DI SUSUN OLEH :
Lilis kurniati
2106311614401078
2. Etiologi
2.Tirah baring
3.Kelemahan
4.Imobilitas
3. Manfestasi Klinis
Menurut (Tim Pokja SDKI, 2016) bahwa gejala dan tanda intoleransi aktivitas:
a. Gejala mayor
4. Pemeriksaan Diagnostik
4) Pemeriksaan tambahan.
5. Penatalaksanaan
1. Terapi
Kerja sama medis interdisplin dan partipasi kepada pasien dan keluarga pasien
b. Edukasi pada pasien dan keluarga mengenai bahaya tirah baring lama,
pasien.
danelektrolit yang mungkin terjadi pada kasus imobilisasi, serta penyakit; kondisi
penyetara lainnya.
medisterjadi meliputi latihan mobilitas di tempat tidur, latihan gerak sendi (pasif,
berdiridan ambulasi.
6. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita bila intoleransi aktivitas yang
diakibatkan karena penyakit gagal jantung kongestif tidak ditangani adalah atrofi
otot. Atrofi otot merupakan keadaan di mana otot menjadi mengecil karena tidak
terpakai dan pada akhirnya serabut otot akan diinfiltrasi dan diganti dengan
Atrofi otot, otot yang dipergunakan dalam waktu lama akan kehilangan sebagian
1. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu
kebutuhan individu. Oleh karena itu, pengkajian yang benar, akurat, lengkap dan
sesuai dengan kenyataan sangat penting sebagai data untuk merumuskan diagnosis
individu yang sesuai dengan standar praktik yang telah ditentukan. Terdapat dua
tipe data pada pengkajian keperawatan yaiu data subjektif dan data objektif. Data
subjektif adalah data yang didapatkan dari klien sebagai suatu pendapat terhadap
situasi dan kejadian. Data tersebut didapat melalui suatu interaksi atau
klien, perasaan, dan ide tentang status kesehatannya. Data yang diperoleh sumber
lainnya, seperti keluarga, konsultan dan profesi kesehatan lainnya juga dapat
dikategorikan data
subjektif jika didasarkan pada pendapat klien. Sedangkan data objektif adalah data
yang dapat diobservasi dan diukur oleh perawat. Data ini diperoleh melalui
smell), dan HT (Hearing, Touching). Selain itu yang termasuk data objektif adalah
frekuensi pernafasan, tekanan darah, adanya edema, dan berat badan. (Nursalam,
2008) Pengkajian pada klien dengan gagal jantung merupakan salah satu aspek
penting dalam proses keperawatan. Hal ini penting untuk merencanakan tindakan
selanjutnya. Perawat mengumpulkan data dasar mengnai informasi status terkini
berhubungan dengan tanda dan gejala. Terjadi kelemahan fisik secara umum,
1. Identitas Klien
Meliputi nama, tempat dan tanggal lahir, jenis kelamin, status kawin, agama,
2. Keluhan Utama
biasa dan khas pada pasien gagal jantung kongestifadalah dispnea (sesak
5. Pemeriksaan Fisik
berikut :
berikut :
b. Kelelahan.
2) Sirkulasi
a. Riwayat hipertensi, infark miokard baru atau akut, episode gagal jantung
ventrikel.
f. Denyut : nadi perifer berkurang, nadi sentral teraba kuat, misalnya pada
3) Integritas ego
yaitu :
4) Eliminasi
berkemih disiang hari dan peningkatan frekuensi berkemih pada malam hari
5) Makanan/cairan
Pada pemeriksaan fisik makanan dan cairan memiliki gejala sebagai
berikut :
a. Riwayat diet tinggi garam dan makanan olahan, lemak, gula, serta kafein.
c. Mual muntah.
berikut :
6) Hygiene
7) Neuronsensori
8) Nyeri/ketidaknyamanan
nyeri dada, angina akut atau angina kronis, dan nyeri otot. Pada
pemeriksaan fisik nyeri/ketidaknyamanan memiiki tanda seperti
9) Pernapasan
a. Takipnea
b. Napas dangkal.
dan mengi.
10) Keamanan`
Kedokteran. EGC.
Guyton AC & Hall JE, 2014. Buku Ajar Fisiologi kedokteran. Edisi 12.
Bedah