MODUL 7
CONGESTIVE HEART FAILURE (GAGAL JANTUNG KONGESTIF)
1
MODUL PEMBELAJARAN KEP KARDIOVASKULER I
dan pericardium parietal terdapat ruang pericardial, yang berisi 5-20 ml cairan
pericardial. Cairan ini melumasi permukaan pericardial pada saat pericardial saling
bergesek selama jantung berdenyut (Black, 2014).
Katup jantung adalah struktur yang halus dan fleksibel, tersusun atas jaringan
fibrosa yang dilapisi endothelium. Katup memungkinkan aliran darah melalui jantung
berjalan satu arah. Katup membuka dan menutup secara pasif akibat perbedaan
tekanan antara ruang jantung. Katup jantung mempunyai 2 tipe, yaitu tipe
atrioventrikuler yang terdiri atas katup trikuspidalis pada sisi kanan, tersusun atas 3
daun katup dan katup mitral (bicuspid) pada sisi kiri tersusun atas 2 daun katup serta
tipe semi lunaris yang terdiri atas katup aorta dan katup pulmonalis (Black, 2014).
Jantung terdiri atas empat ruang, yaitu dua ruang yang berdinding tipis disebut
atrium (serambi), dan dua ruang yang berdinding tebal disebut ventrikel (bilik).
Atrium kanan berfungsi sebagai penampungan (reservoir) darah yang rendah oksigen
dari seluruh tubuh. Atrium kiri menerima darah yang kaya oksigen dari kedua paru
melalui 4 buah vena pulmonalis. Kemudian darah mengalir ke ventrikel kiri, dan
selanjutnya ke seluruh tubuh melalui aorta. Kedua atrium tersebut dipisahkan oleh
sekat, yang disebut septum atrium. Fungsi ventrikel kanan yaitu menerima darah dari
atrium kanan dan dipompakan ke paruparu melalui arteri pulmonalis. Fungsi ventrikel
kiri menerima darah dari atrium kiri dan dipompakan ke seluruh tubuh melalui aorta.
Kedua ventrikel ini dipisahkan oleh sekat yang disebut septum ventrikel.
2
MODUL PEMBELAJARAN KEP KARDIOVASKULER I
Fisiologi Jantung
Elektrofisiologi
Aktivitas listrik jantung terdiri akibat ion bergerak menembus sel. Perbedaan
muatan listrik yang tercatat dalam sebuah sel mengakibatkan apa yang dinamakan
potensial aksi jantung. Sistem konduktif jantung terdiri dari sinoatrial node,
atrioventrikular noda, bundle his, dan serat punkinje (Smeltzer, 2013).
Hemodinamika Jantung
Prinsip penting yang menentukan arah aliran darah adalah aliran cairan dari
daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Tekanan yang bertanggung
jawab terhadap aliran darah dalam sirkulasi normal dibangkitkan oleh kontraksi otot
ventrikel (Smeltzer, 2013).
Curah Jantung
Curah jantung adalah jumlah darah yang dipompa oleh ventrikel selama 1
menit. Curah jantung pada orang dewasa normal sekitar 5 liter/menit namun sangat
bervariasi, tergantung kebutuhan metabolisme tubuh (Smeltzer, 2013).
3
MODUL PEMBELAJARAN KEP KARDIOVASKULER I
4
MODUL PEMBELAJARAN KEP KARDIOVASKULER I
D. Faktor Risiko
Faktor risiko juga dapat digolongkan menjadi 2 kategori lain yang berbeda, yakni
faktor risiko yang dapat dimodifikasi dan faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi.
Beberapa faktor risiko yang sering ditemukan antara lain kadar kolesterol darah
tinggi, kadar LDL (Low Density Lipoprotein) tinggi, kadar trigliserida tinggi,
hipertensi, diabetes, obesitas, aktivitas fisik yang kurang, serta merokok. Semua
faktor risiko tadi merupakan faktor risiko yang dapat dikontrol, baik dengan
perubahan gaya hidup maupun medikasi. Sedangkan usia tua, jenis kelamin wanita
dan riwayat penyakit jantung pada keluarga merupakan faktor risiko yang tidak dapat
dimodifikasi.
1. Faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi :
a. Usia
Laki-laki yang berusia lebih dari 45 tahun dan wanita yang berusia lebih dari
55 tahun, mempunyai risiko lebih besar terkena penyakit jantung. Faktor usia
tidak dapat dirubah. Lakukan perubahan pada faktor risiko yang lain.
b. Riwayat dalam keluarga ada yang menderita sakit jantung
Adanya riwayat dalam keluarga yang menderita penyakit jantung,
meningkatkan risiko terkena penyakit jantung.Riwayat dalam keluarga juga
tidak dapat dirubah.Namun informasi tersebut sangat penting bagi dokter.Jadi
informasikan kepada dokter apabila orang tua anda, kakek/nenek, paman/bibi,
atau saudara ada yang menderita penyakit jantung.
c. Penyakit Lain
Penyakit lain seperti diabetes, meningkatkan risiko penyakit jantung.
Diskusikan dengan dokter mengenai penanganan diabetes dan penyakit
lainnya.Gula darah yang terkontrol baik dapat menurunkan risiko penyakit
jantung.
2. Faktor Resiko yang dapat dirubah
a. Kolesterol
Kolesterol terdiri dari kolesterol baik dan kolesterol jahat.HDL adalah
kolesterol baik sedangkan LDL adalah kolesterol jahat. Kolesterol total yang
tinggi, LDL tinggi, atau HDL rendah meningkatkan risiko penyakit jantung.
Apabila anda belum mengetahui kadar kolesterol anda, lakukan pemeriksaan
profil lipid. Profil lipid terdiri dari pemeriksaan kolesterol total, HDL, LDL
dan trigliserida.
5
MODUL PEMBELAJARAN KEP KARDIOVASKULER I
E. Komplikasi CHF
Komplikasi dari CHF adalah (Austaryani, 2012) :
1. Edema pulmoner akut
Akumulasi cairan dalam paru yang merupakan efek Backward Failure dan
Congestive Heart Failure.
2. Hiperkalemia
Kondisi dimana jumlah kalium yang terdapat didalam darah lebih tinggi dari 5
mEq/L akibat penurunan ekskresi, asidosis metabolik, katabolisme dan masukan
diit berlebih.
3. Hipertensi
Kondisi tekanan darah tinggi akibat retensi cairan dan natrium serta multifungsi
sistem renin-angiostensin-aldosteron.
4. Anemia
Berkurangnya jumlah sel darah merah atau kandungan hemoglobin didalam darah
akibat penurunan eritropoietin
Smeltzer & Bare (2010) menyatakan bahwa komplikasi dari Congestive Heart Failure
(CHF) adalah :
1. Syok Kardiogenik
Syok kardiogenik merupakan stadium akhir dari gagal jantung kongestif. Lebih
dari 70% klien meninggal akibat dari syok kardiogenik yang disebabkan karena
penurunan kontraksi miokardium dengan penurunan curah jantung, disritmia yang
tidak terdeteksi dan sepsis. Manifestasi klinis antara lain tekanan darah sistolik
jauh dibawah rentang normal klien, nadi cepat, gelisah, dan kulit yang dingin serta
pucat.
7
MODUL PEMBELAJARAN KEP KARDIOVASKULER I
2. Emboli Paru
Emboli paru dapat terjadi karena flebitis dari vena kaki, panggul (thrombosis
vena) atau karena atrial flutter atau fibrilasi. Emboli paru terjadi pada 10% hingga
20% pada waktu tertentu. Gejala emboli paru meliputi nyeri dada, sianosis, napas
pendek dan cepat.
3. Ruptur miokardium
Ruptur miokardium sangat jarang terjadi tetapi, dapat terjadi bila terdapat infark
miokardium, proses infeksi, penyakit perikardium atau disfungsi miokardium lain
yang membuat otot jantung menjadi lemah.
4. Henti jantung
Henti jantung terjadi bila jantung tiba-tiba berhenti berdenyut, akibatnya terjadi
penghentian sirkulasi efektif. Gejalanya adalah terjadi kehilangan kesadaran
mendadak, bunyi jantung tidak terdengar dan pupil mata mulai berdilatasi dalam
45 detik.
2. Aritmia
Pasien dengan gagal jantung kongestif kronik memiliki kemungkinan besar
mengalami aritmia. Hal tersebut dikarenakan adanya pembesaran ruangan jantung
(peregangan jaringan atrium dan ventrikel) menyebabkan gangguan kelistrikan
jantung. Gangguan kelistrikan yang sering terjadi adalah fibrilasi atrium. Pada
keadaan tersebut, depolarisasi otor jantung timbul secara cepat dan tidak
terorganisir sehingga jantung tidak mampu berkontraksi secara normal. Hal
tersebut menyebabkan penurunan cardiac output dan risiko pembentukan trombus
ataupun emboli. Jenis aritmia lain yang sering dialami oleh pasien gagal jantung
8
MODUL PEMBELAJARAN KEP KARDIOVASKULER I
F. Asuhan Keperawatan
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Congestive Heart Failure.
1. Pengkajian Keperawatan
Fokus pengkajian keperawatan untuk klien CHF ditunjukan untukmengobservasi
adanya tanda-tanda dan gejala kelebihan cairan paru dan tanda serta gejala
sistematis. Semua tanda yang mengarah kesana harus dicatat dan dilaporkan
(Smeltzer, 2013).
a. Identitas Klien
Mencakup nama, alamat, umur, jenis kelamin, pekerjaan, dan tingkat
pendidikan.
b. Keluhan Utama
Keluhan utama klien dengan CHF adalah kelemahan saat aktivitas, batuk,
sesak napas,dan perut terasa begah.
c. Riwayat Penyakit Saat Ini
Klien mengatakan dada terasa berat, jantung berdebar-debar, sesak napas
timbul saat aktivitas atau istirahat, batuk, kaki bengkak dan asites serta jumlah
urine menurun.
9
MODUL PEMBELAJARAN KEP KARDIOVASKULER I
10
MODUL PEMBELAJARAN KEP KARDIOVASKULER I
2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan pada data pengkajian, maka diagnosis keperawatan yang terdapat
pada pasien CHF adalah:
a. Penurunan Curah Jantung
Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas,
perubahan preload, perubahan afterload.
b. Hipervolemia berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi, kelebihan
asupan cairan dan keleihan asupan natrium.
c. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi-
perfusi, perubahan membrane alveolys-kapiler.
d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen, kelemahan, dan tirah baring (SDKI, 2017).
11
MODUL PEMBELAJARAN KEP KARDIOVASKULER I
12
MODUL PEMBELAJARAN KEP KARDIOVASKULER I
13
MODUL PEMBELAJARAN KEP KARDIOVASKULER I
4. Implementasi Keperawatan
Pelaksanaan tindakan keperawatan disesuaikan dengan rencana tindakan dan
disesuaikan dengan apa yang dibutuhkan oleh klien.
5. Evaluasi Keperawatan
a. Mengalami penurunan kelelahan dan dispnea.
a) Mampu beristirahat secara adekuat baik fisik maupun emosional.
b) Berada pada posisi yang tepat yang dapat mengurangi kelelahan dan
dispnea.
c) Memenuhi aturan pengobatan.
b. Mengalami penurunan kecemasan
a) Menghindari situasi yang menimbulkan stress.Tidak nenyak dimalam hari
b) Melaporkan penurunan atress dan kecemasaan
c) Mencapai perfusi jaringan yang normal
c. Mampu beristirahat yang cukup
d. Kulit hangat dan kering dengan warna normal
e. Tidak memperlihatkan edema perifer ( Smeltzer, 2013).
G. Patofisiologi
Menurut Brasher, 2007:
14
MODUL PEMBELAJARAN KEP KARDIOVASKULER I
Mekanisme kompensasi
CO atrium turun dan
mengalami kegagalan
tekanan akhir diastolik
meningkat
(bendungan dan
Peningkatan volume darah peningkatan tekanan atrium
sisa kanan)
CONGESTIVE HEART
Bendungan dan peningkatan FAILURE
tekanan pada arteri
pulmonalis
H. Manifestasi Klinis
Menurut Etha Yosi yang dikutip dari
15
MODUL PEMBELAJARAN KEP KARDIOVASKULER I
https://www.google.co.id/search?
q=Etha_Yosy_K_Lap.KTI_Bab2&oq=Etha_Yosy_K_Lap.KTI_Bab2&aqs=chrome..6
9i57j69i60.358j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8# pada 20 Oktober 2017 pukul
13.30, manifestasi klinis gagal jantung bervariasi, tergantung dari umur pasien,
beratnya gagal jantung, etiologi penyakit jantung, ruang-ruang jantung yang terlibat,
apakah kedua ventrikel mengalami kegagalan serta derajat gangguan penampilan
jantung.
Pada penderita gagal jantung kongestif, hampir selalu ditemukan :
1. Gejala paru berupa dyspnea, orthopnea dan paroxysmal nocturnal dyspnea.
a. Dyspnea
Dyspnea atau sesak napas adalah perasaan sulit bernapas ditandai dengan
napas yang pendek dan penggunaan otot bantu pernapasan. Dispnea dapat
ditemukan pada penyakit kardiovaskular, emboli paru, penyakit paru
interstisial atau alveolar, gangguan dinding dada, penyakit obstruktif paru
(emfisema, bronkitis, asma), kecemasan (Price dan Wilson, 2006).
b. Orthopnea
Orthopnea, yang didefinisikan sebagai sesak napas yang terjadi pada posisi
berbaring, biasanya merupakan manifestasi lanjut dari gagal jantung
dibandingkan dyspneu d’effort. Hal ini terjadi akibat redistribusi dari cairan
dari sirkulasi splanchnik dan ektremitas bawah kedalam sirkulasi pusat selama
berbaring, disertai dengan peningkatan tekanan kapiler pulmoner.
16
MODUL PEMBELAJARAN KEP KARDIOVASKULER I
Istilah ini berarti adanya episode akut dari sesak napas yang berat dan batuk
yang biasanya terjadi pada malam hari dan membangunkan pasien dari tidur,
biasanya 1-3 jam setelah pasien tidur. PND dapat bermanifestasi sebagai
batuk-batuk atau wheezing, kemungkinan karena peningkatan tekanan pada
arteri bronchial menyebabkan kompresi saluran udara, disertai dengan edema
pulmoner interstitial yang meyebabkan peningkatan resistensi saluran udara.
Diketahui bahwa orthopnea dapat meringan setelah duduk tegak, sedangkan
pasien PND seringkali mengalami batuk dan wheezing yang persisten
walaupun mereka mengaku telah duduk tegak.
2. Gejala sistemik berupa lemah, cepat lelah, oliguri, nokturi, mual, muntah, asites,
hepatomegali, dan edema perifer
a. Oliguria
17
MODUL PEMBELAJARAN KEP KARDIOVASKULER I
b. Nokturia
Nokturia adalah gangguan kesehatan manusia berupa keinginan buang air kecil
berulang-ulang ketika tidur. Pengidapnya sering terbangun pada malam hari
karena ingin buang air kecil. Nokturia adalah berkemih dua kali atau lebih di
malam hari. Seperti frekuensi, nokturia biasanya dijelaskan dalam beberapa
hal berapa kali seseorang bangun dari tempat tidur untuk berkemih, misalnya,
nokturia 4x. Menunjukkan penurunan kemampuan ginjal untuk memekatkan
urine, gagal jantung, diabetus melitus atau pengosongan kandung kemih yang
tidak tuntas.
c. Asites
Asites adalah penumpukan cairan dalam rongga perut. Cairan itu terjadi karena
berbagai penyakit kronik yang mendasarinya. Penyakit kronik yang paling
sering adalah penurunan fungsi liver yang kronik (sirosis hati). Penyakit lain
yang dapat menimbulkan asites ini adalah penyakit yang menyebabkan kadar
protein albumin turun dari dalam darah, gagal jantung, kuman tuberkulosa
dalam rongga perut,kanker yang menyebar ke dalam rongga perut.
d. Hepatomegali
18
MODUL PEMBELAJARAN KEP KARDIOVASKULER I
EKG pada sebagian besar pasien gagal jantung jantung kongestif sekitar 80-90%
akan memperlihatkan beberapa abnormalitas EKG yaitu terdapat hipermetrovi
LV, left bundle branch block (LBBB), dan aritmia. EKG dapat mengungkapkan
adanya disritmia seperti tachicardi, fibrilasi atrial, hipertrofi bilik jantung dan
iskemi (jika disebabkan AMI), ekokardiogram, hipertrofi atrial atau ventrikuler,
19
MODUL PEMBELAJARAN KEP KARDIOVASKULER I
3. Scan jantung
20
MODUL PEMBELAJARAN KEP KARDIOVASKULER I
21
MODUL PEMBELAJARAN KEP KARDIOVASKULER I
e. Pembatasan aktivitas pada gagal jantung berat, tetapi bila pasien stabil
dianjurkan peningkatan aktivitas secara teratur. Latihan jasmani dapat berupa
jalan kaki 3-5 kali/minggu selama 20-30 menit atau sepeda statis 5
kali/minggu selama 20 menit dengan beban 70-80% denyut jantung
maksimal pada gagal jantung ringan atau sedang.
f. Hentikan rokok dan alkohol
g. Revaskularisasi koroner
h. Transplantasi jantung
i. Kardoimioplasti
j. Digitalisasi
a) Furosemid
22
MODUL PEMBELAJARAN KEP KARDIOVASKULER I
23
MODUL PEMBELAJARAN KEP KARDIOVASKULER I
b) Digoksin
24
MODUL PEMBELAJARAN KEP KARDIOVASKULER I
25
MODUL PEMBELAJARAN KEP KARDIOVASKULER I
DAFTAR PUSTAKA
Aaranson, Philip I&Ward, J.P.(2010). At a Glance Sistem Kardiovaskular.3rd ed. R.
Astikawati,ed. Jakarta: Erlangga
Austaryani, Nessma Putri.(2012). Asuhan Keperawatan pada Tn.J dengan Congestive Heart
Failure (CHF) di Ruang Intensive Cardio Vaskular Care Unit (ICVCU) Rumah
Sakit
dr.Moewardi Surakarta. Surakarta:
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Bare,B.G. & Smeltzer,S.C.(2010). Handbook for Brunner & Suddarth’s Textbook of
Medical-
Surgical Nursing 12th ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins
Black, M.J. & Hawks,J.H.(2014). Buku Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen Klinis
untuk
Hasil yang Diharapkan. Jakarta: Salemba Medika
Bradero, M., Dayrit,M.W. & Siswadi, Y.(2008). Klien dengan Gangguan Kardiovaskular:
Seri
Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC
Brasher.(2007).Aplikasi Klinis Patofisiologis Pemeriksaan dan Manajemen, edisi 2. Jakarta:
EGC
Brown, Diane & Edwards, Helen. (2005). Lewi’s Medical Surgical Nursing: Assessment and
Management of Clinical Problems. Marricksville: Elsevier
Etha Yosi
https://www.google.co.id/search?
q=Etha_Yosy_K_Lap.KTI_Bab2&oq=Etha_Yosy_K_Lap.KTI_Bab2&aqs=chrome..6
9i57j69i60.358j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8# pada 20 Oktober 2017 pukul
13.30
Herman, R.B.(2010). Buku Ajar Fisiologi Jantung. Jakarta: EGC
Kabo,P.(2014).Bagaimana Menggunakan Obat-obatan Kardiovaskular Secara Rasional.
Jakarta: FKUI
Leslie, D. (2004). Cardiovascular Nursing Secret. St Louise Missouri: Mosby
Perki.(2015).Pedoman Tatalaksana Gagal Jantung Kongestif. Jakarta: Centra
Communications
Mansjoer, A dkk. (2007). Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta:
Media Aesculapius
Rubenstein,D., Wayne,D.&Bradley, J.(2007).Lecture Notes Kedokteran Klinis 6th ed. A.
Safitri,ed. Jakarta: Erlangga
Siswanto,B.B., Hersunarti,N., Erwinarto, Barack, R., Pratikto, R.S., Nauli, S. E., & Lubis,
A.C.
(2015). Pedoman Tata Laksana Gagal Jantung Perhimpunan Dokter Spesialis
Kardiovaskular Indonesia, I. Retrieved from
http://www.inheart.org/upload/file/Pedoman_Tatalaksana_Gagal_Jantung_2015.pdf
dikutip pada 28 Oktober 2017 pukul 22.17
Smeltzer,S.C.(2013). Brunner & Suddarth’sHandbook for Brunner & Suddarth’s Textbook of
Medical-Surgical Nursing, USA: Lippincott-Raven
Tim Pokja SDKI DPP PPNI.(2017).Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta:
Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia
26