OLEH :
1. Ni Ketut Masrayani (209012558)
2. Ni Kadek Ayu Pande Supartini (209012563)
3. Ni Ketut Padmayati (209012574)
4. Made Hendra Wirawan (209012576)
A. LATAR BELAKANG
Hospitalisasi merupakan suatu keadaan krisis pada anak, keadaan ini
terjadi karena anak berusaha untuk beradaptasi dengan lingkungan asing dan
baru, yaitu Rumah Sakit, sehingga kondisi tersebut menimbulkan stressor baik
untuk anak tersebut maupun orang tuanya (Ema, 2012 dalam Tuniwa, 2021).
Anak usia pra sekolah belum mampu membedakan antara fantasi dan realita.
Mereka menganggap bahwa hospitalisasi merupakan hukuman atas tindakan
mereka, terlebih lagi selama anak menjalani perawatan di Rumah Sakit,
biasanya ia akan dilarang untuk banyak bergerak dan harus banyak
beristirahat. Hal ini tentunya mengecewakan anak, karena ia tidak mempunyai
banyak waktu untuk bermain aktif di Rumah Sakit. Hal tersebut tentunya akan
meningkatkan kecemasan anak (Dora, 2010).
Kecemasan merupakan suatu respon individu terhadap suatu keadaan
yang tidak menyenangkan. Pada usia pra sekolah anak bekum mampu
berkomunikasi dengan bahasa yang memadai dan pengertian terhadap relita
terbatas (Rekawati dkk., 2013 dalam Tuniwa, 2021). Kecemasan pada anak
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti lingkungan sekitar yang
membuat anak merasa tidak nyaman, keberadaan orang-orang asing, obat-
obatan, tindakan pemasangan infus dan alat-alat yang terasa asing, pembatasan
aktivitas, jauh dari teman sepermainan akibat hospitalisasi membuat anak
semakin merasa takut dan cemas (Wong & Hockenberry, 2009 dalam Tuniwa,
2021).
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi kecemasan,
rasa takut dan bosan pada anak yaitu dengan cara bermain. Bermain
merupakan mekanisme koping yang paling efektif untuk mengurangi
kecemasan dan meningkatkan kooperatif anak dalam prosedur keperawatan
(Ramdhaniati, 2016). Dengan melakukan permainan, anak akan terlepas dari
ketegangan dan stres yang dirasakan, karena anak akan dapat mengalihkan
rasa sakit pada permainan dan relaksasi melalui kesenangan melakukan
permainan (Supartini, 2012).
Bentuk permainan yang sesuai dengan anak usia 3-6 tahun, yaitu
menggambar dan mewarnai gambar. Menurut Olivia dalam Ramdhaniati,
(2016) menjelaskan bahwa dengan mewarnai anak akan diajak untuk
berkreativitas seni, dimana anak dapat memberikan satu atau beberapa goresan
warna pada suatu bentuk atau pola gambar, sehingga terciptalah sebuah kreasi
seni. Mewarnai dapat menurunkan tingkat kecemasan pada anak dengan
warna yang dihasilkan. Perawat sebagai care giver atau pemberi asuhan
keperawatan pada anak berperan penting dalam proses penyembuhan anak dan
tumbuh kembangnya selama hospitalisasi. Selain berupaya mengurangi
kecemasan pada anak yang hospitalisasi, perawat juga perlu mengupayakan
agar perkembangan anak bisa berjalan dengan optimal selama perawatan,
yaitu dengan melaksanakan program terapi bermain dengan memperhatikan
pertimbangan terapi (Noverita, Mulyadi & Mudatsir, 2017). Berdasarkan
uraian di atas, mahasiswa tertarik untuk melakukan terapi bermain pada anak
yang dirawat di Ruang Pudak RSUP Sanglah Denpasar.
B. TUJUAN UMUM :
Setelah dilakukan terapi bermain selama 30 menit, anak diharapkan mampu
mengekspresikan perasaan dan menurunkan kecemasannya, sehingga merasa
lebih nyaman dan ceria selama menjalani proses perawatan di Rumah Sakit.
C. TUJUAN KHUSUS
1) Anak merasa tenang selama melakukan perawatan di Rumah Sakit
2) Mengalihkan perhatian anak untuk bermain
3) Membuat suasana hati anak lebih gembira dan senang
4) Mengasah kemampuan anak dalam mengenal angka
5) Mengasah kemampuan anak dalam mewarnai
6) Anak tidak takut lagi terhadap perawat sehingga anak bisa merasa lebih
nyaman selama dirawat di Rumah Sakit
D. PERENCANAAN :
1. Jenis Program Bermain : Mewarnai gambar
2. Karakteristik Bermain : Anak mewarnai gambar sesuai dengan angka-
angka yang tertera pada gambar.
Angka 1 : warna merah
Angka 2 : warna orange
Angka 3 : warna kuning
Angka 4 : warna biru
Angka 5 : warna hijau
Angka 6 : warna ungu
Angka 7 : warna pink
3. Karakteristik Peserta :
a. Anak yang dirawat di Ruang Pudak RSUP Sanglah Denpasar
b. Anak yang berusia 3-6 tahun
c. Anak dengan kesadaran baik dan kondisi stabil
d. Anak yang sudah mendapatkan izin dari orang tua untuk mengikuti
terapi bermain
4. Metode : Dalam pelaksanaan terapi bermain ini akan dilakukan dengan
cara berdiskusi dan bermain mewarnai gambar sambil mengenal angka
dengan pasien.
5. Alat-alat yang digunakan (media) :
a. Kertas gambar
b. Pensil warna
c. Papan dengan penjepit
d. Rautan pensil
E. SETTING TEMPAT
Pasien mengikuti terapi bermain mewarnai di tempat tidur pasien dengan tetap
menerapkan protokol kesehatan, menjaga jarak, memakai masker dan mencuci
tangan.
F. PEMBAGIAN KELOMPOK
Ketua, Pemandu, Fasilitator dan Observer dilakukan oleh perwakilan
kelompok untuk menghindari kerumunan pada anak dengan kanker (daya
tahan tubuh menurun).
H. EVALUASI
1. Struktur
a. Proposal terapi bermain sudah dibuat satu hari sebelum kegiatan
b. Media dan alat untuk terapi bermain sudah dipersiapkan satu hari
sebelum kegiatan
c. Mahasiswa sudah meminta izin dan melakukan kontrak waktu kepada
perawat dan orang tua anak untuk melakukan terapi bermain sebelum
kegiatan
d. Mahasiswa sudah mengkaji kondisi pasien sebelum pelaksanaan terapi
2. Proses
a. Proses terapi bermain dapat berlangsung dengan lancar dan peserta
terapi bermain dapat mengikuti aturan permainan yang diberikan
b. Peserta terapi bermain antusias dan tenang dalam mengikuti terapi
bermain
c. Peserta tidak meninggalkan tempat dilaksanakan terapi bermain selama
kegiatan berlangsung
3. Evaluasi
a. Peserta mampu melakukan terapi bermain selama 30 menit
b. Peserta menyelesaikan kegiatan mewarnai sesuai dengan angka-angka
yang tertera pada gambar yang dilakukan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Supartini, Y. 2012. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta : EGC
Wong, D.L. & Hockenberry, M.E. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Edisi
VI. Jakarta : EGC
Lampiran Dokumentasi