Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL

PREPLANNING PROGRAM TERAPI AKTIVITAS BERMAIN


“ MELIPAT KERTAS ORIGAMI PADA ANAK USIA PRE- SCHOOL ”
DI MASA PANDEMI COVID-19 SECARA DARING

Disusun oleh :
Kelompok 3D (Gerbong 3)

PRODI PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA
2020
PROPOSAL

PREPLANNING PROGRAM TERAPI AKTIVITAS BERMAIN


“ MELIPAT KERTAS ORIGAMI PADA ANAK USIA PRE- SCHOOL ”
DI MASA PANDEMI COVID-19 SECARA DARING

Disusun oleh :
Kelompok 3D (Gerbong 3)

Afni Pravita., S.Kep.


Fiddiah Kurnia., S.Kep.
Fitroh Nasrowi., S.Kep.
Hanaz Rona A.Q.N., S.Kep. ( 2030042 )
Margaretha Patri., S.Kep.
Putri Ani., S.Kep.
Siti Noviyanti., S.Kep.

PRODI PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA
2020
LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertandatangan dibawah ini adalah selaku ketua kelompok 2C stase anak :
Nama : Siti Noviyanti, S.Kep
Nim :
Yang beranggotakan :
1. Afni Pravita., S.Kep.
2. Fiddiah Kurnia., S.Kep.
3. Fitroh Nasrowi., S.Kep.
4. Hanaz Rona A.Q.N., S.Kep. ( 2030042 )
5. Margaretha Patri., S.Kep.
6. Putri Ani., S.Kep.
Proram studi : Profesi Ners
Judul Terapi Bermain : Preplaning Program Terapi Aktivitas Bermain
Melipat Kertas Origami Pada Anak Usia Pre-
School Pada Masa Pandemi Secara Daring.
Menyatakan bahwa makalah Satuhan Acara Penyuluhan ini yang berjudul
“Preplaning Program Terapi Aktivitas Bermain Melipat Kertas Origami Pada
Anak Usia Pre- School Pada Masa Pandemi Secara Daring” telah disusun sesuai
dengan buku panduan evaluasi praktik klinik keperawatan anak yang berlaku di
STIKES Hang Tuah Surabaya.

Surabaya, 01 Juli 2021


Mengetahui,

Pembimbing Institusi
Pembimbing Institusi

Siti Noviyanti., S.Kep


Qori’ilah Saidah., M.Kep.,Ns.,Sp.Kep Anak NIM.
BAB I
NIP. 03026
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan dan perkembangan merupakan hal yang terus terjadi secara


berkesinambungan selama kehidupan manusia (Wong,Hockenberry, Wilson,
Winkelstein & Schwartz,2009). Periode penting dalam tumbuh kembang anak
adalah masa balita, karena pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan
mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Proses
pertumbuhan dan perkembangan terbagi dalam beberapa tahapan berdasarkan
usia. Salah satu fasenya adalah masa prasekolah yaitu anak berusia 3-5 tahun
(Wong, et al., 2009).
Masa pra sekolah merupakan masa keemasan (golden age) dimana
stimulasi seluruh aspek perkembangan berperan penting untuk tugas
perkembangan selanjutnya,dimana 80% perkembangan kognitif anak telah
tercapai pada usia prasekolah (Apriana, 2009). Perkembangan pada anak pra
sekolah mencakup perkembangan motorik, personal sosial dan bahasa.
Perkembangan motorik anak terdiri dari dua yakni : motorik kasar dan motorik
halus, hal ini tidak terlepas dari ciri anak yang selalu bergerak dan selalu
ingin bermain sebab dunia mereka adalah dunia bermain dan proses
belajar(Wong, 2009). Adapun pada persona sosial anak usia pra sekolah
mencakup aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi,
dan berinteraksi dengan lingkungannya.
Origami merupakan suatu kegiatan melipat kertas sehingga membentuk
sesuatu, misalnya bentuk hewan, bunga, atau alat transportasi. Origami
bermanfaat untuk melatih motorik halus, menumbuhkan motivasi, kreativitas,
keterampilan, dan ketekunan. Bermain origami mengajarkan pada anak membuat
mainannya sendiri sehingga menciptakan kepuasan (Syaiful, Widati, &
Rahmawati, 2012).
Adanya pandemi Covid-19 memberikan dampak pada bidang pendidikan
terutama pendidikan anak usia dini. Pembelajaran secara daring tentunya
dilakukan dengan berbagai platform dan media sebagai penunjang kegiatan
belajar mengajar. media pembelajaran daring berupa video. Tahapan pembuatan
video pembelajaran daring berupa perencanaan, pengadaan, penyimpanan, dan
evaluasi dalam media pembelajaran tersebut, dan juga menjelaskan isi video
pembelajaran daring. Dengan media ini anak menjadi lebih percaya dan seolah-
olah belajar di sekolah normal.

1.2 Tujuan

1. Sebagai stimulasi bagi anak usia prasekolah agar tetap belajar dan tidak bosan
karna adanya pandemic covid-19.
2. Meningkatkan daya kreatifitas, imajinasi dan motorik halus anak.
3. Mengembangkan kemampuan komunikasi anak dengan perawat.
4. Untuk mengembangkan kemampuan sosialisasi pada anak.

1.3 Manfaat

1. Anak-anak mejadi senang dan merasa enjoy.


2. Anak-anak dapat bersosialisasi dengan baik.
3. Anak-anak bebas berekspresi dan sangat terapeutik (sebagai permainan
penyembuh ”therapeutic play”).
BAB 2

TINJAUAN PUASTAKA

2.1 Konsep Anak Pra Sekolah


2.1.1 Pengertian Anak Pra Sekolah

2.1.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Bermain Pada Anak

2.1.3 Ciri-Ciri Anak Pra Sekolah

2.1.4 Perkembangan Anak Usia Pra Skolah

2.2 Konsep Terapi Bermain


2.2.1 Pengertian Terapi Bermain

2.2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Bermain Pada Anak

2.2.3 Karakteristik dan Klasifikasi Terapi Bermain

2.3 Konsep Terapi Bermain


2.3.1 Pengertian Terapi Origami

2.3.2 Prosedur Terapi Origami

2.3.3 Tujuan Terapi Origami

2.3.4 Manfaat Terapi Origami


BAB 3

PELAKSANAAN

3.1 Sasaran
1. Anak usia prasekolah (3-6 tahun)
2. Keadaan umum baik
3. Klien dapat duduk

3.2 Metode
Daring atau online menggunakan aplikasi google meet atau zoom.

3.3 Persiapan Alat


1. Handphone
Menggunakan handphone perawat yang mendampingi
2. Kuota internet
Menggunakan kuota internet perawat yang mendampingi
3. Kertas origami
Disediakan oleh perawat yang mendampingi

3.4 Waktu Pelaksanaan


Hari : Senin
Tanggal : 05 Juli 2021
Pukul : 09.00-09.30 WIB
Tempat : Rumah masing-masing

3.5 Pengorganisasian
Moderator Margaretha Patri, S.Kep
Pemandu Kegiatan Siti Noviyanti., S.Kep
Observer Afni Pravita, S.Kep
Perawat Fiddiah Kurnia, S.Kep
Fitroh Nasrowi, S.Kep
Hanaz Rona A.Q.N, S.Kep
Putri Ani, S.Kep
3.6 Seting Tempat

Keterangan :

: Meja

: Handphone / Laptop

: Anak Prasekolah

: Perawat

3.7 Aturan Bermain


1. Anak-anak bersiap dirumah masing-masing
2. Perawat menuju rumah anak-anak yang akan diajak terapi bermain
3. Perawat sampai dirumah anak-anak yang akan diajak terapi bermain
dan mencuci tangan
4. Perawat dan anak prasekolah mempersiapkan seting tempat senyaman
mungkin serta menjaga jarak dan memakai masker
5. Perawat dan anak prasekolah mulai masuk ruang meet
6. Anak-anak mendengarkan arahan dari perawat yang memandu kegiatan
7. Perawat yang mendampingi tidak diperbolehkan membantu saat proses
melipat origami
8. Anak-anak memulai melipat origami sesuai imajinasinya
9. Anak mampu melipat origami sesuai dengan imajinasinya
10. Anak-anak mampu menyelesaikan hasil melipat origami yang telah
disediakan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
11. Seluruh peserta di meet memberikan aplaus
12. Perawat yang mendampingi memberikan reward kepada anak
prasekolah yang didampinginya
13. Sesi foto bersama
14. Seluruh peserta meninggalkan ruang meet
15. Perawat dan anak prasekolah merapikan alat
16. Perawat berpamitan kepada anak yang didampingi dalam terapi bermain
melipat origami dan berpamitan kepada orang tua dari anak tersebut.

3.8 Hal-Hal Yang Perlu Diwaspadai


1. Anak tidak dapat kooperatif dengan perawat
2. Anak tiba-tiba menangis dan minta didampingi orang tua
3. Anak merasa bosan bahkan tidak menyukai terapi bermain origami

3.9 Antisipasi Meminimalkan Hambatan


1. Melakukan komunikasi terapeutik pada klien (menggunakan bahasa dan nada
bicara yang dapat diterima oleh anak kecil) agar perawat dan klien lebih
akrab.
2. Melibatkan orangtua atau keluarga dalam program ini.
3. Menyiapkan hiburan atau mainan yang lain selama proses terapi bermain
berlangsung agar anak tidak bosan selama terapi berlangsung.
3.10 Susunan Acara
No Uraian Kegiatan Perawat Kegiatan Anak
1 Pembukaan Moderator : Anak :

(8 menit) a. Mengucapkan salam a. Menjawab salam


b. Perkenalan b. Memperkenalkan
c. Menjelaskan maksud nama
dan tujuan c. Memperhatikan
d. Kontrak waktu d. Memperhatikan
2 Kegiatan bermain / Pemandu Terapi Bermain: Anak :
melipat origami
a. Menanyakan kesiapan a. Menjawab
(15 menit) anak-anak pertanyaan
b. Memandu b. Menjawab
menunjukkan alat-alat pertanyaan
c. Mempersilahkan anak- c. Memulai melipat
anak untuk melipat origami dan
origami mengikuti instruksi
d. Menanyakan apakah d. Menjawab
sudah selesai melipat pertanyaan
origami
e. Memberikan apresiasi e. Memperhatikan dan
pada semua anak yang aplaus
telah selesai melipat
No Uraian Kegiatan Perawat Kegiatan Anak
origami
3 Penutup Moderator : Anak :

(8 menit) a. Menanyakan perasaan a. Menjawab


anak-anak pertanyaan
b. Memberikan b. Memperhatikan
kesimpulan c. Do’a
c. Do’a d. Menjawab salam
d. Salam
BAB 4

EVALUASI

4.1 Evaluasi Kegiatan

Tahap Indikator atau Kriteria Hasil

Struktur 1. Pre Planning sudah disiapkan dan dikonsulkan 2 hari


sebelum kegiatan dilaksanakan
Yang Diharapkan 2. Alat/media lengkap dan siap digunakan
3. Tempat/waktu sesuai jadwal
Proses 1. Kegiatan terapi bermain yang dilaksanakan
diharapkan dapat berjalan lancar
Yang Diharapkan 2. Pada saat terapi bermain diharapkan terjadi interaksi
antara mahasiswa dan sasaran
3. Anak-anak diharapkan dapat mengikuti terapi
bermain dengan baik
4. Anak-anak dapat antusias
Proses Tanya Jawab 1. Pertanyaan anak A
yang Diharapkan ‘’Kakak-kakak apakah besok kita akan melipat
origami lagi ?
Jawaban dari Perawat :
‘’Adik-adik kalian bisa melipat origami lagi kapan
saja nanti kakak berikan pola bentuk yang baru’’
Hasil 1. Anak-anak dapat mengikuti kegiatan dengan baik
2. Anak-anak merasa senang
3. Anak-anak enjoy dengan terapi bermain melipat
origami
4. Anak-anak dapat melipat origami sesuai dengan
yang dicontohkan
5. Stimulus sensorik halus anak tetap baik meskipun
dalam situasi pandemic covid-19 anak-anak tetap
dapat belajar meskipun hanya lewat daring.
BAB 5

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Terapi bermain melipat origami dapat menjadikan anak-anak prasekolah


menjadi lebih enjoy dan aplikatif serta dapat merangsang motorik halus pada anak
prasekolah dengan baik. Bermain melipat origami dapat memberikan peluang
untuk meningkatkan ekspresi emosinal anak, termasuk pelepasan yang aman dari
rasa marah dan benci . Hal tersebut dibuktikan dengan antusias dan proses yang
diikuti dari awal sampai akhir tanpa ada kendala apapun.
Maka dari itu dimasa pandemic covid-19 ini orangtua dapat memberikan
kegiatan postitif tanpa harus ketergantungan dengan gadget, dengan melipat
origami dengan pola bentuk hewan, bunga, dan alat transportasi. Semakin potensi
anak prasekolah diasah, akan menjadikan pribadinya lebih siap menghadapi fase
dimana anak-anak prasekolah masuk kedalam lingkup sekolah yang
sesungguhnya.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai