Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN KASUS KRITIS (ICU)

Nama Mahasiswa : Devi Fitriyani


Semester : 2
Tempat Praktek : ICU RSAM
Kasus : Stemi inferior

A. Gambaran Kasus
1. Definisi
ST Elevasi Miokard Infark (STEMI) adalah rusaknya bagian otot jantung secara permanen
akibat insufisiensi aliran darah koroner oleh proses degeneratif maupun di pengaruhi oleh
banyak faktor dengan ditandai keluhan nyeri dada, peningkatan enzim jantung dan ST
elevasi pada pemeriksaan EKG (Subagjo et al., 2015; Sylvana, 2008).
STEMI adalah cermin dari pembuluh darah koroner tertentu yang tersumbat total sehingga
aliran darahnya benar- benar terhenti, otot jantung yang dipendarahi tidak dapat nutrisi-
oksigen dan mati (Sylvana, 2015). STEMI Inferior di tandai dengan adanya segmen ST yang
mengalami elevasi pada lead II, III, dan AVF.

2. Gambaran Klinis (pengkajian)


a. Tanda & Gejala Umum
1. Keluhan utama klasik : nyeri dada sentral yang berat , seperti rasa terbakar, ditindih
benda berat, seperti ditusuk, rasa diperas, dipelintir, tertekan yang berlangsung ≥ 20
menit, tidak berkurang dengan pemberian nitrat, gejala yang menyertai : berkeringat,
pucat dan mual, sulit bernapas, cemas, dan lemas.
2. Nyeri membaik atau menghilang dengan istirahat atau obat nitrat.
3. Kelainan lain: di antaranya atrima, henti jantung atau gagal jantung akut.
4. Bisa atipik:
a. Pada manula: bisa kolaps atau bingung.
b. Pada pasien diabetes: perburukan status metabolik atau atau gagal jantung bisa
tanpa disertai nyeri dada (Elizabeth, 2008; Subagjo et al., 2011).

b. Tanda & Gejala Kegawatdaruratan (ABCD)


1) Airway (A)
a) Mengenali adanya sumbatan jalan napas
b) Peningkatan sekresi pernapasan
c) Bunyi nafas krekels, ronki dan mengi
d) Jalan napas adanya sputum, secret, lendir, darah, dan benda asing
e) Jalan napas bersih atau tidak

Logbook mahasiswa_KGD_Poltekkes_Tanjungkarang | 2
2) Breathing (B)
a) Distress pernapasan : pernapasan cuping hidung, takipneu/bradipneu, retraksi.
b) Frekuensi pernapasan : cepat
c) Sesak napas atau tidak
d) Kedalaman Pernapasan
e) Retraksi atau tarikan dinding dada atau tidak
f) Reflek batuk ada atau tidak
g) Penggunaan otot Bantu pernapasan
h) Penggunaan alat Bantu pernapasan ada atau tidak
i) Irama pernapasan : teratur atau tidak
j) Bunyi napas Normal atau tidak

3) Ciculation (C)
a) Penurunan curah jantung : gelisah, letargi, takikardia
b) Sakit kepala
c) Gangguan tingkat kesadaran : ansietas, gelisah, kacau mental, mengantuk
d) Papiledema
e) Penurunan haluaran urine

4) Disablity (D)
a) Keadaan umum : GCS, kesadaran, nyeri atau tidak
b) Adanya trauma atau tidak pada thorax
c) Riwayat penyakit dahulu / sekarang
d) Riwayat pengobatan
e) Obat-obatan / Drug

c. Tes Diagnostik (pemeriksaan penunjang)


1. EKG (elektrokardiogram): untuk mengukur kecepatan dan keteraturan denyut
jantung, EKG : Hipertrofi atrial atau ventrikuler, penyimpangan aksis, iskemia san
kerusakan pola mungkin terlihat. Disritmia mis : takhikardi, fibrilasi atrial. Kenaikan
segmen ST/T persisten 6 minggu atau lebih setelah imfark miokard menunjukkan
adanya aneurime ventricular.
2. Echokardiogram: menggunakan gelombang suara untuk mengetahui ukuran dan
bentuk jantung, serta menilai keadaan ruang jantung dan fungsi katup jantung. Sangat
bermanfaat untuk menegakkan diagnosis gagal jantung.
3. Foto rontgen dada: untuk mengetahui adanya pembesaran jantung, penimbunan
cairan di paru-paru atau penyakit paru lainnya.
4. Laboratorium : tes darah BNP (untuk mengukur kadar hormon BNP/B-type
natriuretic peptide yang pada gagal jantung akan meningkat), enzim jantung (CK-
MB, Troponin, LDH), analisa gas darah
5. Sonogram : dapat menunjukkan dimensi pembesaran bilik, perubahan dalam
Logbook mahasiswa_KGD_Poltekkes_Tanjungkarang | 3
fungsi/struktur katub atau area penurunan kontraktilitas ventricular.
6. Scan jantung : tindakan penyuntikan fraksi dan memperkirakan pergerakan dinding.
7. Kateterisasi jantung : Tekanan normal merupakan indikasi dan membantu
membedakan gagal jantung sisi kanan verus sisi kiri, dan stenosi katup atau
insufisiensi, juga mengkaji potensi arteri kororner. Zat kontras disuntikkan kedalam
ventrikel menunjukkan ukuran bnormal dan ejeksi fraksi/perubahan kontrktilitas

Logbook mahasiswa_KGD_Poltekkes_Tanjungkarang | 4
3. Patofisiologi / Pathway (Gambar/Bagan)

Logbook mahasiswa_KGD_Poltekkes_Tanjungkarang | 5
B. Diagnosis Keperawatan/Masalah Keperawatan
1. Penururnan curah jantung berhubungan dengan perubahan preload
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen

No Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi


Keperawatan
1 Penururnan curah Setelah dilakukan tindakan
1. Identifikasi tanda/gejala
jantung b.d keperawatan di harapkan primer penurunan curah
perubahan preload penururnan curah jantung jantung (kelelahan,
menurun dengan kriteria edema)
hasil : 2. Identifikasi tanda/gejala
a. Lelah menurun sekunder penurunan curah
b. Edema menurun jantung (distensi vena
c. Ditensi vena jugularis jugularis, kulit pucat
menurun 3. Monitor TD
4. Monitor intake dan output
cairan
5. Monitor saturasi oksigen
6. Posisikan pasien semi
fowler Berikan diet
jantung yang sesuai
(batasi asupan kafein
kolesterol, makanan tinggi
lemak)
7. Berikan oksigen untuk
mempertahankan saturasi
oksigen >94%
8. Anjurkan aktivitas fisik
sesuai toleransi Anjurkan
aktivitas fisik secara
bertahap
9. Ajarkan pasin dan
keluarga mengukur intake
dan output cairan
2 Nyeri akut Setelah dilakukan asuhan 1. Identifikasi lokasi,
berhubungan keperawatan selama karakteristik, durasi,
dengan agen diharapkan tingkat nyeri frekuensi, kualitas,
pencedera pada pasien menurun intensitas nyeri
fisiologis dengan kriteria hasil : 2. Identifikasi skala nyeri
Logbook mahasiswa_KGD_Poltekkes_Tanjungkarang | 6
a. Nyeri berkurang 3. Identifikasi respon nyeri
b. Pasien tidak mengeluh nonverbal
nyeri 4. Identifikasi factor yang
c. Pasien tampak tenang memperingan dan
d. Pasien dapat tidur dengan memperberat nyeri
tenang 5. Identifikasi budaya
e. Nadi dalam rentan terhadap respon nyeri
normal 80-120x/menit 6. Identifikasi pengaruh
nyeri terhadap kualitas
hidup pasien
7. Monitor efek samping
penggunaan analgetik
8. Monitor keberhasilan
terapi komplementer yang
sudah diberikan
9. Fasilitasi istirahat tidur
10. Kontrol lingkungan yang
memperberat nyeri
( missal: suhu ruangan,
pencahayaan dan
kebisingan).
11. Beri teknik non
farmakologis untuk
meredakan nyeri
12. Jelaskan penyebab,
periode dan pemicu nyeri
3 Intoleransi Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor kelelahan fisik
aktivitas b.d keperawatan diharapkan 2. Monitor pola dan jam
ketidakseimbangan pasien dapat beraktivitas tidur Sediakan lingkungan
antara suplai dan yang dibuktikan indikator nyaman dan rendah
kebutuhan oksigen sebagai berikut Kriteria stimulus
hasil : 3. Berikan aktivitas distraksi
a. Saturasi oksigen yang menenangkan
meningkat Anjurkan tirah
b. Pasien dapat dengan 4. Anjurkan melakukan
mudah melakukan aktivitas secara bertahap
aktivitas sehari-hari Ajarkan strategi koping
c. Dispnea pada saat untuk mengurangi
beraktivitas dapat kelelahan.
berkurang
d. Kelemahan dapat
berkurang
e. Hasil EKG normal
Logbook mahasiswa_KGD_Poltekkes_Tanjungkarang | 7
C. Daftar Rujukan/Referensi:
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016/2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Jakarta.: DPP, PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018/2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia.
Jakarta: DPP, PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta:
DPP, PPNI
Muttaqin, Arif. (2013). Asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem
kardiovaskuler dan hematologi. Jakarta: Salemba Medika.
Morton G.P. (2012). Keperawatan Kritis, Edisi 2. Jakarta: EGC Tamsuri
Rahmawati. (2016). Laporan Pendahuluan ST Elevasi Miokard Infark.
https://www.scribd.com/doc/261678573/Icu-Lp-Stemi

Logbook mahasiswa_KGD_Poltekkes_Tanjungkarang | 8

Anda mungkin juga menyukai