Anda di halaman 1dari 11

MODUL 6

GANGGUAN KATUP JANTUNG

A. REVIEW ANATOMI FISIOLOGI

Fungsi utama jantung adalah sebagai pompa yang melakukan tekanan terhadap
darah agar darah dapat mengalir ke seluruh bagian tubuh melalui pembuluh darah
arteri maupun vena. Selain itu jantung juga berfungsi sebagai suatu sistem sirkulasi
yang menyediakan oksigen ke seluruh tubuh dan membersihkan tubuh dari hasil
metabolisme (karbondioksida). Jantung melaksanakan fungsi tersebut dengan
mengumpulkan darah yang kekurangan oksigen dari seluruh tubuh dan
memompanya ke dalam paru-paru, dimana darah akan mengambil oksigen dan
membuang karbondioksida. Keadaan ini biasa disebut sebagai sirkulasi paru.
Kemudian dilanjutkan dengan sirkulasi sistemik dimana jantung akan
mengumpulkan darah yang kaya oksigen dari paru-paru dan memompanya ke
jaringan di seluruh tubuh. (Brunner & Suddarth, 2002).

Katup jantung adalah struktur evyang halus dan fleksibel, tersusun atas jaringan
fibrosa yang dilapisi endothelium. Katup memungkinkan aliran darah melalui
jantung berjalan satu arah. Katup membuka dan menutup secara pasif akibat
perbedaan tekanan antara ruang jantung. Katup jantung mempunyai 2 tipe, yaitu
tipe atrioventrikuler yang terdiri atas katup trikuspidalis pada sisi kanan, tersusun
atas 3 daun katup dan katup mitral (bicuspid) pada sisi kiri tersusun atas 2 daun
katup serta tipe semi lunaris yang terdiri atas katup aorta dan katup pulmonalis
(Black, 2014).

B. DEFINISI

Kelainan katup jantung adalah kelainan pada jantung yang


menyebabkan kelainan – kelainan pada aliran darah yang melintasi katup jantung.
Katup yang terserang penyakit dapat mengalami dua jenis gangguan
fungsional yaitu :

1.        Regurgitasi

1
Daun katup tidak dapat menutup rapat sehingga darah dapat mengalir balik.

2.        Stenosis Katup

Lubang katup mengalami penyempitan sehingga aliran darah mengalami


hambatan.

C. KLASIFIKASI

1.    Stenosis Mitral

Adalah penebalan progresif dan pengerutan bilah – bilah katup mitral, yang
menyebabkan penyempitan lumen dan sumbatan progresif aliran darah. Secara
normal pembukaan katup mitral adalah selebar tiga jari.

2.         Regurgitasi Mitral

2
Terjadi bilah – bilah katup mitral tidak dapat saling menutup selama systole.
Chordae tendineae memendek, sehingga bilah katup tidak dapat menutup
dengan sempurna, akibatnya terjadilah regurgitasi aliran balik dari ventrikel
kiri ke antrium kiri.

3.       Stenosis Katup Aorta

Adalah penyempitan lumen antara ventrikel kiri dan aorta. Pada orang dewasa
stenosis bisa merupakan kelainan bawaan atau dapat sebagai akibat dari
endokarditisrematik atau kalsifikasi kuspis dengan penyebab yang tidak
diketahui. Penyempitan terjadi secara progresif selama beberapa tahun atau
beberapa puluh tahun.

3
4.         Regurgitasi Aorta

Insufisiensi aorta disebabkan oleh lesi peradangan yang merusak bentuk


bilah katup aorta, sehingga masing – masing bilah tidak bisa menutup lumen
aorta dengan rapt selama diastole dan akibatnya menyebabkan aliran balik
darah dari aorta ke ventrikel kiri. Defek katup ini bisa disebabkan oleh
endokarditis, kelainan bawaan, atau penyakit seperti sifilis dan pecahnya
aneurisma yang menyebabkan dilatasi atau sobekan aorta asendens.

D. ETIOLOGI

1.       Stenosis Mitral

Berdasarkan etiologinya stenosis katup mitral terjadi terutama pada orang tua
yang pernah menderita demam rematik pada masa kanak-kanak dan mereka
tidak mendapatkan antibiotik.

2.      Regurgitasi Mitral

Berdasarkan etiologinya insufisiensi atau regurgitasi mitral dapat dibagi atas


reumatik dan non reumatik(degenaratif, endokarditis, penyakit jantung

4
koroner, penyakit jantung bawaan, trauma dan sebagainya). Di negara
berkembang seperti Indonesia, penyebab terbanyak insufisiensi mitral adalah
demam reumatik.

3.        Stenosis Aorta

Berdasarkan etiologinya stenosis katup aorta merupakan penyakit utama pada


orang tua, yang merupakan akibat dari pembentukan jaringan parut dan
penimbunan kalsium di dalam daun katup. Stenosis katup aorta seperti ini
timbul setelah usia 60 tahun, tetapi biasanya gejalanya baru muncul setelah
usia 70-80 tahun. Stenosis katup aorta juga bisa disebabkan oleh demam
rematik pada masa kanak-kanak. Pada keadaan ini biasanya disertai dengan
kelainan pada katup mitral baik berupa stenosis, regurgitasi maupun
keduanya.

4.       Regurgitasi Aorta

Penyebab terbanyak adalah demam reumatik dan sifilis. Kelainan katub dan
kanker aorta juga bias menimbulkan isufisiensi aorta. Pada isufisiensi aorta
kronik terlihat fibrosis dan retraksi daun-daun katub, dengan atau tanpa
kalsifikasi, yang umumnya merupakan skuele dari demam reumatik.

E. TANDA DAN GEJALA UMUM

1.        PND (Paroxismal Nocturnal Dyspneu)

2.        Lemah

3.        Cianosis

4.        Cepat lelah

5.        Sesak saat aktivitas

6.        Gangguan pada EKG

7.        Palpitasi, keringat dingin

8.        Kadang-kadang chest pain

9.        Disfagia, tidak napsu makan

5
10.    kekuatan nadi melemah, takikardi

11.    BJ Jantung 1 keras, murmur sistolik

12.    BJ Jantung 1 keras, murmur sistolik

13.    Edema perifer (mulai terjadi gagal jantung kanan)

14.    Batuk, pada kongesti vena ada orthopnea, hemoptisis

E.1. TANDA dan GEJALA KHUSUS

1. Stenosis Mitral

Lemah, dyspnea, capek bila ada kegiatan fisik, nocturnal dyspnea, batuk kering,
bronchitis, rales, edema paru-paru, hemoptysis/batuk darah, kegagalan pada
sebelah kanan jantung.

2.  Regurgitasi MitraL

Lemah, kehabisan tenaga, berat badan turun, napas sesak bila terjadi kegiatan
fisik, ortopneu, paroxysma noktural dipsneu rales

3.  Stenosis Aorta

Angina, syncope, capai, lemah, sesak napas saat ada kegiatan  ortopneu,


paroxysmal nokturial, edema paru-paru, rales.

4. Regurgitasi Aorta

Palpitasi, sinus tacikardi, sesak napas bila beraktifitas ortopnew, paroxysmal


noktural dyspnea, diaphoresis hebat, angina.

F. PATOFISIOLOGI

Demam reuma (inflamasi akut dimediasi imun) yang menyerang katup jantung


akibat reaksi silang antara bakteri strepthococus hemolitik-α grup A dan protein
jantung. Bakteri ini dapat menyebabkan penyempitan pembukaan katup (stenosis)
atau tidak dapat menutupnya katup secara sempurna (inkompetensi atau
regurgitasi) atau keduanya dengan menyerang bagian endocardium fibrosa yang
merupakan tempat melekatnya katup jantung, sehingga dapat menyebabkan
kekakuan dan pembengkakan.

6
Disfungsi katup akan meningkatkan kerja jantung. Insufisiensi katup memaksa
jantung memompa darah lebih banyak untuk menggantikan jumlah darah yang
mengalami regurgitasi atau mengalir balik sehingga meningkatkan volume kerja
jantung.

Stenosis katup memaksa jantung meningkatkan tekanannya agar dapat mengatasi


resistensi terhadap aliran yang meningkat, karena itu akan meningkatkan tekanan
kerja miokardium. Respon miokardium yang khas terhadap peningkatan volume
kerja dan tekanan kerja adalah dilatasi ruang dan hipertrofi otot. Dilatasi
miokardium dan hipertrofi merupakan mekanisme kompensasi yang bertujuan
meningkatakan kemampuan pemompa jantung.

G. KOMPLIKASI

1.         Disritmia

2.         Bedah jantung

3.         Angina pectoris

7
4.         Inflamasi jantung

5.         Gagal jantung kongestif

6.         Penyakit jantung iskemi

7.         Penyakit jantung rematik

8.         Aspek-aspek psikososial perawatan akut

H. PEMERIKSAAN FISIK

1.        EKG

2.        Foto Thoraks

3.        Echocardiography

I. MANAJEMEN PENATALAKSANAAN

1.        Stenosis Mitral

Terapi antibiotic diberikan untuk mencegah berulangnya infeksi.


Penatalaksanaan gagal jantung kongesti adalah dengan memberikan kardiotinikum
dan diuritik. Intervensi bedah meliputi komisurotoomi untuk membuka atau
menyobek komisura katub mitral yang lengket atau mengganti katub miral dengan
katub protesa.

2.         Regurgitasi Mitral

Penatalaksanaannya sama dengan gagal jantung kongestif, intervensi bedah


meliputi penggantian katup mitral.

3.         Stenosis Aorta

Penggantian katub aorta secara bedah. Terdapat resiko kematian mendadak


pada pasien yang diobati saja tanpa tindakan bedah. Keadaan yang tak dikoreksi
tersebut dapat menyebabkan gagal jantung permanen yang tidak berespond
terhadap terapi medis.

4.        Regurgitasi Aorta

Penggantian katub aorta adalah terapi pilihan, tetapi kapan waktu yang tepat
untuk penggantian katub masih kontroversial. Pembedahan dianjurkan pada semua

8
pasien dengan hipertropi ventrikel kiri tanpa memperhatikan ada atau tidaknnya
gejala lain.

J. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Penurunan curah jantung b/d faktor- faktor mekanis (preload, afterload) s/t
disfungsi katup
2. Kelebihan volume cairan b/d dekompensasi jantung
3. Intoleransi aktifitas b/d menurunnya cadangan jantung
4. Kurang pengetahuan b/d kurangnya informasi tentang proses penyakit

Intervensi Keperawatan Diagnosa 1


1.Pertahankan tirah baring
2.Tinggikan kepala TT 30 – 40 o
3.Auskultasi bunyi nafas setiap 4 – 6 jam
4.Auskultasi bunyi jantung setiap 6 – 8 jam
5.Pantau adanya perubahan irama jantung, catat adanya aritmia
6.Pantau masukan dan pengeluaran cairan
7.Diet rendah natrium
8.Pertahankan periode istirahat
9.Lakukan latihan ROM pasif dan aktif secara bertahap
10.Berikan obat-obatan sesuai terapi

Kriteria Hasil :
Klien akan memperlihatkan curah jantung stabil atau membaik ditandai dengan :
1.Laporan klien tentang perbaikan gejala- gejala
2.Paru-paru dalam keadaan bersih
3.Tanda vital dan pengeluaran urine dalam batas normal
4.Klien dapat melakukan aktifitas kehidupan sehari-hari

Diagnosa 2

9
1. Kaji / pantau masukan dan pengeluaran urine, laporkan bila pengeluaran urine
output setiap hari
2. Auskultasi bunyi jantung dan bunyi nafas setiap 4 – 8 jam
3. Kaji adanya peningkatan atau penurunan tekanan vena jugularis 4.T
imbang BB setiap hari
5. Batasi intake natrium dan cairan
6. Kolaborasi terapi diuretik dan vasodilator sesuai terapi
7. Pantau elektrolit, Hb, dan Ht

Kriteria Hasil ; Keseimbangan cairan dan elektrolit dapat dipulihkan ditandai dengan:
1. Bunyi paru-paru bersih
2. Bunyi S 3 dan S 4 tidak ada
3. BB ideal tercapai

Diagnosa 3
1. Pantau tanda vital minimal setiap 4 jam dan catat gejala-gejala yang menyertainya
2. Pertahankan istirahat di TT sesuai indikasi
3. Identifikasi faktor-faktor yang dapat menyebabkan kelelahan
4 . Lakukan tindakan yang akan memperbaiki aktifitas yang ditoleransi dengan
meminimalkan kelelahan
5. Tingkatkan aktifitas sesuai indikasi
6. Kaji kemajuan aktifitas

Kriteria Hasil : Tingkat aktifitas klien meningkat ditandai dengan :


1. Klien melaporkan dapat berpartisipasi dalam aktifitas kehidupan sehari-hari tanpa
disertai sesak nafas
2. Tanda vital dalam batas normal

Diagnosa 4
1. Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga
2. Jelaskan sifat dan penyebab proses penyakit
3. Diskusikan pentingnya melaporkan tanda dan gejala gagal jantung
4. Jelaskan pentingnya mempertahankan higiene oral
10
5. Jelaskan pentingnya menghindari kelelahan
6. Motivasi klien tentang pentingnya terapi antibiotik
7. Diskusikan tentang obat-obatan klien
8. Jelaskan pentingnya rawat jalan yang terus menerus

 Kriteria Hasil :
1. Klien mengungkapkan pengertian tentang penyakitnya dan tindakan pencegahan
yang dapat dilakukan
2. Mengidentifikasi keterbatasan fisik
3. Melaporkan pemakaian obat-obatan yang diresepkan

11

Anda mungkin juga menyukai