
Terlepas dari itu warna sendiri menjadi alat terapi untuk meringankan stres pada si
kecil setelah lelah seharian beraktifitas.
Seperti yang kita tahu warna merupakan salah hal yang ditangkap dan di
proses oleh otak kanan manusia. Warna memiliki magic atau kegunaan dalam
berbagai hal dalam kehidupan, beberapa diantara yakni:
Warna mempunyai kode tersendiri, misalnya dalam peta terdapat warna
untuk membedakan laut, gunung, sungai, hutan, bukit, dan sebagainya.
Warna juga digunakan dalam berbagai grafik atau diagram. Serta surat
untuk sang terkasih pun pasti memiliki warna tersendiri kan? Seperti pink
atau merah biasanya.
Warna mempunyai emosi tersendiri, contohnya nuansa rumah sakit yang
putih atau warna lain yang cenderung pucat, nuansa sekolah yang biru atau
cream yang kalem, kecuali nuansa sekolah TK atau Play Group yang
cenderung warna-warna dan cheerful untuk balita dan anak-anak, dan
16
sebagainya. Bisa kamu bayangkan kalau seandainya sekolah di cat merah
dan TK dan Play Group di cat gelap seperti coklat gelap apakah mereka
bisa konsentrasi belajar dalam keadaan seperti itu?
Membantu otak menjadi lebih rileks sebab otak kiri dan kanan yang
seimbang akan membuat otak cenderung menuju gelombang otak α,
tempat kondisi rileks terjadi.
Membuat otak menjadi lebih kreatif dalam berfikir sebab otak yang rileks
di kondisi α membuatmu bisa mengakses semua informasi yang ada di
pikiran bawah sadarmu.
17
- Merah
Respon Psikologi: Power, energi, kehangatan, cinta, nafsu, agresi, bahaya,
berpendirian, dinamis, dan percaya diri.
Warna Merah kadang berubah arti jika dikombinasikan dengan warna lain.
Merah dikombinakan dengan Hijau, maka akan menjadi simbol Natal.
Merah jika dikombinasikan denga Putih, akan mempunyai arti ‘bahagia’ di
budaya Oriental. Bisa berarti berani dan semangat yang berkobar-kobar.
Singkatnya secara umum berhubungan dengan perasaan yang meledak-
ledak. Warna merah mudah menarik perhatian dan meningkatkan nafsu.
Karena itu seperti saya katakan tadi, bisnis makanan banyak menggunakan
warna dominan merah karena ini dipercaya dapat meningkatkan nafsu
makan pembeli, lihat saja warna pizza hut, McD, KFC yang juga ada
merahnya.Atau kalau untuk teks, warna merah pasti akan lebih menarik
perhatian dibanding warna lain. Namun jika untuk background dengan
teks hitam, akan membuat mata cepat lelah.
- Biru
Respon Psikologi: Kepercayaan, Konservatif, Keamanan, Tehnologi,
Kebersihan, Keteraturan, Damai, menyejukkan, spiritualitas, kontemplasi,
misteri, dan kesabaran. Banyak digunakan sebagai warna pada logo Bank
di Amerika Serikat untuk memberikan kesan tenang, terpercaya, ilmu dan
wawasan. Warna ini sangat baik untuk menumbuhkan loyalitas konsumen.
Bank-bank banyak menggunakan warna biru sebagai warna dominannya,
demikian juga pendidikan.
- Hijau
Respon Psikologi: Alami, Sehat, Keberuntungan, Pembaharuan,
pertumbuhan, kesuburan, harmoni, optimisme, kebebasan, dan
keseimbangan Warna Hijau tidak terlalu ’sukses’ untuk ukuran Global. Di
Cina dan Perancis, kemasan dengan warna Hijau tidak begitu mendapat
sambutan. Tetapi di Timur Tengah, warna Hijau sangat disukai. Banyak
produk yang menekankan kealamian produk menggunakan warna ini
sebagai pilihan. Untuk perusahaan-perusahaan yang berhubungan dengan
eksplorasi alam, warna hijau banyak dipakai untuk menegaskan bahwa
18
perusahannya berwawasan lingkungan. Warna ini termasuk yang sedang
ngetren dan akan banyak dipakai khususnya dengan kampanye yang
berhubungan dengan lingkungan. Kemasan deterjen juga tidak sedikit
yang menggunakan warna hijau.
- Ungu atau Jingga
Respon Psikologi: Spiritual, Misteri, Kebangsawanan, Transformasi,
Kekasaran, Keangkuhan, Ramah, Romantis, dan Mandiri.
Warna Ungu sangat jarang ditemui di alam. Ungu adalah capuran warna
merah dan biru. Menggambarkan sikap ‘gempuran’ keras yang
dilambangkan dengan warna biru. Perpaduan antara keintiman dan erotis
atau menjurus ke pengertian yang dalam dan peka. Bersifat kurang teliti
namun penuh harapan.
- Coklat
Respon Psikologi: Tanah/Bumi, Reliability, Comfort, Daya Tahan,
Stabilitas, Bobot, Kestabilan dan Keanggunan.
Kemasan makanan di Amerika sering memakai warna Coklat dan sangat
sukses, tetapi di Kolumbia, warna Coklat untuk kemasan kurang begitu
membawa hasil.
- Hitam
Respon Psikologi: Ketakutan, Power, Kecanggihan, Kematian, Misteri,
Seksualitas, Kesedihan, Keanggunan, dan Independen, Berwibawa,
Penyendiri, Disiplin, dan Berkemauan keras.
Melambangkan kematian dan kesedihan di budaya Barat. Sebagai warna
Kemasan, Hitam melambangakan Keanggunan (Elegance), Kemakmuran
(Wealth) dan Kecanggihan (Sopiscated). Menunjukkan hal yang tegas,
elegan, dan eksklusif. Juga bisa mengandung makna rahasia. Seperti ketika
saya memilih warna dominan hitam pada Rahasia Blogging.warnatersebut
sangat mendukung kata “rahasia” yang ingin saya tekankan.
Kalau untuk warna mobil, biasanya mobil berwarna hitam lebih mahal
daripada mobil berwarna lain.
- Putih
Warna suci dan bersih, natural, kosong, tak berwarna, netral, awal baru,
kemurnian dan kesucian Warna yang sangat bisa dipadukan dengan warna
19
apapun. Warna putih di situs web banyak dipakai sebagai warna
background teks hitam. Sebab pengunjung akan lebih mudah untuk
membacanya.
- Abu Abu
Respon Psikologi: Intelek, Masa Depan (kayak warna Milenium),
Kesederhanaan, Kesedihan.
DAFTAR PUSTAKA
20
Nursalam. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Jakarta: Salemba Medika
Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC
Suryadi, yuliani rita. 2006.Asuhan Keperawatan Pada Anak Ed 2. Jakarta:
Sangung Seto
Supartini. 2004. Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC
Wong, Dona L. 2004. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC
NO NAMA PARAF
21
22
DAFTAR HADIR AUDIENS
NO NAMA PARAF
23
24
INFORM CONSENT
NO NAMA PARAF
25
LEMBAR KONSUL
NO PERBAIKAN PARAF
26
27
28