Fungsi utama jantung adalah sebagai pompa yang melakukan tekanan terhadap
darah agar darah dapat mengalir ke seluruh bagian tubuh melalui pembuluh darah
arteri maupun vena. Selain itu jantung juga berfungsi sebagai suatu sistem sirkulasi
yang menyediakan oksigen ke seluruh tubuh dan membersihkan tubuh dari hasil
metabolisme (karbondioksida). Jantung melaksanakan fungsi tersebut dengan
mengumpulkan darah yang kekurangan oksigen dari seluruh tubuh dan
memompanya ke dalam paru-paru, dimana darah akan mengambil oksigen dan
membuang karbondioksida. Keadaan ini biasa disebut sebagai sirkulasi paru.
Kemudian dilanjutkan dengan sirkulasi sistemik dimana jantung akan
mengumpulkan darah yang kaya oksigen dari paru-paru dan memompanya ke
jaringan di seluruh tubuh. (Brunner & Suddarth, 2002).
Katup jantung adalah struktur evyang halus dan fleksibel, tersusun atas jaringan
fibrosa yang dilapisi endothelium. Katup memungkinkan aliran darah melalui
jantung berjalan satu arah. Katup membuka dan menutup secara pasif akibat
perbedaan tekanan antara ruang jantung. Katup jantung mempunyai 2 tipe, yaitu
tipe atrioventrikuler yang terdiri atas katup trikuspidalis pada sisi kanan, tersusun
atas 3 daun katup dan katup mitral (bicuspid) pada sisi kiri tersusun atas 2 daun
katup serta tipe semi lunaris yang terdiri atas katup aorta dan katup pulmonalis
(Black, 2014).
B. DEFINISI
1. Regurgitasi
1
Daun katup tidak dapat menutup rapat sehingga darah dapat mengalir balik.
2. Stenosis Katup
C. KLASIFIKASI
1. Stenosis Mitral
Adalah penebalan progresif dan pengerutan bilah – bilah katup mitral, yang
menyebabkan penyempitan lumen dan sumbatan progresif aliran darah. Secara
normal pembukaan katup mitral adalah selebar tiga jari.
2. Regurgitasi Mitral
2
Terjadi bilah – bilah katup mitral tidak dapat saling menutup selama systole.
Chordae tendineae memendek, sehingga bilah katup tidak dapat menutup
dengan sempurna, akibatnya terjadilah regurgitasi aliran balik dari ventrikel
kiri ke antrium kiri.
Adalah penyempitan lumen antara ventrikel kiri dan aorta. Pada orang dewasa
stenosis bisa merupakan kelainan bawaan atau dapat sebagai akibat dari
endokarditisrematik atau kalsifikasi kuspis dengan penyebab yang tidak
diketahui. Penyempitan terjadi secara progresif selama beberapa tahun atau
beberapa puluh tahun.
3
4. Regurgitasi Aorta
D. ETIOLOGI
1. Stenosis Mitral
Berdasarkan etiologinya stenosis katup mitral terjadi terutama pada orang tua
yang pernah menderita demam rematik pada masa kanak-kanak dan mereka
tidak mendapatkan antibiotik.
2. Regurgitasi Mitral
4
koroner, penyakit jantung bawaan, trauma dan sebagainya). Di negara
berkembang seperti Indonesia, penyebab terbanyak insufisiensi mitral adalah
demam reumatik.
3. Stenosis Aorta
4. Regurgitasi Aorta
Penyebab terbanyak adalah demam reumatik dan sifilis. Kelainan katub dan
kanker aorta juga bias menimbulkan isufisiensi aorta. Pada isufisiensi aorta
kronik terlihat fibrosis dan retraksi daun-daun katub, dengan atau tanpa
kalsifikasi, yang umumnya merupakan skuele dari demam reumatik.
2. Lemah
3. Cianosis
4. Cepat lelah
5
10. kekuatan nadi melemah, takikardi
1. Stenosis Mitral
Lemah, dyspnea, capek bila ada kegiatan fisik, nocturnal dyspnea, batuk kering,
bronchitis, rales, edema paru-paru, hemoptysis/batuk darah, kegagalan pada
sebelah kanan jantung.
2. Regurgitasi MitraL
Lemah, kehabisan tenaga, berat badan turun, napas sesak bila terjadi kegiatan
fisik, ortopneu, paroxysma noktural dipsneu rales
3. Stenosis Aorta
4. Regurgitasi Aorta
F. PATOFISIOLOGI
6
Disfungsi katup akan meningkatkan kerja jantung. Insufisiensi katup memaksa
jantung memompa darah lebih banyak untuk menggantikan jumlah darah yang
mengalami regurgitasi atau mengalir balik sehingga meningkatkan volume kerja
jantung.
G. KOMPLIKASI
1. Disritmia
2. Bedah jantung
3. Angina pectoris
7
4. Inflamasi jantung
H. PEMERIKSAAN FISIK
1. EKG
2. Foto Thoraks
3. Echocardiography
I. MANAJEMEN PENATALAKSANAAN
1. Stenosis Mitral
2. Regurgitasi Mitral
3. Stenosis Aorta
4. Regurgitasi Aorta
Penggantian katub aorta adalah terapi pilihan, tetapi kapan waktu yang tepat
untuk penggantian katub masih kontroversial. Pembedahan dianjurkan pada semua
8
pasien dengan hipertropi ventrikel kiri tanpa memperhatikan ada atau tidaknnya
gejala lain.
J. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Penurunan curah jantung b/d faktor- faktor mekanis (preload, afterload) s/t
disfungsi katup
2. Kelebihan volume cairan b/d dekompensasi jantung
3. Intoleransi aktifitas b/d menurunnya cadangan jantung
4. Kurang pengetahuan b/d kurangnya informasi tentang proses penyakit
Kriteria Hasil :
Klien akan memperlihatkan curah jantung stabil atau membaik ditandai dengan :
1.Laporan klien tentang perbaikan gejala- gejala
2.Paru-paru dalam keadaan bersih
3.Tanda vital dan pengeluaran urine dalam batas normal
4.Klien dapat melakukan aktifitas kehidupan sehari-hari
Diagnosa 2
9
1. Kaji / pantau masukan dan pengeluaran urine, laporkan bila pengeluaran urine
output setiap hari
2. Auskultasi bunyi jantung dan bunyi nafas setiap 4 – 8 jam
3. Kaji adanya peningkatan atau penurunan tekanan vena jugularis 4.T
imbang BB setiap hari
5. Batasi intake natrium dan cairan
6. Kolaborasi terapi diuretik dan vasodilator sesuai terapi
7. Pantau elektrolit, Hb, dan Ht
Kriteria Hasil ; Keseimbangan cairan dan elektrolit dapat dipulihkan ditandai dengan:
1. Bunyi paru-paru bersih
2. Bunyi S 3 dan S 4 tidak ada
3. BB ideal tercapai
Diagnosa 3
1. Pantau tanda vital minimal setiap 4 jam dan catat gejala-gejala yang menyertainya
2. Pertahankan istirahat di TT sesuai indikasi
3. Identifikasi faktor-faktor yang dapat menyebabkan kelelahan
4 . Lakukan tindakan yang akan memperbaiki aktifitas yang ditoleransi dengan
meminimalkan kelelahan
5. Tingkatkan aktifitas sesuai indikasi
6. Kaji kemajuan aktifitas
Diagnosa 4
1. Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga
2. Jelaskan sifat dan penyebab proses penyakit
3. Diskusikan pentingnya melaporkan tanda dan gejala gagal jantung
4. Jelaskan pentingnya mempertahankan higiene oral
10
5. Jelaskan pentingnya menghindari kelelahan
6. Motivasi klien tentang pentingnya terapi antibiotik
7. Diskusikan tentang obat-obatan klien
8. Jelaskan pentingnya rawat jalan yang terus menerus
Kriteria Hasil :
1. Klien mengungkapkan pengertian tentang penyakitnya dan tindakan pencegahan
yang dapat dilakukan
2. Mengidentifikasi keterbatasan fisik
3. Melaporkan pemakaian obat-obatan yang diresepkan
11