Disusun Oleh
Resmita Rosania Alvira
P17120018031
Keperawatan 2A
JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK ESEAHATN KEMENTRIAN KESEHAATN
JAKARTA I
2020
A. Latar belakang
Penuaan penduduk pada abad 21 merupakan suatu fenomena penting yang tidak
dapat dihindari baik oleh negara maju maupun engara berkembang. Berdasarkan data
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang World Population Ageing, diperkirakan pada
tahun 2015 terdapat 901 juta jiwa penduduk lansia di dunia. Jumlah tersebut
diproyeksikan terus meningkat mencapai 2 (dua) miliar jiwa pada tahun 2050 (BPS,
Bappenas, UNFPA, 2018).
Seperti halnya yang terjadi di negara-negara di duania, Indonesia juga mengalami
penduaan penduduk Tahun 2019, jumah lansia Indonesa diproyeksikan akan meningkat
menajdi 27,5 juta atau 10,3% dari 57 juta jiwa atau 17,9% pada tahun 2045 (BPS,
Bappenas, UNFPA, 2018).
Berdasarkan data Survey Penduduk antar Sensus (Supas) 2015, jumlah lanjut usia
di Indonesia sebanyak 21,7 juta atau 8,5%. Dari jumlah tersebut, terdiri dari lansia
perempuan 11,6 juta (52,8%) dan 10, 2 juta (47, 2%) usia laki-laki (BPS, 2016). Hal ini
menunjukkan bahwa Indonesia termasuk negara yang akan memasuki era penduduk
menua (ageing population), karena jumlah penduduk yang berusia 60 tahun ke atas telah
melebihi angka 7,0%.
Peningkatan jumlah lansia di Indonesia ini memberikan suatu perhatian khusus
pada lansia yang mengalami suatu proses menua. Permasalahan-permasalahan yang
perlu perhatian khusus untuk lansia berkaitan dengan berlangsungnya proses menjadi tua,
yang berakibat timbulnya perubahan fisik, kognitif, perasaan, sosial, dan seksual.
(Azizah, 2011)
Perubahan-perubahan pada lansia di negara-negara maju yaitu perubahan pada
sistem kardiovaskular yang merupakan penyakit utama yang memakan korban karena
akan berdampak pada penyakit lain seperti, hipertensi, penyakit jantung koroner, jantung
pulmonik, kardiomiopati, stroke, gagal ginjal. (Fatmah, 2010)
Hipetensi atau tekanan darah tinggi merupakan sebuah kondisi medis dimana
orang yang tekanan darahnya meningkat diatas normal yaitu 140/90 mmHg dapat
mengalami resiko kesakitan (morbiditas) bahkan kematian (mortalitas). Penyakit ini
sering dikatakan sebagai the silent diseases. Faktor resiko hiertensi dapat dibagi menjadi
2 golongan yaitu, hipertensi yang tidak bisa diubah dan dipertensi yang dapat diubah.
Hipertensi yang tidak dapat diubah meliputi usia, jenis kelamin, suku bangsa, faktor
keturunan. Hipertensi yang dapat diubah meliputi merokok, obesitas, gaya hidup yang
monoton, dan stres. (Rusdi & Isnawati, 2009)
Peran perawat dalam meberikan asuhan keperawatan mengacu kepada visi
pemerintah untuk mewujudkan lanjut usia yang sehat dan produktif dengan
mengembangkan pelayanan kesehatan yang mengutamakan peningkatan kesehatan
lansia, pencegahan dan pemeliharahaan kesehatan lansia. Perawat sebagai pemberi
asuhan keperawatan juga berperan dalam upaya pendidikan dengan memberikan
penyuluhan tentang pengertian hipertensi, penyebab dan gelaja hipertensi serta
pengelolaan hipertensi. Perawat juga berperan dalam meningkatkan mutu dan pemerataan
pelayanan kesehatan serta peningkatan pengetahuan, sikap dan praktik pasien serta
keluarganya dalam melaksanakan pengobatan hipertensi.
B. Proses Keperawatan Pada Lansia
Pengkajian
Berdasarkan Modul KMB I BPPSDMKes, 2016 pengkajian yang
dilakukan pada klien dengan hipertensi adalah :
1. Aktivitas/ Istirahat. Meliputi Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya
hidup.Tanda : Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung,
takipnea.
2. Sirkulasi, meliputi Gejala : Riwayat Hipertensi, penyakit jantung
koroner/katupdan penyakit stroke, episode palpitasi. Tanda : Kenaikan
Tekanan Darah, Nadi denyutan jelas dari karotis, jugularis, radialis, tikikardi,
murmur stenosis valvular, distensi vena jugularis, kulit pucat, sianosis, suhu
dingin (vasokontriksi perifer) pengisian kapiler mungkin lambat/ bertunda.
3. Integritas Ego. Meliputui gejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas,
faktor stress multiple (hubungan, keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan.
Tanda : Letupan suasana hati, gelisah, tangisan meledak, otot muka tegang,
pernafasan menghela, peningkatan pola bicara.
4. Eliminasi meliputi Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi
atau riwayat penyakit ginjal pada masa yang lalu). Tanda meliputi jumlah dan
frekuemsi buang air kecil.
5. Makanan/cairan meliputi gejala: Makanan yang disukai yang mencakup
makanan tinggi garam, lemak serta kolesterol, mual, muntah dan perubahan
berat badan saat ini serta riwayat penggunaan obat diuretik. Tanda : Berat
badan normal atau obesitas, adanya edema, glikosuria.
6. Neurosensori meliputi, Gejala : Keluhan pening/pusing, sakit kepala,
Gangguan penglihatan (diplobia, penglihatan kabur), Tanda: perubahan status
mental, perubahan orientasi, pola/isi bicara, efek, proses pikir, penurunan
kekuatan genggaman tangan.
7. Nyeri/ ketidaknyaman, meliputi gejala : Angina (penyakit arteri koroner/
keterlibatan jantung), sakit kepala.
8. Pernafasan, meliputi gejala: Dispnea yang berkaitan dari aktivitas/kerja
takipnea, dispnea, batuk dengan/tanpa pembentukan sputum, riwayat
merokok. Tanda: Distress pernafasan/penggunaan otot aksesori pernafasan
bunyi nafas tambahan (krakties/mengi), sianosis.
9. Keamanan, meliputi gejala : Gangguan koordinasi/cara berjalan, hipotensi
postural.
Diagnosa Keperawatan
Masalah yang biasa terjadi pada klien dengan hipertensi berdasarkan
SDKI, 2017 adalah sebagai berikut:
1. Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan afterload
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidak
seimbangan antara suplai dan kebutuhan O2 ditandai dengan klien mengeluh
lelah, sesak nafas, merasa lemah.
3. Gangguan rasa nyaman nyeri : sakit kepala berhubungan dengan gejala
penyakit ditandai dengan klien mengeluah tidak nyaman ketika hipertensinya
kambuh, klien mengeluh kedinginan.
4. Defisit Pengetahuan diri berhubungan dengan kurang terpapar informasi
ditandai dengan menanyakan masalah yang dihadapi, menunjukkan perilaku
tidak sesuai anjuran, menunjukkan persepsi yang keliru terhadap masalah.
Intervensi Keperawatan
Menurut SIKI 2018 dan SLKI 2018 intervensi keperawtan pada klien
dengan hipertensi adalah sebagai berikut:
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
1. Resiko penurunan curah Setelah dilakukan asuhan a. Obserasi tanda dan
jantung b.d perubahan keperawatan selama 3 x 24 gejala primer penurunan
afterload jam klien menunjukkan curah curah jantung
jantung adekuat, dengan b. Obserasi tanda dan
kriteria hasil: gejala sekunder
a. Tekanan darah dalam penurunan curah
rentang normal jantung
b. Toleransi terhadap c. Monitor keluhan nyeri
aktivitas dada
c. Nadi perifer kuat d. Periksa tekanan darah
d. Tidak ada disritmia dan frekuensi nadi
e. Tidak ada kelelahan sebelum dan sesudah
beraktivitas
e. Posisikan pasien semi-
Fowler atau Fowler
dengan kaki ke bawah
atau posisi nyaman
f. Fasilitasi pasien dan
keluarga untuk
modifikasi gaya hidup
sehat
g. Berikan terapi relaksasi
untuk mengurangi
stress, jika perlu
h. Beri dunkungan
emosional dan spiritual
2. Intoleransi aktivitas b.d Setelah dilakukan asuhan a. Identifikasi kemampuan
kelemahan umum, keperawatan selama 3 x 24 dalam beraktivitas
ketidakseimabangan antara jam klien menunjukkan b. Fasilitasi makna
suplai dan kebutuhan toleransi aktivitas, dengan aktivitas yang dipilih
oksigen d.d klien mengeluh keriteria hasil: c. Motivasi klien untuk
lelah, sesak nafas, merasa a. Frekuensi nadi dalam melakukan aktivitas
lemah. rentang normal d. Jadwalkan aktivitas
b. Dapat melakukan aktivitas dalam runitas sehari-
sehari-hari hari
c. Kekuatan tubuh bagian e. Anjurkan keluarga
atas dan bawah adekuat untuk memberi
d. Tidak ada keluhan lelah penguatan positif atas
e. Tidak ada aritmia saat dan parsitisapi dalam
setelah aktivitas aktivitas
f. Tidak ada sianosis f. Periksa tekanan darah,
g. Tekanan darah dalam nadi dan pernapasan
rentang normal sebelum dan sesudah
h. Frekuensi nafas dalam aktivitas
rentang normal
3. Gangguan rasa nyaman Setelah dilakukan asuhan a. Identifikaasi lokasi,
nyeri: sakit kepala b.d gejala keperawatan selama 3 x 24 karakteristik, durasi,
penyakit d.d klien jam klien menunjukkan frekuensi, kualitas,
mengeluah tidak nyaman penurunan rasa nyeri, dengan intensitas nyeri
ketika hipertensinya kriteria hasil: b. Identifikasi skala nyeri
kambuh, klien mengeluh a. Tidak ada keluhan nyeri c. Idetifikasi repon nyeri
kedinginan. b. Tidak ada meringis non verbal
c. Tidak gelisah d. Berikan teknik non
d. Tidak ada kesulitan tidur farmakologis untuk
e. Frekuensi nadi dalam mengurangi rasa nyeri
batas normal e. Fasilitasi istirahat dan
f. Pola nafas dalam batas tidur
normal f. Kolaborasi pemberian
g. Tekanan darah dalam analgetik, jika perlu
batas normal
4. Defisit pengetahuan diri b.d Setelah dilakukan asuhan a. Identifikasi tingkat
kurang terpapar informasi keperawatan selama 3 x 24 pengetahuan klien dan
d.d menanyakan masalah jam klien menunjukkan curah keluarga
yang dihadapi, jantung adekuat, dengan b. Persiapkan materi,
menunjukkan perilaku tidak kriteria hasil: media dan alat peraga
sesuai anjuran, a. Menunjukkan perilaku c. Jelaskan gejala, proses,
menunjukkan persepsi yang sesuai anjuran dan komplikasi
keliru terhadap masalah. b. Adanya peningkatan hipertensi
verbalisasi minat dalam d. Jelaskan pencegahan
belajar hipertensi melalui diit
c. Mampu menjelaskan yang dianjurkan dan
pengetahuan tentang suatu tidak dianjurkan
topik
d. Mampu menggambarkan
pengalaman sebelumnya
yang sesuai dengan topik
e. Menunjukkan perilaku
sesuai dengan
pengetahuan
5. Implementasi
Implementasi yang dilakukan untuk diagnoasa pertama adalah Identifikasi
tanda/gejala perimer penurunan curah jantung, Monitor tekanan darah,
Monitor nadi, Monitor pernapasan, Monitor suhu tubuh, Identifikasi
perubahan tanda vital, Berikan terapi relaksasi, Kolaborasi terapi obat
antihipertensi, Dokumentasi hasil pemantauan. Pada diagnosa kedua tindakan
yang dilakukan adalah Identifikasi kemampuan dalam beraktivitas, Fasilitasi
makna aktivitas yang dipilih, Motivasi klien untuk melakukan aktivitas,
Jadwalkan aktivitas dalam runitas sehari-hari, Anjurkan keluarga untuk
memberi penguatan positif atas parsitisapi dalam aktivitas, Periksa tekanan
darah, nadi dan pernapasan sebelum dan sesudah aktivitas. Tindakan
keperawatan yang dilakukan pada diagnosa ke tiga adalah Identifikaasi lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri, Identifikasi skala
nyeri, Idetifikasi repon nyeri non verbal, Berikan teknik non farmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri, Fasilitasi istirahat dan tidur, Kolaborasi
pemberian analgetik, jika perlu. Tindakan yang dilakukan pada diagnosa
keempat adalah Identifikasi tingkat pengetahuan klien dan keluarga,
Persiapkan materi, media dan alat peraga, Jelaskan gejala, proses, dan
komplikasi hipertensi, Jelaskan pencegahan hipertensi melalui diit yang
dianjurkan dan tidak dianjurkan.
6. Evaluasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan hasil yang diharapkan adalah
1. Penurunan curah jantung dapat memenuhi kriteria hasil ditandai dengan
Tekanan darah dalam rentang normal, Toleransi terhadap aktivitas, Nadi
perifer kuat, Tidak ada disritmia, Tidak ada kelelahan
2. Intoleransi aktivitas dapat memenuhi keriteria hasil ditandai dengan
Frekuensi nadi dalam rentang normal, Dapat melakukan aktivitas sehari-
hari, Kekuatan tubuh bagian atas dan bawah adekuat, Tidak ada keluhan
lelah, Tidak ada aritmia saat dan setelah aktivitas, Tidak ada sianosis,
Tekanan darah dalam rentang normal, Frekuensi nafas dalam rentang
normal
3. Gangguan rasa nyaman dapat memenuhi kriteria hasil ditandai dengan
Tidak ada keluhan nyeri, Tidak ada meringis, Tidak gelisah, Tidak ada
kesulitan tidur, Frekuensi nadi dalam batas normal, Pola nafas dalam batas
normal, Tekanan darah dalam batas normal
4. Defisit pengetahuan diri dapat memenuhi kriteria hasil ditandai dengan
Menunjukkan perilaku sesuai anjuran, Adanya peningkatan verbalisasi
minat dalam belajar, Mampu menjelaskan pengetahuan tentang suatu
topik, Mampu menggambarkan pengalaman sebelumnya yang sesuai
dengan topik, Menunjukkan perilaku sesuai dengan pengetahuan
DAFTAR PUSTAKA
Azizah, L.M. 2011. Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Bachrudin, M., & Najib, M., 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan :
Keperawatan Medikal Bedah I. Jakarta: BPPSDMKes
PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
Rusdi., & Isnawati, N. 2009. Pedoman Hidup Sehat. Yogyakarta: Power Books.
FORMAT PENGKAJIAN
KEPERAWATAN KESEHATAN LANJUT USIA
I. DEMOGRAFI
Nama : Fatimah
Usia : 70 tahun 5 bulan
Jenis kelamin : perempuan
Satus Perkawinan : kawin
Agama dan Suku : Islam / Betawi
Pendidikan terakhir : SMP
Alamat : Jl. Jatinegara Lio 1 RT 11 RW 03 No. 25
Status Gizi (lihat KMS lansia)- Tinggi Badan dan Berat badan: 148 cm, 60 kg
Lebih √ IMT(27)
Normal
Kurang
A. MASALAH KESEHATAN
B. LINGKUNGAN FISIK
Kesimpulan :
Resiko injuri ada bila salah satu jawaban YA
C. SOSIAL EKONOMI
D. PELAYANAN KESEHATAN
E. HUBUNGAN SOSIAL
Nama mahasiswa
(Resmita Rosania Alvira)
Lampiran 2
ANALISIS DATA
DATA PENUNJANG MASALAH ETIOLOGI
DO: Resiko Penurunan curah Perubahan afterload
-Klien tampak lesu jantung
-Konjungtiva ananemis
-TD 160/95 mmHg
-Nadi 88x/menit
-RR 18x/menit
DS:
-Klien mengatakan lelah dan
jantung berdebar-debar
DS:
-Klien mengatakan tidak
nyaman ketika hipertensinya
kambuh
-Klien mengatakan kedinginan
DO:
-Klien menunjukkan perilaku Defisit pengetahuan diri Kurang terpapar informasi
tidak sesuai anjuran
-Klien menunjukkan persepsi
yang keliru dengan masalah
DS:
-Klien menanyakan maslah
yang dihadapi
Lampiran 3
2. Gangguan rasa
Setelah dilakukan a. Identifikaasi
nyaman b.d -Nyeri merupakan
asuhan keperawatan
peningkatan lokasi, pengalaman subjektif dan
selama 3 x 24 jam
tekanan vaskuler karakteristik, harus dijelaskan oleh
klien menunjukkan
cerebral d.d klien durasi, frekuensi, pasien.
penurunan rasa nyeri,
mengeluah tidak -Identifikasi karakteristik
dengan kriteria hasil: kualitas, intensitas
nyaman ketika nyeri dan faktor yang
hipertensinya a. Tidak ada keluhan nyeri berhubungan merupakan
kambuh, klien nyeri b. Identifikasi skala suatu hal yang amat
mengeluh b. Tidak ada nyeri penting untuk memilih
kedinginan. intervensi yang cocok dan
meringis c. Idetifikasi repon
untuk mengevaluasi
c. Tidak gelisah nyeri non verbal keefektifan dari terapi
d. Tidak ada d. Berikan teknik yang diberikan.
kesulitan tidur non farmakologis -untuk menghilangkan
e. Frekuensi nadi untuk mengurangi stress pada otot-otot
dalam batas rasa nyeri punggung
normal e. Fasilitasi istirahat -Agen-agen ini secara
sistematik menghasilkan
f. Pola nafas dalam dan tidur
relaksasi umum dan
batas normal f. Kolaborasi menurunkan inflamasi
g. Tekanan darah pemberian -Tindakan ini
dalam batas analgetik, jika memungkinkan klien
normal perlu untuk mendapatkan rasa
kontrol terhadap nyeri
A:
-Masalah teratasi
P:
-Manajemen Nyeri
-Cardiac care
A:
-Masalah teratasi
P:
-Manajemen Nyeri
-Cardiac care
2. 13.45 -Identifikasi karakteristik nyeri S:
R/ Klien menagatakn sudah -Klien mengatakan sudah tidak
tidak merasa sakit dikepala dan terasa sakit lagi
tengkuk
H/ klien tampak tenang dan O:
tidak meringis -Klien tampak tenang dan tidak
meringis
-Fasilitasi istirahat tidur -TD : 140/80 mmHg
R/ Klien mengatakan akan tidur -Nadi : 80x/menit
setelah sholat dzuhur -RR : 20x/menit
H/ Klien istirahat setelah sholat -Suhu 36 C
dzuhur
A:
-Anjurkan minum obat sesuai -Masalah teratasi
terapi
R/ Klien mengatakan sudah
minum obat jam 12 siang P:
H/ Klien meminum obat -Manajemen Nyeri
amlodipine besilate 5mg, via -Cardiac care
oral, bentuk tablet, minum 1x1
hari
Kamis, 9 April
2020 -Identifikasi karakteristik nyeri S:
2. 10.00 R/ Klien mengatakan sudah -Klien mengatakan sudah tidak
tidak merasa sakit lagi terasa sakit lagi
H/ Klien tampak tenang dan
tidak meringis, Skala nyeri 0 O:
-Klien tampak tenang dan tidak
-Fasilitasi istirahat tidur meringis
R/ Klien mengatakan akan -TD : 140/85 mmHg
istirahat setelah sholat dzuhur -Nadi : 83x/menit
H/ Klien masih melakukan -RR : 17x/menit
kegiatan sehari-hari seperti -Suhu 36 C
mengobrol dengan cucunya
A:
-Anjurkan minum obat sesuai -Masalah teratasi
terapi
R/ Klien emnagatakan akan
minum obat jam 13.00 P:
H/ Klien belum obat -Manajemen Nyeri
-Cardiac care
P:
-Intervensi dihentikan
A: dx 1 teratasi
Resmita Rosania Alvira
P: Intervensi dihentikan
O:
A: dx 2 teratasi
Resmita Rosania Alvira
P: Intervensi dihentikan
O:
- Menunjukkan perilaku sesuai anjuran
- Adanya peningkatan verbalisasi minat dalam
belajar
- Mampu menjelaskan pengetahuan tentang
suatu topik
- Mampu menggambarkan pengalaman
sebelumnya yang sesuai dengan topik
- Menunjukkan perilaku sesuai dengan
pengetahuan Resmita Rosania Alvira
A: dx 3 teratasi
P: Intervensi dihentikan
RANCANGAN PEMBELAJARAN SATUAN ACARA PENYULUHAN
TENTANG HIPERTENSI
Dosen Pembimbing: Elsye Rahmawaty, S.Kep., MKM
Disusun Oleh:
RESMITA ROSANIA ALVIRA
P17120018031
Tingkat II A
PROGRAM STUDI D. III KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN JAKARTA 1
Tahun 2019
I. ASKEP YANG DIKAJI
A. PENGKAJIAN FAKTOR PREDISPOSISI
Nama :Ny. F
Jenis Kelamin :Perempuan
Usia :70 Tahun
Pendidikan :Tamat SMP
a. Persepsi Klien mengenai kesehatan: Klien mengatakan belum tahu bagaimana Cara
Pencegahan Hipertensi.Klien mengatakan ingin mendapatkan penjelasan mengenai Cara
Pencegahan Hipertensi.Klien mengatakan jika tidak menggunakan garam makanan terasa
hambar.
b. Kepercayaan Klien mengenai Kesehatan:Klien mengatakan, ia selalu memikirkan kondisi
kesehatannya, ia khawatir jika terus seperti ini akan mengalami Stroke.
c. Budaya dan Kepercayaan Terhadap Praktik sendiri: Klien mengatakan sering
mengkonsumsi ikan asin
d. Gaya hidup:Klien mengatakan masih sering mengkonsumsi dengan kadar garam yang
tinggi meskipun rutin meminum obat hipertensi
e. Keadaan Ekonomi: JKN BPJS
f. Data Psikososial:Hubungan dengan anaknya harmonis. Klien mengatakan jika ada
permasalahkan dalam keluarga akan diselesaikan dengan baik.
1. Keadaan Fisik
Keadaan umum klien baik, dengan BB 60 kg, TB 148 cm, hasil TTV : TD :
170/100 mmHg, RR : 20 x/menit, N : 118 x/menit, Klien tampak lemas.
2. Motivasi Belajar
Klien mengatakan sangat antusias dalam menerima informasi mengenai Cara
Pencegahan Hipertensi.Klien mengatakan motivasinya adalah ingin tekanan darahnya
stabil.
3. Kemampuan Membaca
Ny. F memiliki kemampuan baca yang baik dengan alat bantu seperti kacamata, ia
juga mengatakan akan lebih mudah mengingat dengan menggunakan gambar.
4. Kesiapan Belajar
Klien mengatakan ia sangat siap untuk mengetahui mengenai Cara Pencegahan
Hipertensi, sebelumnya klien sudah membaca mengenai hal tersebut di internet dengan
dibantu oleh anaknya.
5. Cara Belajar
Klien mengatakan mampu menerima pembelajaran secara efektif jika diberi
penjelasan yang jelas dan menggunakan gambar.
1. TUJUAN PEMBELAJARAN
a. Tujuan Umum
Setelah menerima pendidikan kesehatan selama 30 menit, diharapkan klien dan
keluarga mampu menjelaskan Bahaya Hipertensi.
b. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan, peserta penyuluhan dapat:
1) Klien mampu menjelaskan Definisi Hipertensi.
2) Klien mampu menyebutkan Penyebab Hipertensi.
3) Klien mampu menerapkan Cara Pencegahan Hipertensi.
4) Klien mampu menjelaskan Komplikasi Hipertensi.
2. MEDIA
1) Leaflet
2) Lembar Balik
3. Rancangan/Setting tempat
Keterangan:
Alat Peraga :
Mahasiswa :
Sasaran :
4. METODE
1) Ceramah
2) Tanya Jawab
5. MATERI
1) Definisi Hipertensi.
2) Penyebab Hipertensi.
3) Cara Pencegahan Hipertensi.
4) Komplikasi Hipertensi.
6. KEGIATAN PENYULUHAN
7. EVALUASI
1) Jenis evaluasi: lisan dengan cara Tanya jawab
Terdapat 5 soal berbentuk essay
2) Kriteria Struktur
Adanya koordinasi dengan dokter dan tenaga kesehatan lain tentang pelaksanaan
pendidikan kesehatan
3) Kriteria Proses
1. Individu mengikuti pendidikan kesehatan hingga selesai
2. Individu dan keluarga memahami materi yang dipaparkan
4) Kriteria Hasil:
1. Evaluasi struktur
a. Kesiapan materi
b. Kesiapan SAP
c. Kesiapan media leaflet dan lembar balik
2. Kriteria proses
a. Fase dilalui sesuai waktu yang telah direncanakan
b. Mendapatkan respon dari klien, berupa :
1) Bertanya hal yang belum diketahui
2) Menjawab pertanyaan penyuluh dengan kriteria 90%
jawaban yang disebutkan benar
3) Suasana penyuluhan nyaman dan kondusif
3. Kriteria hasil
Klien dapat :
a. Menjelaskan definisi Hipertensi
b. Menyebutkan penyebab Hipertensi
c. Menerapkan cara pencegahan Hipertensi
d. Menyebutkan komplikasi Hipertensi
MATERI PENDIDIKAN KESEHATAN
PENCEGAHAN HIPERTENSI
Definisi Hipertensi
Jenis Hipertensi
Dikenal berbagai pengelompokan hipertensi :
A. Menurut kausanya
Hipertensi esensial (hipetensi primer); hipertensi yang tidak jelas Menurut definisi
Organisasi Kesehatan Dunia, hipertensi adalah pembacaan tekanan darah yang melebihi nilai
lebih dari 140 (tekanan darah tinggi) dan 90 (tekanan darah rendah) mmHg dengan pengukuran
berulang saat orang tersebut sedang dalam kondisi istirahat.
penyebabnya
Hipertensi sekunder; hipertensi kausa tertentu
B. Menurut gangguan tekanan darah
Hipertensi sistolik; peninggian tekanan darah sistolik saja.
Hipertensi diastolic; peninggian tekanan diastolic.
C. Menurut beratnya atau tingginya peningkatan tekanan darah
a) Normal : 120/80 mmHg
b) Pre Hipertensi :120-139/80-89 mmHg
c) Hipertensi Stage 1 : 140-159/90-99
d) Hipertensi Stage 2 : >160/>100
Factor penyebab terjadinya Hipertensi
1. Stres atau perasaan tertekan.
2. Kegemukan (Obesitas).
3. Kebiasaan merokok.
4. Kurang berolahraga.
5. Kelainan kadar lemak dalam darah (Dislipidemia)
6. Konsumsi yang berlebihan atas garam, alkohol, dan makanan yang berlemak tinggi.
7. Kurang mengonsumsi makanan yang berserat dan diet yang tidak seimbang.
Gejala
1. Pusing/sakit kepala
2. Tengkuk terasa pegal, kaku dan sakit
3. Jantung berdetak cepat
4. Telinga terasa berdenging
5. Mual dan muntah
6. Sulit tidur / gelisah
7. Lekas marah
1. Melon
Melon adalah sumber yang sangat baik dari vitamin A, vitamin C, thiamin
dan kalium. Satu cangkir melon (173 g) mengandung 484 mg kalium, ini setara dengan
14 persen dari nilai kebutuhan harian yang direkomendasikan. Melon juga merupakan
sumber yang baik dari magnesium, asam folat dan vitamin B6.
2. Semangka
Semangka adalah salah satu buah yang mudah sekali didapat karena memang
banyak di Indonesia, banyak juga yang mengonsumsinya terutama ketika tahu
manfaatnya.Tahukah Anda bahwa buah semangka dapat menurunkan tekanan darah
tinggi karena kandungan L-citrulline. Zat ini akan membantu memebuat rileks pembuluh
darah, sehingga buah semangka bisa menjadi penurun darah tinggi.
3. Alpukat
Setengah potong buah alpukat memberikan 1% kalsium, 5% magnesium, dan
10% kalium yang kita butuhkan setiap hari. Selain mengandung mineral yang dapat
menurunkan darah tinggi, buah alpukat juga kaya lemak tak jenuh tunggal yang sehat
bagi jantung.
4. Buah kiwi
Satu buah kiwi berukuran sedang menyediakan 2% kalsium, 7% magnesium, dan
9% kalium yang kita butuhkan setiap hari. Memang buah ini jarang tersedia di pasar
tradisional, tapi dapat dengan mudah kita temui di supermarket. Selain itu, buah kiwi juga
kaya akan vitamin C, bahkan dengan ukuran yang sama lebih banyak kandungan vitamin
C nya daripada jeruk.
5. Pisang
Satu buah pisang ukuran sedang menyediakan 1% kalsium, 8% magnesium, dan
12% kalium yang kita butuhkan setiap hari. Kadar kalium yang tinggi inilah yang baik
untuk menurunkan tekanan darah.Makanlah 2 buah pisang setiap hari untuk hasil
terbaik.Tambahkan satu pisang (ketiga) untuk mencegah penyakit stroke, dan membantu
bagi mereka yang memiliki riwayat keluarga stroke.
6. Jeruk
Aneka macam jeruk merupakan buah-buahan yang terkenal karena kandungan
vitamin C, artinya ini merupakan makanan tinggi nutrisi dan rendah kalori.Dengan
kandungan kalium sebanyak 326 mg dan tidak mengandung natrium, maka ini
merupakan salah satu buah penurun darah tinggi terbaik.Lemon juga merupakan sumber
potasium yang baik, kalsium, fosfor, vitamin A dan folat.
7. Anggur
Pilihlah buah anggur yang matang untuk rasa dan kualitas terbaik. Bioflavonoid
yang ada dalam anggur tidak hanya membantu menurunkan tekanan darah tinggi tetapi
juga dapat membantu menurunkan kadar kolesterol. Anggur sebanyak 123 g mengandung
166 mg kalium dan ini memenuhi 5 persen dari nilai harian kalium yang
direkomendasikan.
8. Aprikot
Aprikot merupakan sumber kalium dan vitamin A yang sangat baik. Dalam satu
cangkir aprikot kering (119 g) mengandung 2.202 mg kalium, mungkin ini merupakan
salah satu jenis makanan terbaik yang kaya akan kalium. Buah ini hanya sedikit
megandung natrium, lemak jenuh dan kolesterol.
9. Jambu Biji
Jika Anda ingin meniru hasil studi klinis yang dilakukan di India, maka Anda
harus makan jambu sebelum makan siang atau makan malam. Buah jambu ini memiliki
kadar kalium yang tinggi, kaya serat alami. Dengan demikian, buah jambu bisa
menurunkan darah tinggi dan membantu melancarkan pencernaan sehingga membatu
juga dalam upaya meurunkan berat badan.
10. Buah Tomat
Menurunkan tekanan darah adalah salah satu dari sekian
banyak manfaat mengonsumsi buah tomat. Tomat yang kaya akan lycopene, diketahuo
membantui dapat membantu dalam membantu mencegah diabetes, penuaan dini, dan
termasuk menurunkan hipertensi. Dalam penyajiannya, akan lebih baik dimakan tanpa
banyak pemrosesan, dan tidak dengan bahan-bahan lain seperti keju dan daging berlemak
seperti pada pizza.
11. Blueberry
Blueberry mengandung banyak antioksidan di dalamnya, seperti halnya raspberry,
dan ini memiliki dampak langsung pada tekanan darah, dengan cara mengalahkan radikal
bebas dalam tubuh. Pertibangkan untuk makan semangkuk blueberry segar dicampur
dengan buah-buahan lainnya sebagai sarapan yang menyegarkan. Hanya lakukan yang
terbaik dalam mengonsumsinya, yaitu tanpa menambahkan gula, atau dengan
pencampuran bahan-bahan lainnya.
DR. M.N. Bustan, 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Rineka Cipta.
https://artikelkesmas.blogspot.com/2014/09/makalah-hipertensi.html?m=1diakses pada 5 April
2020 pukul 09.40
https://www.google.nl/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://www.depkes.go.id/ diakses pada
5 April 2020 pukul 09.30
LAMPIRAN PPT
LAMPIRAN LEAFLET
LAMPIRAN FOTO PENDIDIKAN KESEHATAN