Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 1997,


Angka kematian Ibu di Indonesia masuh tinggi yaitu 334 per 100.000 kelahiran
hidup, sedangkan Angka Kematian Bayi baru Lahir sebesar 25 per 1000 kelahiran
hidup. Sebagian besar penyebab kematian dapat dicegah dengan penanganan yang
adekuat. Salah satu faktor penting dalam upaya penurunan angka kematian tersebut
adalah pelayanan maternal dan neonatal yang berkualitas dekat dengan masyarakat
difokuskan pada tiga pesan kunci Making Pergnancy Safer, yaitu setiap persalinan
ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih, setiap komplikasi obstetri dan neonatal
mendapat pelayanan yang adekuat dan setiap wanita usia subur mempunyai akses
terhadap pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi
keguguran. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan petugas kesehatan dalam menolong persalinan.
Adanya perubahan paradigma menunggu terjadinya dan menangani komplikasi
menjadi pencegahan terjadinya komplikasi, diharapkan dapat memberikan konstribusi
dalam penurunan angka kematian ibu dan bayi baru lahir (Depkes RI, 2008).
Departemen kesehatan menargetkan pengurangan angka kematian ibu dari
26,9 persen menjadi 26 persen per 1000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi
berkurang dari 248 menjadi 206 per 100 ribu kelahiran yang dicapai pada tahun 2009.
Sementara angka harapan hidup berkisar rata-rata 70,6 tahun. Hal ini disampaikan
oleh mantan Menteri Kesehatan RI Dr Siti Fadilah Supari dalam memberikan pidato
sambutan yang dibacakan oleh Kepala Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM
Kesehatan, Depkes, Dra Nasirah Bahaudin MM. Supari menyebutkan, angka
kematian ibu dan bayi mengalami penurunan yang cukup signifikan dari tahun 2004
sampai tahun 2007. Di tahun 2007, angka kematian bayi mencapai 26,9 persen per
1000 kelahiran hidup dan angka kematian ibu berkisar 248 per 100 ribu kelahiran.
Padahal di tahun 2004, angka kematian bayi sekitar 30,8 persen per 1000 kelahiran
hidup dan angka kematian ibu sekitar 270 dari per 100 ribu kelahiran (Grehenson,
2008).

1
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia pada tahun 2010 adalah sebesar
225/100.000 kelahiran hidup, menurut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di salah
satu pidatonya. Kita tau bahwa penyebab-penyebab utama kematian ibu adalah
perdarahan, infeksi/sepsis dan juga pre-eklampsia/eklampsia.
Kematian ibu yang terjadi lebih banyak terjadi pada saat proses persalinan.
Komplikasi atau masalah pada saat persalinan lebih sulit ditangani dibandingkan
dengan saat kehamilan.
Pengertian partus atau persalinan sendiri adalah suatu proses pengeluaran hasil
konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar
(Prawirohardjo, 2009).
Pada tahun 2009, pemerintah Indonesia harus bisa menekankan AKI di
Indonesia, targetnya Departemen Kesehatan pada tahun 2009 maksimal mencapai 206
kasus AKI, penurunan AKI dari tahun 2006 hingga 2009 hanya mencapai 20 orang,
hal tersebut karena untuk membangun bidang kesehatan di Indonesia cukup sulit.

2
B. Tujuan

1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar persalinan serta dapat melaksanakan
asuhan kebidanan pada ibu bersalin fisiologis dengan menggunakan pendekatan
Manajemen Kebidanan menurut Varney.
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu:
a. Menjelaskan konsep dasar teori Persalinan Normal
b. Menjelaskan konsep dasar manajemen kebidanan pada Ibu Bersalin Normal
c. Melaksanakan asuhan kebidanan pada Ibu Bersalin Normal dengan pendekatan
varney yang terdiri dari :
1) Melakukan pengkajian pada ibu bersalin fisiologis
2) Menginterpretasikan data dasar pada ibu bersalin fisiologis
3) Mengidentifikasikan diagnosa dan masalah potensial pada ibu bersalin
fisiologis
4) Mengidentifikasikan kebutuhan segera pada ibu bersalin fisiologis
5) Merancang intervensi pada ibu bersalin fisiologis
6) Melakukan implementasi
7) Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan yang telah diberikan
d. Mendokumentasikan asuhan dalam bentuk catatan SOAP

3
B. Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Persalinan Normal
Kala I Persalinan
I. PENGKAJIAN
A. Data Subjektif
1. Identitas
Nama :
Nama klien dan suami perlu ditanyakan agar tidak
keliru bila ada kesamaan nama dengan yang lain
(Christina I 1984; 84).

Umur : <16 tahun dan >35 tahun berisiko untuk hamil

Usia dibawah 16 tahun atau diatas 35 tahun


mempredisposisi wanita terhadap sejumlah komplikasi
persalinan ( Varney, 2007 )

Agama :
Suku/Bangsa :
Pendidikan :
makin rendah pendidikan ibu,maka makin tinggi
kematian bayi,sehingga diperlukan penyuluhan.
(Depkes.RI,1993:30).
Pekerjaan :
Pekerjaan seks komersial lebih rentan terinfeksi HIV
(Daili, 2009)
Alamat :
No. Register :

2. Alasan MRS / Keluhan Utama


a. Alasan MRS
Klien merupakan pasien rujukan atau datang sendiri terkait adanya
keluhan

4
b. Keluhan Utama
Pinggang terasa sakit menjalar ke depan, nyeri semakin hebat bila
untuk aktivitas jalan, mengeluarkan lendir darah, pengeluaran
cairan yang sebagian besar ketuban pecah ( Manuaba, 2007 )
3. Riwayat Kesehatan Klien
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Berisi riwayat perjalanan penyakit mulai dari klien pertama kali
merasakan keluhan sampai dengan sebelum bertemu pengkaji saat ini.
1) Kapan kontraksi mulai dirasakan ?
2) Apakah kontraksi teratur ? Seberapa sering kontraksi terjadi ?
3) Apakah ibu masih merasakan gerakan bayi ?
4) Apakah selaput ketuban sudah pecah ? Jika ya, apa warna cairan
ketuban ? Apakah kental atau encer ? Kapan saat selaput ketuban
pecah?
5) Apakah keluar cairan bercampur darah dari vagina ibu ? Apakah
berupa bercak atau darah segar pervaginam ?
6) Kapan ibu terakhir kali makan atau minum ?
7) Apakah ibu mengalami kesulitan untuk berkemih ? ( JPNK-KR,2008)
Jika klien bukan merupakan pasien baru MRS, maka segala sesuatu
penatalaksanaan ataupun tindakan yang telah didapatkan oleh klien di RS
juga dimasukkan kedalam riwayat kesehatan kesehatan sekarang, yang
kemudian di validasi pada data rekam medis.
b. Riwayat Kesehatan yang lalu
Riwayat penyakit klien yang dapat memperberat dan/ diperberat oleh
persalinan : Jantung, Hipertensi, Anemia, Leukimia, Isoimunisasi, TBC,
Asma Bronchial, Haemorroid, Hepatitis, Ginjal, DM, Epilepsi, Psikosis,
Penyakit Autoimun, IMS, HIV/AIDS, TORCH, ISK dan kelainan/
penyakit sistem reproduksi.
TBC : Ibu hamil dengan riwayat TBC aktif kemungkinan bisa
menyebabkan kuman saat persalinan dan bisa menular pada bayi
(Prawirohardjo,1999)
Hepatitis : Hepatitis yang terjadi selama kehamilan dapat
menyebabkan korioamnitis selama persalinan (WHO,2002)
HIV/AIDS : Pada ibu yang menderita HIV/AIDS dalam populasi

5
yang tidak diobati maka memiliki resiko absolut standar penularan ibu
kepada anak. Sebagian besar infeksi perinatal (65-75%) terjadi disekitar
waktu melahirkan (Varney, 2008)
Hipertensi : Ibu dengan hipertensi kronik pada saat melahirkan
resiko preeklamsia lebih tinggi (Sarwono, 2009)
DM : Pada ibu hamil dengan DM akan meningkatkan resiko
terjadinya preeklamsia saat persalinan, seksio sesarea, dan makrosomia
(Sarwono, 2009)
Asma : Peningkatan insidensi pre eklampsia, persalinan
premature, berat badan lahir rendah dan mortalitas perinatal pernah
dilaporkan berkaitan dengan asma (Lenovo, 2009)
TORCH : Infeksi TORCH selama kehamilan awal berpotensi
memacu perubahan genetik dan anatomik embrio (Hadijanto,2009)
Kelainan alat reproduksi : Kelainan uterus, misalnya uterus
bikornis unilokalis dapat menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya
distosia karena kelainan His (Mochtar,2011)
Penyakit Autoimun : Hadijanto (2009) mengemukakan
bahwa terdapat hubungan yang nyata antara abortus berulang dan penyakit
autoimun, misalnya systemic lupus erythematosus (SLE) dimana
diperkirakan 75% pasien dengan SLE akan berakhir dengan terhentinya
kehamilan.

4. Riwayat Kesehatan Keluarga


Riwayat penyakit keluarga yang bersifat herediter (Hipertensi, Diabetes
Melitus, Asma) dan menular (TBC, Hepatitis, HIV/AIDS) serta riwayat
keturunan gamelli.
Hipertensi : Genotype ibu lebih menentukan terjadinya hipertensi dalam
kehamilan secara familial jika dibandingkan dengan genotype janin. Telah
terbukti bahwa ibu yang mengalami pre eklampsia, 26% anak perempuannya
akan mengalami pre eklampsia pula (Angsa,2009)
Diabetes : Kemungkinan diabetes mellitus dalam kehamilan (diabetes
gestasional) lebih besar jika ada anggota sakit diabetes /herediter
(Mochtar,2009)

6
Gamelli : Kehamilan kembar memiliki insidens lebih tinggi pada
keluarga yang memiliki riwayat kehamilan kembar (Fraser & Cooper,2009)

5. Riwayat Menstruasi
HPHT : Merupakan dasar untuk menentukan usia kehamilan dan perkiraan
taksiran partus (Varney,2006)
Riwayat Menstruasi : Siklus. lama. jumlah
Wanita seringkali keliru mengartikan bercak darah akibat implantasi sebagai
periode menstruasi, meski menstruasi ini sangat berbeda dari menstruasi yang
biasa ia alami (Varney, 2006)

6. Riwayat Obstetri

Kehamilan Persalinan Anak Nifas

No Suami Ank UK Peny Jenis Pnlg Tmpt Peny JK BB/ H M Abnor Laktasi Peny
PB malitas

- Dekker (1998) menyatakan salah satu faktor resiko hipertensi akibat


kematian terjadi pada multigravida yang memiliki pasangan baru
- Ibu multipara yang kemudian menikah lagi mempunyai resiko lebih
besar terjadinya hipertensi dalam kehamilan jika dibandingkan dengan
suami yang sebelumnya (Angsar,2009)
- Atonia Uteri sering dijumpai pada multipara dan grandemultipara
(Mochtar,2009)
- Hallak (1999) menyatakan hipertensi akibat kehamilan terjadi dua kali lebih
sering pada kehamilan pertama (primigravida) dibandingkan pada
multipara.
- Riwayat pernah melahirkan premature satu kali mempunyai resiko 4 kali
lipat, sedangkan yang pernah melahirkan dua kali premature mempunyai
resiko 6 kali lipat (Sastrawinata,2005)

7
- Plasenta previa rentan terjadi pada endometrium yang cacat akibat bekas
persalinan berulang, bekas operasi, kuretase dan manual plasenta
(Fraser & Cooper,2009)
- Riwayat bedah sesar akan mempengaruhi ibu untuk persalinan berikutnya
(Varney,2006)
- Menurut Sulistiowati (2001) dalam Suryani (2008), terdapat hubungan yang
signifikan antara riwayat persalinan buruk sebelumnya dengan
perdarahan pasca persalinan.
- Grande multipara, jarak persalinan yang pendek atau kurang dari dua tahun
merupakan faktor resiko terjadinya perdarahan postpartum
(Manuaba,1998).
- Ibu yang secara genetic selalu melahirkan bayi besar (makrosomia) dapat
menyebabkan disfungsional persalinan, kemungkinan rupture uterus dan
peningkatan insiden perdarahan postpartum (Mary, 1995)
- Pada multigravida bila persalinan yang lalu dijumpai keadaan :
Kehamilan dengan komplikasi atau penyakit, pernah mengalami keguguran,
persalinan prematurus, IUFD, persalinan dengan tindakan operasi,
persalinan berlangsung lama (>24 jam) dan kehamilan lewat waktu maka
dapat disimpulkan bahwa kehamilan saat ini mempunyai resiko yang lebih
tinggi (Manuaba, 1998)

7. Riwayat Kehamilan Sekarang


Menurut Varney (2006) riwayat kehamilan saat ini dikaji untuk mendeteksi
komplikasi, beberapa ketidaknyamanan dan setiap keluhan seputar kehamilan
yang dialami klien sejak haid terakhirnya (HPHT).
a. Keluhan tiap trimester
b. Pergerakan anak pertama kali (Quickening)
c. Pemeriksaan kehamilan
d. Pendidikan Kesehatan yang sudah didapatkan
e. Imunisasi
f. Pola kebiasaan yang mempengaruhi kehamilan : Riwayat merokok,
minum alkohol, minum jamu atau obat-obatan tradisional,
ketergantungan obat-obatan tertentu dan kebiasaan memelihara hewan.

8
 Merokok sebelum atau pada awal kehamilan meningkatkan resiko
aborsi spontan dan plasenta abnormal, termasuk abrupsio dan
plasenta previa (Varney, 2008)
 Konsumsi alkohol selama kehamilan dikaitkan dengan peningkatan
resiko aborsi spontan pada trimester kedua dan defisiensi nutrisi
(Varney,2008)
 Selama kehamilan penggunaan kokain dikaitkan dengan aborsi
spontan, persalinan dan pelahiran premature, abrupsi plasenta,
persalinan dan pelahiran cepat, intoleransi janin terhadap persalinan,
berat badan lahir rendah dan kematian janin (Varney,2008)
 Kafein yang terkandung dalam kopi akan mengakibatkan resiko
tinggi aborsi trimester pertama (Varney,2008)
 Wanita hamil yang memiliki hewan peliharaan kucing rentan
terkena toxoplasmosis melalui kotoran kucing yang dibersihkan
olehnya. Apabila wanita terinfeksi pada masa hamil, toxoplasmosis
dapat menyebabkan malformasi kongenital berat karena protozoa ini
dapat menembus melalui plasenta ke janin. Efek yang paling parah
adalah anomaly otak, misal anensefali, hidrosefalus, mikrosefali dan
pengapuran intracranial (Varney,2008)

8. Riwayat Kontrasepsi
Riwayat penggunaan kontrasepsi, meliputi jenis kontrasepsi yang pernah
digunakan, lama pemakaian dan jarak antara pemakaian terakhir dengan
kehamilan

9
9. Pola Fungsional Kesehatan

Pola Keterangan
Kebanyakan wanita saat persalinan tidak menginginkan untuk
Nutrisi makan. Namun, cairan yang adekuat harus disediakan untuk
mencegah terjadinya dehidrasi. (Christine, 2006).

Pada kala I, sering buang air kecil akibat rasa tertekan di area
Eliminasi pelvis dan pada kala II, adanya desakan mengejan seperti
dorongan ingin buang air besar (Varney,2008)

Ketidakmampuan untuk merasa nyaman dalam posisi apa pun


Istirahat dalam waktu yang lama. (Penny,2008)

Pada primi ataupun multi akan memberika perhatian pada


Aktivitas kontraksi, timbul kecemasan, tegang,perasaan tidak enak atau
gelisah.(Penny,2008)

Ibu hamil selalu mandi dan menggunakan baju yang bersih


Personal hygiene selama persalinan (Mochtar,2011)

Kebiasaan

Pada akhir kehamilan lebih baik ditinggalkan karena kadang-


Seksualitas kadang menimbulkan infeksi persalinan dan nifas serta dapat
memecahkan ketuban, pada multipara koitus dapat dilakukan
dengan kondom/perubahan posisi yang dapt mengurangi
kedalaman penetrasi. (Manuaba,1998)

10. Riwayat Psikososiokultural Spiritual


a. Psikologis
 Riwayat pernikahan : Pernikahan ke berapa, lama menikah, status
pernikahan sah/tidak
 Kehamilan direncanakan/tidak
 Psikologis ibu menghadapi persalinan

10
b. Sosial : Bagaimana penerimaan keluarga terhadap kehamilan ini
c. Kultural : Adakah adat istiadat yang dilakukan pada proses persalinan yang
dapat memberikan dampak negatif atau merugikan bagi ibu maupun janin
d. Spiritual : Adakah ritual keagamaan yang dilakukan pada proses persalinan
yang dapat memberikan dampak negatif atau merugikan bagi ibu maupun janin.

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran :
Tanda vital :
Tekanan darah : 110/70 mmHg-120/80 mmHg, <140/90 mmHg
(Salmah,2006) Peningkatan sistolik 10-20 mmHg
dan diastolik rata-rata 10 mmHg masih dianggap
normal (Varney,2007)

Nadi : 60-100 x/menit

Peningkatan nadi dapat terjadi pada saat kontraksi


uterus (Varney,2007)

Suhu Tubuh : 36,5-37,5 0C

Peningkatan suhu tidak lebih dari 0,5-1o C masih


dianggap normal (Varney,2007)

Pernapasan : 16-20 x/menit

Peningkatan frekuensi pernapasan mencerminkan


peningkatan metabolisme yang terjadi saat proses
persalinan (Varney,2007)

Antropometri :
Tinggi Badan : >145 cm
Tinggi Badan ibu kurang dari 145 cm dapat dicurigai
terjadinya kesempitan panggul (Varney,2008)

11
Kenaikan Berat Badan : ≤ 15 kg, penambahan berat badan lebih
dari 15 kg dapat mengindikasi ibu mengalami
PEB, DM dan janin makrosomia (Varney,2006)
Ukuran lila : > 23,5 cm, ukuran lila kurang dari 23,5
mengindikasikan status gizi buruk pada ibu
hamil (Varney,2006)

2. Pemeriksaan fisik
Inspeksi

Kepala : kulit kepala tampak bersih, distribusi rambut merata

Wajah : tampak cemas, tidak tampak pucat dan oedema,


tampak/tidak tampak kloasma gravidarum
Pada ibu primi bahkan multi terkadang bereaksi
berlebihan terhadap persalinan awal dengan terlalu
banyak memberi perhatian pada kontraksi, menjadi
tegang, timbul kecemasan atau perasaan aneh terhadap
tubuh..( Simkin Penny,Dkk,2008: 187-196) .
Mata : tampak simetris, kelopak mata tidak oedema, tampak
sclera berwarna putih, tidak tampak kelainan,
konjungtiva tampak berwarna merah muda
Hidung : tampak bersih, tidak tampak cuping hidung, polip,
dan peradangan
Mulut : tampak bibir bersih, mukosa mulut lembab, lidah
bersih dan tremor, gigi geraham lengkap, tidak tampak
stomatitis, caries dentis, dan pembesaran tonsil
Telinga : tampak bersih, tidak tampak pengeluaran sekret
Leher : tampak/tidak tampak hyperpigmentasi, tidak tampak
pembesaran tonsil, faring, laring, vena jugularis,
kelenjar tiroid, dan kelenjar getah bening
Dada : tampak simetris, tidak tampak retraksi dinding dada

12
Payudara : tampak simetris dan bersih, areolla dan putting
tampak kehitaman, lebih besar, tidak tampak
benjolan
Pada payudara putting akan lebih besar, kehitaman,
dan tegak dan pada areola akan lebih besar dan
kehitaman tidak teraba benjolan atau massa abnormal.
Abdomen : tampak pembesaran, tampak/tidak tampak linea dan
striae, tidak tampak bekas operasi dan asites

Genetalia : tidak tampak oedema, varices, serta hemoroid, tampak


pengeluaran lendir darah, cairan ketuban

Ekstremitas : tampak simetris, tidak oedema

Palpasi

Leher : tidak teraba pembesaran vna jugularis, kelenjar


getah bening, dan kelenjar tiroid
Payudara :
Abdomen :
TFU :
Mengukur jarak symphisis-fundus dengan
menggunakan cara Mc-DONALD (UNPAD,1983)

Leopold I :
Tinggi fundus uteri dengan menggunakan jari,
biasanya pada UK aterm TFU pertengahan pusat-
Processus Xypoideus. Pada fundus teraba lunak,
kurang bulat, kurang melenting (bokong janin)
Leopold II :
Teraba keras memanjang seperti papan
diabdomen sebelah kanan/kiri ibu (punggung
janin) dan bagian terkecil janin diabdomen
sebaliknya.

13
Leopold III :
Untuk menentukan bagian janin yang berada pada
bagian SBR dan sudah masuk PAP atau belum
Leopold IV :
Bagian terendah janin sebagian kecil/besar sudah
melewati PAP (Konvergen/ Divergen)
TBJ :
TFU (cm) diukur dengan pita pengukur kemudian
dimasukkan ke dalam Rumus Johnson (hanya jika
presentasi kepala)
TBJ (gr) = (TFU-11)x155, jika kepala sudah
masuk ke dalam panggul
TBJ (gr) = (TFU-12)x155, jika kepala masih diatas
spina ischiadika
Penurunan kepala dengan perlimaan : < 5/5
pada Primi
pada kala 1 persalinan, kepala seharusnya sudah
masuk ke dalam rongga panggul. Bila ternyata
kepala memang tidak dapat turun, mungkin bagian
terbawah janin (kepala) terlalu besar dibandingkan
dengan diameter pintu atas panggul (CPD)
(APN,2006)

Genetalia : tidak teraba oedema, tidak teraba pembesaran pada


kelenjar bartholini. Pada proses persalinan jika terjadi
oedem pada perineum maka perlu dihindarkan
persalinan pervaginam karena dapat dipastikan akan
terjadi laserasi perineum (Manuaba, 1998).

Auskultasi
Abdomen : DJJ : terdengar jelas, teratur, frekuensi 120-160
x/menit, interval teratur tidak lebih dari 2 punctum
maximal (Mochtar,2011)

14
Daerah/letak DJJ : kuadran kiri/kanan
bawah bawah abdomen ibu

3. Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan His
His Kala I : His belum begitu kuat datangnya 10-15 menit tidak begitu
mengganggu ibu interval menjadi lebih pendek kontraksi kuat
dan lama (Varney,2007) His dianggap adekuat jika terjadi ≥ 3x
dalam 10 menit dan berlangsung selama ≥ 40 detik
Pemeriksaan Dalam
Tanggal :
a. Vulva Vagina : Tidak ada massa abnormal
b. Portio : effacement 0-100%
c. Pembukaan : 0-3 cm : Fase laten
3-4 cm : Fase aktif, akselerasi
4-9 cm : Fase aktif, dilatasi maksimal
9-10 cm : Fase aktif, deselerasi
d. Ketuban
U : Selaput ketuban masih utuh (belum pecah)
J : Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih
M : Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur
mekonium
D : Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur darah
K : Selaput ketuban sudah pecah tetapi air ketuban sudah tidak
mengalir lagi
e. Presentasi : Belakang kepala
f. Denominator : UUK (Oksiput)
g. Posisi : Uuk kiri depan (LOA)/ UUK kanan depan (ROA)
h. Hodge : Hodge I-III

15
4. Pemeriksaan Penunjang
- Pemeriksaan Laboratorium
Kadar Hb normal : > 11 gr%
Hb meningkat rata-rata 1,2 gr% selama
persalinan (Varney,2007)
Sel Darah Putih : Meningkat secara progresif pada kala I
persalinan, ± 5000-15.000 pada saat pembukaan
lengkap
Waktu koagulasi darah berkurang dan terdapat
peningkatan fibrinogen plasma (Varney,2007)
Albumin dan reduksi urine negative (Sulaiman,2011)
- Pemeriksaan USG : Janin Intrauterine

5. Data Rekam Medis


Berisi tindakan yang telah dilakukan oleh petugas lain dimana tindakan
tersebut adalah validasi dari riwayat kesehatan sekarang yang tertuang
didalam catatan status klien (rekam medis). Tindakan tersebut dilakukan
sejak klien MRS hingga bertemu pengkaji saat ini.

Tanggal/Jam Tindakan yang telah diberikan Pelaksana

II. INTERPRETASI DATA DASAR


Diagnosis : G Papah usia kehamilan . . . minggu +. . . hari Kala I Fase
laten/aktif Persalinan Normal
Janin tunggal, hidup, intrauterine
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan : Tidak ada

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSIS/MASALAH POTENSIAL


Diagnosis Potensial : Tidak ada

16
Masalah Potensial : Tidak ada

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA


Kebutuhan tindakan segera : Tidak ada

V. INTERVENSI
1. Jelaskan hasil pemeriksaan !
Rasional : Penjelasan mengenai hasil pemeriksaan merupakan hak klien
dan keluarga (Varney,2007)
2. Lakukan observasi kala I !
a. Tiap 30 menit, pantau DJJ, nadi dan kontraksi uterus
Rasional : DJJ dan nadi ibu diperiksa untuk memastikan kondisi ibu dan
janin baik. Kontraksi uterus dipantau untuk memudahkan
petugas dalam pengambilan tindakan selanjutnya (JNPK-
KR,2008)
b. Tiap 2 jam, suhu tubuh dan volume urine ibu
Rasional : Peningkatan suhu tubuh dapat menunjukan proses infeksi dan
dehidrafi (Varney,2007) Kandung kemih yang penuh
berpotensi untuk menghambat proses persalinan dan penurunan
kepala (JNPK-KR,2008)
c. Tiap 4 jam, pembukaan serviks, penurunan kepala, keadaan ketuban,
molase dan tekanan darah ibu
Rasional : Merupakan indikator untuk pengambilan tindakan selanjutnya
(JNPK-KR,2008)
3. Lakukan pencegahan infeksi sesuai standar PI !
Rasional : PI adalah bagian yang esensial dari semua asuhan yang
diberikan kepada ibu dan bayi baru lahir karena dapat
menurunkan kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru lahir.
Upaya dan keterampilan untuk melaksanakan prosedur PI secra
baik dan benar juga dapat melindungi penolong persalinan
terhadap resiko infeksi (JNPK-KR.2008)
4. Anjurkan ibu untuk miring kiri dan tidak berbaring terlentang lebih dari 10
menit !

17
Rasional : Jika ibu berbaring terlentang maka berat uterus dan isinya
akan menekan vena cava inferior. Hal ini akan mengakibatkan
turunnya aliran darah dari sirkulasi ibu keplasenta. Kondisi
seperti ini dapat menyebabkan hipoksia atau kekurangan
oksigen pada janin. Selain itu, posisi terlentang berhubungan
dengan gangguan terhadap proses persalinan (Enkin, et, al,
2000 dalam JNPK-KR,2008)
5. Anjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya !
Rasional : Kandung kemih yang penuh berpotensi untuk memperlambat
proses persalinan (Varney,2007)
6. Ajarkan ibu melakukan teknik nafas dalam pada waktu His !
Rasional : Latihan nafas dalam merupakan upaya relaksasi yang dpat
mengurangi ketegangan dan rasa nyeri terutama saat terjadi
kontraksi (Varney,2007)
7. Anjurkan ibu tetap mendapat asupan selama persalinan dan proses kelahiran
bayi !
Rasional : Dehidrasi dapat memperlambat kontraksi dan atau membuat
kontraksi menjadi tidak teratur dan kurang efektif (JNPK-
KR,2008)
8. Berikan KIE tentang proses persalinan normal !
Rasional : Persalinan adalah saat yang menegangkan dan dapat
menggugah emosi. Dengan memberikan pengertian tentang
proses persalinan ibu akan berupaya mengatasi gangguan
emosionalnya (Varney,2007)
9. Berikan support mental/ dukungan psikologis pada ibu untuk menghadapi
proses persalinan !
Rasional : Hasil persalinan yang baik ternyata erat hubungannya dengan
dukungan dari keluarga yang mendampingi ibu selama proses
persalinan (Enkin, et, al, 2000). Dengan adanya suami dan
anggota keluarga yang berperan aktif dalam mendukung ibu
dapat sangat membantu memberi kenyamanan pada ibu (JNPK-
KR,2008)
10. Siapkan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial untuk menolong persalinan!

18
Rasional : Sebagai pemeriksaan kelengkapan alat untuk proses
persalinan serta sebagai alat pelindung diri (Doengoes,2001)
11. Dokumentasi hasil pemantauan kala I pada partograf !
Rasional : Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan Kala I
persalinan dan informasi untuk membuat keputusan klinik.
Dokumentasi menggunakan partograf memudahkan untuk
pengambilan keputusan dan rencana asuhan selanjutnya
(JNPK-KR,2008)

VI. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan dilaksananakan dengan efisien dan aman sesuai dengan rencana
asuhan yang telah disusun. Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh
bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya.

VII. EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefektifan asuhan
kebidanan yang telah diberikan. Evaluasi didokumentasikan dalambentuk
SOAP

19
Kala II Persalinan

I. PENGKAJIAN

A. Data Subjektif
- Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi
- Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rektum/ vaginanya
B. Data Objektif
- Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Composmentis
Tanda Vital
Tekanan Darak : 110/70-120-80 mmHg, < 140/90 mmHg
(Salmah,2006) tekanan darah dapat meningkat
lagi 15-25 mmHg selama kala II
Nadi : 60-100 x/menit, frekuensi meningkat disertai
takikardi ketika mencapai puncak saat
persalinan (Varney,2007)
Suhu Tubuh : 36,5-37,5o C, peningkatan suhu tertinggi yang
masih dianggap normal adalah 1-2oC
(Varney,2007)
Pernapasan : 16-24x/menit, peningkatan frekuensi
pernapasan mencerminkan peningkatan
metabolisme yang terjadi saat proses persalinan
(Varney,2006)
- Pemeriksaan Fisik
Inspeksi : Genitalia : Adanya tanda gejala kala II
o Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur
darah
o Perineum tanpak menonjol
o Vulva dan sfingter ani membuka (JNPK-
KR,2008)

Auskultasi : DJJ : Terdengar jelas, teratur, frekuensi 120-160 x/menit


(Mochtar,2011)

20
- Pemeriksaan Khusus
Observasi His : His dianggap adekuat jika terjadi ≥ 3x dalam 10 menit
dan berlangsung selama ≥ 40 detik
- Pemeriksaan Dalam
Tanggal : Jam : Oleh :
a) Vulva/vagina : Tidak ada massa abnormal
b) Portio : effacement 100%
c) Pembukaan : 10cm
d) Ketuban
U : Selaput ketuban masih utuh (belum pecah)
J : Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih
M : Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur mekonium
D : Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur darah
K : Selaput ketuban sudah pecah tetapi air ketuban sudah tidak mengalir
lagi
e) Presentasi : Belakang kepala
f) Denominator : UUK (Oksiput)
g) Posisi : UUK kiri depan (LOA)/ UUK kanan depan (ROA)
h) Hodge : III-IV

II. INTERPRETASI DATA DASAR


Diagnosis : G Papah Kala II Persalinan Normal
Masalah : Tidak ada

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSIS/ MASALAH POTENSIAL


Diagnosis Potensial : Tidak ada
Masalah Potensial : Tidah ada

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA


Kebutuhan tindakan segera : Tidak ada

21
V. MENGEMBANGKAN RENCANA INTERVENSI
Lakukan prosedur Asuhan Persalinan Normal :
1. Lakukan amniotomi jika selaput ketuban belum pecah !
Rasional : Selaput ketuban yang belum pecah dapat menghambat
kelancaran proses kelahiran bayi (JNPK-KR,2008)
2. Siapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses meneran !
Rasional : Hasil persalina yang baik erat hubungannya dengan
dukungan dari keluarga yang mendmapingi ibu selama proses
persalinan (Enkin,et,al, 2000)
3. Lakukan Observasi !
Rasional : Deteksi dini bradikardi dan penurunan perfusi plasenta
(Doengoes, 2001)
4. Anjurkan keluarga pendamping unutk melakukan stimulasi puting susu bila
kontraksi tidak baik !
Rasional : Stimulasi puting susu berfungsi untuk menstimulasi
produktivitas oksitosin ibu, yang berperan dalam proses
persalinan mengejan (Doengoes,20010
5. Lakukan persiapan pertolongan kelahiran bayi !
a) Anjurkan ibu memilih posisi yang nyaman saat meneran !
Rasional : Saat ibu merasa nyaman, maka ibu dapat berkonsentrasi untuk
mengejan (Doengoes,2001)
b) Lakukan bimbingan meneran !
Rasional : Meneran yang baik dan benar dapat mengurangi resiko
kelelahan yang berlebihan pada ibu, serta sebagai salah satu
indicator kemajuan dalam proses persalinan (JNPK-KR,2008)
2. Lakukan pertolongan kelahiran bayi
a. Lahirkan kepala bayi setelah kepala bayi membuka vulva 5-6 cm dengan
cara lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain bersih dan
kering, tangan yang lain menahan puncak kepala agar tidak terjadi fleksi
yang terlalu cepat dan membantu lahirnya kepala !

22
Rasional : Dengan melakukan penahanan perineum dapat melindungi
perineum dan mengendalikan keluarnya kepala bayi secara
bertahap dan hati-hati, serta dapat mengurangi regangan
berlebihan (robekan) pada vagina dan perineum (JNPK-
KR,2008)
b. Periksa lilitan tali pusat pada leher bayi !
Rasional : Lilitan tali pusat dapat menghambat lahirnya bahu dan dapat
menyebabkan asfiksia pada bayi jika tidak dilepaskan (JNPK-
KR, 2008)
c. Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan !
Rasional : Putaran paksi luar yang sempurna menjadikan kepala janin
searah dengan punggungnya sehingga memudahkan kelahiran
tubuh bayi (JNPK-KR, 2008)
d. Lahirkan bahu secara biparietal !
Rasional : Melahirkan bahu secara biparietal dapat mengurangi atau
mencegah terjadinya rupture yang luas pada perineum (JNPK-
KR,2008)
e. Lahirkan badan bayi dengan tangan kanan menyanggah kepala, lengan
dan siku sebelah bawah dan gunakan tangan kiri untuk memegang tangan
dan siku atas !
Rasional : Melakukan sanggah dapat memudahkan kelahiran bayi dan
mencegah laserasi ( JNPK-KR,2008)
f. Lahirkan seluruh tungkai bayi dengan tangan kiri menelusuri punggung
hingga tungkai !
Rasional : Menelusuri pungggung sampai tungkai mempermudah proses
kelahiran bayi (JNPK-KR,2008)
1. Lakukan penanganan bayi baru lahir !
a. Lakukan penilaian sepintas pada bayi baru lahir !
Rasional : Mengevaluasi apakah bayi menangis kuat atau bernapas
mengep-mengap, gerakan bayi aktif atau tidak, serta warna
kulit bayi kemerahan atau sianosis sehingga memudahkan
petugas dalam tindakan selanjutnya. (JNPK-KR,2008)

23
b. Keringkan bayi diatas perut ibu !
Rasional : Hipotermia mudah terjadi pada bayi yang tubuhnya dalam
keadaan basah atau tidak segera dikeringkan (JNPK-KR,2008)

VI. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan dilaksananakan dengan efisien dan aman sesuai dengan rencana
asuhan yang telah disusun. Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh
bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya.

VII. EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefektifan asuhan
kebidanan yang telah diberikan. Evaluasi didokumentasikan dalambentuk
SOAP

24
Kala III Persalinan

I. PENGKAJIAN
A. Data Subyektif
Ibu masih merasakan adnya kontraksi uterus
B. Data Obyektif
- Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Composmentis
Tanda Vital
Tekanan Darah : 11-/70-120/80 mmHg, < 140/90 mmHg
Nadi : 60-100 x/menit
Suhu tubuh : 36,5-37,5o C
Pernafasan : 16-24 x/menit
- Pemeriksaan Fisik
Inspeksi : Genitalia : Adanya tanda pelepasan plasenta
Tampak tali pusat memanjang, adanya semburan
darah secara mendadak dan singkat (JNPK-
KR,2008)

Palpasi : Abdomen : Teraba tinggi fundus berada diatas pusat (


JNPK-KR,2008)

- Data Bayi
Bayi telah lahir, tanggal : Jam :
Jenis kelamin :
Hasil penilaian sepintas :
2) Apakah bayi cukup bulan ?
3) Apakah air ketuban jernih, tidak bercamppur mekonium ?
4) Apakah bayi menangis kuat dan atau bernapas tanpa kesuliatan ?
5) Apakah bayi bergerak aktif (JNPK-KR,2008)

II. INTERPRETASI DATA DASAR


Diagnosis : Papah Kala III Persalinan Normal
Masalah : Tidak ada

25
III. IDENTIFIKASI DIAGNOSIS/MASALAH POTENSIAL
Diagnosis Potensial : Tidak ada
Masalah Potensial : Tidak ada

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA


Kebutuhan tindakan segera : Tidak ada

V. MENGEMBANGKAN RENCANA INTERVENSI


1. Pastikan kehamilan tunggal !
Rasional : Injeksi oksitosin pada menajemen aktif kala III dilakukan setelah bayi
lahir, sehingga perlu memastikan bahwa tidak ada janin kedua dalam
perut ibu (JNPK-KR,2008)
2. Lakukan penanganan bayi baru lahir
a. Lakukan pemotongan tali pusat setelah 2 menit atau sampai tali pusat
berhenti berdenyut !
Rasional : Pemotongan tali pusat dilakukan dalam 2 menit setelah
kelahiran atau sampai tali pusat berhenti berdenyut untuk
memaksimalkan aliran darah ibu ke bayi, sehingga menekan
resiko anemia pada bayi baru lahir (JNPK0KR,2008)
b. Lakukan pengikatan tali pusat !
Rasional : Pengikatan tali pusat secara erat mutlak diperlukan untuk
mencegah perdarahan tali pusat yang dapat mengakibatkan
anemia pada bayi baru lahir. (JNPK-KR,2008)
c. Lakukan IMD !
Rasional : IMD merupakan langkah awal bentuk bounding attachment.
Selain itu, sekitar 22% angka kematian bayi setelah lahir pada 1
bulan pertama dapat ditekan dengan IMD.
3. Lakukan Manajemen aktif kala III
a. Berikan injeksi oksitosin 10 unit secara IM dalam 1 menit kelahiran bayi !
Rasional : Oksitosin menyebabkan uterus berkontraksi dengan kuat dan
efektif sehingga dapat membantu mempercepat pelepasan
plasenta dan mengurangi kehilangan darah (JNPK-KR,2008)

26
b. Lakukan PTT
Rasional : Penegangan Tali Pusat Terkendali (PTT) merupakan cara
mengevaluasi apakah plasenta sudah terlepas sempurna dari
perlekatannya
c. Lakukan massase fundus uteri segera setelah plasenta lahir
Rasional : Massase fundus uteri segera setelah plasenta lahir dilakukan
untuk merangsang kontraksi uuterus sehingga dapat mencegah
terjadinya perdarahan
4. Lahirkan plasenta !
Rasional : Pada kala III pelepasan dan pengeluaran uri cukup penting,
karena kelalaian dapat menyebabkan resiko perdarahan yang
membawa kematian (Mochtar,2011)
5. Cek kelengkapan plasenta dan selaput ketuban !
Rasional : Menghindari terjadinya perdarahan akibat tertinggalnya sisa
plasenta (Varney,2007)

VI. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan dilaksananakan dengan efisien dan aman sesuai dengan rencana
asuhan yang telah disusun. Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh
bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya.

VII. EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefektifan asuhan
kebidanan yang telah diberikan. Evaluasi didokumentasikan dalambentuk SOAP

27
Kala IV Persalinan

I. PENGKAJIAN

A. Data Subyektif
B. Data Obyektif
- Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Composmentis
Tanda Vital
Tekanan darah : 110/70-120/80 mmHg, <140/90 mmHg
Nadi : 60-100 x/menit
Suhu Tubuh : 36,5-37,5oC, suhu ibu berlanjut sedikit
meningkat, tetapi biasanya <38oC
(Varney,2007)
Pernapasan : 16-24 x/menit
- Pemeriksaan Fisik
Inspeksi : Abdomen : Tampak mengecil
Genitalia : Ada/tidak laserasi, tidak ada memar ataupun
hematoma (Varney,2007)

Palpasi : Abdomen : teraba uterus ditengah-tengah abdomen, teraba


membulat dan keras (Varney,2007)

II. INTERPRETASI DATA DASAR


Diagnosis : Papah Kala IV Persalinan Normal
Masalah : Tidak ada

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSIS/MASALAH POTENSIAL


Diagnosis Potensial : Tidak ada
Masalah Potensial : Tidak ada

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA


Kebutuhan tindakan segera : Tidak ada

28
V. MENGEMBANGKAN RENCANA INTERVENSI
1. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum !
Rasional : Merupakan deteksi dini adanya laserasi yang dapat
mengakibatkan perdarahan post partum(JNPK-KR,2008)
2. Lakukan penjahitan jika laserasi mengakibatkan perdarahan !
Rasional : Penjahitan dilakukan jika terdapat laserasi yang
mengakibatkan perdarahan aktif (JNPK-KR,2008)
3. Ajarkan ibu melakukan massase uterus !
Rasional : Ibu dapat menilai kontraksi rahimnya sendiri. Dengan
memberikan rangsangan taktil pada uterus dapat mencegah
terjadinya perdarahan (JNPK-KR,2008)
4. Estimasi jumlah perdarahan !
Rasional : Mengestimasi jumlah perdarahan diperlukan sebagai bentuk
deteksi dini kemungkinan terjadinya perdarahan postpartum,
yaitu jumlah perdarahan > 500 mL. (JNPK-KR,2008)
5. Lakukan pemantauan kala IV !
Rasional : Deteksi dini kemungkinan terjadinya komplikasi pasca
persalinan (JNPK-KR,2008)
6. Lakukan prosedur kebersihan dan keamanan (Pencegahan Infeksi) pasca
persalinan
Rasional : Prosedur pencegahan infeksi yang dilakukan dengan benar
dapat mencegah terjadinya infeksi silang/ infeksi nosocomial
(Doengoes,2001)
7. Lengkapi Partograf !
Rasional : Pengisian partograf meupakan salah satu bentuk
pendokumentasian terhadap proses persalinan yang telah
dilakukan (JNPK-KR,2008)

VI. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan dilaksananakan dengan efisien dan aman sesuai dengan rencana
asuhan yang telah disusun. Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan
atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya.

29
VII. EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefektifan asuhan
kebidanan yang telah diberikan. Evaluasi didokumentasikan dalambentuk SOAP

30

Anda mungkin juga menyukai