400
350
300
250
200
150
100
50
0
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
Rumusan Masalah
Bagaimana gambaran kejadian Hipertensi
Primer Tn.S di Puskesmas Pandanaran
Kota Semarang?
TUJUAN UMUM
Mengetahui gambaran Hipertensi Primer pada
Tn.S. berdasarkan pendekatan teori roda.
Tujuan Khusus
Data Individu
Pasien berusia 55 tahun, saat ini pasien
bekerja. Berat badan pasien 68 kg, dan
tinggi badan 160 cm dan Lingkar perut
89 cm, dimana BMI = 26,5 kg/m2.
Pola makan pasien yaitu makan nasi satu piring
sehari tiga kali dengan lauk telur, daging ayam atau
sapi dan gorengan, tempe, tahu, disertai sayur
sayuran seperti bayam, wortel, atau kangkung.
Pasien minum air putih sebanyak 5-7 gelas sehari.
Pasien mengaku lebih menyukai makanan yang gurih
dan asin daripada makanan yang manis. Pasien
selama ini juga tidak melakukan diet rendah garam.
Kegiatan sehari-hari pasien yaitu bekerja dari pagi
hingga sore hari. Sehingga pasien jarang makan di
rumah.
Pengetahuan tentang penyakit hipertensi,
pencegahan, komplikasi dan diet untuk pasien
hipertensi kurang.
Pasien rutin berolahraga lari pagi 1x semingu
dan bermain tenis meja minimal 2x seminggu.
Pasien mengaku pergi berobat ke Puskesmas
apabila timbul keluhan berupa nyeri kepala
saja.
Pasien menyadari saat nyeri kepala timbul,
maka berarti tekanan darahnya sedang naik.
Pasien meminum obat secara teratur sesuai
anjuran dokter.
Aspek 5 Derajat Fungsional
Pemeriksaan Fisik (Tanggal 15 Juni 2019)
Kesadaran dan Keadaan Umum : Composmentis
dan baik.
Tanda Vital
Tekanan Darah : 160/85 mmHg
Nadi
Frekuensi : 82 x/menit
Irama : Reguler
Isi & Tegangan : Cukup
LajuPernapasan : 18 x/menit
Suhu: 36oC
Antropometri : BB = 68 kg, TB = 160 cm, BMI = 26,5
kg/m2. Lingkar perut = 89 cm
Follow up 17 Juni 2019
Pemeriksaan Fisik
Kesadaran dan Keadaan Umum: Composmentis
dan baik.
Tanda Vital
Tekanan Darah : 150/80 mmHg
Nadi
Frekuensi : 84 x/menit
Irama : Reguler
Isi &Tegangan : Cukup
Laju Pernapasan : 18 x/menit
Suhu: 36,5oC
Diagnosis Holistik
Aspek 1
Keluhan utama : Nyeri kepala
Harapan : Penyakit pasien dapat terkontrol
dan tidak menimbulkan komplikasi.
Kekhawatiran :Timbulnya komplikasi karena
hipertensi.
Aspek 2
Diagnosis klinis : Hipertensi Stage 2
Diagnosis banding : Nyeri akibat tekanan
intraserebral, White coat hypertension.
Aspek 3
Faktor risiko internal :
Usia pasien 55 tahun
Kurangnya pengetahuan mengenai pola makan dan
diet yang dianjurkan dan tidak dianjurkan bagi
penderita hipertensi.
Kurangnya pengetahuan tentang hipertensi primer,
pencegahan, cara mengontrol dan komplikasi dari
penyakit hipertensi.
Faktor genetik pasien, karena ayah dan ibu kandung
pasien juga menderita hipertensi.
Kegemeran pasien mengonsumsi makanan yang
gurih dan asin.
Tinggi mengonsumsi makanan yang mengandung
garam.
Aspek 4
Faktor risiko eksternal :
Kurangnya dukungan dari keluarga untuk
mengubah pola makan diet pasien.
Kurangnya perhatian dari keluarga untuk diet
rendah garam.
Seringnya makan di luar rumah, sehingga keluarga
tidak bisa mengontrol konsumsi dari pasien.
Aspek 5
Derajat fungsional : 1 Mampu melakukan
perawatan diri secara mandiri, mampu melakukan
perkerjaan di dalam maupun diluar rumah.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan identifikasi dari faktor risiko
internal ditemukan bahwa pasien usia 55
tahun
kurang memperhatikan diet yang baik, yaitu
pola makan yang lebih gemar mengonsumsi
makanan yang asin dan gurih, diet garam tidak
terkontrol.
Terdapat faktor genetik dari ayah dan ibu
pasien yang juga penderita hipertensi.
Pasien memiliki pengetahuan yang kurang
tentang penyakit hipertensi.
Intervensi
1. Promotif
a. Patient Centered
Memberi edukasi dan penyluhan kepada pasien mengenai
hipertensi primer. Dan Menganjurkan pasien untuk
mengurangi konsumsi garam sehari hari nya agar
hipertensi terkontrol.
a. Patient Centered
- Pencegahan terhadap komplikasi dengan pengecekan tekanan
darah secara teratur setiap bulan, melakukan olahraga teratur,
menjaga diet seimbang, dan menjaga berat badan ideal .
- Pasien meminum obat secara teratur sesuai dengan anjuran dokter.
b. Family Focused
- Edukasi anggota keluarga pasien dengan penyakit hipertensi untuk
menjaga berat badan ideal, diet seimbang dan olahraga teratur,
sehingga menurunkan faktor risiko terjadinya hipertensi.
- Keluarga pasien mengingatkan, mengawasi untuk minum obat
secara teratur
c. Community oriented
- Puskesmas melakukan pemilihan dan pelatihan kader untuk
mengadakan posbindu.
Kuratif
a. Patient Centered
- Amlodipin 5 mg. 1x1. diminum saat malam hari.
- Asam mefenamat 500 mg 2x1. Diminum jika
terasa nyeri.
b. Family Focused
- Keluarga diharapkan dapat memberitahu,
mengingatkan dan mengawasi pasien untuk
meminum obat tersebut. Serta Diet rendah garam
c. Community Oriented
- Kader diharapkan dapat memberikan laporan
kejadian hipertensi kepada puskesmas.
Rehabilitatif
a. Patient Centered
- Setiap pagi pasien berolahraga ringan
seperti jogging (lari kecil), berjalan kaki
teratur selama 30 menit per hari, hampir
setiap hari dalam seminggu.
b. Family Focused
- Dukungan secara emosional kepada
penderita untuk selalu teratur dalam
berobat.
PEMBAHASAN
Pada kasus Tn.S ini kemungkinan faktor resiko
terjadinya penyakit hipertensi adalah karena
pasien sering mengkonsumsi makanan asin dan
gurih yang dapat menyebabkan peningkatan
kekentalan darah sehingga menyebabkan
hipertensi.
Genetik :
Pada kasus Tn.S, terdapat keluarga yang juga
menderita hipertensi yaitu ayah dan ibu
kandung nya. Sehingga pasien sangat
beresiko menderita hipertensi juga.
Lingkungan fisik :
Pada kasus Tn.S tidak didapatkan peranan
lingkungan fisik yang dapat menyebabkan
terjadinya penyakit hipertensi.
Lingkungan Biologis
Pada kasus Tn.S tidak didapatkan peranan
lingkungan fisik yang dapat menyebabkan
terjadinya penyakit hipertensi.
Lingkungan sosial
Keluarga Tn.S. kurang memberi dukungan
kepada pasien untuk melakukan diet rendah
garam sehingga pasien pun masih gemar
mengonsumsi makanan yang asin. Selain itu,
Keluarga pasien kurang mengetahui mengenai
hipertensi, seperti pencegahan, gejala, cara
mengontrol tekanan darah dan komplikasi yang
dapat timbul.
TEORI RODA
Kesimpulan
Berdasarkan kasus ini faktor genetik berpengaruh terhadap