KONSEP MEDIS
1. Definisi Bronkopneumonia
Menurut Muscary (2005), pneumonia merupakan inflamasi akut pada
parenkim paru yang mengganggu pertukaran udara. Diantara 100 anak, ada 2-
4 anak yang menderita penyakit Pnemonia dan itu lebih sering terjadi selama
akhir musim dingin dan awal musim semi. Pneumonia diklasifikasikan
menurut agen etiologinya. Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan
(KDT) (1998) menyatakan, “pneumonia adalah suatu proses inflamasi atau
peradangan yang diklasifikasikan oleh area yang terlihat yaitu
bronkopneumonia dengan viral sebagai penyebabnya. ”
Berdasarkanletakanatomisdibagimenjadi 3 yaitu pneumonia lobaris,
pneumonia lobularis (bronchopneumonia) dan pneumonia interstitialis
(bronkiolitis).
Bronkopneumonia merupakanproses inflamasi paru yang umumnya
disebabkan oleh agens infeksius, serta mengambarkan pneumonia yang
mempunyai pola penyenaran berbercak, dalam satu atau lebih area
terlokalisasi dalam bronkiolus dan meluas keparenkim paru yang terdekat
(Nursalam, 2005).
Dapat disimpulkan bahwa Brokopneumonia adalah radang paru-paru
yang mengenai pada bronkus yang ditandai dengan adanya bercak-bercak
infiltrat yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur dan benda asing sehingga
kemampuan menyerap oksigen menjadi kurang. Kekurangan oksigen
membuat sel-sel tubuh tidak bisa bekerja dan bisa mengakibatkan kematian.
2. Etiologi
Timbulnya bronkopneumonia adalah bakteri, virus, mikroplasma, jamur
dan protozoa. Bronkopneumonia juga dapat berasal dari aspirasi makanan,
cairan, muntah atau inhalasi kimia, merokok dan gas. Bakteri penyebab
bronkopneumonia meliputi :
1. Bakteri gram positif
a) Streptococcus pneumonia (biasanya disertai influenza dan meningkat
pada penderita PPOM dan penggunaan alkohol).
b) Staphylococcus (kuman masuk melalui darah atau aspirasi, sering
menyebabkan infeksi nasokomial).
2. Bakteri gram negatif
a) Haemaphilius influenza (dapat menjadi penyebab pada anak-anak dan
menyebabkan gangguan jalan nafas kronis).
b) Pseudomonas aerogmosa (berasal dari infeksi luka, luka bakar,
trakeostomi, dan infeksi saluran kemih).
c) Klebseila pneumonia (insiden pada penderita alkoholis).
3. Bakteri anaerob (masuk melalui aspirasi oleh karena gangguan kesadaran,
gangguan menelan).
4. Bakteri atipikal (insiden mengingat pada usia lanjut, perokok dan penyakit
kronis).
4. Patofisiologi
Proses terjadinya bronkopneumonia dimulai dari berhasilnya kuman
pathogen masuk ke cairanmukus dalamjalan nafas. Kuman tersebut berkembang
biak di saluran nafas atau sampai di paru-paru. Bila mekanisme pertahanan seperti
sistem transport mukosilia tidak adekuat, maka kuman berkembang biak secara
cepat sehingga terjadi peradangan di saluran nafas atas, sebagai respon
peradangan akan terjadi hipersekresi mukus dan merangsang batuk.
Mikroorganisme berpindah karena adanya gaya tarik bumi dan alveoli menebal.
Pengisian cairan alveoli akan melindungi mikroorganisme dari fagosit dan
membantu penyebaran organisme ke alveoli lain. Keadaan ini menyebabkan
infeksi meluas, aliran darah di paru sebagian meningkat yang diikuti peradangan
vaskular dan penurunan darah kapiler .
5. Komplikasi
2.6.1 Komplikasi
Komplikasi yang terjadi pada anak yang mengalami bronkopneumonia
terjadi akibat tidak dilakukan pengobatan secara segera. Komplikasi yang
kemungkinanterjadipadadiantaranyasebagaiberikut:
1. Otitis media
Terjadi apabila anak yang mengalami bronkopnemonia tidak segera
diobati sehingga jumlah sputum menjadi berlebih dan akan masuk ke
dalam tuba eustaci sehingga menghalangi masuknya udara ke telinga
tengah.
2. Bronkiektase
Hal ini terjadi akibat bronkus mengalami kerusakan dan timbul
fibrosis juga terdapat pelebaran bronkus akibat tumpukan nanah.
3. Abses Paru
Rongga bronkus terlalu banyak cairan akibat dari infeksi bakteri
dalam paru – paru.
4. Empiema
Anak yang mengalami bronkopneumonia, paru – parunya mengalami
infeksi akibat bakteri maupun virus sehingga rongga pleuranya berisi
nanah.
5.6.2 Prognosis
Prognosis daripenyakitbronkopneumoniayaitudapat sembuh total,
mortalitas kurang dari 1 %, mortalitas bisa lebih tinggi didapatkan pada anak-
anak dengan keadaan malnutrisi energi-protein dan datang terlambat untuk
pengobatan.Interaksi sinergis antara malnutrisi dan infeksi sudah lama
diketahui. Infeksi berat dapat memperjelek keadaan melalui asupan makanan
dan peningkatan hilangnya zat-zat gizi esensial tubuh. Sebaliknya malnutrisi
ringan memberikan pengaruh negatif pada daya tahan tubuh terhadap infeksi.
Kedua-duanya bekerja sinergis, maka malnutrisi bersama-sama dengan
infeksi memberi dampak negatif yang lebih besar dibandingkan dengan
dampak oleh faktor infeksi dan malnutrisi apabila berdiri sendiri.
6. Penatalaksanaan
Terapi dan Tindakan medis
Sebaiknya pengobatan diberikan berdasarkan etiologi dan uji resistensi
tetapi hal ini tidak dapat selalu dilakukan dan memakan waktu yang cukup
lama, maka dalam praktek diberikan pengobatan polifarmasi maka yang
biasanya diberikan:
a. Penisilin 50.000 U/kgBB/hari,ditambah dengan kloramfenikol 50-70
mg/kgBB/hari atau diberikan antibiotik yang mempunyai spektrum luas
seperti ampisilin. Pengobatan ini diteruskan sampai bebas demam 4-5 hari.
b. Pemberian oksigen dan cairan intravena, biasanya diperlukan campuran
glukose 5% dan Nacl 0.9% dalam perbandingan 3:1 ditambah larutan KCL
10 mEq/500 ml/botol infus.
c. Karena sebagian besar pasien jatuh kedalam asidosis metabolik akibat
kurang makan dapat diberikan koreksi sesuai denagn hasil analisa gas
darah arteri.
d. Pasien bronkopnemonia ringan tidak usah dirawat dirumah sakit.
7. Pencegahan
Penyakit bronkopneumonia dapat dicegah dengan cara:
1. Mengobati secara dini penyakit-penyakit yang dapat menyebabkan
terjadinya bronkopneumonia
2. Menghindari kontak dengan penderita penyakit bronkopneumonia
3. Meningkatkan sistem imun terhadap berbagai penyakit saluran nafas
seperti:
a. pola hidup sehat dengan cara makan makanan yang bergizi dan
teratur,menjaga kebersihan, beristirahat yang cukup, serta rajin
berolahraga
b. melakukan vaksinasi seperti: Vaksinasi Pneumokokus, Vaksinasi
H. Influenza, Vaksinasi Varisela yang dianjurkan pada anak
utamanya anak dengan daya tahan tubuh yang rendah, vaksin
influenza yang diberikan pada anak sebelum anak sakit.
8. Pemeriksaan Penunjang
1. Foto polos : digunakan untuk melihat adanya infeksi di paru dan
statuspulmoner
2. Nilai analisa gas darah: untuk mengetahui status kardiopulmoner yang
berhubungan dengan oksigenasi
3. Hitung darah lengkap dan hitung jenis: digunakan untuk menetapkan
adanya anemia, infeksi dan proses inflamasi
4. Pewarnaan gram: untuk seleksi awal anti mikroba
5. Tes kulit untuk tuberkulin: untuk mengesampingkan kemungkinan
terjadi tuberkulosis jika anak tidak berespon terhadap pengobatan
6. Jumlah lekosit: terjadi lekositosis pada pneumonia bacterial. Menurut
Ngastiyah; 1997; 41, pemeriksaan laborat didapatkan leukosit meningkat
mencapai 15.00-40.000/cm3, urine biasanya lebih tua dan terdapat
albuminuria ringan dan pada analisa gas darah tepi menunjukkan
asidosis metabolic dengan atau beberapa lobus
7. Tes fungsi paru: digunakan untuk mengevaluasi fungsi paru, menetapkan
luas dan beratnya penyakit dan membantu memperbaiki keadaan
8. Spirometri statik digunakan untuk mengkaji jumlah udara yang
diinspirasi
9. Kultur darah spesimen darah untuk menetapkan agen penyebab seperti
virus
B. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
2. Keluhan utama
Sebagian besar keluhan utama bronkopneumonia adalah sesak nafas.
Sesak nafas yang muncul akibat dari adanya eksudat yang menyebabkan
sumbatan pada lumen bronkus.
3. Riwayat Penyakit
a. Riwayat penyakit sekarang
Bronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi saluran pernapasan
bagian atas selama beberapa hari. Suhu tubuh dapat naik sangat mendadak
sampai 39-40oC dan kadang disertai kejang karena demam yang tinggi.
b. Riwayat penyakit dahulu
Anak dengan bronkopneumonia sebelumnya pernah menderita
penyakit infeksi yang menyebabkan system imun menurun.
c. Riwayat penyakit keluarga
Terdapat anggota keluarga menderita penyakit paru-paru atau penyakit
infeksi saluran pernafasan yang dapat menularkan kepada anggotanya,
keadaan ini dapat memberikan petunjuk kemungkinan penyakit tersebut
diuraikan.
4. Riwayat Kehamilan
Penyakit bronkopneumoni tidak dipengaruhi oleh adanya gangguan atau
kelainan pada kehamilan/persalinan.
5. Riwayat Tumbuh Kembang
a. Perkembangan
1. Anak merasa sedih karena tidak dapat berkumpul bersama teman
sebayanya
2. Anak memilik keinginan untuk sembuh
3. Anak merasa bosan karena tidak dapat terlalu banyak beraktivitas
b. Pertumbuhan
1. BB anak menurun ½ kg setelah 3 hari dirawat
2. TB anak 98 cm
6. Riwayat Imunisasi
Anak yang tidak mendapatkan imunisasi beresiko tinggi untuk mendapat
penyakit infeksi saluran pernapasan atas atau bawah karena sistem pertahanan
tubuh yang tidak cukup kuat untukmelawan infeksi sekunder.Imunisasi yang
diperlukan, diantaranya; BCG, DPT, Polio, Hepatitis B dan Campak.
7. Riwayat psikososial spiritual
Riwayat psikososial merupakan respon anak terhadap penyakit dan
dampak dari hospitalisasi sesuai dengan tahap perkembangannya yaitu takut
dan menangis bila didekati oleh orang yang tidak dikenal.
8. Pemeriksaan umum
Kesadaran compos mentis sampai koma, keadaan umum lemah
dangelisah, suhu tubuh 39-400C, nadi cepat dan lemah, respirasi cepat dan
dangkal, BB sesuai dengan umur.
9. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik head to toe pada anak dengan bronkopneumonia
menurut Riyadi, 2009:
1. Kepala
a. bentuk kepala
b. warna rambut
c. distribusi rambut
d. ada lesi atau tidak
e. hygiene
f. ada hematoma atau tidak
2. Mata
a. sklera berwarna merah (ada peningkatan suhu tubuh)
b. kaji reflek cahaya
c. konjungtiva anemis atau tidak
d. pergerakan bola mata
3. Telinga
a. simetris atau tidak
b. kebersihan
c. tes pendengaran
4. Hidung
a. ada polip atau tidak
b. nyeri tekan
c. kebersihan
d. pernafasan cuping hidung
e. fungsi penciuman
5. Mulut
a. warna bibir
b. mukosa bibir lembab atau tidak
c. mukosa bibir kering (meningkatnya suhu tubuh)
d. reflek mengisap
e. reflek menelan
6. Dada
a. Paru – paru
Inspeksi : Irama nafas tidak teratur, pernapasan
dangkal,penggunaan otot bantu napas
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Suara paru ronchi
b. Jantung
Inspeksi : Tidak ada pembesaran pada dada sebelah kiri
Perkusi : Suara jantung terdengar redup
Auskultasi : Nada S1 S2 dan lub dup
7. Abdomen
a. Inspeksi : bentuk, lesi
b. Palpasi : Splenomegali, hepatomegali, nyeri tekan, nyeri
lepas, turgor kulit <3 detik
c. Perkusi : Suara abdomen timpani
d. Auskultasi :Bising usus meningkat (normal 4-9x/menit)
8. Ekstremitas
a. pergerakan sendi terbatas (nyeri sendi)
b. kelelahan (malaise)
c. kelemahan
d. CRT <2 detik dan keluhan
9. Genetalia dan anus
a. kelengkap (laki-laki: penis, skrotum; perempuan: labia minora,
labia mayora, klitoris)
b. fungsi BAB
c. fungsi BAK
10. PemeriksaanPenunjang
1. Foto polos : ditemukan adanya infeksi di paru dan statuspulmoner
2. Nilai analisa gas darah: untuk mengetahui status kardiopulmoner yang
berhubungan dengan oksigenasi
3. Hitung darah lengkap dan hitung jenis: ditemukanadanyaproses
inflamasi
4. Pewarnaan gram: untuk seleksi awal anti mikroba
5. Tes kulit untuk tuberkulin: untuk mengesampingkan kemungkinan
terjadi tuberkulosis jika anak tidak berespon terhadap pengobatan
6. Jumlah lekosit: terjadi lekositosis pada pneumonia bacterial. Menurut
Ngastiyah; 1997; 41, pemeriksaan laborat didapatkan leukosit
meningkat mencapai 15.00-40.000/cm3, urine biasanya lebih tua dan
terdapat albuminuria ringan dan pada analisa gas darah tepi
menunjukkan asidosis metabolic dengan atau beberapa lobus
7. Tes fungsi paru: digunakan untuk mengevaluasi fungsi paru,
menetapkan luas dan beratnya penyakit dan membantu memperbaiki
keadaan
8. Spirometri statik digunakan untuk mengkaji jumlah udara yang
diinspirasi
9. Kultur darah spesimen darah untuk menetapkan agen penyebab seperti
virus
11. Pola Fungsi Kesehatan
Mengenai pola fungsi kesehatan anak dengan penyakit
bronkopneumonia meliputi:
1. Aktivitas/istirahatnya yang menimbulkan gejala fatigue dan insomnia,
dengan tanda letargi dan penurunan toleransi terhadap aktivitas.
2. Sirkulasinya yang menimbulkan gejala riwayat gagal jantung kronis,
dengan tanda takikardi dan penampilan keperanan atau pucat.
3. Integritas ego anak dengan bronkopneumonia akan menerima banyak
stressor sehingga menimbulkan maslah finansialnya.
4. Nyeri / Kenyamanan ditandai dengan sakit kepala, nyeri dada
meningkat dan batuk myalgia, atralgia.
5. Anak akan timbul gejala kehilangan nafsu makan,
mual/muntah,riwayat DM dan ditandai dengan distensi abdomen,
hiperaktif bunyi usus, kulit kering dengan turgor buruk dan
penampilan malnutrusi.
6. Anak merasakan sakit kepala pada bagian frontal yang ditandai dengan
adanya perubahan mental.
7. Anak merasakan nyeri pada bagian dada secara meningkat, batuk
myalgia dan atralgia.
8. Pernafasan pada anak dengan bronkopneumonia akan dangkal
menyebabkan pucat atau sianosis bibir/kuku dan menggunakan
bantuan otot aksesori, karena adanya sputum dan pada perkusi
ditemukan pekak diatas area yang konsolidasi, gesekan friksipleural
dengan bunyi nafas menurun atau tak ada di atas area yang terlibat atau
nafasberkeringat, menggigil berulang, gemetar, kemerahan,
mungkinpada kasus rubeda / varisela.
9. Penyuluhan yang ditujukan untuk setiap pasien atau orang lain yang
membutuhkan bantuan.
12. Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d peningkatan produksi sputum
2. Pola nafas tidak efektif b.d hiperventilasi
3. Gangguan pertukaran gas b.d perubahan membran alveolar kapiler
4. Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan demam,
menurunnya intake dan tachipnea
5. Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan
pemasukan atau mencerna makanan atau mengabsorpsi zat-zat gizi
berhubungan dengan faktor biologis, psikologis atau ekonomi
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi
Hasil
1 Bersihan jalan nafas tidak NOC : NIC :
a. Respiratory status : Airway suction
efektif b.d peningkatan produksi
Ventilation a. Pastikan kebutuhan oral / tracheal suctioning
sputum b. Respiratory status : b. Auskultasi suara nafas sebelum dan sesudah suctioning.
Airway patency c. Informasikan pada klien dan keluarga tentang suctioning
c. Aspiration Control d. Minta klien nafas dalam sebelum suction dilakukan.
e. Berikan O2 dengan menggunakan nasal untuk
Kriteria Hasil : memfasilitasi suksion nasotrakeal
a. Mendemonstrasikan batuk f. Gunakan alat yang steril sitiap melakukan tindakan
efektif dan suara nafas g. Anjurkan pasien untuk istirahat dan napas dalam setelah
yang bersih, tidak ada kateter dikeluarkan dari nasotrakeal
sianosis dan dyspneu h. Monitor status oksigen pasien
(mampu mengeluarkan i. Ajarkan keluarga bagaimana cara melakukan suksion
sputum, mampu bernafas j. Hentikan suksion dan berikan oksigen apabila pasien
dengan mudah, tidak ada menunjukkan bradikardi, peningkatan saturasi O2, dll.
pursed lips)
b. Menunjukkan jalan nafas Airway Management
yang paten (klien tidak a. Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau jaw thrust
merasa tercekik, irama bila perlu
nafas, frekuensi pernafasan b. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
dalam rentang normal, c. Identifikasipasienperlunyapemasanganalatjalannafasbuatan
tidak ada suara nafas d. Pasang mayo bila perlu
abnormal) e. Lakukanfisioterapi dada jikaperlu
c. Mampu f. Keluarkansekretdenganbatukatausuction
mengidentifikasikan dan g. Auskultasisuaranafas, catatadanyasuaratambahan
mencegah factor yang h. Lakukansuctionpada mayo
dapat menghambat jalan i. Berikanbronkodilator bila perlu
nafas j. BerikanpelembabudaraKassabasahNaClLembab
k. Aturintakeuntukcairanmengoptimalkankeseimbangan.
l. Monitor respirasi dan status O2
Nutrition Monitoring
a. BB pasien dalam batas normal
b. Monitor adanya penurunan berat badan
c. Monitor tipe dan jumlahaktivitas yang biasadilakukan
d. Monitor interaksi anak atau orangtua selama makan
e. Monitor lingkungan selama makan
f. Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam
makan
g. Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
h. Monitor turgor kulit
i. Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah
j. Monitor mual dan muntah
k. Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht
l. Monitor makanan kesukaan
m. Monitor pertumbuhan dan perkembangan
n. Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan
konjungtiva
o. Monitor kalori dan intake nuntrisi
p. Catatadanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah dan
cavitas oral.
q. Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet
a. Evaluasi
Pasien mampu:
a. Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak
ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu
bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips)
b. Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik,
irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada
suara nafas abnormal)
c. Mampu mengidentifikasikan dan mencegah factor yang dapat
menghambat jalan nafas
d. Tanda-tanda vital dalam rentang normal (tekanan darah, nadi,
pernafasan)
e. Memelihara kebersihan paru paru dan bebas dari tanda tanda distress
pernafasan
f. Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit,
kondisi, prognosis dan program pengobatan
g. Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan
secara benar
h. Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan
perawat/tim kesehatan lainnya
DAFTAR PUSTAKA