Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA

NY. F DENGAN HIPERTENSI DI JATINEGARA LIO

Dosen Pembimbing : Elsye Rahmawaty, S.Kep., MKM

Disusun Oleh
Resmita Rosania Alvira
P17120018031
Keperawatan 2A

JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK ESEAHATN KEMENTRIAN KESEHAATN
JAKARTA I
2020
A. Latar belakang
Penuaan penduduk pada abad 21 merupakan suatu fenomena penting yang tidak
dapat dihindari baik oleh negara maju maupun engara berkembang. Berdasarkan data
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang World Population Ageing, diperkirakan pada
tahun 2015 terdapat 901 juta jiwa penduduk lansia di dunia. Jumlah tersebut
diproyeksikan terus meningkat mencapai 2 (dua) miliar jiwa pada tahun 2050 (BPS,
Bappenas, UNFPA, 2018).
Seperti halnya yang terjadi di negara-negara di duania, Indonesia juga mengalami
penduaan penduduk Tahun 2019, jumah lansia Indonesa diproyeksikan akan meningkat
menajdi 27,5 juta atau 10,3% dari 57 juta jiwa atau 17,9% pada tahun 2045 (BPS,
Bappenas, UNFPA, 2018).
Berdasarkan data Survey Penduduk antar Sensus (Supas) 2015, jumlah lanjut usia
di Indonesia sebanyak 21,7 juta atau 8,5%. Dari jumlah tersebut, terdiri dari lansia
perempuan 11,6 juta (52,8%) dan 10, 2 juta (47, 2%) usia laki-laki (BPS, 2016). Hal ini
menunjukkan bahwa Indonesia termasuk negara yang akan memasuki era penduduk
menua (ageing population), karena jumlah penduduk yang berusia 60 tahun ke atas telah
melebihi angka 7,0%.
Peningkatan jumlah lansia di Indonesia ini memberikan suatu perhatian khusus
pada lansia yang mengalami suatu proses menua. Permasalahan-permasalahan yang
perlu perhatian khusus untuk lansia berkaitan dengan berlangsungnya proses menjadi tua,
yang berakibat timbulnya perubahan fisik, kognitif, perasaan, sosial, dan seksual.
(Azizah, 2011)
Perubahan-perubahan pada lansia di negara-negara maju yaitu perubahan pada
sistem kardiovaskular yang merupakan penyakit utama yang memakan korban karena
akan berdampak pada penyakit lain seperti, hipertensi, penyakit jantung koroner, jantung
pulmonik, kardiomiopati, stroke, gagal ginjal. (Fatmah, 2010)
Hipetensi atau tekanan darah tinggi merupakan sebuah kondisi medis dimana
orang yang tekanan darahnya meningkat diatas normal yaitu 140/90 mmHg dapat
mengalami resiko kesakitan (morbiditas) bahkan kematian (mortalitas). Penyakit ini
sering dikatakan sebagai the silent diseases. Faktor resiko hiertensi dapat dibagi menjadi
2 golongan yaitu, hipertensi yang tidak bisa diubah dan dipertensi yang dapat diubah.
Hipertensi yang tidak dapat diubah meliputi usia, jenis kelamin, suku bangsa, faktor
keturunan. Hipertensi yang dapat diubah meliputi merokok, obesitas, gaya hidup yang
monoton, dan stres. (Rusdi & Isnawati, 2009)
Peran perawat dalam meberikan asuhan keperawatan mengacu kepada visi
pemerintah untuk mewujudkan lanjut usia yang sehat dan produktif dengan
mengembangkan pelayanan kesehatan yang mengutamakan peningkatan kesehatan
lansia, pencegahan dan pemeliharahaan kesehatan lansia. Perawat sebagai pemberi
asuhan keperawatan juga berperan dalam upaya pendidikan dengan memberikan
penyuluhan tentang pengertian hipertensi, penyebab dan gelaja hipertensi serta
pengelolaan hipertensi. Perawat juga berperan dalam meningkatkan mutu dan pemerataan
pelayanan kesehatan serta peningkatan pengetahuan, sikap dan praktik pasien serta
keluarganya dalam melaksanakan pengobatan hipertensi.
B. Proses Keperawatan Pada Lansia
 Pengkajian
Berdasarkan Modul KMB I BPPSDMKes, 2016 pengkajian yang
dilakukan pada klien dengan hipertensi adalah :
1. Aktivitas/ Istirahat. Meliputi Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya
hidup.Tanda : Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung,
takipnea.
2. Sirkulasi, meliputi Gejala : Riwayat Hipertensi, penyakit jantung
koroner/katupdan penyakit stroke, episode palpitasi. Tanda : Kenaikan
Tekanan Darah, Nadi denyutan jelas dari karotis, jugularis, radialis, tikikardi,
murmur stenosis valvular, distensi vena jugularis, kulit pucat, sianosis, suhu
dingin (vasokontriksi perifer) pengisian kapiler mungkin lambat/ bertunda.
3. Integritas Ego. Meliputui gejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas,
faktor stress multiple (hubungan, keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan.
Tanda : Letupan suasana hati, gelisah, tangisan meledak, otot muka tegang,
pernafasan menghela, peningkatan pola bicara.
4. Eliminasi meliputi Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi
atau riwayat penyakit ginjal pada masa yang lalu). Tanda meliputi jumlah dan
frekuemsi buang air kecil.
5. Makanan/cairan meliputi gejala: Makanan yang disukai yang mencakup
makanan tinggi garam, lemak serta kolesterol, mual, muntah dan perubahan
berat badan saat ini serta riwayat penggunaan obat diuretik. Tanda : Berat
badan normal atau obesitas, adanya edema, glikosuria.
6. Neurosensori meliputi, Gejala : Keluhan pening/pusing, sakit kepala,
Gangguan penglihatan (diplobia, penglihatan kabur), Tanda: perubahan status
mental, perubahan orientasi, pola/isi bicara, efek, proses pikir, penurunan
kekuatan genggaman tangan.
7. Nyeri/ ketidaknyaman, meliputi gejala : Angina (penyakit arteri koroner/
keterlibatan jantung), sakit kepala.
8. Pernafasan, meliputi gejala: Dispnea yang berkaitan dari aktivitas/kerja
takipnea, dispnea, batuk dengan/tanpa pembentukan sputum, riwayat
merokok. Tanda: Distress pernafasan/penggunaan otot aksesori pernafasan
bunyi nafas tambahan (krakties/mengi), sianosis.
9. Keamanan, meliputi gejala : Gangguan koordinasi/cara berjalan, hipotensi
postural.
 Diagnosa Keperawatan
Masalah yang biasa terjadi pada klien dengan hipertensi berdasarkan
SDKI, 2017 adalah sebagai berikut:
1. Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan afterload
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidak
seimbangan antara suplai dan kebutuhan O2 ditandai dengan klien mengeluh
lelah, sesak nafas, merasa lemah.
3. Gangguan rasa nyaman nyeri : sakit kepala berhubungan dengan gejala
penyakit ditandai dengan klien mengeluah tidak nyaman ketika hipertensinya
kambuh, klien mengeluh kedinginan.
4. Defisit Pengetahuan diri berhubungan dengan kurang terpapar informasi
ditandai dengan menanyakan masalah yang dihadapi, menunjukkan perilaku
tidak sesuai anjuran, menunjukkan persepsi yang keliru terhadap masalah.

 Intervensi Keperawatan
Menurut SIKI 2018 dan SLKI 2018 intervensi keperawtan pada klien
dengan hipertensi adalah sebagai berikut:
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
1. Resiko penurunan curah Setelah dilakukan asuhan a. Obserasi tanda dan
jantung b.d perubahan keperawatan selama 3 x 24 gejala primer penurunan
afterload jam klien menunjukkan curah curah jantung
jantung adekuat, dengan b. Obserasi tanda dan
kriteria hasil: gejala sekunder
a. Tekanan darah dalam penurunan curah
rentang normal jantung
b. Toleransi terhadap c. Monitor keluhan nyeri
aktivitas dada
c. Nadi perifer kuat d. Periksa tekanan darah
d. Tidak ada disritmia dan frekuensi nadi
e. Tidak ada kelelahan sebelum dan sesudah
beraktivitas
e. Posisikan pasien semi-
Fowler atau Fowler
dengan kaki ke bawah
atau posisi nyaman
f. Fasilitasi pasien dan
keluarga untuk
modifikasi gaya hidup
sehat
g. Berikan terapi relaksasi
untuk mengurangi
stress, jika perlu
h. Beri dunkungan
emosional dan spiritual
2. Intoleransi aktivitas b.d Setelah dilakukan asuhan a. Identifikasi kemampuan
kelemahan umum, keperawatan selama 3 x 24 dalam beraktivitas
ketidakseimabangan antara jam klien menunjukkan b. Fasilitasi makna
suplai dan kebutuhan toleransi aktivitas, dengan aktivitas yang dipilih
oksigen d.d klien mengeluh keriteria hasil: c. Motivasi klien untuk
lelah, sesak nafas, merasa a. Frekuensi nadi dalam melakukan aktivitas
lemah. rentang normal d. Jadwalkan aktivitas
b. Dapat melakukan aktivitas dalam runitas sehari-
sehari-hari hari
c. Kekuatan tubuh bagian e. Anjurkan keluarga
atas dan bawah adekuat untuk memberi
d. Tidak ada keluhan lelah penguatan positif atas
e. Tidak ada aritmia saat dan parsitisapi dalam
setelah aktivitas aktivitas
f. Tidak ada sianosis f. Periksa tekanan darah,
g. Tekanan darah dalam nadi dan pernapasan
rentang normal sebelum dan sesudah
h. Frekuensi nafas dalam aktivitas
rentang normal
3. Gangguan rasa nyaman Setelah dilakukan asuhan a. Identifikaasi lokasi,
nyeri: sakit kepala b.d gejala keperawatan selama 3 x 24 karakteristik, durasi,
penyakit d.d klien jam klien menunjukkan frekuensi, kualitas,
mengeluah tidak nyaman penurunan rasa nyeri, dengan intensitas nyeri
ketika hipertensinya kriteria hasil: b. Identifikasi skala nyeri
kambuh, klien mengeluh a. Tidak ada keluhan nyeri c. Idetifikasi repon nyeri
kedinginan. b. Tidak ada meringis non verbal
c. Tidak gelisah d. Berikan teknik non
d. Tidak ada kesulitan tidur farmakologis untuk
e. Frekuensi nadi dalam mengurangi rasa nyeri
batas normal e. Fasilitasi istirahat dan
f. Pola nafas dalam batas tidur
normal f. Kolaborasi pemberian
g. Tekanan darah dalam analgetik, jika perlu
batas normal
4. Defisit pengetahuan diri b.d Setelah dilakukan asuhan a. Identifikasi tingkat
kurang terpapar informasi keperawatan selama 3 x 24 pengetahuan klien dan
d.d menanyakan masalah jam klien menunjukkan curah keluarga
yang dihadapi, jantung adekuat, dengan b. Persiapkan materi,
menunjukkan perilaku tidak kriteria hasil: media dan alat peraga
sesuai anjuran, a. Menunjukkan perilaku c. Jelaskan gejala, proses,
menunjukkan persepsi yang sesuai anjuran dan komplikasi
keliru terhadap masalah. b. Adanya peningkatan hipertensi
verbalisasi minat dalam d. Jelaskan pencegahan
belajar hipertensi melalui diit
c. Mampu menjelaskan yang dianjurkan dan
pengetahuan tentang suatu tidak dianjurkan
topik
d. Mampu menggambarkan
pengalaman sebelumnya
yang sesuai dengan topik
e. Menunjukkan perilaku
sesuai dengan
pengetahuan

5. Implementasi
Implementasi yang dilakukan untuk diagnoasa pertama adalah Identifikasi
tanda/gejala perimer penurunan curah jantung, Monitor tekanan darah,
Monitor nadi, Monitor pernapasan, Monitor suhu tubuh, Identifikasi
perubahan tanda vital, Berikan terapi relaksasi, Kolaborasi terapi obat
antihipertensi, Dokumentasi hasil pemantauan. Pada diagnosa kedua tindakan
yang dilakukan adalah Identifikasi kemampuan dalam beraktivitas, Fasilitasi
makna aktivitas yang dipilih, Motivasi klien untuk melakukan aktivitas,
Jadwalkan aktivitas dalam runitas sehari-hari, Anjurkan keluarga untuk
memberi penguatan positif atas parsitisapi dalam aktivitas, Periksa tekanan
darah, nadi dan pernapasan sebelum dan sesudah aktivitas. Tindakan
keperawatan yang dilakukan pada diagnosa ke tiga adalah Identifikaasi lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri, Identifikasi skala
nyeri, Idetifikasi repon nyeri non verbal, Berikan teknik non farmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri, Fasilitasi istirahat dan tidur, Kolaborasi
pemberian analgetik, jika perlu. Tindakan yang dilakukan pada diagnosa
keempat adalah Identifikasi tingkat pengetahuan klien dan keluarga,
Persiapkan materi, media dan alat peraga, Jelaskan gejala, proses, dan
komplikasi hipertensi, Jelaskan pencegahan hipertensi melalui diit yang
dianjurkan dan tidak dianjurkan.

6. Evaluasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan hasil yang diharapkan adalah
1. Penurunan curah jantung dapat memenuhi kriteria hasil ditandai dengan
Tekanan darah dalam rentang normal, Toleransi terhadap aktivitas, Nadi
perifer kuat, Tidak ada disritmia, Tidak ada kelelahan
2. Intoleransi aktivitas dapat memenuhi keriteria hasil ditandai dengan
Frekuensi nadi dalam rentang normal, Dapat melakukan aktivitas sehari-
hari, Kekuatan tubuh bagian atas dan bawah adekuat, Tidak ada keluhan
lelah, Tidak ada aritmia saat dan setelah aktivitas, Tidak ada sianosis,
Tekanan darah dalam rentang normal, Frekuensi nafas dalam rentang
normal
3. Gangguan rasa nyaman dapat memenuhi kriteria hasil ditandai dengan
Tidak ada keluhan nyeri, Tidak ada meringis, Tidak gelisah, Tidak ada
kesulitan tidur, Frekuensi nadi dalam batas normal, Pola nafas dalam batas
normal, Tekanan darah dalam batas normal
4. Defisit pengetahuan diri dapat memenuhi kriteria hasil ditandai dengan
Menunjukkan perilaku sesuai anjuran, Adanya peningkatan verbalisasi
minat dalam belajar, Mampu menjelaskan pengetahuan tentang suatu
topik, Mampu menggambarkan pengalaman sebelumnya yang sesuai
dengan topik, Menunjukkan perilaku sesuai dengan pengetahuan
DAFTAR PUSTAKA
Azizah, L.M. 2011. Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Bachrudin, M., & Najib, M., 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan :
Keperawatan Medikal Bedah I. Jakarta: BPPSDMKes

Fatmah. 2010. Gizi Lanjut Usia. Jakarta: Erlangga.

Kementerian PPN/Badan Perencanaan Pengembangan Nasional (Bappenas), UNFPA


(United Nations Population Funds), dan BPS. 2018. Proyeksi Penduduk Indonesia
2015-2045, Hasil Supas 2015. Jakarta: Bappenas, UNFPA, dan BPS.

PPNI. 2016. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator


Diagnostik Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan


Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

Rusdi., & Isnawati, N. 2009. Pedoman Hidup Sehat. Yogyakarta: Power Books.
FORMAT PENGKAJIAN
KEPERAWATAN KESEHATAN LANJUT USIA

I. DEMOGRAFI

Nama : Fatimah
Usia : 70 tahun 5 bulan
Jenis kelamin : perempuan
Satus Perkawinan : kawin
Agama dan Suku : Islam / Betawi
Pendidikan terakhir : SMP
Alamat : Jl. Jatinegara Lio 1 RT 11 RW 03 No. 25
Status Gizi (lihat KMS lansia)- Tinggi Badan dan Berat badan: 148 cm, 60 kg

Lebih √ IMT(27)
Normal
Kurang

A. MASALAH KESEHATAN

N Keluhan kesehatan atau gejala yang dirasakan Bapak/Ibu


Ya Tidak
o dalam waktu 3 (tiga) bulan terakhir
1. Keluhan kesehatan yang berkaitan dengan fungsi penglihatan
a. Penglihatan kabur √
b. Mata berair √
c. Nyeri pada mata √
2. Keluhan kesehatan yang berkaitan dengan fungsi pendengaran
a. Pendengaran berkurang √
b. Telinga berdenging √
3. Keluhan kesehatan yang berkaitan dengan fungsi pernafasan
a. Batuk lama disertai keringat malam √
b. Sesak nafas √
4. Keluhan kesehatan yang berkaitan dengan fungsi jantung
a. Jantung berdebar-debar √
b. Cepat lelah √
c. Pusing √
d. Nyeri daerah tengkuk √
5. Keluhan kesehatan yang berkaitan dengan fungsi pencernaan
a. mual/muntah √
b. Nyeri ulu hati √
c. Nafsu makan menurun √
d. Makan dan minum banyak (berlebihan) √
e. Perubahan kebiasaan Buang air besar (mencret atau sembelit) √
6. Keluhan kesehatan yang berkaitan dengan fungsi pergerakan
a. Nyeri kaki saat berjalan √
b. Nyeri pinggang atau tulang belakang √
c. Nyeri persendian atau bengkak √
d. Persendian terasa kaku √
7. Keluhan kesehatan yang berkaitan dengan fungsi persyarafan
a. lumpuh atau kelemahan pada kaki atau tangan √
b. Kehilangan rasa √
c. Gemetar at vau tremor √
8. Keluhan kesehatan yang berkaitan dengan fungsi perkemihan
a. Buang air kecil banyak √
b. Sering buang air kecil malam hari √
c. Tidak mampu mengontrol pengeluaran air kemih/BAK merembes √
9. Penyakit yang dialami lansia (berdasarkan analisis medis):
a. Hipertensi √
b. Diabetes Mellitus √
c. Asma √
d. Stroke √
e. Osteoartritis √
f. Dimensia √
g. Lain-lain: Asam Urat √

B. LINGKUNGAN FISIK

a. Apakah lantai rumah licin Ya √ Tidak


b. Apakah ada tangga yang tidak ada pengaman Ya √ Tidak
c. Apakah lantai kamar mandi licin Ya √ Tidak
d. apakah ada penerangan dalam rumah cukup √ Ya Tidak
e. apakah lantai sekitar rumah licin Ya √ Tidak
f. Apakah lingkungan sekitar rumah berbatu atau tidak rata Ya √ Tidak
g. Apakah ada selokan terbuka di sekitar rumah Ya √ Tidak
h. Apakah lansia tinggal seorang diri di rumah Ya √ Tidak

Kesimpulan :
Resiko injuri ada bila salah satu jawaban YA

C. SOSIAL EKONOMI

1. Apakah usia lanjut mempunyai penghasilan sendiri


[ ] Ya [ √ ] Tidak
Jika ya, berapa rata-rata per bulan?.............................................

2. Apakah penghasilan mencukupi untuk kebutuhan sendiri


[ ] Ya [ ] Tidak

3. Apakah ada dukungan dana dari sumber lain


[ √ ] Ya [ ] Tidak
Jika ya, dari mana? Dari anak

D. PELAYANAN KESEHATAN

1. Fasilitas kesehatan yang digunakan


[ ] Rumah sakit [√ ] Dokter praktik
[ ] Puskesmas [ ] Klinik
[ ] Posbindu [ ] Lain-lain, sebutkan..................................

2. Apakah memeriksakan kesehatan secara teratur?


[√ ] Ya [ ] Tidak

3. Apakah fasilitas kesehatan terjangkau oleh usia lanjut?


[ ] Ya [√ ] Tidak
4. Apakah usia lanjut mempunyai jaminan kesehatan?
[√ ] Ya [ ] Tidak
Jika YA, berbentuk:
[ ] Askes [√ ] Kartu sehat / JPS
[ ] Lain-lain, sebutkan

5. Upaya untuk mengatasi masalah kesehatan


[ ] Beli obat warung [ ] Diberi jamu tradisional
[√ ] Dibawa ke sarana kesehatan [ ] Dibawa ke dukun atau orang pintar

E. HUBUNGAN SOSIAL

1. Apakah usia lanjut berinteraksi dengan keluarga dan lingkungan sosial?


[ 1] Ya [ 0] Tidak
Jika YA, dengan siapa saja? Dengan anak, mantu dan cucu. Kesimpulan:
3 : Baik
2. Apakah usia lanjut mengikuti kegiatan sosial di lingkungannya? 1 : Kurang Baik
[ 0 ] Ya [ 1] Tidak
Jika YA, jenis kegiatannya:
[ ] Pengajian [ ] Kesenian
[ ] Arisan [ ] Perkumpulan antar usia lanjut
[ ] Olahraga/senam [ ] Lain-lain................

3. Apakah usia lanjut mengunjungi sanak saudara?


[ 1]Ya [ 0] Tidak
4. Apakah usia lanjut melakukan kegiatan rekreasi?
[ 1] Ya [ 0] Tidak
Jika TIDAK, alasannya .......................

F. PERKUMPULAN USIA LANJUT


1. Apakah ada perkumpulan kelompok usia lanjut?
[ ] Ya [ √ ] Tidak

Jika YA, bentuk kegiatannya .................................


[ ] Arisan [ ] Pengajian
[ ] Olahraga [ ] Lain-lain, sebutkan .....................
2. Apakah usia lanjut memanfaatkan kelompok usia lanjut?
[ ] Ya [ √ ] tidak
3. Informasi kesehatan yang dibutuhkan usia lanjut: tanda dan gejala hipertensi, penyebab
hipertensi, pencegahan hipertensi

II. PERILAKU SEHAT


1. Apakah usia lanjut mempunyai pantangan makanan yang terkait dengan kondisi kesehatan
[ 1] Ya [ 0] Tidak
Jika YA, sebutkan: kacang, rendah garam, dan makanan laut Kesimpulan:
Sehat: 5 – 8
2. Apakah usia lanjut merokok? Tidak: 0 - 4
[ 0]Ya [ 1] Tidak
Jika YA, berapa banyak dalam sehari?..........................

3. Apakah usia lanjut memiliki ketergantungan terhadap obat-obatan?


[ 1] Ya [ 0] Tidak
Jika YA, sebutkan jenisnya: dexamethasone, amlodipine besilate dan diclofenac sodium

4. Apakah usia lanjut melakukan olahraga?


[ 0] Ya [ 1] Tidak

Jika YA, jenisnya............................


[ ] Jalan-jalan [ ] Lari pagi
[ ] Senam [ ] Bersepeda
[ ] Lain-lain, sebutkan .............................

5. Apakah istirahat/tidur mencukupi?


[ 0] Ya [ 1] Tidak
Jika YA, berapa jam sehari?....................
Jika TIDAK, apa alasannya? Sudah kebiasaan bangun malam untuk sholat dan dzikir.

6. Pola koping yang digunakan lansia untuk menyelesaikan masalahnya:


[ 1] Ya.Konstruktif [ 0] Tidak konstruktif
Jika pola koping konstruktif, sebutkan : mendekatkan diri pada Allah, ibadah, baca Al-Qur’an
Jika pola koping tidak konstruktif, sebutkan : ..................................................................

7. Apakah lansia merasa cemas?


[ 1] Ya [ 0] Tidak
Jika YA, apa sumber kecemasanya : kalau anak dan cucunya belum pulang lebih dari jam 10
malam dan kalau anak dan cucunya mendapat suatu masalah dikantor/sekolah.
8. Apakah keluarga mendapatkan dukungan positif dari keluarga ?
[ 1] Ya [ 0] Tidak
Jika YA, contoh dukungan positif yang dilakukan keluarga : memfasilitasi pemberian pelayanan
kesehatan lansia, merawat lansia dan memberikan motivasi untuk hidup sehat serta menjaga
kesehatannya.

III. PEMERIKSAAN FISIK LANSIA :


A. Kesan umum/Keadaan umum :
Compos Mentis
B. Tanda - tanda vital
Suhu tubuh : 35,8 °C Nadi : 88x/mt
Tekanan darah :160/95 mmHg Pernafasan : 18x/mt
Tinggi Badan : 148 cm Berat Badan : 60 kg
C. Pemeriksaan Sistem Pengelihatan
Posisi mata simetris, kelopak mata reflek berkedip simetris, pergerakan bola mata
normal, konjungtiva ananemis, kornea normal, sclera anikterik, pupil anisokor, otot-otot
mata baik, tidak ada tanda-tanda infeksi, tidak ada sianosis,
D. Pemeriksaan Sistem Pendengaran
Daun telinga normal, tidak ada cairan, tidak ada perasaan penuh di telinga, fungsi
pendengaran baik, tidak memakai alat bantu
E. Pemeriksaan Sistem Pernafasan
Jalan nafas bersih, irama teratur, tidak ada batuk, tidak ada sputum. Bentuk dada
simetris, tidak ada edema, tidak ada hematom, suara nafas vesikuler,
F. Pemeriksaan Sistem Kardiovaskuler
Nadi 88x/mnt, irama teratur, denyut teraba jelas dan teratur, tekanan darah 160/95
mmHg, tidak ada bunyi jantung tambahan, tidak ada bising/murmur, tidak ada distensi
vena jugularis, tidak ada edema, tidak ada sakit dada.
G. Pemeriksaan Saraf Pusat
GCS = E: 4, M: 6, V: 5. Tidak ada tanda-tanda peningkatan tekanan intra kranial, tidak
ada gangguan system saraf, reflek fisiologis dan patologis baik
H. Pemeriksaan Pencernaan
Gigi tidak lengkap, tidak menggunakan gigi palsu, tidak ada stomatitis, lidah bersih,
saliva normal, tidak ada muntah, tidak ada nyeri perut, tidak ada diare.
I. Pemeriksaan Endokrin
Tidak ada perbesaran kelenjar steroid
J. Pemeriksaan Urogenital
BAK berwarna kuning jernih, tidak ada distensi kandung kemih, tidak ada keluhan sakit
pinggang
K. Pemeriksaan Integumen
Kulit bersih, akral dingin, warna kulit kuning langsat, turgor kulit baik, tekstur kulit baik,
kulit kering, tidak ada lesi, tidak ada kelainan kulit
L. Pemeriksaan Muskuloskeletal
Ada kesulitan dalam pergerakan, tidak ada fraktur, tidak ada kelainan pada tulang , tidak
ada kelainan struktur tulang belakang keadaan tonus otot cukup baik, kekuatan otot
ekstremitas atas dan bawah baik dengan nilai kekuatan otot atas 5555 | 5555 dan
kekuatan otot bawah 5545 | 5545

Jakarta, 6 April 2020

Nama mahasiswa
(Resmita Rosania Alvira)
Lampiran 2
ANALISIS DATA
DATA PENUNJANG MASALAH ETIOLOGI
DO: Resiko Penurunan curah Perubahan afterload
-Klien tampak lesu jantung
-Konjungtiva ananemis
-TD 160/95 mmHg
-Nadi 88x/menit
-RR 18x/menit

DS:
-Klien mengatakan lelah dan
jantung berdebar-debar

DO: Gangguan rasa nyaman Gejala penyakit


-Ekstremitas teraba dingin
-Adanya pengeluaran keringan
pada tubuh
-Klien tampak menringis
kesakitan
-Klien mencoba teknik
relaksasi dengan tarik nafas

DS:
-Klien mengatakan tidak
nyaman ketika hipertensinya
kambuh
-Klien mengatakan kedinginan

DO:
-Klien menunjukkan perilaku Defisit pengetahuan diri Kurang terpapar informasi
tidak sesuai anjuran
-Klien menunjukkan persepsi
yang keliru dengan masalah

DS:
-Klien menanyakan maslah
yang dihadapi
Lampiran 3

RENCANA KEPERAWATAN PADA LANSIA

DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL


KEPERAWATAN
1. Resiko penurunan Setelah dilakukan a. Obserasi tanda -Perbandingan dari
curah jantung b.d asuhan keperawatan dan gejala primer tekanan memberi
perubahan selama 3 x 24 jam penurunan curah gambaran yang lebih
afterload klien menunjukkan lengkap tentang
jantung
curah jantung keterlibatan atau bidang
adekuat, dengan b. Obserasi tanda masalah vaskuler
kriteria hasil: dan gejala -Dapat mengidentifikasi
a. Tekanan darah sekunder kongesti paru sekunder
dalam rentang penurunan curah terhadap terjadinya atau
normal jantung gagal jantung kronik
c. Monitor keluhan -Adanya pucat, dingin,
b. Toleransi
kulit lembab, dan masa
terhadap aktivitas nyeri dada
pengisian kapiler lambat
c. Nadi perifer kuat d. Periksa tekanan mungkin keterkaitan
d. Tidak ada darah dan dengan kosokontraksi
disritmia frekuensi nadi atau mencerminkan
e. Tidak ada sebelum dan kekomposisi/ penurunan
kelelahan sesudah curah jantung
beraktivitas -Dapat mengidentifikasi
gagal jantung, kerusakan
e. Posisikan pasien
ginjal atau vaskuler
semi-Fowler atau -Membantu untuk
Fowler dengan menurunkan rangsang
kaki ke bawah simpatis meningkatkan
atau posisi relaksasi
nyaman -Menurunkan stress dan
f. Fasilitasi pasien ketegangan yang
mempengaruhi TP dan
dan keluarga
perjalanan penyakit
untuk modifikasi hipertensi
gaya hidup sehat -Dapat menurunkan
g. Berikan terapi rangsangan yang
relaksasi untuk menimbulkan stress,
mengurangi membuat efek tenang
sehingga tak menurunkan
stress, jika perlu
TD
h. Beri dunkungan
emosional dan
spiritual

2. Gangguan rasa
Setelah dilakukan a. Identifikaasi
nyaman b.d -Nyeri merupakan
asuhan keperawatan
peningkatan lokasi, pengalaman subjektif dan
selama 3 x 24 jam
tekanan vaskuler karakteristik, harus dijelaskan oleh
klien menunjukkan
cerebral d.d klien durasi, frekuensi, pasien.
penurunan rasa nyeri,
mengeluah tidak -Identifikasi karakteristik
dengan kriteria hasil: kualitas, intensitas
nyaman ketika nyeri dan faktor yang
hipertensinya a. Tidak ada keluhan nyeri berhubungan merupakan
kambuh, klien nyeri b. Identifikasi skala suatu hal yang amat
mengeluh b. Tidak ada nyeri penting untuk memilih
kedinginan. intervensi yang cocok dan
meringis c. Idetifikasi repon
untuk mengevaluasi
c. Tidak gelisah nyeri non verbal keefektifan dari terapi
d. Tidak ada d. Berikan teknik yang diberikan.
kesulitan tidur non farmakologis -untuk menghilangkan
e. Frekuensi nadi untuk mengurangi stress pada otot-otot
dalam batas rasa nyeri punggung
normal e. Fasilitasi istirahat -Agen-agen ini secara
sistematik menghasilkan
f. Pola nafas dalam dan tidur
relaksasi umum dan
batas normal f. Kolaborasi menurunkan inflamasi
g. Tekanan darah pemberian -Tindakan ini
dalam batas analgetik, jika memungkinkan klien
normal perlu untuk mendapatkan rasa
kontrol terhadap nyeri

3. Defisit Setelah dilakukan a. Identifikasi tingkat -Bila pasien tidak


pengetahuan diri asuhan keperawatan pengetahuan klien menerima realitas bahwa
b.d kurang selama 3 x 24 jam dan keluarga membutuhkan
terpapar informasi klien menunjukkan pengobatan kontinyu,
b. Persiapkan
d.d menanyakan curah jantung maka perubahan perilaku
masalah yang adekuat, dengan materi, media dan tidak akan dipertahankan
dihadapi, kriteria hasil: alat peraga -Pemahaman bahwa TD
menunjukkan a. Menunjukkan c. Jelaskan gejala, tinggi dapat terjadi tanpa
perilaku tidak perilaku sesuai proses, dan gejala adalah ini untuk
sesuai anjuran, anjuran komplikasi memungkinkan pasien
menunjukkan melanjutkan pengobatan
b. Adanya hipertensi
persepsi yang meskipun tidak merasa
keliru terhadap peningkatan d. Jelaskan sehat
masalah. verbalisasi minat pencegahan
dalam belajar hipertensi melalui
c. Mampu diit yang
menjelaskan dianjurkan dan
pengetahuan tidak dianjurkan
tentang suatu
topik
d. Mampu
menggambarkan
pengalaman
sebelumnya yang
sesuai dengan
topik
e. Menunjukkan
perilaku sesuai
dengan
pengetahuan
Lampiran 4

CATATAN ASUHAN KEPERAWATAN


Diagnosa Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi
Ke..........
Selasa, 7 April
2020

2. 09.00 -Identifikasi karakteristik nyeri S:


R/ Klien tampak meringis dan P: klien mengatakan masih
gelisah sambil memegangi nyeri
kepalanya Q: nyeri terasa
H/ mencengkram
P: klien mengatakan masih R: nyeri di tengkuk & kepala
nyeri S: skala 5
Q: nyeri terasa T: hilang timbul
mencengkram
R: nyeri di tengkuk & O:
kepala -TD: 160/90 mmHg
S: skala 5 -Nadi: 88x/menit
T: hilang timbul -RR: 18x/menit
-Klien tampak meringis dan
-Fasilitasi istirahat tidur gelisah
R/ Klien mengatakan akan
istirahat A:
H/ Klien istirahat di kamarnya Masalah belum teratasi
dengan tenang
P:
-Manajemen Nyeri
-Cardiac care

1. 11.15 -Observasi tanda dan gejala S:


penurunan curah jantung -Klien mengatakan masih agak
R/ Klien mengatakan masih pusing
agak pusing
H/ Klien tampak masih lemah O:
-Keadaan umum masih agak
-Mengukur TTV lemah
R/ Klien mengatakan masih -TD 140/85 mmHg
agak pusing -Nadi 84x/menit
H/ -RR : 18x/menit
-TD 140/85 mmHg -Suhu 36 C
-Nadi 84x/menit
-RR : 18x/menit A:
-Suhu 36 C -Masalah teratasi sebagian

-Memberikan terapi relaksasi P:


napas dalam -Manajemen Nyeri
R/ Klien mengatakan merasa -Cardiac care
lebih rileks
H/ Klien masih tampak meringis
2. 13.00 -Identifikasi karakteristik nyeri S:
R/ Klien mengatakan masih P: klien mengatakan sudah
agak nyeri lebih baik
H/ Q: nyeri terasa agak
P: klien mengatakan sudah mencengkram
lebih baik R: nyeri di tengkuk & kepala
Q: nyeri terasa agak S: skala 2
mencengkram T: hilang timbul
R: nyeri di tengkuk &
kepala O:
S: skala 2 -TD: 140/90 mmHg
T: hilang timbul -Nadi: 80x/menit
-RR: 18x/menit
-Fasilitasi istirahat tidur
R/ Klien mengatakan akan tidur A:
setelah minum obat Masalah teratasi sebagian
H/ Klien istirahat setelah minum
obat P:
-Manajemen Nyeri
-Anjurkan minum obat sesuai -Cardiac care
terapi
R/ Klien mengatakan rutin
meminum obat jika rasa
sakitnya tidak kunjung hilang
setelah istirahat
H/ Klien meminum obat
amlodipine besilate 5mg, via
oral, bentuk tablet, minum 1x1
hari

3. 14.45 -Identifikasi pengetahuan klien S:


tentang penyakitnya -Klien mengatakan belum
R/ Klien menagatakan masih mengetahui informasi tentang
belum paham mengenai hipertensi
hipertensi
H/ Klien tidak mampu O:
menejlaskan tentang hipertensi -Klien tidak mampu menjelaskan
tentang hipertensi
-Identifikasi perilaku klien
terhadap penyakitnya A:
R/ Klien menagatakan masih -Masalah belum teratasi
suka memakan ikan asin
H/ Klien memakan ikan asin P:
tadi pagi -Manajemen Nyeri
-Cardiac care
-Edukasi tentang gejala dan
penyebab hipertensi, komplikasi
hipertensi dan pencegahan
hipertensi
Rabu, 8 April
2020
3. 11.45 -Identifikasi tingkat S:
pengetahuan klien dan -Klien dan keluarga mengatakan
keluarga sudah mengerti tentang materi
R/ Klien menagatakan masih yang telah diberikan
belum paham mengenai -Klien dan keluarga mengatakan
hipertensi sudah mengerti mengenai gejala
H/ Klien tidak mampu dan penyebab hipertensi,
menejlaskan tentang hipertensi komplikasi hipertensi dan
pencegahan hipertensi
-Jelaskan gejala, proses,
komplikasi dan pencegahan O:
hipertensi -Klien dan keluarga dapat
R/ Klien dan keluarga menjelaskan ulang materi yang
mengatakan sudah mengerti telah diberikan
mengenai gejala dan penyebab -Klien dan keluarga dapat
hipertensi, komplikasi hipertensi menre-demonstrasi makanan
H/ Klien dan keluarga dapat yang dianjurkan sesuai dengan
menjelaskan ulang materi dan penyakitnya
menre-demonstrasikan materi -Klien dan keluarga
yang telah diberikan memerhatikan materi dan
penjelasan yang diberikan

A:
-Masalah teratasi

P:
-Manajemen Nyeri
-Cardiac care

1. 13.30 -Observasi tanda dan gejala S:


penurunan curah jantung -Klien mengatakan sudah
R/ klien mengatakan sudah merasa lebih baik
merasa tidak nyeri -Klien mengatakan tidak
H/ Klien tampak lebih rileks merasakan nyeri
-Klien mengatakan sudah tidak
-Mengukur TTV terasa sakit di tengkuk & kepala
R/ klien tampak lebih rileks
H/ -TD: 140/90 mmHg, O:
-Nadi: 80/menit, , -TD: 140/90 mmHg,
-RR: 20 x/menit. -Nadi: 80/menit, ,
-RR: 20 x/menit.
-Klien tampak lebih rileks

A:
-Masalah teratasi

P:
-Manajemen Nyeri
-Cardiac care
2. 13.45 -Identifikasi karakteristik nyeri S:
R/ Klien menagatakn sudah -Klien mengatakan sudah tidak
tidak merasa sakit dikepala dan terasa sakit lagi
tengkuk
H/ klien tampak tenang dan O:
tidak meringis -Klien tampak tenang dan tidak
meringis
-Fasilitasi istirahat tidur -TD : 140/80 mmHg
R/ Klien mengatakan akan tidur -Nadi : 80x/menit
setelah sholat dzuhur -RR : 20x/menit
H/ Klien istirahat setelah sholat -Suhu 36 C
dzuhur
A:
-Anjurkan minum obat sesuai -Masalah teratasi
terapi
R/ Klien mengatakan sudah
minum obat jam 12 siang P:
H/ Klien meminum obat -Manajemen Nyeri
amlodipine besilate 5mg, via -Cardiac care
oral, bentuk tablet, minum 1x1
hari

Kamis, 9 April
2020 -Identifikasi karakteristik nyeri S:
2. 10.00 R/ Klien mengatakan sudah -Klien mengatakan sudah tidak
tidak merasa sakit lagi terasa sakit lagi
H/ Klien tampak tenang dan
tidak meringis, Skala nyeri 0 O:
-Klien tampak tenang dan tidak
-Fasilitasi istirahat tidur meringis
R/ Klien mengatakan akan -TD : 140/85 mmHg
istirahat setelah sholat dzuhur -Nadi : 83x/menit
H/ Klien masih melakukan -RR : 17x/menit
kegiatan sehari-hari seperti -Suhu 36 C
mengobrol dengan cucunya
A:
-Anjurkan minum obat sesuai -Masalah teratasi
terapi
R/ Klien emnagatakan akan
minum obat jam 13.00 P:
H/ Klien belum obat -Manajemen Nyeri
-Cardiac care

1. 10.15 -Observasi tanda dan gejala S:


penurunan curah jantung -Klien mengatakan sudah
R/ Klien menagatakan sudah merasa lebih baik
merasa lebih baik -Klien mengatakan tidak
Klien mengatakan tidak merasakan nyeri
merasakan nyeri -Klien mengatakan sudah tidak
Klien emangatakn sudah tidak terasa sakit di tengkuk & kepala
terasa sakit di tengkuk dan
kepala O:
H/ Klien tampak rileks -TD: 140/85 mmHg,
-Nadi: 83/menit, ,
-Mengukur TTV -RR: 17 x/menit.
R/ Klien tampak rileks -Klien tampak rileks
H/ -TD: 140/85 mmHg,
-Nadi: 83/menit, , A:
-RR: 17 x/menit. -Masalah teratasi

P:
-Intervensi dihentikan

2. 13.00 -Identifikasi karakteristik nyeri S:


R/ Klien mengatakan sudah -Klien mengatakan sudah tidak
tidak merasa sakit lagi terasa sakit lagi
H/ Klien tampak tidak meringis
dan tenang, skala nyeri 0 O:
-Klien tampak tenang dan tidak
-Fasilitasi istirahat tidur meringis
R/ Klien mengatakan akan tidur -TD : 145/85 mmHg
sebentar lagi -Nadi : 80x/menit
H/ Klien masih menonton tv -RR : 18x/menit
-Suhu 36 C
-Anjurkan minum obat sesuai
terapi A:
R/ Klien mengatkan sudah -Masalah teratasi
minum obat
H/ Klien minum obat amlodipine
besilate 5mg, via oral, minum P:
1x1 sehari -Intervensi dihentikan
Evaluasi Keperawatan
Nama Klien/Umur : Ny. F/70 th

Alamat : Jl. Jatinegara Lio 1

No.dx Hari/tgl/jam Evaluasi Hasil (SOAP) Paraf dan Nama Jelas

1. 11 April 2020 S: Klien mengatakan sudah merasa lebih baik, tidak


pusing dan tidak berdebar-debar dadanya
15.00
O:

- Tekanan darah 120/80 mmHg


- Toleransi terhadap aktivitas
- Nadi 80x/menit
- RR 18x/menit
- Tidak ada disritmia
- Klien tampak tenang dan gelisah

A: dx 1 teratasi
Resmita Rosania Alvira
P: Intervensi dihentikan

S: Klien mengatakan tidak merasa nyeri di tengkuk


2.
dan kepala

O:

- Tekanan darah 120/80 mmHg


- Nadi 80x/menit
- RR 18x/menit
- Skala nyeri 0
- Tidak ada meringis
- Tidak gelisah
- Tidak ada kesulitan tidur

A: dx 2 teratasi
Resmita Rosania Alvira
P: Intervensi dihentikan

3. S: Klien dan keluarga mengatakan sudah mengerti


mengenai gejala, penyebab, komplikasi dan
pencegahan hipertensi

Klien dan keluarga mengatakan sudah menerapkan


pola hidup sehat

O:
- Menunjukkan perilaku sesuai anjuran
- Adanya peningkatan verbalisasi minat dalam
belajar
- Mampu menjelaskan pengetahuan tentang
suatu topik
- Mampu menggambarkan pengalaman
sebelumnya yang sesuai dengan topik
- Menunjukkan perilaku sesuai dengan
pengetahuan Resmita Rosania Alvira

A: dx 3 teratasi

P: Intervensi dihentikan
RANCANGAN PEMBELAJARAN SATUAN ACARA PENYULUHAN
TENTANG HIPERTENSI
Dosen Pembimbing: Elsye Rahmawaty, S.Kep., MKM

Disusun Oleh:
RESMITA ROSANIA ALVIRA
P17120018031

Tingkat II A
PROGRAM STUDI D. III KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN JAKARTA 1
Tahun 2019
I. ASKEP YANG DIKAJI
A. PENGKAJIAN FAKTOR PREDISPOSISI
Nama :Ny. F
Jenis Kelamin :Perempuan
Usia :70 Tahun
Pendidikan :Tamat SMP
a. Persepsi Klien mengenai kesehatan: Klien mengatakan belum tahu bagaimana Cara
Pencegahan Hipertensi.Klien mengatakan ingin mendapatkan penjelasan mengenai Cara
Pencegahan Hipertensi.Klien mengatakan jika tidak menggunakan garam makanan terasa
hambar.
b. Kepercayaan Klien mengenai Kesehatan:Klien mengatakan, ia selalu memikirkan kondisi
kesehatannya, ia khawatir jika terus seperti ini akan mengalami Stroke.
c. Budaya dan Kepercayaan Terhadap Praktik sendiri: Klien mengatakan sering
mengkonsumsi ikan asin
d. Gaya hidup:Klien mengatakan masih sering mengkonsumsi dengan kadar garam yang
tinggi meskipun rutin meminum obat hipertensi
e. Keadaan Ekonomi: JKN BPJS
f. Data Psikososial:Hubungan dengan anaknya harmonis. Klien mengatakan jika ada
permasalahkan dalam keluarga akan diselesaikan dengan baik.

1. Keadaan Fisik
Keadaan umum klien baik, dengan BB 60 kg, TB 148 cm, hasil TTV : TD :
170/100 mmHg, RR : 20 x/menit, N : 118 x/menit, Klien tampak lemas.
2. Motivasi Belajar
Klien mengatakan sangat antusias dalam menerima informasi mengenai Cara
Pencegahan Hipertensi.Klien mengatakan motivasinya adalah ingin tekanan darahnya
stabil.
3. Kemampuan Membaca
Ny. F memiliki kemampuan baca yang baik dengan alat bantu seperti kacamata, ia
juga mengatakan akan lebih mudah mengingat dengan menggunakan gambar.
4. Kesiapan Belajar
Klien mengatakan ia sangat siap untuk mengetahui mengenai Cara Pencegahan
Hipertensi, sebelumnya klien sudah membaca mengenai hal tersebut di internet dengan
dibantu oleh anaknya.
5. Cara Belajar
Klien mengatakan mampu menerima pembelajaran secara efektif jika diberi
penjelasan yang jelas dan menggunakan gambar.

B. PENGKAJIAN FAKTOR PEMUNGKIN


Rumah Ny. F dekat dari puskesmas yang dapat dijangkau dengan berjalan kaki 15
menit.Klien mengatakan belum pernah mendapatkan penyuluhan tentang Cara
Pencegahan Hipertensi.Klien mengatakan sebelumnya tidak pernah mencari tahu tentang
Cara Pencegahan Hipertensi.

C. PENGKAJIAN FAKTOR PENGUAT


Pada lingkungan rumah Ny. F tidak terdapat petugas kesehatan. Tokoh masyarakat di
lingkungan rumah Ny. F seperti kader kesehatan jarang melakukan penyuluhan
kesehatan, sehingga Ny. F belum mempunyai pengetahuan tentang Cara Pencegahan
Hipertensi.

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN


Berdasarkan data hasil pengkajian yang ditemukan, perawat berusaha merumuskan
diagnose keperawatan, adapun diagnose keperawatan tersebut dirumuskan sebagai
berikut:
1. Defisit Pengetahuan berhubungan dengan kurangnya terpapar informasi mengenai
Cara Pencegahan Hipertensi.

III. RENCANA KEPERAWATAN


Tindakan Keperawatan ditetapkan untuk menyelesaikan diagnose keperawatan tersebut
adalah berupa pendidikan kesehatan tentang “Cara Pencegahan Hipertensi”
SATUAN ACARA PENYULUHAN
BAHAYA HIPERTENSI

Pokok Bahasan : Pencegahan Hipertensi


Sasaran : Individu
Hari/tanggal : Rabu, 8 April 2020
Alokasi Waktu : 30 menit
Tempat : Rumah klien
Penyaji : Resmita Rosania Alvira

1. TUJUAN PEMBELAJARAN
a. Tujuan Umum
Setelah menerima pendidikan kesehatan selama 30 menit, diharapkan klien dan
keluarga mampu menjelaskan Bahaya Hipertensi.
b. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan, peserta penyuluhan dapat:
1) Klien mampu menjelaskan Definisi Hipertensi.
2) Klien mampu menyebutkan Penyebab Hipertensi.
3) Klien mampu menerapkan Cara Pencegahan Hipertensi.
4) Klien mampu menjelaskan Komplikasi Hipertensi.

2. MEDIA
1) Leaflet
2) Lembar Balik
3. Rancangan/Setting tempat

Keterangan:
Alat Peraga :
Mahasiswa :
Sasaran :
4. METODE
1) Ceramah
2) Tanya Jawab

5. MATERI
1) Definisi Hipertensi.
2) Penyebab Hipertensi.
3) Cara Pencegahan Hipertensi.
4) Komplikasi Hipertensi.

6. KEGIATAN PENYULUHAN

No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta


1. 5 menit Pembukaan: Mendengarkan dan
1. Mengucapkan salam menyimak dengan
2. Memperkenalkan baik pembukaan
diri yang disampaikan
3. Menyampaikan
kontrak waktu
4. Menyampaikan
tujuan
5. Menyampaikan
topik pembelajaran:
PencegahanHiperten
si.
2 15menit Pelaksanaan: Mendengarkan dan
1. Definisi Hipertensi. memberi umpan
2. Penyebab balik terhadap
Hipertensi. materi yang
3. Cara Pencegahan disampaikan
Hipertensi.
4. Komplikasi
Hipertensi.

3. 10 menit Evaluasi: - Mengajukan


1. Menyimpulkan isi pertanyaan
pokok materi mengenai
pembelajaran materi yang
2. Memberikan belum
kesempatan untuk dipahami
bertanya - Menjawab
3. Mengevaluasi hasil pertanyaan
pembelajaran yang telah
dengan mengajukan diajukan
pertanyaan sesuai - Mendengark
materi pembelajaran an degan
4. Memberikan saran baik dan
kepada peserta membalas
pembelajaran dalam salam
melakukan saran-
saran yang harus
diperhatikan.
5. Menyampaikan
salam

7. EVALUASI
1) Jenis evaluasi: lisan dengan cara Tanya jawab
Terdapat 5 soal berbentuk essay
2) Kriteria Struktur
Adanya koordinasi dengan dokter dan tenaga kesehatan lain tentang pelaksanaan
pendidikan kesehatan
3) Kriteria Proses
1. Individu mengikuti pendidikan kesehatan hingga selesai
2. Individu dan keluarga memahami materi yang dipaparkan
4) Kriteria Hasil:
1. Evaluasi struktur
a. Kesiapan materi
b. Kesiapan SAP
c. Kesiapan media leaflet dan lembar balik
2. Kriteria proses
a. Fase dilalui sesuai waktu yang telah direncanakan
b. Mendapatkan respon dari klien, berupa :
1) Bertanya hal yang belum diketahui
2) Menjawab pertanyaan penyuluh dengan kriteria 90%
jawaban yang disebutkan benar
3) Suasana penyuluhan nyaman dan kondusif
3. Kriteria hasil
Klien dapat :
a. Menjelaskan definisi Hipertensi
b. Menyebutkan penyebab Hipertensi
c. Menerapkan cara pencegahan Hipertensi
d. Menyebutkan komplikasi Hipertensi
MATERI PENDIDIKAN KESEHATAN
PENCEGAHAN HIPERTENSI
Definisi Hipertensi
Jenis Hipertensi
Dikenal berbagai pengelompokan hipertensi :
A. Menurut kausanya
Hipertensi esensial (hipetensi primer); hipertensi yang tidak jelas Menurut definisi
Organisasi Kesehatan Dunia, hipertensi adalah pembacaan tekanan darah yang melebihi nilai
lebih dari 140 (tekanan darah tinggi) dan 90 (tekanan darah rendah) mmHg dengan pengukuran
berulang saat orang tersebut sedang dalam kondisi istirahat.
 penyebabnya
 Hipertensi sekunder; hipertensi kausa tertentu
B. Menurut gangguan tekanan darah
 Hipertensi sistolik; peninggian tekanan darah sistolik saja.
 Hipertensi diastolic; peninggian tekanan diastolic.
C. Menurut beratnya atau tingginya peningkatan tekanan darah
a) Normal : 120/80 mmHg
b) Pre Hipertensi :120-139/80-89 mmHg
c) Hipertensi Stage 1 : 140-159/90-99
d) Hipertensi Stage 2 : >160/>100
Factor penyebab terjadinya Hipertensi
1. Stres atau perasaan tertekan.
2. Kegemukan (Obesitas).
3. Kebiasaan merokok.
4. Kurang berolahraga.
5. Kelainan kadar lemak dalam darah (Dislipidemia)
6. Konsumsi yang berlebihan atas garam, alkohol, dan makanan yang berlemak tinggi.
7. Kurang mengonsumsi makanan yang berserat dan diet yang tidak seimbang.

Cara Pencegahan Hipertensi


a) Menjaga berat badan ideal.
Berat badan berlebih bisa membuat seseorang lebih berisiko terserang hipertensi.
b) Berolahraga secara rutin.
Seseorang yang aktif berolahraga akan lebih terhindar daririsiko terserang hipertensi.
Lakukan jalan cepat atau bersepeda 2-3 jam setiap minggu.
c) Konsumsi makanan yang rendah lemak dan kaya serat.
Misalnya, roti dari biji-bijian utuh, beras merah, serta buah dan sayuran.
d) Kurangi garam.
Batasi dalam makanan, tidak lebih dari satu sendok teh.
e) Kurangi konsumsi alkohol.
Mengonsumsi lebih dari takaran alkohol yang disarankan, bisa meningkatkan risiko
hipertensi
f) Berhenti merokok.
Meski rokok tidak menyebabkan hipertensi secara langsung, tetapi rokok bisa membuat arteri
menyempit, sehingga meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.
g) Konsumsi kafein sesuai yang dianjurkan.
Meminum lebih dari empat cangkir kopi sehari bisa meningkatkan risiko hipertensi.
Komplikasi
Hipertensi yang tidak terkendali bisa menyebabkan komplikasi berikut ini:
1. Ensefalopati (kerusakan otak)
2. Aneurisma (pembuluh darah yang bengkak)
3. Gagal jantung
4. Stroke
5. Gagal ginjal
6. Kejang

Gejala
1. Pusing/sakit kepala
2. Tengkuk terasa pegal, kaku dan sakit
3. Jantung berdetak cepat
4. Telinga terasa berdenging
5. Mual dan muntah
6. Sulit tidur / gelisah
7. Lekas marah

Menu Rendah Garam


Pengurangan asupan garam dari 10 gram menjadi 6 gram saja per hari dapat mengurangi
tekanan darah.
Makanan segar dan yang mengandung garam rendah adalah makanan yang sebaiknya
Anda makan saat menjalani diet ini. Beberapa makanan yang mengandung garam rendah adalah:

a) Sayuran dan buah-buahan segar.


b) Daging, ayam, dan ikan segar.
c) Telur.
d) Kacang-kacangan, tetapi bukan kacang-kacangan dalam kaleng.
e) Susu, yogurt, dan es krim.
f) Keju yang mengandung natrium rendah, seperti krim keju dan mozzarella.

Buah-Buahan Untuk Hipertensi

1. Melon
Melon adalah sumber yang sangat baik dari vitamin A, vitamin C, thiamin
dan kalium. Satu cangkir melon (173 g) mengandung 484 mg kalium, ini setara dengan
14 persen dari nilai kebutuhan harian yang direkomendasikan. Melon juga merupakan
sumber yang baik dari magnesium, asam folat dan vitamin B6.
2. Semangka
Semangka adalah salah satu buah yang mudah sekali didapat karena memang
banyak di Indonesia, banyak juga yang mengonsumsinya terutama ketika tahu
manfaatnya.Tahukah Anda bahwa buah semangka dapat menurunkan tekanan darah
tinggi karena kandungan L-citrulline. Zat ini akan membantu memebuat rileks pembuluh
darah, sehingga buah semangka bisa menjadi penurun darah tinggi.
3. Alpukat
Setengah potong buah alpukat memberikan 1% kalsium, 5% magnesium, dan
10% kalium yang kita butuhkan setiap hari. Selain mengandung mineral yang dapat
menurunkan darah tinggi, buah alpukat juga kaya lemak tak jenuh tunggal yang sehat
bagi jantung.
4. Buah kiwi
Satu buah kiwi berukuran sedang menyediakan 2% kalsium, 7% magnesium, dan
9% kalium yang kita butuhkan setiap hari. Memang buah ini jarang tersedia di pasar
tradisional, tapi dapat dengan mudah kita temui di supermarket. Selain itu, buah kiwi juga
kaya akan vitamin C, bahkan dengan ukuran yang sama lebih banyak kandungan vitamin
C nya daripada jeruk.
5. Pisang
Satu buah pisang ukuran sedang menyediakan 1% kalsium, 8% magnesium, dan
12% kalium yang kita butuhkan setiap hari. Kadar kalium yang tinggi inilah yang baik
untuk menurunkan tekanan darah.Makanlah 2 buah pisang setiap hari untuk hasil
terbaik.Tambahkan satu pisang (ketiga) untuk mencegah penyakit stroke, dan membantu
bagi mereka yang memiliki riwayat keluarga stroke.
6. Jeruk
Aneka macam jeruk merupakan buah-buahan yang terkenal karena kandungan
vitamin C, artinya ini merupakan makanan tinggi nutrisi dan rendah kalori.Dengan
kandungan kalium sebanyak 326 mg dan tidak mengandung natrium, maka ini
merupakan salah satu buah penurun darah tinggi terbaik.Lemon juga merupakan sumber
potasium yang baik, kalsium, fosfor, vitamin A dan folat.
7. Anggur
Pilihlah buah anggur yang matang untuk rasa dan kualitas terbaik. Bioflavonoid
yang ada dalam anggur tidak hanya membantu menurunkan tekanan darah tinggi tetapi
juga dapat membantu menurunkan kadar kolesterol. Anggur sebanyak 123 g mengandung
166 mg kalium dan ini memenuhi 5 persen dari nilai harian kalium yang
direkomendasikan.
8. Aprikot
Aprikot merupakan sumber kalium dan vitamin A yang sangat baik. Dalam satu
cangkir aprikot kering (119 g) mengandung 2.202 mg kalium, mungkin ini merupakan
salah satu jenis makanan terbaik yang kaya akan kalium. Buah ini hanya sedikit
megandung natrium, lemak jenuh dan kolesterol.
9. Jambu Biji
Jika Anda ingin meniru hasil studi klinis yang dilakukan di India, maka Anda
harus makan jambu sebelum makan siang atau makan malam. Buah jambu ini memiliki
kadar kalium yang tinggi, kaya serat alami. Dengan demikian, buah jambu bisa
menurunkan darah tinggi dan membantu melancarkan pencernaan sehingga membatu
juga dalam upaya meurunkan berat badan.
10. Buah Tomat
Menurunkan tekanan darah adalah salah satu dari sekian
banyak manfaat mengonsumsi buah tomat. Tomat yang kaya akan lycopene, diketahuo
membantui dapat membantu dalam membantu mencegah diabetes, penuaan dini, dan
termasuk menurunkan hipertensi. Dalam penyajiannya, akan lebih baik dimakan tanpa
banyak pemrosesan, dan tidak dengan bahan-bahan lain seperti keju dan daging berlemak
seperti pada pizza.
11. Blueberry
Blueberry mengandung banyak antioksidan di dalamnya, seperti halnya raspberry,
dan ini memiliki dampak langsung pada tekanan darah, dengan cara mengalahkan radikal
bebas dalam tubuh. Pertibangkan untuk makan semangkuk blueberry segar dicampur
dengan buah-buahan lainnya sebagai sarapan yang menyegarkan. Hanya lakukan yang
terbaik dalam mengonsumsinya, yaitu tanpa menambahkan gula, atau dengan
pencampuran bahan-bahan lainnya.

Selain mengonsumsi buah-buahan di atas, Anda juga harus menghindari makanan


pantangan darah tinggi sehingga hipertensi dapat terkontrol dan meminimalisir komplikasi,
seperti stroke, gagal jantung, gagal ginjal dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth, 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.

DR. M.N. Bustan, 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Rineka Cipta.
https://artikelkesmas.blogspot.com/2014/09/makalah-hipertensi.html?m=1diakses pada 5 April
2020 pukul 09.40
https://www.google.nl/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://www.depkes.go.id/ diakses pada
5 April 2020 pukul 09.30
LAMPIRAN PPT
LAMPIRAN LEAFLET
LAMPIRAN FOTO PENDIDIKAN KESEHATAN

Anda mungkin juga menyukai