Anda di halaman 1dari 13

RENCANA DAN PELAKSANAA PROGRAM

BERMAIN TEBAK GAMBAR

Di Susun Oleh :
Novia Tri Utami
202014090

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS `AISYIYAH SURAKARTA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Anak memerlukan media yang dapat mengekspresikan perasaan dan mampu
bekerja sama dengan petugas kesehatan selama dalam menjalani pemeriksaan maupun
menjalani perawatan di rumah sakit. Media yang palingefektif adalah melalui kegiatan
permainan. Bermain adalah suatu aktivitas yang menyenangkan serta dapat menjadi
sarana belajar bagi anak yang sekaligus menjadi suatu proses yang terjadi secara terus
menerus dalam kehidupan dan mempunyai manfaat untuk merangsang perkembangan
anak secara umum, membantu anak dalam bersosialisasi dengan teman sebayanya
(Sekartini, 2014). Bermain adalah salah satu stimulasi yang tepat bagi anak untuk
merangsang daya pikir anak untuk mendayagunakan aspek emosional, sosial, dan
fisiknya (Adriana,2015).
Pada saat dirawat di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan yang
sangat tidak menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri. Perasaan
tersebut merupakan dampak dari hospitalisasi yang dialami anak karena menghadapi
beberapa stressor yang ada di lingkungan rumah sakit. Dampak hospitalisasi pada anak
adalah merupakan pengalaman yang penuh dengan stresd an akan menimbulkan reaksi
pada anak sesuai dengan perkembangannya (merasa cemas dan timbul rasa takut).
Bermain pada anak yang dihospitalisasi dapat meningkatkan kecerdasan dalam berfikir
dan membantu dalam mengembangkan imajinasinya. Untuk itu, dengan melakukan
permainan, anak akan terlepas dari ketegangan dan stress yang dialaminya karena dengan
melakukan permainan anak akan dapat mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya
(distraksi) dan relaksasi melalui kesenangannya melakukan permainan. Tujuan bermain
di rumah sakit pada prinsipnya adalah agar dapat melanjutkan fase pertumbuhan dan
perkembangan secara optimal, mengembangkan kreatifitas anak, dan dapat beradaptasi
lebih efektif terhadap stress. Bermain sangat penting bagi mental, emosional, dan
kesejahteraan anak seperti kebutuhan perkembangan dan kebutuhan bermain tidak juga
terhenti pada saat anak sakit atau anak di rumah sakit (Wong, 2010).
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk merangsang perkembangan anak-anak dan menurunkan stress pada anak saat
sakit
2. Tujuan Khusus
a. Mengurangi kecemasan dan kejenuhan pada anak
b. Meningkatkan daya kreativitas, imajinasi dan motoric halus pada anak
c. Mengembangkan kemampuan komunikasi anak dengan perawat
d. Untuk mengembangkan kemampuan sosialisasi pada anak

C. SASARAN
Pada anak usia 3-6 tahun
BAB II
DESKRIPSI KASUS

A. KARAKTERISTIK SASARAN
1. Kriteria inklusi terapi bermain
a. Pasien anak usia prasekolah (3-6 tahun)
b. Pasien anak yang mengalami sadar penuh
c. Pasien anak dan keluarga bersedia mengikuti terapi tebak gambar
2. Kriteria eksklusi terapi bermain
a. Pasien koma
b. Pasien kritis
c. Pasien gawat darurat
d. Pasien dengan sesak nafas kronis

B. ANALISA KASUS
Anak-anak pada usia 3-6 tahun sangat rentan mengalami hospitalisasi. Hal ini
ditunjukkan dengan sering merengek, bosan, marah, dan cenderung tidak kooperatif
pada semua tindakan keperawatan. Salah satu cara megatasi hospitalisasi pada anak
yaitu dengan memberikan program terapi bermain yaitu terapi bermain tebak gambar
yang kemudian nanti akan dikelompokkan sesuai jenisnya. Harapannya setelah
diberikan terapi tersebut anak mulai dapat beradaptasi dengan situasi dan kondisi
serta tingkat kecemasannya juga dapat menurun.

C. PRINSIP BERMAIN
Bermain adalah kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh
kepuasan. Aktivitas bermain merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan bagi
anak, meskipun hal tersebut tidak menghasilkan komoditas tertentu (Mayke, 20015).
Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulus bagi perkembangan anak secara
optimal. Anak bebas mengekspresikan perasaan takut, cemas, gembira atau perasaan
lainnya sehingga hal tersebut memberikan kebebasan bermain untuk anak sehingga
orang tua dapat mengetahui suasana hati si anak. Oleh karena itu dalam memilih alat
bermain hendaknya disesuaikan dengan jenis kelamin dan usia anak. Sehingga dapat
merangsang perkembangan anak secara optimal. Dalam kondisi sakit atau anak
dirawat dirumah sakit, aktifitas bermain perlu dilaksanakan disesuaikan dengan
kondisi anak tersebut.
Bermain pada anak yang dihospitalisasi dapat meningkatkan kecerdasan dalam
berfikir dan membantu dalam mengembangkan imajinasinya. Pada anak sekolah
umumnya perkembangan motorik halusnya telah cukup baik dalam komunikasi
verbal dan non-verbal namun jika dilakukan tindakkan hospitalisasi akan
membuatnya merasa cemas, takut dan menangis. Oleh karena itu akan dilaksanakan
program terapi bermain dengan menebak gambar yang kemudian nanti akan
dikelompokkan sesuai jenisnya untuk usia prsekolah (usia 3-6 tahun) agar membuat
anak lebih rileks dan nyaman. Alasan melakukan terapi ini karena anak lebih
kooperatif dan memungkinkan untuk diajak bermain. Adapun alasan lainnya
permainan tebak gambar ini adalah merangsang kemampuan kognitif anak atau
mengasah kecerdasan anak dalam memahami hubungan objek yang dilihat sehingga
imajinasi dan kemampuan berpikirnya tumbuh.

D. KARAKTERISTIK PERMAINAN
Terapi bermain yang diberikan pada anak usia 3-6 tahun lebih berprinsip pada
penekanan pengembangan bahasa, ketrampilan motorik halus, dan mengasah kognitif
anak.
BAB III
METODOLOGI BERMAIN

A. JUDUL PERMAINAN
Terapi bermain tebak gambar

B. DESKRIPSI PERMAINAN
Terapi bermain tebak gambar merupakan suatu program terapi sederhana yang
mengajak anak menebak gambar yang ada dengan tujuan untuk menggalirasa ingin tahu
dan kemampuan berpikir dalam menjabarkan sesuatu yang dilihat di sekitarnya. Di
lingkungan rumah sakit, terapi bermain tebak gambar dapat mengalihkan anak mengenai
proses hospitalisasi yang dialaminya. Anak bisa mengalihkan rasa cemas dan bosannya
dengan terapi bermain ini. Program terapi ini diterapkan khususnya bagi anak usia pra
sekolah (3-6 tahun).

C. KETRAMPILAN YANG DIPERLUKAN


Permainan terapi bermain tebak gambar dari penyuluh dibekali dengan berbagai macam
jenis gambar dengan warna sehingga diharapkan anak dapat menebak gambar dengan
baik.

D. JENIS PERMAINAN
Jenis permainan konstruktif

E. ALAT YANG DIPERLUKAN


- Berbagai macam jenis gambar
- Kertas karton untuk menempel gambar berdasarkan kategori yang sudah ditentukan

F. WAKTU PELAKSAAN
Jum’at, 26 Maret 2021 pukul 10.00 - 10.45
G. PROSES BERMAIN
No Uraian Kegiatan perawat Kegiatan klien
1 Pembukaan (5 menit) a. Salam pembukaan - Memperhatikan
b. Perkenalan - Memperhatikan
c. Mengkomunikasikan tujuan - Menjawab salam

2 Kegiatan bermain (30 a. Menyiapkan mainan


- Mengikuti
menit) b. Bermain menebak
gambar dengan - Menanggapi

melibatkan anak - Mengikuti


c. Meminta respon
dan tanggapan
anak.
d. Meminta anak
menempelkan gambar
yang sesuai
e. Memberikan
Reinfocement positif
jika anak bisa mengikuti
permainan
3 Evaluasi (10 menit)
a. Mengakhiri permainan - Memperhatikan
b. Melakukan evaluasi
- Menanggapi

H. HAL-HAL YANG PERLU DIWASPADAI


1. Anak tidak dapat kooperatif dengan perawat.
2. Anak tiba-tiba menangis dan minta didampingi orang tua
3. Anak merasa bosan bahkan tidak menyukai terapi bermain tebak gambar
4. Kondisi kesehatan anak tiba-tiba memburuk.
I. ANTISIPASI MEMINIMALKAN HAMBATAN
1. Melakukan komunikasi terapeutik pada klien (menggunakan bahasa dan nada bicara
yang dapat diterima oleh anak kecil) agar perawat dan klien lebihakrab.
2. Melibatkan orangtua atau keluarga dalam program ini.
3. Menyiapkan hiburan atau mainan yang lain selama proses terapi bermain berlangsung
agar anak tidak bosan selama terapi berlangsung.
4. Memastikan sebelumnya (berkonsultasi dengan perawat ruangan) bahwa keadaan
umum dan kondisi anak cukup baik untuk mengikuti program terapi serta tidak
menghambat proses penyembuhan anak.

J. PENGORGANISASIAN
Setting tempat :
: Perawat
: An. K
: Ibu An. K

K. KRITERIA EVALUASI
1. Struktur
a. Mempersiapkan pre planning 1 hari sebelum hari pelaksanaan.
b. Kontrak waktu dan topik dengan pihak pembimbing 1 hari sebelum hari
pelaksanaan.
c. Memilih dan menentukan klien yang akan dilibatkan dalam program terapi
bermain 1 hari sebelum hari pelaksanaan.
d. Kontrak waktu dengan klien atau keluarga klien 1 hari sebelum hari pelaksanaan.
e. Mempersiapkan media 1 hari sebelum waktu pelaksanaan.
2. Proses
a. Anak menyambut dengan antusias.
b. Anak memperhatikan materi yang disampaikan.
c. Anak aktif memberi respon terhadap materi yang disampaikan perawat.
3. Hasil
a. Dalam waktu 30 menit, terapi ini dapat mengurangi masalah stress hospitalisasi
yang sering terjadi pada anak selama di rawat di rumah sakit.
b. Indikator:
1) Anak mampu mengurangi rasa bosannya selama menjalaani perawatan di
rumah sakit dengan terapi bermain tebak gambar, ditandai dengan:
a) Anak terlihat lebih ceria
b) Anak lebih jarang menangis dan tidak rewel setelah mengikuti terapi
bermain.
2) Anak lebih kooperatif kepada perawat dan tenaga medis lain, ditandai
dengan:
a) Anak tidak takut lagi dengan perawat.
b) Anak tidak menangis saat didekati perawat
BAB IV
PELAKSANAAN BERMAIN

Perawat datang ke ruangan anak untuk memastikan kondisi klien siap untuk
dilakukan terapi bermain tebak gambar dan kontrak waktu untuk terapi bermain. Kondisi
anak baik, tidak sedang tidur dan mau untuk dilakukan terapi beramain. Perawat kemudian
menyiapkan alat yang digunakan untuk terapi bermain yaitu laptop, gambar-gambar untuk
dijadikan bermain, serta kertas karton untuk menempel gambar berdasarkan kategori yang
sudah ditentukan. Anak bermain di dampingi dengan ibunya.
Anak mulai menebak gambar dengan baik dan benar dibantu oleh perawat. Setelah
10 menit, anak mampu menebak gambar semuanya dengan benar. Setelah itu, perawat
kembali mengulang materi untuk mengetahui seberapa paham anak dapat menerima
permainan gambar ini. Selain itu, anak dapat mengekspresikannya dengan bercerita
pengalaman terkait gambar-gambar yang disajikan. Setelah 5 menit, akhirnya gambar
tertempel dengan rapi. Anak tampak senang dengan permainan tebak gambar ini. Perawat
kemudian memberikan hasil karya anak yang sudah menebak gambar-gambar dan
kemudian ditempel berdasarkan kategori yang ada. Tebak gambar ini selesai pukul 11.00
dan perawat memberikan reward pada anak karena sudah melakukan terapi bermain
dengan baik.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bermain tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak, karena bagi anak bermain sama
saja bekerja bagi orang dewasa. Bermain pada anak mempunyai fungsi yaitu untuk
perkembangan sensorik, motorik, intelektual, sosial, kreatifitas,kesadaran diri, moral
sekaligus terapi anak saat sakit.
Bermain adalah melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal,
mengekspresikan dan mengalihkan keinginan fantasi dan idenya mengembangkan
kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah dan membantu anak untuk beradaptasi
secara efektif terhadap stress karena sakit. Dengan bermain, anak tetap dapat melanjutkan
tumbuh kembangnya tanpa terhambat oleh adanya dampak hospitalisasi tersebut.
B. Saran
Terapi bermain dapat menjadi obat bagi anak-anak yang sakit. Rumah sakit harus
menyediakan fasilitas bermain bagi anak-anak yang di rawat di rumah sakit.
Mensosialisasikan terapi bermain pada orang tua juga diperlukan sehingga orang tua
dapat menerapkan terapi bermain di rumah sakit maupun di rumah.
DOKUMENTASI

Link Google Drive :


https://drive.google.com/file/d/1Ne3wG25VOXhIeyOu9fueFa7QgKitlTqU/view?
usp=drivesdk

Anda mungkin juga menyukai