OLEH:
KELOMPOK 1
A. LATAR BELAKANG
Kondisi sakit umumnya dapat dirasakan oleh setiap orang terutama anak-anak. Hal
tersebut dikarenakan sistem kekebalan tubuh anak yang belum sempurna, sehingga anak-
anak sering terserang penyakit. Adapun penyakit atau permasalahan yang sering dialami
anak-anak antara lain diare, demam, permasalahan pada sistem pernapasan, dan lain lain.
Beberapa penyakit diharuskan untuk melakukan terapi lebih lanjut sehingga
memerlukan rawat inap, lamanya perawatan di Rumah Sakit dapat menimbulkan rasa bosan
hingga kecemasan pada anak maupun orang tua. Keadaan tersebut dinamakan dengan
hospitalisasi atau pengalaman yang tidak menyenangkan ketika berada di Rumah Sakit.
Bukan tanpa sebab, berikut ini merupakan faktor-faktor yang dapat memengaruhi
kecemasan dan stress pada anak yang menjalani hospitalisasi berdasarkan artikel
Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan (2022) yaitu karena adanya perubahan suasana
lingkungan, bertemu dengan orang baru bukan dari lingkungan keluarga, kehilangan
kebebasan, dan faktor fisik.
Akibat dari kecemasan dan stress anak terhadap hospitalisasi menjadikan anak
sangat rewel, gelisah, menangis, hingga mengganggu proses tumbuh kembang dan
penyembuhan. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah strategi khusus agar anak dapat
menerima tindakan medis atau program pengobatan selama di Rumah Sakit (Astuti &
Faiqoh, 2021). Salah satu strategi tersebut dapat berupa terapi bermain, sebagaimana
menurut Saputro (2017) Terapi bermain bertujuan untuk menciptakan suasana aman bagi
anak untuk mengekspresikan diri mereka, mempelajari aturan sosial dan mengatasi
masalah serta memberikan kesempatan bagi anak untuk dapat berekspresi dan
mengeksplorasi hal baru (Setiawati & Sundari, 2019).
Agar tujuan tersebut dapat tersalurkan maka terapi bermain yang akan dilaksanakan
adalah terapi bermain mewarnai gambar. Mewarnai gambar merupakan bentuk kreativitas
dimana anak menggoreskan warna pada suatu bidang atau pola gambar dan terciptalah
sebuah seni. Berikut ini merupakan manfaat mewarnai gambar yaitu anak dapat mengenali
warna dan nama-nama warna, melatih kemampuan motorik halus, dan lain-lain (Aryani &
Zaly, 2021). Melalui kegiatan ini diharapkan anak dapat mengalihkan rasa cemasnya dan
mempercepat proses penyembuhan.
B. TUJUAN UMUM
Setelah dilakukan terapi bermain pada anak usia pra-sekolah (3-5 tahun) selama ±40
menit, anak diharapkan dapat mengalihkan rasa cemasnya, mengeskpresikan
kreativitasnya, dan kooperatif menjalani pengobatan selama di Rumah Sakit sehingga
membantu mempercepat proses penyembuhan.
C. TUJUAN KHUSUS
Adapun tujuan khususnya antara lain:
1. Memberikan kesempatan anak untuk mengekspresikan dan mengeksplorasi diri dengan
therapeutic play (permainan terapeutik).
2. Menggunakan terapi mewarnai gambar sebagai therapeutic play sehingga anak dapat
mengenali warna, nama-nama warna, melatih kemampuan motoric halus dan daya
imajinatif anak.
3. Mengembangkan kreativitas dan kemampuan memecahkan masalah pada anak.
4. Memudahkan anak agar dapat beradaptasi terhadap stress karena sakit dan lingkungan
Rumah Sakit.
5. Melanjutkan proses pertumbuhan dan perkembangan yang tertunda pada saat sakit.
D. MEDIA
Media yang akan digunakan adalah sebagai berikut:
1. Buku sketsa gambar
2. Pensil warna
E. PERENCANAAN
1. Jenis Program Bermain
Jenis permainan yang digunakan adalah mewarnai gambar. Menurut Olivia (2013)
mewarnai merupakan bentuk kreativitas dimana anak diajak untuk menggoreskan
sebuah warna terhadap bidang atau pola gambar, sehingga menciptakan sebuah seni
(Aryani & Zaly, 2021).
2. Karakteristik Bermain
Karakteristik dalam permainan ini adalah Paralel Play dimana anak-anak bermain
secara mandiri dengan alat dan permainan yang sama tanpa menukar alat permainan
dengan anak-anak lain di sekitarnya.
3. Karakteristik Peserta
a. Peserta : anak usia 3-5 tahun (Pra-Sekolah)
b. Jumlah : 3-5 anak (menyesuaikan ruangan)
Kriteria Inklusi:
a. Anak dalam kondisi baik atau cukup baik.
b. Anak bisa atau diperbolehkan untuk berjalan dan didampingi orangtua.
c. Anak bersedia dan kooperatif dalam mengikuti terapi bermain.
4. Metode
Pada tahap awal petugas memberikan contoh, kemudian anak meniru dan memperoleh
reward atau reinforcement positif karena telah mengikuti instruksi dengan baik.
Tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Mahasiswa memberikan penjelasan kepada anak dan pendamping (orangtua)
tentang prosedur pelaksanaan terapi bermain yang meliputi kontrak waktu
pelaksanaan, prosedur mewarnai, dan hal lain yang berkaitan dengan program
terapi.
b. Mahasiswa memperkenalkan diri, dan memberikan kesempatan anak untuk dapat
memperkenalkan diri masing-masing.
c. Mahasiswa memperkenalkan sebuah gambar di media kertas, lalu menjelaskan
prosedur mewarnai kepada anak dan pendamping (orangtua). Kemudian,
membagikan alat-alat tersebut.
d. Setelah itu dengan bantuan Leader, anak diminta untuk mewarnai gambar di media
kertas dengan pensil warna sesuai kreativitas dan imajinasi di masing-masing anak.
e. Fasilitator mendampingi dan mengarahkan anak selama program terapi
berlangsung.
f. Pendamping (orangtua) dapat berperan sebagai fasilitator, dan dapat terlibat dalam
program terapi.
g. Setelah waktu yang ditentukan sebelumnya berakhir, anak dipersilahkan untuk
berhenti dan diberikan reinforcement positif atau pujian atas keterlibatan anak
dalam program terapi.
h. Observer melakukan pengamatan dan memberikan evaluasi terhadap perilaku anak
dan proses jalannya program terapi.
LAMPIRAN MATERI KONSEP BERMAIN
A. Pengertian Bermain
Bermain merupakan suatu aktivitas yang menyenangkan bagi setiap individu
khususnya anak-anak. Bagi anak bermain tidak hanya menyenangkan, tetapi dapat
mengoptimalkan seluruh aspek pertumbuhan dan perkembangannya. Selain itu, bermain
merupakan sarana anak untuk mendapatkan pengalaman dan pengetahuan tentang
lingkungan sekitarnya (Pratiwi, 2017).
B. Fungsi Bermain
Mengutip dari (Wilson & Rodgers, 2016), terdapat tujuh fungsi bermain yaitu
Sensorimotor Development, Intellectual Development, Socialization, Creativity, Self-
Awarness, Therapeutic Value, dan Morality.
C. Manfaat Bermain
Pratiwi (2017) memaparkan enam belas fungsi bermain yang memiliki makna penting
bagi anak, antara lain:
1. Bermain membantu pertumbuhan anak;
2. Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan secara sukarela;
3. Bermain memberi kebebasan anak untuk bertindak;
4. Bermain memberikan dunia khayal yang dapat dikuasai;
5. Bermain mempunyai unsur berpetualang;
6. Bermain meletakkan dasar pengembangan Bahasa;
7. Bermain mempunyai pengaruh yang unik dalam pembentukan hubungan antara
individu;
8. Bermain memberi kesempatan untuk mengusai diri secara fisik;
9. Bermain merupakan cara anak menyelidiki sesuatu;
10. Bermian memperluas minat dan pemusatan perhatian;
11. Bermain merupakan cara anak mempelajari peran orang dewasa;
12. Bermain merupakan cara dinamis untuk belajar;
13. Bermain menjernihkan pertimbangan anak;
14. Bermain dapat distruktur secara akademis;
15. Bermain merupakan kekuatan hidup;
16. Bermian merupakan sesuatu yang senensial bagi kelestarian hidup manusia.
D. Jenis-jenis Bermain
Jenis bermain menurut Mutiah dalam (Pratiwi, 2017) adalah sebagai berikut:
1. Bermain social, kegiatan bermain dengan teman-teman yang akan menunjukkan derajat
partsipiasi yang berbeda-beda;
2. Bermain dengan benda, anak melakukan kegiatan bermain dengan mengeksplorasi
suatu objek;
3. Bermain sosiodramatis yang memiliki beberapa elemen seperti bermain dengan
melakukan imitasi, bermain pura-pura, dan bermain peran.
E. Jenis Permainan
Jenis permainan yang dirangkum oleh Mutiah dalam (Pratiwi, 2017) antara lain:
1. Permainan sensori motor, permainan yang dilakukan untuk memperoleh kenikmatan
untuk melatih sensorimotor;
2. Permainan praktis, dengan melibatkan pengulangan perilaku keterampilan-
keterampilan baru yang sedang dipelajari;
3. Permainan pura-pura, terjadi ketika anak mentranformasikan lingkungan fisik ke dalam
suatu symbol;
4. Permainan social, permainan yang melibatkan interaksi social dengan teman sebaya;
5. Permainan fungsional, permainan yang dilakukan secara berulang-ulang dengan
menemukan kesenangan dalam bermain dengan lingkungannya;
6. Permainan konstruktif, dengan melibatkan diri dalam suatu kreasi;
7. Game merupakan kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan suatu aturan.
Aryani, D., & Zaly, N. W. (2021). Pengaruh Terapi Bermain Mewarnai Gambar terhadap
Kecemasan Hospitaslisasi pada Anak Prasekolah. Jurnal Akademika Baiturrahim
Jambi, 10(1), 101–108.
Astuti, W. T., & Faiqoh, N. (2021). Literature Review: Penerapan Terapi Story Telling
Terhadap Kecemasan Anak Prasekolah Akibat Hospitalisasi. Jurnal Keperawatan
Karya Bhakti, 7(1), 11–24.
Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan. (n.d.). Retrieved October 29, 2022, from
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/274/dampak-hospitalisasi-pada-anak-dan-
cara-meminimalisirnya
Fadlillah, M. (2019). Buku ajar bermain & permainan anak usia dini. Prenada Media.
Jumrah, J. (2019). Kegiatan mewarnai dan perkembangan anak usia dini. Raudhatul Athfal:
Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, 3(2), 112–133.
Pratiwi, W. (2017). Konsep bermain pada anak usia dini. TADBIR: Jurnal Manajemen
Pendidikan Islam, 5(2), 106–117.
Setiawati, E., & Sundari, S. (2019). Pengaruh Terapi Bermain Dalam Menurunkan Kecemasan
Pada Anak Sebagai Dampak Hospitalisasi Di RSUD Ambarawa. Indonesian Journal of
Midwifery (IJM), 2(1).
Wilson, D., & Rodgers, C. C. (2016). Wong’s essentials of pediatric nursing-e-book. Elsevier
Health Sciences.
Zaini, A. (2015). Bermain sebagai metode pembelajaran bagi anak usia dini. Jurnal Thufula,
3(3), 130–131.
LEMBAR OBSERVASI PELAKSANAAN TERAPI BERMAIN
A A A
MEJA
O F
Tempat Tidur
Pasien
L C
L
Keterangan denah :
1. Leader :L
2. Co Leader : CL
3. Fasilitator :F
4. Observer :O
5. Audensi :A
ORGANISASI
1. Leader : Ni Kadek Widya Antari
2. Co Leader : Ni Kadek Dinda Putri Marichi
3. Fasilitator : I Made Ari Putra
4. Observer : Made Okthaviani Susilawati Dewi
5. Audensi : Pasien dan Pendamping (Orangtua Pasien)
PROSES STRATEGI PELAKSANAAN
1. Evaluasi Struktur
Pelaksanaan Terapi Bermain dengan metode mewarnai gambar pada usia pra sekolah
(3-5 tahun) ini dilaksanakan di Unit Rawat Inap Wing Utara Lantai III, RSU Payangan pada
hari Jumat, 16 Desember 2022 pukul 18.00 WITA, hal ini dikarenakan agar anak dalam
keadaan siap, bersih dan rapi saat dilakukan kegiatan sehingga anak antusias mengikuti
terapi bermain.
Sebelum pelaksanaan kegiatan, pre-planning, sudah disiapkan sehari sebelumnya.
Persiapan yang dilakukan meliputi menyiapkan gambar, pensil warna, mengadakan
kontrak waktu dengan orang tua dan pasien. Pasien tampak senang dan kooperatif, karena
mahasiswa telah melakukan pendekatan terlebih dahulu dengan pasien. Orang tua pasien
juka bersikap kooperatif. Adapun pembagian tugas dalam pelaksanaan terapi bermain ini
yaitu :
Leader : Ni Kadek Widya Antari
Co Leader : Ni Kadek Dinda Putri Marichi
Fasilitator : I Made Ari Putra
Observer : Made Okthaviani Susilawati Dewi
2. Evaluasi Proses
Terapi bermain mewarnai yang dilaksanakan pada Jumat, 16 Desember 2022 pukul
18.00 WITA s/d 18.30 WITA dimana sebelumnya direncanakan pukul 10.00 WITA s/d
10.30 WITA, hal ini bertujuan agar anak sudah siap, bersih dan rapi saat mengikuti terapi
bermain di Unit Rawat Inap Wing Utara Lantai III, RSU Payangan. Pelaksanaan terapi ini
sebelumnya direncanakan bisa dihadiri oleh 3-5 anak, tetapi pada hari kegiatan, jumlah
anak yang dirawat inap yang masuk kedalam kriteria kelompok yaitu anak dengan usia pra
sekolah (3-5 tahun) hanya ada 1 orang anak yang sesuai kriteria dan dihadiri oleh orangtua
peserta. Pelaksanaan terapi bermain kali ini langsung dilakukan di ruang rawap inap anak
tersebut, yaitu diruang 319 Unit Rawat Inap Wing Utara Lantai III, RSU Payangan.
Sebelum terapi bermain ini dilaksanakan, terlebih dahulu kelompok membuat proposal
kegiatan terapi bermain, melakukan proses bimbingan dengan CT dan CI, serta membina
hubungan saling percaya sekaligus meminta izin kepada orangtua peserta agar perserta
diperkenankan mengikuti proses terapi bermain. Pada proses ini kelompok mendapatkan
peserta dengan kondisi yang cukup stabil atau berdasarkan dengan kriteria.
Setelah proses tersebut terlewati, kelompok mempersiapkan alat, media dan ruangan
yang akan digunakan sebagai tempat terapi bermain mewarnai. Kemudian, kelompok
mengajak peserta beserta orang tuanya untuk duduk. Setelah duduk, Leader memandu
jalannya terapi, memperkenalkan kelompok serta meminta peserta menyebutkan nama,
dimana saat kegiatan berlangsung peserta dengan malu-malu menyebutkan namanya.
Menjelaskan sekaligus mendemonstrasikan aturan bermain. Terapi dibuka oleh Leader
dengan mengajak peserta untuk berdoa bersama didampingi Co Leader, Fasilitator,
Observer dan juga orangtua peserta, kemudian dilanjutkan dengan mewarnai buku sketsa
gambar yang telah disediakan. Setelah Leader membuka terapi bermain ini, semua anggota
kelompok membantu peserta untuk memulai proses mewarnai dengan menanyakan peserta
mengenai warna yang cocok untuk gambar yang telah dipilih oleh peserta. Selama proses
terapi, kelompok memiliki kendala yaitu peserta tiba-tiba tidak ingin melanjutkan terapi
karena ingin segera pulang dari rumah sakit. Dalam hal ini, semua anggota kelompok lebih
mendekatkan diri kepada peserta dengan cara mengajak peserta untuk bercerita terlebih
dahulu untuk membangkitkan semangat dan niat peserta untuk melanjutkan terapi bermain
ini, tetapi peserta tetap tidak mau melanjutkan sehingga terapi bermain dengan metode
mewarnai ini diselesaikan dengan gambar yang telah diwarnai dengan sederhana oleh
peserta.
Setelah terapi bermain ini dinyatakan selesai oleh kelompok karena peserta tidak mau
melanjutkannya kembali, kelompok memberikan pujian dan reward kepada peserta karena
telah kooperatif dan antusias selama terapi bermain berlangsung hingga terapi ditutup oleh
Leader. Peserta diberikan kenang-kenangan berupa beberapa gambar lain dan juga pensil
warna yang telah digunakan dalam terapi tadi dan kelompok berharap agar nantinya anak
bisa mewarnai kembali pada waktu luang saat pasien bosan dirumah sakit ataupun dirumah.
3. Evaluasi Hasil
Adapaun evaluasi hasil/kesimpulan yang dapat ditarik oleh kelompok selama proses
terapi bermain ini yaitu:
a. Peserta dapat mengembangkan motorik halus dengan menghasilkan gambar yang
telah diwarnai walaupun hasilnya tidak rapi.
b. Peserta merasa senang.
c. Peserta mengikuti kegiatan dengan cukup baik dan kooperatif.
d. Peserta tidak takut lagi dengan perawat.
e. Orang tua dapat mendampingi kegiatan anak sampai selesai
Lampiran Dokumentasi Proses Pelaksanaan Terapi Bermain