Anda di halaman 1dari 7

PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN ANAK

SATUAN ACARA PENYULUHAN DAN TERAPI BERMAIN DI


RUANG PUDAK RSUP SANGLAH

OLEH:
NI LUH ARI SRIWANDAYANI
2002621005

PROGRAM STUDI SARJANA ILMU KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2021
A. JUDUL: TERAPI BERMAIN MEWARNAI PADA ANAK DI RUANG
PUDAK RSUP SANGLAH

B. LATAR BELAKANG

Hospitalisasi pada anak merupakan suatu proses yang karena suatu alasan
yang berencana atau darurat, mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit,
menjalani terapi dan perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah.
Respon secara umum yang terjadi pada anak yang dirawat inap antara lain
mengalami regresi, kecemasan perpisahan, apatis, ketakutan, dan gangguan tidur,
terutama terjadi pada anak usia prasekolah dan sekolah (Hockenberry & Wilson,
2007). Perasaan cemas merupakan dampak dari hospitalisasi yang paling umum
dialami oleh anak karena menghadapi stressor yang ada dilingkungan rumah sakit.
Perasaan tersebut dapat timbul karena menghadapi sesuatu yang baru dan belum
pernah dialami sebelumnya, rasa tidak nyaman dan merasakan sesuatu yang
menyakitkan seperti disuntik, tindakan pembedahan, tindakan radioterapi dan
tindakan kemoterapi (Wowoling et al., 2014). Ketika anak menjalani perawatan di
rumah sakit, biasanya anak akan dilarang banyak bergerak dan harus banyak
beristirahat. Hal tersebut mengecewakan anak sehingga dapat meningkatkan
kecemasan pada anak (Samiasih, 2007).

Untuk mengurangi kecemasan yang dirasakan oleh anak dapat diberikan terapi
bermain. Bermain dapat digunakan sebagai media psiko terapi atau pengobatan
terhadap anak yang dikenal dengan sebutan Terapi Bermain. Adapun tujuan
bermain bagi anak di rumah sakit yaitu, mengurangi perasaan takut, cemas, sedih,
tegang dan nyeri (Supartini, 2004). Menggambar atau mewarnai merupakan salah
satu permainan yang memberikan kesempatan anak untuk bebas berekspresi.
Dengan menggambar atau mewarnai gambar juga dapat memberikan rasa senang
karena pada dasarnya anak usia prasekolah dan sekolah sudah sangat aktif dan
imajinatif selain itu anak masih tetap dapat melanjutkan perkembangan
kemampuan motorik halus dengan menggambar meskipun masih menjalani
perawatan di rumah sakit. Hal tersebut dibuktikan dengan penelitian yang
dilakukan oleh (Pratiwi & Deswita, 2013) yang mengatakan bahwa terapi
mewarnai gambar lebih efektif dalam menurunkan kecemasan daripada terapi
berman puzzle. Mewarnai gambar memberikan dampak yang positif pada anak,
dimana kegiatan mewarnai gambar dapat memberikan efek rileks pada responden
karena aktivitasnya yang mengasikkan dimana anak mengenali gambar dan
memilih warna yang yang cocok untuk diberikan pada gambar tersebut.
Maka dari itu saya memberikan terapi bermain dengan mewarnai kepada anak
F usia 8 tahun untuk mengurangi kebosanannya selama dirawat dirumah sakit dan
meningkatkan kreativitas anak.

C. TUJUAN:
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan tindakan program bermain peserta terapi bermain dapat
mencapai tugas perkembangan secara optimal sesuai tahap perkembangan
walaupun dalam kondisi sakit dan dapat meningkatkan kreativitas anak
selama dirawat dirumah sakit.
b. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan terapi bermain selama 45 menit peserta terapi bermain
diharapkan:
1) Mampu berkomunikasi dan bersosialisasi dengan baik
2) Mengalihkan perhatian sementara pada anak dan mengajak anak untuk
bermain
3) Mengembangkan daya imajinasi
4) Mengurangi ketakutan dan kebosanan anak terhadap hospitalisasi
D. TEMPAT:
Ruang Pudak RSUP Sanglah

E. WAKTU:
1. Hari/tanggal : Sabtu, 20 Maret 2021
2. Pukul : 07.30 – 11.30 Wita

F. SASARAN
1. Sasaran: Pasien anak yang berusia > 3 tahun – 10 tahun di
Ruang Pudak RSUP Sanglah
2. Jumlah : 1 orang

G. METODE

1. Anak akan diberikan kertas gambar kemudian anak akan mencoba


mewarnai gambar menggunakan pensil warna sesuai kreatifitasnya

2. Ceramah

H. MEDIA
1. Kertas gambar
2. Pensil warna

I. RENCANA PELAKSANAAN

No Jenis Kegiatan Waktu Respon Peserta


1. Persiapan 5 menit - Orang tua dan anak
memberikan ijin untuk
a. Meminta persetujuan orang
melakukan terapi
tua dan anak untuk
bermain
melakukan terapi bermain

b. Mempersiapkan kertas
gambar dan pensil warna
2 Proses 30 menit - Menjawab salam dan
memperhatikan
a. Memberi salam
mahasiswa
b. Memperkenalkan diri pada
orang tua dan anak - Anak bermain dengan
c. Menyampaikan tujuan serta antusias
manfaat dilakukan terapi
bermain
d. Melakukan kontrak waktu
e. Mengajak anak mewarnai
f. Mengajak anak menebak
warna
g. Mengevaluasi respon anak
selama proses bermain
( kontak mata, kehadiran
penuh dan antusiasme
terhadap permainan)
h. Memberikan pujian atas
coretan warna anak
3. Evaluasi 10 menit - Anak dan orang tua
a. Memberikan pujian atas hasil mengungkapkan
mewarnai anak perasaanya setelah
b. Mengevaluasi perasaan orang bermain
tua dan anak, apakah merasa
- Salam penutup
senang, antusias atau bosan
c. Mengucapkan terimakasih atas
kerjasama selama bermain
d. Salam penutup

DAFTAR PUSTAKA
Hockenberry & Wilson. (2007). Wong’s Essensial Pediatric Nursing. Mosby

Elsevier.

Pratiwi, E., & Deswita. (2013). Perbedaan Pengaruh Terapi Bermain Mewarnai

Gambardengan Bermain Puzzle Terhadap Kecemasan Anak

UsiaPrasekolah di IRNA Anak RSUP Dr.M.Djamil. Universitas Andalas.

Samiasih, A. (2007). Pengaruh Terapi Bermain Terhadap Tingkat Kecemasan

Anak Usia Prasekolah Selama Tindakan Keperawatan di Ruang Lukman

Rumah Sakit Roemani Semarang.

Supartini. (2004). Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. EGC.

Wowoling, Ismanto, & Babkal. (2014). Pengaruh terapi bermaian mewarnai

gambar terhadap tingkat kecemasan pada anak usia prasekolah akibat

hospitalisasi di ruang IRNA E-blu RSUP. Prof. Dr. R.D. Kandou Manado.

Universitas Sam Ratulangi.

Anda mungkin juga menyukai