Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL TERAPI BERMAIN

ANAK MENEMPEL GAMBAR DAN


BERMAIN PASIR
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Keperawatan
Anak Dosen Koordinator : Sri Wulandari, M.Kep., Ns.,
Sp.Kep.An Dosen Pembimbing : Fauziah Rudhianti, M.Kep., Ns.,
Sp.Kep.An

Disusun Oleh :
Ridwan Milah (214121)
Detti Ardhia P. (214121)
Levana Juliana P. (214121)
Lutfi Vania (214121)
Emiliya Rosdiana (21412)
Mutiara Putri Ayu H. (214121127)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI
KESEHATAN UNIVERSITAS JENDERAL
ACHMAD YANI CIMAHI
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Hospitalisasi adalah suatu keadaan krisis yang terjadi pada anak, hal
ini dikarenakan anak dalam kondisi sakit dan dirawat di rumah sakit. Keadaan
ini membuat anak berusaha beradaptasi dengan lingkungan yang baru yaitu
lingkungan rumah sakit sehingga kondisi tersebut dapat meningkatkan stressor
yang menimbulkan kecemasan, marah, sedih, takut, dan merasa bersalah
(Hockenberry & Wilson, 2011).

Berdasarkan data WHO tahun 2012 bahwa 3%–10% pasien anak


yang dirawat di Amerika Serikat baik anak Usia todler, prasekolah
ataupun anak usia sekolah. Anak yang mengalami perawatan di Jerman
sekitar 3%-7% anak usia todler, 5%-10% anak usia prasekolah. Di
indonesia sendiri Angka rawat inap anak usia prasekolah 4-6 tahun
sebesar 4,31%-4,65% (WHO dalam Purwandari, 2013). Anak usia prasekolah
dan usia sekolah merupakan usia yang rentan terkena penyakit, sehingga
banyak anak pada usia tersebut yang harus dirawat dirumah sakit (Wong,
2009). Angka kesakitan anak di Indonesia berdasarkan Survei Kesehatan
Nasional (Susenas) tahun 2010 di daerah perkotaan menurut kelompok
usia 0-4 tahun sebesar 25,8%, usia 5-12 tahun sebanyak 14-91%, usia 13-15
tahun sekitar 9,1%, usia 16-21 tahun sebesar 8,13%. Angka kesakitan anak
usia 0-21 tahun apabila di hitung dari keseluruhan jumlah penduduk
adalah 14,44%. Anak yang dirawat di rumah sakit akan berpengaruh pada
kondisi fisik dan psikologinya, hal ini disebut dengan hospitalisasi (Apriany,
2013).

Menurut Hery (2017) dengan melakukan permainan anak dapat


terlepas dari ketegangan dan stress yang ditimbulkan selama proses
hospitalisasi terjadi, dengan bermain anak dapat mengalihkan rasa sakit dan
cemasnya dengan permainan (distraksi). Bermain merupakan kegiatan anak-
anak yang dilakukan berdasarkan keinginan dari anak untuk mengatasi
kecemasan, stress, dan adaptasi baru di lingkungan yang baru. Fungsi dari
bermain adalah untuk perkembangan sensoris dan motorik, perkembangan
intelektual, perkembangan sosial, perkembangan kesadaran diri serta juga
kreativitas dari anak (Wong dalam Heri Saputro, 2017). Menurut Setiawati,
dkk (2019) stress yang terjadi akibat proses hospitalisasi pada anak usia
prasekolah sangat berpengaruh pada perawatan dan proses penyembuhan pada
saat anak dirawat di rumah sakit. Upaya yang dapat dilakukan untuk
mengatasi kecemasan itu sendiri diantaranya seperti psikoterapi, psikoanalisis,
hypnoterapi, terapi kelompok dan terapi bermain. Bermain dapat dilakukan
oleh anak yang sehat maupun sakit. Walaupun anak sedang mengalami sakit,
tetapi kebutuhan akan bermain tetap ada, terapi bermain harus lebih di
perioritaskan bagi anak dibandingkan dengan beberapa upaya untuk
meminimalikan kecemasan karena sifatnya lebih simpel, disenangi oleh
anak, murah, dapat mudah dilakukan oleh anak dan juga berdampak pada
pertumbuhan perkembangan sang anak yang sangat penting pada tahap
usia prasekolah (Kartinawati, 2011). Menurut Supartini, 2010 Terapi
Bermain merupakan salah satu alat komunikasi yang natural bagi anak-
anak. Bermain merupakan dasar pendidikan dan aplikasi terapeutik yang
membutuhkan pengembangan pada pendidikan anak usia dini. Terapi
bermain yang cocok untuk anak usia prasekolah 4-6 tahun berdasarkan
jenisnya adalah membaca buku, majalah, menggunakan alat media tulis, alat-
alat melukis, mewarnai, alat menggambar, balok, melukis dan aktivitas
berenang, pasir juga merupakan bahan alami yang sangat mudah untuk di
jumpai, selain itu bermain pasir merupakan hal yang sangat menarik bagi
anak, karena dengan pasir anak dapat bermain mengisi, mencetak dan
menabur yang sangat cocok bagi anak dengan tahap perkembangan
motorik halus seperti anak usia prasekolah. Menurut sudono dalam
(Virgawati, 2015). adapun penelitian Dyna, dkk (2020) yang berjudul
Pengaruh Bermain Mewarnai Lukisan Pasir Terhadap Tingkat Kecemasan
Anak Usia Prasekolah Yang Menggalami Hospitalisasi Di Ruang C6 RSUD

Cibabat Cimahi bahwa terdapat pengaruh rata–rata kecemasan anak sebelum


dan sesudah diberikan bermain mewarnai lukisan pasir dengan ( p value
0,001 ).

Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Debora, dkk


(2018) yang berjudul Pengaruh Terapi Mewarnai Gambar Dengan Pasir
Warna Terhadap Kecemasan Anak Prasekolah 3-5 Tahun didapatkan hasil
yaitu hasil bahwa ada pengaruh tingkat kecemasan antara sebelum dan
sesudah dilakukan intervensi metode terapi mewarnai gambar dengan pasir
warna yang artinya Ha diterima bahwa ada pengaruh terapi mewarnai
gambar dengan pasir warna terhadap kecemasan anak prasekolah yang
mengalami hospitalisasi dari hasil penelitian di ruang Tulip II A RSUD Ulin
Banjarmasin dengan 30 responden diketahui bahwa sebelum dilakukan
intervensi terapi mewarnai gambar dengan pasir warna (pretest) tingkat
kecemasan yang paling tinggi berada pada tingkat kecemasan sedang
dengan presentase 53,3% dan sesudah dilakukan intervensi terapi mewarnai
gambar dengan pasir warna (posttest) tingkat kecemasan anak menjadi
cemas ringan dengan presentase 76,6% dan kecemasan sedang
mengalami penurunan sebanyak 36,6% dari 53,3% menjadi 16,7%.
Berdasarkan masalah dan teori yang sudah dijelaskan di atas, tim
penulis tertarik untuk melakukan terapi bermain dengan bermain pasir kinetik
dan menempel gambar kepada anak usia prasekolah (3-6 tahun) untuk
menurunkan kecemasan akibat hospitalisasi di Rumah Sakit Umum Daerah
Cibabat Ruang anak gedung C lantai 6..

B. Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan terapi bermain mewarnai gambar selama 1x30
menit, anak diharapkan bisa merasa tenang selama perawatan dan tidak
takut lagi
terhadap petugas kesehatan sehingga anak merasa nyaman dan dapat
beradaptasi dengan baik selama dirawat di rumah sakit.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan terapi bermain mewarnai gambar selama 1x30 menit
diharapkan anak usia pra sekolah dapat :
a. Anak mampu bersosialisasi dengan orang lain yang ada di rumah sakit.
b. Anak menjadi tenang dan kooperatif.
c. Anak mampu mengenal berbagai bentuk huruf dan angka serta dapat
mewarnai gambar.
3. Sasaran Peserta
Anak usia prasekolah dengan rentang umur 3-6 tahun yang tidak
mempunyai penyakit menular dan bersedia ikut dalam terapi bermain
mewarnai gambar.
4. Media
a. Pasir kinetik dan cetakannya
b. Kertas dan lem
5. Pelaksanaan
Hari/Tanggal : Senin, 31 Januari 2022
Tempat : Ruang anak C 6

RSUD Cibabat
Sasaran : Pasien anak usia prasekolah (3-6 tahun)
Metode : bermain pasir kinetik
6. Tata Letak

7. Tugas dan Tanggung Jawab


a. Leader : Ridwan Milah
b. Fasilitator : Detti Ardhia P.
Levana Juliana P.
Lutfi Vania
Emiliya Rosdiana
Mutiara Putri Ayu H.

Pembagian Tugas :
Peran Leader
a. Membuka kegiatan terapi bermain.
b. Memperhatikan tingkah laku peserta selama kegiatan.
c. Memperhatikan ketepatan waktu jalannya kegiatan terapi bermain.
d. Katalisator, yaitu mempermudah komunikasi dan interaksi dengan
jalan menciptakan situasi dan susunan yang memungkinkan klien
termotivasi untuk mengekspresikan perasaannya.
e. Auxilery ego, sebagai penopang bagi anggota yang terlalu lemah atau
mendominasi.
f. Koordinasi, yaitu mengarahkan proses kegiatan kearah pencapaian
tujuan dengan cara memberi motivasi kepada anggota untuk terlibat
dalam kegiatan.
Peran Fasilitator
a. Mempertahankan kehadiran peserta.
b. Mempertahankan dan meningkatkan motivasi peserta.
c. Mencegah gangguan atau hambatan terhadap kelompok baik dari luar
maupun dari dalam kelompok.
8. Susunan Acara Pelaksanaan

No Tahap Waktu Fasilitator Klien/Audien


1. Pembukaan 5 menit 1. Leader membuka 1. Menjawab salam
dan mengucapkan 2. Mendengarkan
salam 3. Memperhatikan
2. Memperkenalkan 4. Mendengarkan dan
diri saling berkenalkan
3. Memperkenalkan 5. Mendengarkan
pembimbing dan
fasilitator
4. Memperkenalkan
anak satu persatu
5. Kontrak waktu
dengan anak
2. Kegiatan 20 1. Leader menjelaskan 1. Mendengarkan
Bermain menit cara permainan 2. Menjawab pertanyaan
2. Menanyakan pada 3. Menerima permainan
anak, anak mau 4. Bermain
bermain atau tidak 5. Bermain
3. Menbagikan 6. Mengungkapkan
permainan perasaan
4. Leader dan
Fasilitator
memotivasi anak
5. Fasilitator
mengobservasi anak
6. Menanyakan
perasaan anak
3. Penutup 5 menit 1. Leader 1. Selesai bermain
menghentikan 2. Mengungkapkan
permainan perasaan
2. Menanyakan 3. Mendengarkan
perasaan anak 4. Mengungkapkan
3. Menyampaikan hasil perasaan
permainan 5. Menjawab salam
4. Menanyakan
perasaan anak
5. Leader menutup
acara dan
mengucapkan salam

9. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
1) 50% pasien anak usia 3-6 tahun mengikuti terapi bermain mewarnai.
2) Terapi aktivitas diselenggarakan tepat waktu di ruang perawatan
melati.
b. Evaluasi Proses
1) Semua peserta mengikuti dari awal sampai akhir acara.
2) Semua peserta aktif dan antusias mewarnai gambar yang sudah
disediakan.
c. Evaluasi Hasil
1) 50% peserta menyelesaikan mewarnai gambar sesuai dengan
waktu yang disepakati.
2) 50% peserta anak mampu bersosialisasi dengan tenaga kesehatan
yang ada di rumah sakit.
BAB II
MATERI
A. Anak Usia Prasekolah

Anak usia preschool atau prasekolah merupakan usia emas dimana


seorang anak dalam masa tumbuh kembangnya memerlukan banyak stimulus.
Pada masa ini merupakan waktu yang tepat untuk mengembangkan berbagai
pontensi dan kemampuan antara lain motorik halus, motorik kasar, sosial,
emosi serta kognitifnya (Mulyasa, 2012). Di samping itu anak usia prasekolah
adalah masa dimana terjadinya peningkatan kecerdasan dari 50% menjadi
80%. Peningkatan ini dapat tercapai secara maksimal bila lingkungan sekitar
mampu memberikan rangsangan dan stimulasi yang tepat kepada anak itu
sendiri, tetapi apabila anak tidak mampu memperoleh rangsangan dan
stimulasi dengan tepat maka otak anak tidak akan mampu berkembang dan
berfungsi secara maksimal.

B. Bermain
Bermain merupakan hal yang sangat dekat dengan dunia anak-anak,
dunia anak adalah dunia bermain, yakni dunia yang penuh spontanitas dan
menyenangkan, sesuatu yang dilakukan dengan penuh semangat karena
merupakan hal yang menyenangkan. Arti kata bermain menurut KBBI
(Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah melakukan sesuatu untuk bersenang-
senang. Kegiatan bermain juga merupakan bagian dari proses belajar anak-
anak, dimana saat bermain aspek fisik, psikis, kognitif dan emosional turut
dibentuk. Sigmund Freud dengan teori psikoanalisis mengatakan bahwa
bermain dapat mengekspresikan dorongan impulsive sebagai cara mengurangi
kecemasan (Mutiah, 2010). Bagi anak-anak yang sedang menjalani perawatan
di rumah sakit, bermain juga merupakan bagian dari terapi sebab bermain
memiliki nilai terapeutik. Anak-anak yang sedang menjalani pengobatan di
rumah sakit, cenderung mengalami perasaan takut, cemas, nyeri, bosan dan
stress.
C. Manfaat Bermain di Rumah Sakit
1. Membantu anak merasa lebih aman di lingkungan yang asing.
2. Membantu mengurangi stress akibat perpisahan dan perasaan rindu rumah.
3. Alat untuk melepaskan ketegangan dan ungkapan perasaan.
4. Meningkatkan interaksi dan perkembangan sikap yang positif terhadap
orang lain.
5. Sebagai alat ekspresi ide-ide dan minat.
6. Sebagai alat untuk mencapai tujuan terapeutik.
7. Menempatkan anak pada peran aktif dan memberi kesempatan pada anak
untuk menentukan pilihan.

D. Prinsip Bermain di Rumah Sakit


Terapi bermain yang dilaksanakan di rumah sakit tetap harus
memperhatikan kondisi kesehatan anak. Beberapa prinsip permainan pada
anak dirumah sakit yaitu :
1. Permainan tidak boleh bertentangan dengan pengobatan yang sedang
dijalankan pada anak.
2. Permainan yang tidak membutuhkan banyak energi, singkat dan sederhana.
3. Pilihlah jenis permainan yang tidak melelahkan anak.
4. Permainan harus mempertimbangkan keamanan anak, pilih alat permainan
yang aman untuk anak, tidak tajam, tidak merangsang anak untuk berlari-
lari dan bergerak secara berlebihan.
5. Melibatkan orang tua saat anak bermain merupakan satu hal yang harus
diingat.
E. Mewarnai
Salah satu kegiatan bermain yang dapat dan aman dilakukan dirumah
sakit adalah mewarnai, kegiatan mewarnai melibatkan beberapa organ tubuh
seperti otak, tangan, mata, anggota gerak serta daya fikir anak dilatih.
Beberapa manfaat positif yang dihasilkan dari kegiatan mewarnai adalah :
1. Melatih aktivitas motoric
2. Sebagai media berekspresi
3. Melatih mengenal warna
4. Melatih anak menggenggam
5. Meningkatkan konsentrasi
6. Melatih kemampuan bekerjasama
7. Melatih mengenal garis batas bidang
Mewarnai gambar adalah salah satu permainan yang cocok untuk
dilakukan anak usia pra sekolah, dimana anak mulai menyukai dan mengenal
warna serta mengenal bentuk-bentuk benda di sekelilingnya (Suryanti, 2011).
Mewarnai gambar buah-buahan adalah salah satu cara memberikan edukasi
pada anak pra sekolah mengenai makanan sehat, dimana anak usia pra sekolah
mengalami tumbuh kembang yang pesat sehingga membutuhkan zat gizi yang
baik (Hartono, 2017).
DAFTAR PUSTAKA

Diana Mutiah. (2010). Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana.

Hockenberry, M., Wilson, D. (2011). Wong’s Nursing Care Of Infants And

Children,
Ninth Edition. USA: Elsevier.

Hartono, S. H. (2017). 6 Cara Mengajarkan Prasekolah Mengenal Pola Maka Sehat.


https://nakita.grid.id/read/0212506/6-cara-mengajarkan-prasekolah-mengenal-
pola-makan-sehat?page=all.

Mulyasa, H. E. (2012). Manajemen PAUD. PT. Remaja Rosdakarya Offset. Bandung.

Suryanti. (2011). Pengaruh Terapi Bermain Mewarnai dan Origami Terhadap Tingkat
Kecemasan Sebagai Efek Hospitalisasi Pada Anak Usia Pra Sekolah di RSUD
dr.
R. Goetheng Tarunadibrata Purbalingga. Jurnal Kesehatan Samodra Ilmu

Anda mungkin juga menyukai