DISUSUN OLEH :
ADHE IRAWAN
D0018002
Outcome :
Meningkatnya jumlah kunjungan ke rumah sakit dengan
ketidakseimbangan antara proporsi pasien dengan ketersediaan ruang
rawat inap berdampak pada bertambahnya masa rawat pasien dan
kepadatan (overcrowding) jumlah pasien di IGD. Rekomendasi
internasional untuk LOS di ruang gawat darurat yaitu <8 jam. Di
Indonesia sendiri penerapan standar lama waktu rawat inap di IGD
pada pasien baik emergency dan non urgent yaitu 6-8 jam (Depkes,
2011). Semakin lama pemanjangan lama rawat inap access block
maka semakin tinggi pula resiko perburukan pasien. Perburukan
pasien access block dapat menyebabkan keadaan yang mengancam
nyawa pasien, ditandai dengan abnormalitas tanda – tanda vital dan
tanda – tanda klinis lainnya. Hasil yang diharapkan adalah
pendeteksian dini spesifik menggunakan vitalpac early warning
scoring dapat mengetahui perburukan pasien sehingga akan
memperbaiki kondisi pasien.
2. Referensi Terakreditasi Jurnal Kesehatan Mesenchephalon Vol 3, No 2 (2017) ;
www.garuda.ristekdikti.go.id/journal/article
3. Relevansi dengan fenomena Perburukan pasien access block dapat menyebabkan keadaan yang
masalah mengancam nyawa pasien. Perburukan pasien diantaranya
abnormalitas tanda – tanda vital pasien dan tanda – tanda klinis
lainnya. Kesenjangan yang ada yaitu perawat stagnan sudah
mengobservasi tanda – tanda vital pasien access block namun belum
menggunakan skoring dari tanda – tanda vital pasien untuk
menentukan ada atau tidaknya perburukan pasien.
4. Kemutahiran Early Warning Scoring telah digunakan di beberapa negara dan
beberapa studi validasi di belanda. Sedangkan di Indonesia sudah ada
Rumah Sakit yang mengaplikasikan EWS tersebut diantaranya RSUD
Wiradadi Husada Sokaraja yang tertuang pada Keputusan Direktur
tentang pemberlakuan pelaksanaan Early Warning System, RSUD
Muntilan dan RSUP DR. Sardjito Yogyakarta.
5. Kelengkapan Aspek Vitalpac Early Warning Scoring merupakan salah satu bentuk dari
EWS. Vitalpac Early Warning Scoring adalah sebuah sistem skoring
fisiologis yang berfokus pada pendeteksian dini sebelum perburukan
itu terjadi sehingga diharapkan dengan tatalaksana yang lebih dini,
kondisi yang mengancam jiwa dapat tertangani lebih cepat atau
bahkan dapat dihindari sehingga output yang dihasilkan lebih baik.
Parameter yang digunakan dalam ViEWS meliputi frekuensi nadi,
tekanan darah sistolik, frekuensi pernapasan, suhu tubuh, GCS,
saturasi oksigen dan penggunaan oksigen. Setiap poin diberi nilai 0,
1,2, dan 3. Vitalpac Early Warning Scoring mempunyai skor antara 0
– 21. Total penjumlahan poin tersebut dikategorikan sangat rendah
jika 0, rendah jika berjumlah 1-4 skor, sedang 5-6 skor dan tinggi jika
> 7 skor. Semakin tinggi nilai dari hasil skoring maka semakin tinggi
juga pasien beresiko mengalami perburukan. Hasil dari skoring
tersebut sangat berpengaruh terhadap respon klinis yang diberikan.
Untuk memperoleh jumlah skor EWS :
1. Catat pengamatan tanda vital keseluruhan pada pasien
2. Setiap pengamatan individu dinilai sesuai dengan kriteria
yang diuraikan dibawah ini
3. Jumlahkan skor untuk setiap pengamatan untuk mencapai
skor total
Skor
Parameter
3 2 1 0 1 2 3
RR ≤8 9-11 12-20 21-24 ≥25
SPO2 (%) ≤ 91 92-93 94-95 ≥96
SBP ≤ 90 91-100 101- 111-249 ≥250
(mmHg) 110
Pulse ≤ 40 41-50 51-90 91-110 111-130 ≥131
AVPU/ GCS Alert/15 Verbal
Pain
Unresponsive/
≤ 14
Temp ( C) o
≤35 35.1 36.1-38 38-39 ≥39
36.0
Inspired O2 Udara Penggunaan
bebas Oksigen
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa TTV tidak secara konsisten dikaji, dicatat dan
diinterpretasikan penyebab hal ini adalah:
1. Tingginya beban kerja
2. Menurunnya kesadaran terhadap pentingnya monitoring TTV
3. Tidak jelasnya kewenangan dalam pengambilan keputusan (Rose, 2010)
Berdasarkan hal tersebut maka perlu adanya suatu mekanisme untuk meningkatkan
mutu pemantauan TTV terutama dalam menginterpretasikan, tindak lanjut dan deteksi
dini terhadap hasil monitoring. Deteksi dini spesifik yang dapat digunakan di IGD untuk
mengetahui perburukan pasien adalah Vitalpac Early Warning Scoring.
Early Warning System merupakan salah satu deteksi dini kewaspadaan untuk
memprediksi adanya perburukan. Melakukan pengawasan yang tersistem dan penilaian
sedini mungkin dengan adanya tanda kegawatan akan memperbaiki kondisi pasien.
Vitalpac Early Warning Scoring merupakan salah satu bentuk dari EWS. Vitalpac Early
Warning Scoring merupakan sebuah sistem skoring fisiologis yang berfokus pada
pendeteksian dini sebelum perburukan itu terjadi sehingga diharapkan dengan
tatalaksana yang lebih dini, kondisi yang mengancam jiwa dapat tertangani lebih cepat
atau bahkan dapat dihindari sehingga output yang dihasilkan lebih baik. Parameter yang
digunakan dalam ViEWS meliputi frekuensi nadi, tekanan darah sistolik, frekuensi
pernapasan, suhu tubuh, GCS, saturasi oksigen dan penggunaan oksigen. Vitalpac Early
Warning Scoring sangat efektif digunakan untuk deteksi dini.
Skor
Parameter
3 2 1 0 1 2 3
RR ≤8 9-11 12-20 21-24 ≥25
SPO2 (%) ≤ 91 92-93 94-95 ≥96
SBP (mmHg) ≤ 90 91-100 101-110 111-249 ≥250
Pulse ≤ 40 41-50 51-90 91-110 111-130 ≥131
AVPU/ GCS Alert/15 Verbal
Pain Unresponsive/ ≤ 14
Temp (oC) ≤35 35.1 36.0 36.1-38 38-39 ≥39
Inspired O2 Udara bebas Penggunaan Oksigen
Vitalpac Early Warning Scoring mempunyai skor antara 0 – 21. Semakin tinggi nilai
dari hasil skoring maka semakin tinggi juga pasien beresiko mengalami perburukan.
Hasil dari skoring tersebut sangat berpengaruh terhadap respon klinis yang diberikan.