Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEPERAWATAN PALIATIF PADA PASIEN GAGAL JANTUNG

Kelompok 13
M. Ridho Pangestu
Syukma Rhamadani N.F
Widya Nandini Lestari

Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan


Kalimantan Timur Prodi Profesi NERS
2021
Latar Belakang
 Risiko terjadinya gagal jantung semakin meningkat
sepanjang waktu. Menurut data WHO 2013, 17,3 juta
orang meninggal akibat gangguan kardiovaskular pada
tahun 2008 dan lebih dari 23 juta orang akan meninggal
setiap tahun dengan gangguan kadiovaskular (WHO,
2013). Lebih dari 80% kematian akibat gangguan
kardiovaskular terjadi di negara-negara berpenghasilan
rendah dan menengah (Yancy, 2013).
Definisi
 Perawatan paliatif (dari bahasa Latin''palliare,''untuk jubah) adalah setiap bentuk
perawatan medis atau perawatan yang berkonsentrasi pada pengurangan keparahan
gejala penyakit, daripada berusaha untuk menghentikan, menunda, atau sebaliknya
perkembangan dari penyakit itu sendiri atau memberikan menyembuhkan.

Tujuannya adalah untuk mencegah dan mengurangi penderitaan dan meningkatkan


kualitas hidup orang menghadapi yang serius, penyakit yang kompleks

 Gagal jantung adalah keadaan di mana jantung tidak mampu memompa darah untuk
mencukupi kebutuhan jaringan melakukan metabolisme dengan kata lain, diperlukan
peningkatan tekanan yang abnormal pada jantung untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme jaringan (Harrison, 2013; Saputra, 2013).
KLASIFIKASI GAGAL JANTUNG

New York Heart Association (NYHA) membuat klasifikasi fungsional dalam 4 kelas meliputi :

1. Kelas I : Bila pasien dapat melakukan aktifitas berat tanpa keluhan

2. Kelas II : Bila pasien tidak dapat melakukan aktifitas lebih


berat atau aktivitas sehari - hari

3. Kelas III : Bila pasien tidak dapat melakukan aktifitas sehari-hari


tanpa keluhan

4. Kelas IV : Bila pasien sama sekali tidak dapat melakukan


aktifitas apapun dan harus tirah baring (Mansjoer dan Triyanti,
2007)
MANIFESTASI KLINIK
1. Peningkatan volume intravaskular (gambaran dominan)
2. kongesti jaringan

3. peningkatan desakan vena pulmonal (edema pulmonal) ditandai


oleh batuk dan sesak nafas.

4. peningkatan desakan vena sistemik seperti yang terlihat pada


edema perifer umum dan penambahan berat badan.

5. penurunan curah jantung dengan disertai pening, kekacauan


mental, keletihan, intoleransi jantung terhadap latihan, ekstremitas
dingin dan oliguria(Jayanthi Niken,2010).
KOMPLIKASI
  

1. Kematian
2. Edema pulmoner akut
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Dongoes (2000) pemeriksaan penunjang yang dapat d ilakukan untuk
menegakkan diagnosa CHF yaitu:
1. Elektro kardiogram (EKG)
 Hipertropi atrial atau ventrikule r, penyimpangan aksis, iskemia,
disritmia, takikardi, fibrilasi atrial.
2. Skan jantung
 Tindakan penyuntikan fraksi dan memperkirakan gerakan dinding .

3. Sonogram (ekocardiogram, ekokardiogram dopple)


 Dapat menunjukkan dimensi pembesaran bilik, perubahan dalam
fungsi/struktur katup, atau area penurunan kontraktili tas ventrikular.
4. Kateterisasi jantung
 Tekanan abnormal merupakan indikasi dan membantu membedakan gagal
jantung kanan dan gagal jantung kiri dan stenosis katup atau insufisiensi.
5. Rongent dada
 Dapat menunjukkan pembesaran jantung, bayangan mencerminkan dilatasi
atau hipertropi bilik, atau perubahan dalam pembuluh darah abnormal.
6. Enzim hepar
 Meningkat dalam gagal / kongesti hepar.
7. Elektrolit
 Mungkin berubah karena perpindahan cairan / penurunan fungsi ginjal,
terapi diuretik.
8. Oksimetri nadi
 Saturasi Oksigen mungkin rendah terutama jika gagal jantung kongestif
akut menjadi kronis.
9. Analisa gas darah (AGD)
 Gagal ventrikel kiri ditandai dengan alkaliosis respiratori
ringan (dini) atau hipoksemia dengan peningkatan PCO2
(akhir).

10. Blood ureum nitrogen (BUN) dan kreatinin


 Peningkatan BUN menunjukkan penurunan fungsi ginjal.
Kenaikan baik BUN dan kreatinin merupakan indikasi gagal
ginjal.

11. Pemeriksaan tiroid


 Peningkatan aktifitas tiroid menunjukkan hiperaktifitas tiroid
sebagai pre pencetus gagal jantung.
PENATALAKSANAAN MEDIK

1. Meningkatkan oksigenasi dengan


pemberian oksigen dan menurunkan 4.Diet dan aktivitas, pasien – pasien
konsumsi O2 melalui pembatsan aktifitas
sebaiknya membatasi garam (2 gr natrium
atau dengan istirahat

2. Memperbaiki kontraktilitas otot jantung


atau 5 gr garam). Pada gagal jantung

a. Mengatasi berat dengan pembatasan aktifitas, tetapi


keadaan yang reversible termasuk
bila pasien stabil dianjurkan peningkatan
miksedema dan aritmia
b. Digitalisasi
aktifitas secara teratur.
3. Koreksi sebab – sebab yang dapt 5.Terapi beta bloker
diperbaiki , penyebab – penyebab utama
yang dapt diperbaiki adalah lesi katup 6.Transplantasi jantung
jantung, iskemia miokard, aritmia, depresi
7.Kardiomioplasti
miokardium diinduksi alcohol, pirau
intrakrdial dan keadaan output tinggi.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
a.Identitas Pasien
b.Keluhan Utama
c.Riwayat Penyakit saat ini 2. Diagnosa
d.Riwayat Penyakit dahulu
a. Nyeri dada akut Penurunan suplai
e.Riwayat Penyakit Keluarga darah kemiokardikum
f.Riwayat Pekerjaan/Kebiasaan b. Gangguan Pertukaran gas Edema pada
g.Kebutuhan Bio-Psiko-Spiritual paru (Perubahan membrane kapiler-
alveolar)
h.Pemeriksaan Fisik
c. Ansietas penyakit terminal
3. Intervensi

 Nyeri dada akut


Tujuan :
 Gangguan Pertukaran Gas
setelah dilakukan Tindakan
Tujuan :
keperawatan diharapkan masalah
nyeri teratasi Setelah dilakukan Tindakan
Keperawatan diharapkan masalah
Kriteria Hasil :
gangguan pertukaran gas teratasi
a) Penurunan rasa nyeri Kriteria Hasil :  Ansietas
b) Tanda vital normal a) Tanda vital Normal Tujuan :
c) Wajah rileks b) Sesak Napas berkurang Setelah dilakukan Tindakan
d) Tidak Terjadi penurunan perfusi c) Tidak ada penggunaan otot bantuKeperawatan diharapkan masalah
napas kecemasan teratasi

d) Analisa gas darah normal Kriteria Hasil :


Mengungkapkan ketakutannya yang
berhubungan dgn gangguan,
menceritakan tentang efek
gangguan pada fungsi normal,
tanggung jawab, peran dan gaya
4. Evaluasi
a.Nyeri Dada Pasien Teratasi
b.Sesak Nafas Pasien Teratasi
c.Ansietas Pasien Berkurang
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai