STROKE HEMORAGIK
ABSTRAK
Stroke merupakan penyebab utama kecacatan seperti kelemahan pada satu sisi tubuh menyebabkan ketidakmampuan pasien dalam
memenuhi aktivitas sehari-hari. Kondisi ini dapat menimbulkan dampak psikologis termasuk ansietas. Salah satu metode yang dapat
digunakan untuk mengurangi gejala yang dialami termasuk ansietas adalah slow stroke back massage (SSBM). Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui efektivitas Slow Stroke Back Massage dalam meningkatkan relaksasi pasien stroke. Penelitian ini merupakan
penelitian kuasi eksperimen dengan rancangan non randomized pre test and post-test control group. Jumlah sampel 21 pasien post
stroke di Kota Makassar. Hasil analisis menggunakan uji Mann Whitney menunjukkan tidak ada perbedaan tekanan darah sistolik pada
pasien yang dilakukan SSBM 5 menit dengan 10 menit (p=0.49). Hal yang sama juga ditemukan pada tekanan darah diastolik (p=0.84),
denyut nadi (p=0.29) dan skor STAI (0.98) dengan uji t tidak berpasangan. Berdasarkan hal tersebut perawat dapat melakukan SSBM
selama 5 menit ataupun 10 menit untuk meningkatkan relaksasi pasien stroke.
20
menggunakan format State Trait Anxiety menggunakan nilai mean, median, standar
Inventory (STAI). Sedangkan respon fisiologis deviasi, nilai minimal dan maksimal dengan
dengan melakukan pengukuran tekanan darah dan confiden interval 95 %. Analisis bivariat dalam
denyut nadi. penelitian ini untuk melihat perbedaan relaksasi
Rancangan penelitian yang digunakan adalah pasien setelah dilakukan intervensi SSBM dengan
non randomized pre test and post-test control pooled t test.
group. Pada penelitian ini terdapat dua kelompok,
masing-masing dilakukan treatment berupa HASIL DAN PEMBAHASAN
SSBM. Kelompok 1 dilakukan SSBM selama 10
menit dan kelompok 2 selama 5 menit. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Populasi pada penelitian ini adalah semua rata-rata usia responden di RSUD Kota Makassar
pasien stroke yang rawat jalan di Rumah Sakit adalah 62 tahun (95% CI: 57,37-66,63) dengan
Umum Daerah Kota Makassar. Sampel pada standar devasi 10,16 tahun. Usia termuda 51
penelitian ini yaitu pasien stroke yang datang tahun dan tertua 80 tahun. Hasil estimasi interval
berobat ke Rumah Sakit Umum Daerah Kota dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini rata-rata
Makassar dan selanjutnya dilakukan kunjungan usia pasien stroke diantara 57,37-66,63 tahun.
rumah. Teknik pengambilan sampel dilakukan Proporsi jenis kelamin terbanyak adalah
dengan non probability sampling jenis perempuan yaitu 61,9%, tingkat pendidikan SD
consecutive sampling yaitu semua subyek yang 38,1%, tidak bekerja/IRT 38,1 % dengan status
datang berobat ke RSUD Kota Makassar dan menikah 95,2%. Berdasarkan jenis stroke proporsi
memenuhi kriteria inklusi bersedia berpartisipasi terbanyak adalah stroke iskemik sebesar 95,2%
dalam penelitian dan dapat diajak berkomunikasi. dengan jumlah serangan stroke satu kali yaitu
Kriteria eksklusi mengalami gangguan kognitif 85,7%. Sebagian besar responden tidak
berat dan tidak bersedia menjadi responden. Besar mendapatkan pengobatan antihipertensi yaitu
sampel dalam penelitian ini adalah 21 orang yang 66,7%.
terdiri dari 10 orang dilakukan SSBM selama 5 Rata-rata skor STAI responden adalah
menit dan 11 orang dilakukan SSBM selama 10 45.57 (CI 95%: 42.80-48.34), dengan standar
menit. deviasi 6.07. Skor STAI terendah 37 dan tertinggi
Analisis data dilakukan secara univariat dan 60. Hasil estimasi interval dapat disimpulkan
bivariat. Analisis univariat mendeskripsikan bahwa 95% diyakini rata-rata skor STAI pasien
karakteristik jenis kelamin, jenis stroke yang stroke diantara 42.80-48.34.
merupakan data kategorik dijelaskan dengan Distribusi tekanan darah dan denyut nadi
jumlah dan persentase masing-masing kelompok. pasien stroke sebelum SSBM dan setelah SSBM
Umur, skor STAI, tekanan darah dan denyut nadi dapat dilihat pada tabel 1.
21
Analisis bivariat digunakan untuk mngetahui independen. Sedangkan tekanan darah sistolik,
perbedaan respon fisiologis dan psikologis pasien salah satu kelompok mempunyai sebaran data
stroke yang dilakukan intervensi SSBM 5 menit tidak normal sehingga dilakukan uji Mann-
dan 10 menit. Respon fisiologis dinilai Whitney. Perbedaan respon fisiologis dan
menggunakan tekanan darah sistolik, tekanan psikologis setelah SSBM 5 menit dan 10 menit
darah diastolik dan denyut nadi. Sedangkan dapat dilihat pada tabel 2.
respon psikologis menggunakan STAI. Hasil uji
normalitas tekanan darah diastolik, denyut nadi
dan skor STAI kedua kelompok berdistribusi
normal sehingga dilakukan analisis uji t
Tabel 2 Perbedaan Tekanan Darah Sistolik, Tekanan Darah Diastolik Denyut Nadi dan Skor
STAI Pasien Stroke Antara SSBM 5 Menit dan 10 Menit
di RSUD Kota Makassar, 2016 (n = 21)
22
istirahat adalah 60-100x/menit. Denyut nadi seperti SSBM untuk meningkatkan relaksasi pada
dikontrol oleh sistem saraf otonom, saraf pasien.
parasimpatis akan memperlambat denyut nadi Mahasiswa sebagai calon perawat perlu
(Ignatavicius & Workman, 2006). mendapatkan tentang prosedur SSBM dan
Meskipun dalam penelian ini manfaat bagi pasien yang menjalani perawatan
melaporkan tidak ada perbedaan respon fisiologis, dan rehabilitasi. Diperlukan penelitian lebih lanjut
secara klinik tekanan darah sistolik dan denyut untuk mengetahui efektivitas SSBM terhadap
nadi pasien yang dilakukan SSBM selama 10 relaksasi dengan jumlah sampel yang lebih
menit lebih rendah dibandingkan dengan SSBM banyak dan waktu intervensi yang lebih lama.
lima menit. Penelitian Mohebbi et al., (2014)
melaporkan bahwa SSBM selama 10 menit DAFTAR PUSTAKA
mengurangi tekanan darah pada pasien hipertensi.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Yeganehkhah American Heart Association, 2015, Heart Disease
(2008) melaporkan ada perbedaan tekanan darah and Stroke Statistics-2015 Update,
sistolik dan diastolik pada kelompok yang Circulation, 131, e29-e322.
dilakukan tindakan SSBM selama 5 menit
dibandingkan dengan kelompok kontrol yang Aourell M, et al., 2005, Effects of Swedish
menggunakan massage yang lain. Kedua hasil massage on blood pressure,
penelitian tersebut menunjukkan bahwa SSBM Complementary Therapies in Clinical
selama 5 menit maupun 10 menit dapat Practice, Vol. 11, pp. 242-246.
menurunkan tekanan darah pada pasien.
Tindakan SSBM memfasilitasi respon saraf Caple C, & Schub T, 2010, Stroke:
parasimpatis sehingga menurunkan tekanan darah Cardiovascular causes and effects.
(Mohebbi et al., 2014). Glendale, California: Cinahl Information
Hasil penelitian ini melaporkan respon Systems.
psikologis berupa kecemasan pasien stroke yang
Corwin EJ, 2000, Buku saku patofisiologi (Terj.
dinilai menggunakan STAI memiliki nilai rata-
Dari Handbook of pathophysiology, Brahm
rata 45.57. Hasil penelitian ini tidak jauh berbeda
U. Pendit), Jakarta: EGC.
dengan hasil penerapan EBN yang pernah
dilakukan oleh peneliti terhadap 6 orang pasien Ellis CS, & Horn S, 2000, Change in identity and
stroke dengan skor ansietas sebelum SSBM 47.57 self-concept: a new theoretical approach to
mengalami penurunan menjadi 44.85 setelah recovery following stroke, Clinical
dilakukan SSBM. Penelian ini melaporkan bahwa Rehabilitation, Vol. 14, pp. 279-287.
tidak ada perbedaan skor ansietas antara
kelompok yang dilakukan SSBM 10 menit Falvo D, 2005, Medical and psychosocial aspects
dengan 5 menit. of chronic 23llness and disability. Third
Stimulasi taktil akan menimbulkan edition. Massachusetts: Jones and Bartlett
respon neurohormonal kompleks di hipotalamic- Publishers, Inc.
pituitary axis (HPA) melalui lintasa serabut saraf
pusat yang didistribusikan melalui korteks serebri, Fraser J, & Kerr JR, 1993, Psychophysiological
midbrain dan diinterpretasikan dengan respon effects of back massage on elderly
relaksasi. Selain mempengaruhi stimulasi institutionalized patients, Journal of
sensorik, SSBM mempengaruhi mekanisme Advanced Nursing, Vol. 18, pp. 238-245.
psikologis seperti emosi dan perasaan selama
massage diatur oleh sistem limbic yang memiliki Fure B, et al., 2006, Emosional symptoms in
koneksi dekat dengan sirkuit saraf otonom dan acute ischemic stroke, Int J Geriatr
mengurangi aktivitas simpatis (Aourell, Skoog, & Psychiatry, Vol. 21, pp. 382-387.
Carleson, 2005).
Ginsberg L, 2008, Lecture notes: Neurologi. Edisi
KESIMPULAN 8 (Terj. Dari Lecture Notes: Neurology,
eighth edition, Wardhani, I. R.), Jakarta:
Tidak ada perbedaan rata-rata tekanan Penerbit Erlangga.
darah sistolik, tekanan darah diastolik, denyut
nadi dan skor ansietas pasien stroke yang Gorman, L. M., & Sultan, D. F. (2008).
dilakukan SSBM selama 5 menit dan 10 menit. Psychosocial nursing for general patient
Perawat dapat melakukan SSBM selama 5 menit care. 3rd edition. Philadelphia: F. A. Davis
ataupun 10 menit untuk meningkatkan relaksasi Company.
pasien stroke. Perawat sebaiknya
mengembangkan intervensi non farmakologi
23
Gurr B, 2009, Staff perceptions of psychological pain in elderly stroke patients,
care on a stroke rehabilitation unit, British Complementary Therapies in Nursing &
Journal of Nursing, Vol. 18, No. 1, pp. 52- Midwifery, Vol. 10, pp. 209-216.
56.
Pinto S, & Caple C, 2010, Stroke: Risk and
Guyton AC, 1995, Fisiologi manusia dan Protective Factors, Glendale, California:
mekanisme penyakit. (Terj. Dari Human Cinahl Information Systems.
physiology and mechanisms of disease,
Petrus Andrianto), Jakarta: EGC Reif MH, et al., 2000, High blood pressure and
associated symptoms were reduced by
Harris M, 2009, The effects of slow-stroke back massage therapy, Journal of body work and
massage on the sleep of persons with movement therapies, Vol. 4, No.1, pp. 31-
dementia in the nursing home: A pilot 38.
study, Dissertation, UMI Microform
3357546. Richman S, & Grose S, 2010, Stroke and
cholesterol, Glendale, California: Cinahl
Harris M, & Richards KC, 2010, The Information Systems.
physiological and psychological effect of
slow-stroke back massage and hand Sastroasmoro S, & Ismael S, 2010, Dasar-dasar
massage on relaxation in older people, metodologi penelitian klinis, Edisi 3.
Journal of Clinical Nursing, Vol. 19, pp. Jakarta: Sagung Seto.
917-926.
Scanlon VC, & Sanders T, 2007, Essentials of
Ignatavicius DD, & Workman ML, 2006, anatomy and physiology, 5th edition,
Medical-surgical nursing critical thinking Philadelphia: F. A. Davis Company.
for collaborative care, Philadelphia:
Silbernagl S, & Lang F, 2000, Color atlas of
Saunders Elseviers.
pathophysiology, Stuttgart, New York :
Kemenkes RI, 2013, Riset Kesehatan Dasar Georg Thieme Verlag
2013. Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI. Stroke Association, 2012, High blood pressure
and stroke, dilihat tanggal 6 November
McKenna K, 2008, ACLS essentials basics and 2016, stroke.org.uk
more, New York: McGraw-Hill.
Yegahehkhah M, et al., 2008, The Effects of
Meek SS, 1993, Effects of slow stroke back Slow-Stroke Back Massage on Hypertension
massage on relaxation in hospice clients, in Elderly, Iran Journal of Nursing, Vol. 21,
Journal of Nursing Scholarship, Vol. 25, No.54, pp. 73-83.
No. 1, pp. 17-21.
24
PENGARUH ELEVASI POSISI KEPALA PADA KLIEN STROKE
HEMORAGIK TERHADAD TEKANAN RATA-RATA ARTERIAL,
TEKANAN DARAH DAN TEKANAN INTRA KRANIAL DI RUMAH SAKIT
MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO TAHUN 2011
154
155 Jurnal Kesmasindo. Volume 5, Nomor 2, Juli 2012, hlm. 154- 168
60-70 mmHg dengan posisi flat atau Populasi dalam penelitian ini adalah
elevasi kepala di bawah 15- 300 serta semua pasien stroke hemoragik
belum adanya SPO ( Standar Prosedur sedangkan Pengambilan sampel
Operasi ) untuk mengatur posisi dilakukan dengan metode non
kepala pada pasien dengan kasus probability sampling melalui
stroke hemoragik. purposive sampling dengan kriteria
inklusi yaitu :a) Pasien stroke
Tujuan penelitian ini adalah untuk
hemoragik dengan perawatan di IGD,
Mengetahui pengaruh elevasi posisi
bangsal Asoka, Dahlia dan bangsal
kepala pada klien stroke hemoragik
Mawar dan Cempaka RSUD Margono
terhadap tekanan rata-rata arterial,
Soekarjo Purwokerto b) Usia pasien ≥
tekanan darah dan tekanan intra
21 tahun c) Pasien dalam kondisi sadar
kranial di Rumah Sakit Margono
atau koma d)Telah ditegakan
Soekarjo Purwokerto Tahun 2011.
diagnosis medis stroke hemoragik
METODE PENELITIAN dengan CT scan e) Lama perawatan
Tabel 4.2 Tekanan darah sistolik dan diastolik, MAP sebelum dilakukan
intervensi pada kelompok kontrol dan perlakuan
Mean
Variabel Kelompok SD Min-Maks 95 % CI
Median
Tekanan Darah Kontrol 169,38 15,20 150-200 162,46-
Sistolik 170,00 176,30
Intervensi 176,05 24,65 130-240 164,82-
172,00 187,27
Tekanan Darah Kontrol 93,76 9,909 80-110 89,25-
Diastolik 90,00 98,27
Intervensi 109,71 14,67 90-150 103,04-
110,00 116,39
MAP Kontrol 120,809 13,16 103-156 114,81-
120,00 126,80
intervensi 132,86 21,64 90-190 123,01-
127,00 142,721
Mean
Variabel Kelompok SD Min-Maks 95 % CI
Median
Tekanan Darah Kontrol 167,86 18,81 140-210 159,29-
Sistolik 165,00 176,42
Intervensi 151,81 24,00 110-200 140,88-
150,00 162,74
Tekanan Darah Kontrol 89,90 7,98 80-100 86,30-
Diastolik 90,00 9351
Intervensi 97,95 16,53 70-147 90,42-
100 105,48
MAP Kontrol 117,04 10,01 102-138 112,48-
118,67 121,60
intervensi 116,59 20,00 83-174 107-
113,00 125,70
dibandingkan dengan kelompok
Dari hasil analisis dapat dilihat
intervensi 116,59.
bahwa rata-rata tekanan darah sistolik
kelompok intervensi lebih tinggi yaitu Menurut The seventh report of
151,81 mmHg, dibandingkan dengan the joint national commitee on
tekanan darah sistolik kelompok prevention, detection, eveluation, and
kontrol yaitu 167,86 mmHg. treatment of high pressure (2006)
Sedangkan rata-rata tekanan darah dalam Sudoyo, Setiyohadi, Alwi,
diastolik kelompok intervensi lebih Simadibrata, et.al, (2006) klasifikasi
tinggi yaitu 97,95 mmHg tekanan darah sistolik dan diastolik
dibandingkan dengan kelompok responden setelah perlakuan masih
kontrol yaitu 89,90 mmHg. Rata–rata relatif tinggi yaitu termasuk hipertensi
tekanan arterial pada kelompok derajat 2 yaitu sistolik ≥ 160 mmHg
kontrol lebih tinggi 117,04 dan diastolik ≥ 110 mmHg.
161 Jurnal Kesmasindo. Volume 5, Nomor 2, Juli 2012, hlm. 154- 168
Tabel 4.6 Analisis pengaruh tekanan darah sebelum dan sesudah perlakuan pada
kelompok kontrol
Tabel 4.7 Analisis pengaruh tekanan darah sebelum dan sesudah perlakuan pada
kelompok intervensi
Tabel 4.9 Analisis pengaruh MAP sebelum dan sesudah perlakuan pada
kelompok intervensi.
Tabel 4.10 Analisis pengaruh TIK sebelum dan sesudah tindakan pada kelompok
kontrol
TIK Tidak ada TIK Ada TIK Total Pvalue
Pre klp kontrol 1 20 21 0,058
Post klp kontrol 1 20 21
165 Jurnal Kesmasindo. Volume 5, Nomor 2, Juli 2012, hlm. 154- 168
Tabel 4.11 Analisis pengaruh TIK sebelum dan sesudah tindakan pada kelompok
perlakuan
G. Keterbatasan penelitian