A. IDENTITAS KLIEN
Nama Klien : Tn. W
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 58 tahun
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa
Pendidikan : SMA
Bahasa Yang Digunakan : Indonesia
Pekerjaan : Karyawan
Alamat : Pal Merah
Sumber biaya (Pribadi, Perusahaan, lain-lain) : BPJS
Sumber Informasi (Pasien/Keluarga) : Pasien dan keluarga
B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Riwayat kesehatan sekarang
a. Keluhan utama : Klien mengatakan merasa sesak sejak pagi tadi
dan merasa lemah
b. Kronologis keluhan :
Faktor pencetus : terdapat putum pada jalan napas
Timbul keluhan : ( √ ) Mendadak, ( ) Bertahap
Lamanya : Sejak pagi jam 6 an, sekitar 1 jam
Upaya mengatasi : Tarik Nafas Dalam
2. Riwayat kesehatan masa lalu
a. Riwayat Alergi (obat, makanan, binatang, lingkungan) : tidak ada
b. Riwayat kecelakaan : tidak ada
c. Riwayat dirawat di Rumah sakit (kapan, alasan dan berapa lama) : klien rutin
kontrol ke RS Budhi Mulia mengenai penyakitnya
d. Riwayat pemakaian obat : insulin 15 unit sebelum makan 3x1, concor,
amlodipin, simvasatin
klien
Laki-laki
Perempuan
Sudah meninggal
Anak
Menikah
Tinggal serumah
4. Penyakit yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang menjadi faktor
resiko
Tidak ada
5. Riwayat Psikososial dan Spiritual
a. Siapakah orang terdekat dengan pasien ? isteri dan keluarga
b. Interaksi dalam keluarga
Pola Komunikasi : baik
Pembuat Keputusan : Tn. W selaku kepala rumah tangga
Kegiatan Kemasyarakatan : Klien mengatakan sering mengaji di masjid
dan tergabung di organisasi pemuda musholah
c. Apakah dampak sakit pasien terhadap keluarga ? Keluarga khawatir akan
penyakit klien namun keluarga mampu merawat klien dengan sangat baik
d. Apakah masalah yang mempengaruhi pasien ? Klien mengatakan tidak ada
masalah yang mempengaruhi klien
e. Mekanisme koping terhadap stress :
( √ ) Pemecahan masalah (-) Minum obat
( - ) Makan ( - ) Cari pertolongan
( - ) Tidur ( - ) Lain-lain (Misal : marah, diam)
Pola Nutrisi
Frekuensi makan : …. x/hari 3-4 kali/hari 3 kali/hari
Nafsu makan : baik/tidak Baik Menurun
Porsi makan yang dihabiskan 1 porsi 1 porsi
Makanan yang tidak disukai Daun singkong Daun singkong
Makanan yang membuat alergi Tidak ada Tidak ada
Makanan pantangan Tidak ada Tidak ada
Makanan diet Lemak tinggi Gula, garam, lemak
tinggi
Penggunaan obat-obatan Tidak ada Tidak ada
sebelum makan
dll)
(kateter, dll)
C. PENGKAJIAN FISIK
1. Pemeriksaan Fisik Umum :
a. Berat badan : 73,9 kg Tinggi badan : 164 cm
b. IMT : 27,47 (Kegemukan/overweight)
c. Berat badan ideal : 63,36 kg
d. TTV : Tekanan darah: 120/86 mmHg Nadi : 87 x/menit
Frekuensi nafas : 23 x/menit Suhu tubuh 36,1 oC
e. Lingkar lengan : 38 cm
f.Keadaan umum : ( √ ) Ringan ( - ) Sedang ( - ) Berat
g. Pembesaran kelenjar getah bening : ( √ ) Tidak ( - ) Ya
2. Sistem Penglihatan :
a. Posisi mata : ( √ ) Simetris ( - ) Asimetris
b. Kelopak mata : ( √ ) Normal ( - ) Ptosis
c. Pergerakan bola mata : ( √ ) Normal ( - ) Abnomal
d. Konjungtiva : ( √ ) Merah muda ( - ) Anemis ( - ) Sangat
merah
e. Kornea : ( √ ) Normal ( - ) Keruh/berkabut
f.Sklera : ( - ) Ikterik ( √ ) Anikterik
g. Pupil : ( - ) Isokor ( √ ) Anisokor
h. Otot-otot mata : ( √ ) Tidak ada kelainan ( - ) Juling keluar
( - ) Juling ke dalam ( - ) berada diatas
i.Fungsi penglihatan : ( √ ) Baik ( - ) Kabur
( - ) Dua bentuk/diplopia
j.Tanda-tanda radang : Tidak ada
k. Pemakaian kaca mata : ( - ) Tidak ( √ ) Ya, kiri minus 1, kanan plus 1 ¼
l.Pemakaian lensa kontak : Tidak
m. Reaksi terhadap cahaya : Baik
3. Sistem Pendengaran
a. Daun telinga : ( √ ) Normal ( - ) Tidak, kanan/kiri : Tidak ada
b. Karakteristik serumen (warna, konsistensi, bau) : agak coklat, semi padat, bau
serumen
c. Kondisi telinga tengah : ( √ ) Normal ( - ) Kemerahan
( - ) Bengkak ( - ) Terdapat lesi
d. Cairan dari telinga : ( √ ) Tidak ( - ) Ada
e. Perasaan penuh di telinga : ( - ) Ya ( √ ) Tidak
f. Tinitus : ( - ) Ya ( √ ) Tidak
g. Fungsi pendengaran : ( √ ) Normal ( - ) Kurang ( - ) Tuli
h. Gangguan keseimbangan : ( √ ) Tidak ( - ) Ya
i. Pemakaian alat bantu : ( - ) Ya ( √ ) Tidak
5. Sistem Pernafasan :
a. Jalan nafas : ( - ) Bersih (√ ) Ada sumbatan : Sekret yang kental
b. Pernafasan : ( - ) Tidak sesak ( √ ) Sesak
c. Menggunakan otot bantu pernafasan : ( √ ) Ya ( - ) Tidak
d. Frekuensi : 23 x/menit
e. Irama : ( √ ) Teratur ( - ) Tidak teratur
f. Jenis pernafasan : (spontan, kausmaul, cheynestoke, biot, dll) :
g. Kedalaman : ( √ ) Dalam ( - ) Dangkal
h. Batuk : ( - ) Tidak ( √ ) Ya : tidak produktif
i. Sputum : ( - ) Tidak ( √ ) Ya : hijau
j. Konsistensi : ( √ ) Kental ( - ) Encer
k. Terdapat darah : ( - ) Ya ( √ ) Tidak
l. Palpasi dada : tidak ada massa berlebih pada seluruh lapang dada,
tidak ada luka, tidak ada kelainan pada thoraks
m. Perkusi dada : Bunyi sonor
n. Suara nafas : ( - ) Vesikuler ( √ ) Ronkhi
( - ) Wheezing ( - ) Rales
o. Nyeri saat bernafas : ( - ) Ya ( √ ) Tidak
p. Penggunaan alat bantu nafas : ( - ) Tidak ( √ ) Ya, oksigen, 4L
6. Sistem Kardiovaskuler
a. Sirkulasi perifer
Nadi : 87 x/menit
Irama : ( √ ) Teratur ( - ) Tidak teratur
Denyut : ( - ) Lemah ( √ ) Kuat
Distensi vena jugularis : ( - ) Ya ( √ ) Tidak
Temperatur kulit : ( √ ) Hangat ( - ) Dingin
Warna kulit : ( - ) Pucat ( - ) Cyanosis ( - )
Kemerahan ( √ ) Normal
Pengisian kapiler : <3 detik
Edema : ( - ) Ya, tidak ada ( √ ) Tidak
( - ) Tungkai atas ( - ) Tungkai bawah
( - ) Periorbital ( - ) Muka
( - ) Skrotalis ( - ) Anasarka
b. Sirkulasi jantung
Kecepatan denyut apical : 89 x/menit
Irama : ( √ ) Teratur ( - ) Tidak teratur
Kelainan bunyi jantung : ( - ) Murmur ( - ) Gallop
Sakit dada: ( - ) Ya ( √ ) Tidak
Timbulnya : ( - ) Saat beraktivitas ( - ) Tanpa aktivitas
( - ) Seperti ditusuk-tusuk
( - ) Seperti terbakar ( - ) Seperti tertimpa benda
berat
Skala nyeri : Tidak ada
7. Sistem Hematologi
Gangguan Hematologi :
Pucat : ( √ ) Tidak ( - ) Ya
Perdarahan : ( √ ) Tidak ( - ) Ya
( - ) Ptechie ( - ) purpura ( - ) Mimisan
( - ) perdarahan gusi ( - ) Echimosis
9. Sistem Pencernaan
a. Keadaan mulut : Gigi : ( - ) Caries ( √ ) Tidak
1) Penggunaan gigi palsu : ( - ) Ya ( √ ) Tidak
2) Stomatis : ( - ) Ya ( √ ) Tidak
3) Lidah kotor : ( - ) Ya ( √ ) Tidak
4) Salifa : ( √ ) Normal ( - ) Abnormal
b. Muntah : ( √ ) Tidak, ( - ) Ya
Isi : ( - ) Makanan ( - ) Cairan ( - ) Hitam
Warna : ( - ) Sesuai warna makanan ( - ) Kehijauan
( - ) Coklat( - ) Kuning ( - ) Hitam
Frekuensi : Tidak ada
Jumlah : Tidak ada
c. Nyeri daerah perut : ( - ) Ya ( √ ) Tidak
d. Skala nyeri : Tidak ada
e. Lokasi & karakter nyeri :
( - ) Seperti ditusuk-tusuk ( - ) Melilit-lilit ( - ) Cramp
( - ) Panas/seperti terbakar ( - ) Setempat ( - ) Menyebar
( - ) Berpindah-pindah ( - ) Kanan atas
( - ) Kanan bawah ( - ) Kiri atas ( - ) Kiri bawah
f. Bising usus : 7 x/menit
g. Diare : ( √ ) Tidak ( - ) Ya
Lamanya : Tidak ada, frekuensi : Tidak ada
h. Warna feces : ( √ ) Kuning kecoklatan ( - ) Putih seperti air cucian
beras ( - ) Coklat ( - ) Hitam ( - ) Dempul
i. Konsistensi faeces : ( √ ) Setengah padat ( - ) Cair ( - ) Berdarah
( - ) terdapat lendir ( √ ) Tidak ada kelainan
j. Konstipasi : ( √ ) Tidak ( - ) Ya
Lamanya, tidak ada
k. Hepar : ( √ ) Teraba ( - ) Tak teraba
l. Abdomen : ( - ) Kembung ( - ) Acities ( - ) Distensi
5555 5555
Kekuatan otot : 5555 5555
DATA TAMBAHAN :
- Hasil pengkuran JVP (17/03/2021) : 1,5 + 5 cm = 6,5 cm
- Hasil GDS (16/03/2021, jam 17.35) : 407 mg/dL
- Klien diberikan insulin 15 unit 3x1 hari sebelum makan
- Klien mengatakan pernah dioperasi katarak 3 tahun lalu dan mengtakan
penglihatannya kini kembali normal
- Klien masuk IGD dengan keluhan sesak napas, nyeri dada tidak menyebar, skaa
nyeri 8, nyeri seperti tertusuk benda tajam, nyeri berlangsung <20 detik
- Gambaran EKG Iskemik Lateral (Lead I, II, V5 dan v6 ada ST depresi dan T
interverted)
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan Penunjang pada tanggal 12/03/2021
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI RUJUKAN
FUNGSI JANTUNG
CK 83 U/L < 171
CKMB 19,6 U/L < 24
FUNGSI HATI
SGOT (AST) 14 U/L < 45
SGPT (ALT) 16 U/L < 41
FUNGSI GINJAL
Ureum 107 mg/dL 19-44
Kreatinin 4.6 mg/dL 0.6-1.3
DIABETES
Glukosa Darah Sewaktu 186 mg/dL < 140
ELEKTROLIT
Elektrolit (Na, K, Cl)
Natrium (Na) 134 mEq/L 135-150
Ka (K) 5.9 mEq/L 3.6-5.5
Klorida (Cl) 109 mEq/L 94-111
IMUNOSEROLOGI
Antigen SARS-CoV-2 Non Reaktif Non Reaktif
Masa Protrombin
PT (Pasien) 9.9 Detik 9.3-11.4
PT (Kontrol) 11.0 Detik 9.0-12.2
APTT
APTT (Pasien) 49.3 Detik 29.0-42.0
APTT (Kontrol) 34.8 Detik 28.0-32.3
APTT
APTT (Pasien) 35.1 Detik 29.0-40.2
APTT (Kontrol) 34.9 Detik 28.3-38.3
FUNGSI GINJAL
Ureum 119 mg/dL 19-44
Kreatinin 3.7 mg/dL 0.6-1.3
DIABETES
Glukosa Darah Sewaktu 136 mg/dL < 140
ELEKTROLIT
Elektrolit (Na, K, Cl)
Natrium (Na) 140 mEq/L 135-150
Kalium (K) 5.9 mEq/L 3.6-5.5
Klorida (Cl) 110 mEq/L 94-111
6. Pemeriksaan Penunjang Pada Tanggal 15/03/2021
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI RUJUKAN
HEMOSTATIS
APTT
APTT (Kontrol) 31.7 Detik 28.3-38.3
APTT (Pasien) 41.8 Detik 29.0-40.2
INR 0.97
Masa Protrombin
PT (Kontrol) 11.7 Detik 9.0-12.2
PT (Pasien) 10.3 Detik 9.0-11.4
KIMIA DARAH
Elektrolit (Na, K, Cl)
Klorida (Cl) 105 mEq/L 94-111
Kalium (K) 5.9 mEq/L 3.6-5.5
Natrium (Na) 136 mEq/L 135-150
LAIN-LAIN
HbA1c 10.6 % Baik : < 6.5
Sedang : 6.5-8
Buruk : > 8
7. Pemeriksaan Penunjang Pada Tanggal 15/03/2021
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI RUJUKAN
DIABETES
Glukosa Darah 176 mg/dL < 140
Jam 06.00
Tgl 15/03/2021
8. Pemeriksaan Penunjang
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI RUJUKAN
HEMOSTATIS
APTT
APTT (Kontrol) 31.7 Detik 28.3-38.3
APTT (Pasien) 41.8 Detik 29.0-40.2
INR 0.97
Masa Protrombin
PT (Kontrol) 11.7 Detik 9.0-12.2
PT (Pasien) 10.3 Detik 9.0-11.4
EEKTROLIT
Elektrolit (Na, K, Cl)
Klorida (Cl) 105 mEq/L 94-111
Kalium (K) 5.9 mEq/L 3.6-5.5
Natrium (Na) 136 mEq/L 135-150
DIABETES
HbA1c 10.6 % Baik : < 6.5
Sedang : 6.5-8
Buruk : > 8
D. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Cairan :
- Infuse :
Ring-As/12 jam, 500 ml
Indikasi ; untuk terapi pengganti cairan selama dehidrasi secara akut
- Infus Pump :
Heparin 1900 cc/24 jam
Indikasi : obat antikoagulan dengan fungsi untuk mencegah pembentukan
gumpalan darah
- Injeksi
Lasix 1x1 ampul (40ml)
Indikasi : untuk mengurangi kadar garam yang lebih di dalam tubuh
2. Diet :
- TKTP 1900 kkal
- Protein 55 kkal
- Lemak 35 kkal
- Putih telur 3x1 hari
- Buah potong 3x1 hari
3. Obat :
- Atorvastatin 1x20 mg
Indikasi : menurunkan LDL (kolesterol jahat) dan trigliserida,
meningkatkan HDL (kolesterol baik)
- Nitrocaf 2x2,5 mg
Indikasi :mengobati nyeri mendadak pada bagian dada (angina), gagal
jantung dan operasi jantung
- Concor 1x1,25 mg
Indikasi : untuk hipertensi, angina pectoris, gagal jantung kronik.
- Amlodipine 1x10 mg
Indikasi : untuk mencegah penyakit stroke, serangan jantung dan penyakit
ginjal.
- Clonidine 2x0,15 mg
Indikasi : untuk mencegah resiko terjadinya stroke, serangan jantung dan
penyakit ginjal.
- Bicnat 3x1 mg
Indikasi : menetralisir asam darah yang berlebih, menetralisir urine yang
terlalu asam, dan menetralisir asam lambung.
- Asam folat 3x1 mg
Indikasi : untuk pasien dengan masalah hati, kecanduan alkohol,
peradangan pada dinding saluran pencernaan serta dialysis ginjal.
- Vitamin B12 3x1 mg
Indikasi : untuk keehatan jaringan saraf, fungsi otak, dan memproduksi sel
darah merah
- Kalitake 3x1 sachet (5 gram)
Indikasi : untuk pasien dengan hiperkalemia karena gagal ginjal akut dan
kronik
- Omz 2x40 mg
Indikasi : untuk mengatasi tukak lambung dan asam lambung.
Jakarta, 17 Maret 2021
Yang mengkaji
RESMITA R A
ANALISA DATA
1. DS :
- Klien mengatakan sesak sejak Sekresi Yang Bersihan Jalan
pagi tadi Tertahan Napas Tidak Efektif
DO :
- Pola napas takipnea
- RR 23x/menit
- Terdengar bunyi rokhi pada
pernapasan
- Menggunakan otot bantu napas
- Terdapat sputum
Hari/
No. PARAF &
Tanggal/ TINDAKAN KEPERAWATAN
DX NAMA
Jam
Kamis, 1. - Memonitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)
18/03/2021 DS :
12.10 › Klien mengatakan sudah tidak sesak
› Klien mengatakan tadi pagi sudah dicopot nasal kanul
› oleh perawat
DO :
› RR 20x/menit
› Kedalaman nafas : dalam
› Usaha napas baik Resmita
› Tidak menggunakan nasal kanul
12.15 1.
- Memonitor bunyi napas tambahan
DS : -
DO : Terdengar suara napas ronkhi pada lapang paru kanan dan Resmita
kiri atas
12.17 1.
- Memonitor karakteristik sputum
DS : Klien mengatakan sputum berwarna hijau dan kental
DO : Pada saat klien mengeluarkan sputum, sputum berwarna Resmita
hijau dan kental
12. 23 1.
- Menganjurkan posisi semi fowler atau fowler
DS : Klien mengatakan jika sesak selalu memoposisikan tubuh
setengah duduk (semi fowler) atau duduk (fowler) Resmita
DO : Klien dalam posisi semi fowler
2. 16.15 S:
- Klien mengatakan tidak ada nyeri dada
O:
- Nyeri dada menurun
- Tekanan darah 124/75 mmHg, nadi 73 x/menit
- Gambaran ekg pada tanggal 12/03/2021 iskemik lateral
- Pemeriksaan enzim jantung CK 83 U/L (<171), CKMB 19,6 U/L
(<24),
- Klien masih mengonsumsi obat nitrocaf 2x2,5 mg, concor 1x1,25
mg, amlodipine 1x10 mg, clonidine 2x0,15 mg
A:
- Resiko Perfusi Miokard Tidak Efektif tidak teratasi
P:
- Lanjutkan intervensi perawatan jantung Resmita
3. 16.18 S:
- Klien mengatakan masih merasa agak lelah
O:
- Klien tampak agak lemah
- Gula darah sewaktu 174 mg/dL
- Jumlah urine baik, 900ml
A:
- Ketidakstabilan gula darah belum taratasi
P:
- Lanjutkan intervensi manajemen hiperglikemia Resmita
1. Jum’at S:
19/03/2021 - Klien mengatakan sudah tidak sesak
12. 20 O:
- RR 20x/menit
- Pernapsan normal
- Sudah tidak menggunakan bantuan oksigen (nasal kanul)
- Tidak menggunakan oto bantu napas
- Tidak dispnea
- Masih ada sputum, berwarna kehijauan, kental
- Terdengar bunyi ronkhi di lapang paru atas
A: Resmita
- Bersihan jalan napas tidak efektif tidak teratasi
P:
- Lanjutkan intervensi manajemen jalan napas
2. S:
- Klien mengatakan tidak ada nyeri dada
O:
- Nyeri dada menurun
- Tekanan darah 124/75 mmHg, nadi 73 x/menit
- Gambaran ekg pada tanggal 12/03/2021 iskemik lateral
- Pemeriksaan enzim jantung CK 83 U/L (<171), CKMB 19,6 U/L
(<24),
- Klien masih mengonsumsi obat nitrocaf 2x2,5 mg, concor 1x1,25
mg, amlodipine 1x10 mg, clonidine 2x0,15 mg
A:
- Resiko Perfusi Miokard Tidak Efektif tidak teratasi
P: Resmita
Lanjutkan intervensi perawatan jantung
3. S:
- Klien mengatakan sudah tidak merasa lemah atau lesu, merasa
lesu atau lelah jika tiduran terus, klien memilih untuk duduk
sesekali
- Klien mengatakan pipis klien sekitar 1.000 ml
O:
- Kadar glukosa darah harian 209 mg/dL
A:
- Ketidakseimbangan kadar glukosa darah belum teratasi
P:
- Lanjutkan intervensi manajemen hiperglikemia
1. Sabtu, S:
20/03/2021 - Klien mengatakan sudah tidak sesak
O:
- RR 20x/menit
- Pernapsan normal
- Sudah tidak menggunakan bantuan oksigen (nasal kanul)
- Tidak menggunakan oto bantu napas
- Tidak dispnea
- Masih ada sputum, berwarna kehijauan, kental
- Terdengar bunyi ronkhi di lapang paru atas
A:
- Bersihan jalan napas tidak efektif tidak teratasi
- Pasien pulang
P:
- Hentikan intervensi Resmita
2. S:
- Klien mengatakan tidak ada nyeri dada
O:
- Nyeri dada menurun
- Tekanan darah 124/75 mmHg, nadi 73 x/menit
- Gambaran ekg pada tanggal 12/03/2021 iskemik lateral
- Pemeriksaan enzim jantung CK 83 U/L (<171), CKMB 19,6 U/L
(<24),
- Klien amsih mengonsumsi obat nitrocaf 2x2,5 mg, concor 1x1,25
mg, amlodipine 1x10 mg, clonidine 2x0,15 mg
A:
- Resiko Perfusi Miokard Tidak Efektif tidak teratasi
- Pasien pulang
P:
Hentikan intervensi Resmita
3. S:
- Klien mengatakan minum habis 2 botol aqua, pipis sebanyak
500ml
O:
- Hasil gula darah sewaktu 175 mg/dL
- Klien tampak segar
A:
- Ketidakseimbangan kadar glukosa darah belum teratasi
- Pasien pulang
P:
- Hentikan intervensi Resmita
LAMPIRAN
Bahaya pasien dengan gangguan pada ginjal yang mendapat makanan tinggi protein?
- Diet rendah protein pada penyakit ginjal kronik memang selalu memberikan
konsekuensi lain yaitu malnutrisi energi yang ditandai dengan komposisi tubuh yang
buruk yakni massa otot tidak sesuai dengan standar. Namun apabila penderita
mengkonsumsi tinggi protein dapat menyebabkan peningkatan ekskresi urin
albumin pada orang dewasa (Kramer, 2019) dalam jurnal Diet Dan Nutrisi Pada
Penyakit Ginjal Kronik, oleh Inne Dame Riahta, Krisna Yetti, Jurnal Keperawatan
Volume 12 No 4, Hal 609 - 618, Desember 2020, p-ISSN 2085-1049.
- Meskipun belum ada penjelasan lengkap dari mekanisme yang mendasari dimana
asupan protein tinggi dapat mempengaruhi fungsi ginjal, terutama dalam konteks
CKD, data yang ada menunjukkan bahwa hiperfiltrasi glomerulus yang disebabkan
oleh diet protein tinggi dapat lipatan albuminuria dan peningkatan awal dan
penurunan GFR selanjutnya (Gambar 2). Lebih lanjut, bukti yang berkembang
menunjukkan bahwa diet tinggi protein dapat dikaitkan dengan sejumlah komplikasi
metabolik yang dapat merusak kesehatan ginjal. Mengingat peningkatan populasi
diet tinggi protein dan tingginya prevalensi CKD di populasi Amerika Serikat —
termasuk banyak individu yang mungkin tidak menyadari status CKD mereka,
penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menyelidiki bagaimana perbedaan dalam
kuantitas protein makanan. dan kualitas mempengaruhi hasil jangka pendek dan
jangka panjang pada pasien dengan atau tanpa CKD. (Gang-Jee Ko, Connie M.
Rhee, Kamyar Kalantar-Zadeh, and Shivam Joshi. The Effects of High-Protein Diets
on Kidney Health and Longevity. JASN 31: 1667–1679, 2020)