Anda di halaman 1dari 15

ASKEP KEPERAWATAN PADA PASIEN Ny.

S DENGAN GANGGUAN SISTEM


KARDIOVASKULER: CONGESTIF HEART FAILUER (CHF) DI RUANG INTERNA RSUD
POSO

OLEH KELOMPOK II:

TIRSA RESKYAN POTOHU

MAYANG ANGGRAINY

FITRIA NURUL HIKMAH CAHYANI

RISKY AGUSTINA

ABD. SAMAD DJ.H SALAM

ZAINUDIN BAHRIN

EKA YULIANA

POLTEKKES KEMENKES PALU

PRODI D III KEPERAWATAN POSO

TAHUN 2021
LAPORAN PENDAHULUAN

1 Gagal Jantung
A. Pengetian
Gagal jantung adalah sindrom klinis (sekumpulan tanda dan
gejala) ditandai oleh sesak nafas dan fatik (saat istirahat) atau saat
aktivitas, yang disebabkan oleh kelainan struktur / fungsi jantung
(Panggabean, 2007).
CHF adalah suatu kondisi patofisiologi dicirikan adanya
bendungan (kongesti) di paru / sirkulasi sistemik karena jantung tidak
mampu memompa darah yang beroksigen secara cukup untuk
memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan (Saputra, 2010).

B. Etiologi
Decompensasi pada gagal jantung sudah ada
a. Krisis hipertensi
b. Aritmia akut
c. Regurgitasi valvular / ruptur korda tendinae
d. Miokarditis berat dan akut
e. Temponade jantung
f. Kardiomiopati pasca melahirkan
g. Sindrom koroner akut
h. Disfungsi miokard
i. Kelainan fisik
(Manurung, 2007; Price & Anderson, 2006).

C. Patofiologi
Jika terjadi gagal jantung, tubuh mengalami beberapa adaptasi
baik pada jantung maupun sistemik. Jika stroke volume kedua ventrikel
berkurang oleh karena penekanan kontraktilitas atau overload yang
sangat meningkat, maka volume dan tekanan pada akhir diastolik
dalam kedua ruang jantung akan meningkat.Ini akan meningkatkan
panjang serabut miokardium akhir diastolik, menimbulkan waktu
sistolik menjadi singkat. Jika kondisi ini berlangsung lama, terjadi
dilatasi ventrikel. Cardiac output pada saat istirahat masih bisa baik,
tapi peningkatan tekanan diastolik yang berlangsung lama / kronik akan
dijalarkan ke kedua atrium dan sirkulasi plumoner dan sirkulasi
sistemik. Akhirnya tekanan kapiler akan meningkat yang akan
menyebabkan transudasi cairan dan timbul edema paru atau edema
sistemik. Penurunan kardiak output terutama jika berkaitan dengan
penurunan tekanan arterial atau penurunan perfusi ginjal, akan
mengaktivasi beberapa sistem saraf dan humoral. Peningkatan aktivitas
sistem saraf simpatis akan memacu kontraksi miokardium, frekuensi
denyut jantung dan vena: perubahan yang terakhir ini mengakibatkan
peningkatan volume darah sentral, yang selanjutnya meningkatkan
preload.
Meskipun adaptasi-adaptasi ini dirancang untuk meningkatkan
cardiac output, adaptasi itu sendiri dapat mengganggu tubuh. Oleh
karena itu takikardi akibat peningkatan kontrktilitas miokardium dapat
memacu terjadinya iskemia pada pasien-pasien dengan penyakit arteri
koroner sebelumnya. Dan peningkatan preload dapat memperburuk
kongesti plumoner, aktivasi sistem saraf simpatis juga akan
meningkatkan resistensi perifer, adaptasi ini di rancang untuk
mempertahankan perfusi ke organ-organ vital, tetapi jika aktivasi ini
sangat meningkat maka malah akan menurunkan aliran darah ke ginjal
dan jaringan. (Manurung, 2007; Marilynn, 2006).

D. Komplikasi
Komplikasi akut gagal jantung meliputi :
a. Edema paru
b. Gagal ginjal akut
c. Aritmia
Komplikasi kronis meliputi :
a. Intoleransi terhadap aktivitas
b. Gangguan ginjal
c. Kakeksia jantung
d. Kerusakan metabolik dan Tromboembolisme

E. Penatalaksanaan
a. Terapi Oksigen
Pemberian oksigen ditujukkan pada klien gagal jantung
disertai dengan edema paru. Pemenuhan oksigen akan
mengurangi kebutuhan miokardium dan membantu memenuhi
kebutuhan oksigen.
b. Terapi nitrat dan vasodilator
Pengunaan nitrat, baik secara akut maupun kronis,
sangat dianjurkan dalam penatalaksanaan gagal jantung. Jantung
mengalami unloaded (penurunan afterload-beban akhir), dengan
adanya vasodilatasi perifer. Peningkatan curah jantung lanjut
akan menurunkan pengukuran yang menunjukkan derajat
kongesti vaskular pulmonal dan beratnya vertikel kiri dan
penurunan pada konsumsi oksigen miokardium.
c. Terapi Diuretik
Selain tirah baring, klien dengan gagal jantung perlu
pembatasan garam dan air serta diuretik baik oral atau parenteral.
Tujuannya agar menurunkan preload (beban awal) dan kerja
jantung. Diuretik memiliki efek antihipertensi dengan
meningkatkan pelepasan air dan garam natrium. Hal ini
menyebabkan penurunan volume cairan dan merendahkan
tekanan darah. Jika garam natrium ditahan, air juga akan tertahan
dan tekanan darah akan meningkat. Banyak jenis diuretik yang
menyebabkan pelepasan elektrolit-elektrolit lainnya, termasuk
kalium, magnesium,klorida dan bikarbonat. Diuretik yang
meningkatkan ekresi kalium digolongkan sebagai diuretik yang
tidak menahan kalium, dan diuretik yang menahan kalium
disebut diuretik hemat kalium.
d. Digitalis
Digitalis adalah obat utama untuk meningkatkan
kontraktilitas. Digitalis diberikan dalam dosis yang sangat besar
dan dengan cepat diulang. Klien dengan gagal jantung lebih berat
mungkin mendapat keuntugan dengan terapi digitalis jangka
panjang. Mempertahankan kadar obat serum 1,54 sampai 2,56
nmol/liter.
e. Inotropik positif
Dopamin bisa juga digunakan untuk meningkatkan
denyut jantung pada keadaan bradikardi di saat tropin tidak
menghasilkan kerja yang efektif pada dosis 5-20 mg/kg/menit.
Dopamin sering kali diberikan dalam bentuk campuran dengan
konsentrasi 400-800 mg dalam 250 mi dekstrosa 5% dalam air
dan diberikan secara IV melalui pompa infus volumetrik untuk
mendapatkan dosis yang akurat. Dobutamin (dobutrex) adalah
suatu obat simpatomimetik dengan kerja beta 1 adrenergik.
Dobutamin yang sering digunakan adalah 1000 mg dicampur
dalam 250 mi dekstrosa 5% dalam air atau normalsalin.
f. Terapi Sedatif
Pada keadaan gagal jantung berat, pemberian sedative
untuk mengurangi kegelisahan dapat diberikan. Dosis
phenobarbital 15-30 mg empat kali sehari dengan tujuan
mengistirahatkan klien dan memberi relaksasi pada klien.
g. Diet
Rasional dukungan diet adalah mengatur diet sehingga
kerja dan ketegangan otot jantung minimal, dan status nutrisi
terpelihara sesuai dengan selera dan pola makan klien dan
pembatasan natrium.

F. Manifestasi Klinis
a. Kriteria major
a) Proksimal nocturnal dyspnea
b) Distensia vena leher
c) Ronki paru
d) Kardiomegali
e) Edema paru akut
f) Gallop S3
g) Peninggian vena jugularis
h) Refluks hepatojugular

b. Kriteria minor
a) Edema ekstermitas
b) Batuk malam hari
c) Dipnea d’effort
d) Hepatomegali
e) Efusi pleura
f) Penurunan kapasitas vital 1/3 dari normal
g) Takikardia (>120/menit)
c. Major atau minor
Penurunan BB ≥ 4.5 kg dalam 5 hari pengobatan
diangnosa gagal jantung ditegakan minimal ada 1 kriteria major
dan 2 kriteria minor (Sudoyo Aru,dkk 2009).
Pada anak dan bayi:
a) Takikardi (denyut jantung > 160 kali / menit pada anak
umur dibawah 12 bulan;> 120 kali/menit pada umur 12
bulan-5 tahun.
b) Hepatomegali, peningkatan vena jugularis dan edema
perifer (tanda kongestif)
c) Irama derap dengan crakles/ronki pada basal paru
d) Pada bayi-napas cepat (atau berkeringat, terutama saat
diberi makanan pada anak yang lebih tua-edema kedua
tungkai, tangan atau muka, atau pelebaran vena leher.
e) Telapak tangan sangat pucat, terjadi bila gagal jantung
disebabkan oleh anemia. Klasifikasi fungsional gagal
jantung menurut New York Heart Association (NYHA)
Kelas I : Tidak ada keterbatasan aktivitas fisik. Aktivitas
fisik biasa tidak menyebabkan keletihan atau dispnea.
Kelas II : sedikit keterbatasan fisik. Merasa nyaman saat
istirahat , tetapi aktifitas fisik biasa menyebabkan
keletihan atau dyspnea. Kelas III : keterbatasan nyata
aktifitas fisik tanpa gejala. Gejala terjadi bahkan saat
istirahat.Jika aktivitas fisik di lakukan, gejala meningkat.
Kelas IV : Tidak mampu melaksanakan aktivitas fisik
tanpa gejala. Gejala terjadi bahkan pada saat istirahat, jika
aktivitas fisik dilakukan, gejala meningkat.
FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN

I. IDENTITAS DIRI KLIEN


Nama : Ny. S
Umur : 62 thn
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Gebang Rejo
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Status Perkawinan : Sudah menikah
Agama : Islam
Suku : Bugis
Tanggal Kunjungan : 08 Agustus 2021
Tanggal Pengkajian :11 Agustus 2021

II. RIWAYAT PENYAKIT


a. Keluhan utama : Sesak nafas ,nyeri dada, cepat Lelah, pusing.

1. Riwayat Kesehatan Sekarang : pasien masuk melalui IGD RS UD Poso pada tgl 8
agustus2021 pukul 11:18 WITA rujukan dari puskesmas Kayamanya. Saat dilakukan
pengkajian tentang riwayat penyakit sesak nafas dan cepat Lelah dirasakan sejak dua hari
yg lalu sebelum memeriksa ke puskesmas. Semakin sesak saat beraktivitas nyeri pada dada
sebelah kiri durasi 20 menit, skala nyeri 5, tubuh terasa lemah, edema pada ekstremitas
bawah. Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 10 agustus 2021 pukul 08:49 WITA
pasien mengeluh sesak nafas ,sesak dirasakan meningkat saat beraktivitas

2. Riwayat penyakit dahulu : Pasien mengatakan pernah di rawat di RSUD POSO 11 tahun
yang lalu karena penyakit stroke. Pasien memiliki riwayat hipertensi sejak 13 tahun yang
lalu.

3. Diagnose medis pada saat Masuk Rumah Sakit :


(1) Penurunan curah jantung berhubungan dengan Perubahan kontraktilitas
miokardial/perubahan inotropik
(2) Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan reflek
batuk, penumpukan secret
(3) Intoleran aktivitas
III. PENGKAJIAN SAAT INI
1. Oksigenasi
Tanda & Gejala : Dispnea saat aktivitas, tidur sambil duduk atau dengan beberapa
bantal, Batuk dengan / tanpa sputum. Pengguanaan bantuan pernapasan, misal
oksigen atau medikasi, Pernapasan takipnea, napas dangkal, pernapasan laboral,
penggunaan otot aksesori, Pernapasan nasal faring, Batuk kering / nyaring / non
produktif atau mungkin batuk terus menerus dengan/ tanpa sputum, Sputum :
mungkin bercampur darah, merah muda / berbuih, edema pulmonal, Bunyi
napas : mungkin tidak terdengar dengan krakels banner dan mengi

2. Pola Nutrisi
Kehilangan nafsu makan, Mual / muntah, Penambahan BB signifikan,
Pembengkakan pada ekstremitas bawah, Pakaian / sepatu terasa sesak, Diet tinggi
garam / makanan yang telah diproses, lemak gula, dan kafein.

3. Pola Aktivitas Sehari-Hari


Keletihan, kelelahan terus sepanjang hari, Insomnia, Nyeri dada dengan aktivitas,
Dispnea pada saat istirahat atau pada pengerahan tenaga, Gelisah, perubahan status
mental: letargi, TTV berubah pada aktivitas

Kemampuan Perawatan Diri 0 1 2 3 4


Makan/Minum 
Mandi 
Toileting 
Berpakaian 
Mobilitas di tempat tidur 
Berpindah 
Ambulasi 

Keterangan :
1. Alat Bantu
2. Dibantu orang
3. Dibantu orang lain dan alat
4. Tergantung total

5. Pola Istirahat Tidur partisipan 1 tidur siang 1-2


jam/hari dan tidur malam hanya 4- 5 jam/ hari.partisipan 1 mengatakan tidur tidak
nyenyak dan sering terbangun di malam hari karena sesak nafas

6. Pola perceptual (Penglihatan, pendengaran, pengecapan, sensasi)Penglihatan baik dan tidak


ada menggunakan alat bantu penglihatan ,pendengaran masih baik, pengecapan pasien tidak
mengalami penurunan fungsi pengecapan.
7. Pola Eliminasi
a. BAB
Buang air besar 1 kali sehari warna kecoklatan , konsistenasi agak keras

b. BAK
Bersih, terpasang kateter. Saat sakit Ny.S buang air kecil melalui selang kateter
sebanyak 700 cc/ hari warna kencing sedikit kecoklatan

8. Personal Hygiene
Keletihan, kelemahan, kelelahan, selama aktivitas perawatan diri, Penampilan
menandakan kelalaian perawatan personal.

IV. PEMERIKSAAN FISIK


Keluhan klien yang dirasakan saat sakit :
Keadaan Umum : Composmentis
Kesadaran :
Nilai GCS :V=6 E= 4 M= 5
TD : 130/80mmHg RR :22x/menit N : 82x/menit S : 36,5 C

Kepala : bentuk kepala normal, rambut sebagian memutih, merata, kulit kepala bersih tidak
ada ketombe, tidak ada benjolan dan lesi.

Mata : : simetris kiri dan kanan, mata bersih, palpebra tidak edema, konjungtiva tidak
anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokor kiri dan kanan. Reflek cahaya positif, diameter
simetris kiri dan kanan dan tidak ada menggunakan alat bantu penglihatan.

Hidung : simetris kiri dan kanan, tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak ada kotoran,
tidak ada
pembengkakan .

Mulut : Pemeriksaan pada mulut kurang bersih, ada plak pada gigi, mukosa bibir kering,
reflek mengunyah dan menelan baik.

Telinga : simetris kiri dan kanan, bersih, tidak ada serumen, pendengaran masih baik.
Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening, ada pembesaran vena jugularis

Thoraks : Sistem pernapasan pada pemeriksaan paru- paru,


inspeks :simetris kiri kanan
palpasi:fremitus kiri dan kanan sama
perkusi : terdengar sonor
auskultasi:bronkovesikuler
Program Therapi

No Nama Obat Dosis & Cara Pemberian Manfaat

Pemeberian O2 4 liter ( menggunakan Meningkatkan kadar oksigen


binasal nasal kanul melalui dalam darah
lubang hidung)
Mengatur jumlah air dalam tubuh
IVFD Eas pfrimmer 500cc/24 jam ( injeksi)
Menghambat pertumbuhan dan
Ceftriaxone 1x 2 gr, ( melalui oral ) membunuh bakteri

Mengeluarkan cairan berlebih


lasix 1x20 gr( melalui oral)

Mencegah berbagai jenis infeksi


Eritromicin 1x500 gr( melalui oral) bakteri

Mengatasi asidosis metabolikurin


Bicnat 3x1mg( oral dan injeksi) yg terlalu asam dan asam lambung
berlebih
As.Folat 1x5mg( oral) Proses pembentukan sel sel
berjalan dgn baik

Candesartan 1x16mg(oral) Mengatasi hipertensi dan gagal


jantung

Clopidogrel 1x75mg(oral) Untuk mencegah terjadinya


serangan jantung.
V. Analisa Data

N DATA PROBLEM ETIOLOGI


O
1 DS :
 klien mengeluh cepat lelah Penurunan curah Perubahan
 Klien menngeluh susah jantung kontraktilitas
bernafas miokardial/perubahan
 Klien mengatakan sandal yang inotropik
digunakannya menjadi lebih
sempit

DO
 Frekuensi jantung klien
takikardi
 klien tampak letih
 ekstremitas klien mengalami
edema
 terdengar bunyi murmur pada
auskultasi jantung klien
2
 RR klien 22x/menit
Bersihan jalan nafas penurunan reflek
tidak efektif batuk, penumpukan
DS
secret
 Klien mengatakan sulit
bernafas
 Klien mengatakan sulit batuk
karena ada yang menahan
 Klien mengatakan sesak nafas
. DO
 Klien mengalami sulit
3 bernafas (dispnea) Intoleransi aktivitas
 Terdengar bunyi ronkhi pada Penurunan curah
klien jantung
 RR 22x/menit

DS
 Klien mengatakan mudah
lelah, badan terasa lemas dan
apabila beraktivitas nafasnya
terasa sesak
DO
 TD meningkat saat
beraktivitas. TD:130/80
(sebelum) 140/90 (sesudah)
 Nadi:82x/mnt (sebelum)
100x/mnt (sesudah)
 RR: 22x/mnt (sebelum)
26x/mnt (sesudah)
INTERVENSI KEPERAWATAN

N DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI


O KEPERAWATA
N
1 Penurunan curah Setelah dilakukan 1. Auskultasi nadi apical,
jantung tindakan keperawatan observasi frekuensi, irama
berhubungan diharapkan tanda vital jantung
dengan Perubahan dalam batas yang dapat 2. Catat bunyi jantung.
kontraktilitas diterima (disritmia 3. Palpasi nadi nadi perifer
miokardial/peruba terkontrol atau hilang) 4. Observasi TTV
han inotropik. dan bebas gejala gagal 5. Kaji kulit terhadap pucat
jantung. dan sianosis.
6. Tinggikan kaki, hindari
KRITERIA HASIL: tekanan pada bawah lutut.
Melaporkan penurunan 7. Berikan oksigen tambahan
episode dispnea, dengan nasal kanula atau
angina. masker sesuai indikasi.
      Ikut serta dalam
aktivitas yang
mengurangi beban kerja
jantung

2 Bersihan jalan 1. Auskultasi bunyi nafas.


nafas tidak efektif Catat adanya bunyi nafas,
berhubungan Setelah dilakukan missal mengi, krekels,
dengan penurunan tindakan keperawatan ronki.
reflek batuk, diharapkan kepatenan 2. Pantau frekuensi
penumpukan jalan nafas klien terjaga pernafasan. Catat rasio
secret dengan inspirasi dan ekspirasi
3. Ajarkan klien posisi
KRITERIA HASIL fowler dengan sudut 45
RR dalam batas normal derajat
Irama nafas dalam batas 4. Dorong/bantu latihan
normal nafas abdomen atau bibir
Pergerakan sputum 5. Memberikan air hangat.
keluar dari jalan nafas
 Bebas dari suara nafas
3 tambahan
Intoleran aktivitas
Setelah dilakukan 1. anjurkan melakukan
Tindakan keperawatan aktivitas secara bertahap
maka gangguan 2. anjurkan tirah baring
pertukaran gas 3. lakukan Latihan gerak
meningkat dengan pasif atau aktif
4. fasilitasi duduk disisi
KRITERIA HASIL tempat tidur
1. Dispnea menurun
2. bunyi napas
tambahan menurun
3. pusing menurun

IMPLEMENTASI

N TANGGAL IMPLEMENTASI RESPON HASIL PARAF


O
1 Kamis,1 1. Mengkaji nadi  Frekuensi jantung klien
oktober apical, observasi mengalami takikardi yaitu
2015, 14.00 frekuensi, irama 105x/menit
jantung

2. mencatat bunyi  bunyi jantung klien S1 dan


jantung S2 terdengar pelan,bunyi
jantung S3 (gallop)
terdengar, dan terdengar
murmur sistolik dan
3. mengkaji nadi klien diastolic
 nadi klien cepat hilang dan
tidak teratur
4. mengajarkan klien
posisi fowler 45
derajat  klien tampak
mendengarkan perawat dan
melakukan posisi fowler
2 Jum’at , 2 45 derajat
oktober
2015, 1. mengkaji bunyi
08.30 nafas klien

2. memberikan klien  nafas klien terdengar ronki


air hangat
 klien kooperatif
3. mengajarkan klien
latihan nafas
abdomen untuk  klien tampak
mengontrol dispnea mendengarkan dan
4. mengajarkan klien mengikuti instruksi
posisi fowler 45 perawat
derajat

 klien tampak
mendengarkan dan
melakukan posisi fowler
45 derajat

Anda mungkin juga menyukai