Anda di halaman 1dari 59

Nama-Nama Khulafaur Rasyidin dan Sifat Teladannya

Bagikan :
Mari mengingat kembali nama-nama Khulafaur Rasyidin beserta gelar dan sifat yang dapat
diteladani, berdasarkan urutan masa kepemimpinannya. Berikut nama-nama Khulafaur Rasyidin
beserta gelar dan sifat yang dapat diteladani, berdasarkan urutan masa kepemimpinannya.
(Ilustrasi Foto: xisdom/Pixabay)
Jakarta, CNN Indonesia --

Khulafaur rasyidin atau kekhalifahan rasyidin berdiri setelah Nabi Muhammad wafat pada tahun


632 Masehi atau tahun 11 H.

Sepeninggalan Rasulullah, tampuk kepemimipinan umat Islam kemudian dipercayakan kepada


khulafaur rasyidin.
Lihat juga:10 Sahabat Nabi Muhammad yang Dijamin Masuk Surga

Khulafaur Rasyidin secara harfiah diartikan sebagai para pemimpin yang mendapatkan petunjuk.
Nama-nama khulafaur rasyidin adalah Abu Bakar Ash-Shidiq, Umar bin Khattab, Utsman bin
Affan, dan Ali bin Abi Thalib.

Masa pemerintahan Khulafaur Rasyidin merupakan masa yang penting dalam perjalanan Islam.

Keempatnya berhasil memperluas syiar agama Islam hingga ke luar jazirah Arab,
menyelamatkan Islam, serta meletakkan dasar-dasar kehidupan agama Islam terhadap umatnya.

Kepemimpinan empat Khulafaur Rasyidin pun berbeda-beda sesuai dengan karakter pribadi dan
situasi masyarakat pada masa itu.

Berikut nama-nama Khulafaur Rasyidin beserta gelar dan sifat yang dapat diteladani,
berdasarkan urutan masa kepemimpinannya.
Sejumlah umat beraktivitas di sekitar Masjid Quba, Madinah. (ANTARA FOTO/Ismar
Patrizki)Foto: ANTARA FOTO/Ismar Patrizki
Ilustrasi. Nama-nama Khulafaur Rasyidin beserta gelar dan sifat yang dapat diteladani oleh umat
muslim.

1. Abu Bakar Ash Shiddiq (11-13 H / 632-634M)

Abu Bakar Ash Shiddiq adalah nama khulafaur rasyidin pertama. Nama aslinya adalah Abdullah
bin Abi Quhafah at-Tamimi.

Sejak kecil, beliau terkenal dengan sifat yang lemah lembut, jujur, dan sabar. Beliau telah
bersahabat dengan Rasulullah SAW sejak berusia remaja.

Nabi memberinya gelar Ash-Shiddiq berarti 'yang berkata benar', setelah Abu Bakar
membenarkan peristiwa Isra Mi'raj yang diceritakan Nabi kepada para pengikutnya. Dari situlah
ia lebih dikenal dengan nama Abu Bakar ash-Shiddiq.
Abu Bakar diangkat menjadi khalifah dengan jalan musyawarah antara kaum Anshar dan kaum
Muhajirin di Saqifah Bani Sa'idah (balai pertemuan di kota madinah).

Dalam masa kepemimpinannya yang terbilang singkat, Abu Bakar telah mencapai usaha dan
prestasi yang sangat luar biasa.

Antara lain memberantas penolak pembayar zakat, melakukan ekspansi ke wilayah Irak, Syiria,
Hirab; memerangi nabi palsu, dan sangat gigih dalam melindungi orang yang memeluk agama
Islam.

Sebelum meninggal karena sakit, Abu Bakar mewasiatkan Umar bin Khattab untuk
menggantikannya.

2. Umar bin Khattab (13-23 H / 634-644 M)

Umar bin Khattab adalah satu di antara nama-nama khulafaur rasyidin sekaligus tokoh besar
dalam sejarah Islam yang paling berpengaruh.

Ia dikenal dengan pribadi yang berani, bertekad kuat, dan tegas. Umar merupakan salah satu
sahabat dekat Nabi dan juga merupakan ayah dari Hafshah, istri Nabi Muhammad.

Di bawah masa kekhalifahan Umar, Islam tumbuh dengan sangat pesat, didukung dengan kondisi
politik yang lebih stabil. Islam berhasil mengambil alih Mesopotamia, sebagian Persia, serta
Mesir, Palestina, Syria, Afrika Utara, dan Armenia dari kekaisaran Romawi.

Selain itu pembentukan baitul maal menjadi gebrakan besar Umar di bidang ekonomi.

Berkat keberhasilannya atas penaklukan yang berlangsung pada masa pemerintahannya, Umar
mendapat gelar Amir Al Mukminin atau komandan orang-orang beriman dan dikenal sebagai Al
faruq atau tegas membedakan benar dan salah.
Lihat juga:Sejarah Tahun Baru Islam, Berawal dari Hijrah Nabi Muhammad

3. Utsman bin Affan (23-35 H / 644-656 M)


Ilustrasi padang pasirFoto: Unsplash/Tim de Groot
Ilustrasi padang pasir. Nama-nama khulafaur rasyidin adalah Abu Bakar Ash-Shidiq, Umar bin
Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib.

Utsman bin Affan adalah khalifah ketiga sekaligus Khulafaur Rasyidin dengan masa kekuasaan
terlama. Utsman dikenal sebagai pribadi yang lembut dan murah hati.

Mulanya, Utsman memeluk Islam karena ajakan Abu Bakar, dan menjadi salah seorang sahabat
dekat Nabi SAW. Beliau mendapatkan gelar Dzun Nurain atau yang memiliki dua cahaya.

Utsman adalah seorang saudagar kaya dan cerdas sejak muda. Meski demikian, ia memiliki sifat
sederhana. Sumbangsihnya yang paling menonjol adalah sifat kedermawanan dalam memberikan
harta yang digunakan untuk kepentingan Islam.

Utsman juga dikenal atas perannya dalam mengumpulkan ayat-ayat Alquran, menyalin, dan
membukukannya. Karena jasa besarnya yang bermanfaat bagi umat Islam itulah, maka mushaf
tersebut dinamakan Mushaf Usmani.

4. Ali bin Abi Thalib (35-40 H / 656-661 M)

Ali bin Abi Thalib adalah nama khulafaur rasyidin yang terakhir setelah Abu Bakar, Umar, dan
Utsman. Ali diberi gelar khusus Karamallahu Wajhahu, yang artinya semoga Allah
memuliakannya.

Masa kekuasaan Ali merupakan periode tersulit dalam sejarah Islam karena terjadi perang
saudara pertama pertama kalinya di dalam tubuh umat Muslim yang disebabkan oleh
terbunuhnya khalifah ketiga, Utsman bin Affan.

Meski demikian, terlepas dari perbedaan pendapat mengenai status Ali dan kepemimpinannya
atas umat Islam, kaum Sunni dan Syiah mengakui bahwa Ali memiliki pribadi yang saleh, adil,
dan berani.

Ali begitu berjasa dalam membenahi keuangan negara (baitul maal), memajukan bidang ilmu
bahasa, pembangunan, dan meredam pemberontakan di kalangan umat Islam.
Lihat juga:Seluk-beluk Tahun Baru Islam dan Bulan Muharram

Itulah nama-nama khulafaur rasyidin beserta sifat-sifat baik yang bisa diteladani. Sebagai
muslim, hendaknya kita menjadikan akhlak para sahabat Nabi tersebut sebagai panutan.
(fef/fef)

Homepage / Berita Islami / Keteladanan Khulafaur Rasyidin, 4 Khalifah Islam Untuk Peradaban
Dunia
Keteladanan dari khulafaur rasyidin (Foto: dalamislam.com)

Keteladanan Khulafaur Rasyidin, 4 Khalifah


Islam Untuk Peradaban Dunia
Oleh Redaksi BeritakuDiposting pada 16/01/2021Anda Pembaca Ke 760 Hari Ini

Setelah Rasulullah, maka sahabatnya termasuk 4 Khulafaur Rasyidin memiliki keteladanan yang
patut menjadi conton baik, buat umat muslim

Oleh: Ayu (Penulis Berita Islami)

Beritaku.Id, Berita Islami – Assalamualaikum wr.wb? Halo semuanya, kembali lagi dengan
artikel Beritaku.id, yang semoga menjadi referensi kalian dalam menambah ilmu tentang
berbagai aspek keislaman.

Hari ini kita akan membahas bagaimana keteladanan 4 Khalifah Islam dengan julukan sebagai
“Khulafaur Rasyidin”, yang dapat kita ambil sifat-sifat teladannya dalam kehidupan sehari-hari.

Kata “Khulafaur Rasyidin” merupakan dua kata yang mempunyai arti masing-masing.

Kata “khulafah” yang artinya seorang pemimpin, dan kata “Rasyidin” merupakan bentuk jamak
dari kata Ar-Rasyid yang artinya mendapatkan petunjuk dari Allah SWT. Dengan demikian
Khulafaur Rasyidin adalah pemimpin yang mendapatkan petunjuk dari Allah SWT.
Baca juga beritaku:
Sahabiyah Cerdas, 5 Kisah Inspiratif Zaman Nabi, Ada Istri Para Syuhada

Ke
teladanan Dalam Memimpin Oleh Para Khalifah dengan gelar Khulafaur Rasyidin (Foto:
Republika.co.id)
Keteladanan Para Khulafaur Rasyidin

Ada 4 Khulafaur Rasyidin yang bisa kita teladani sifat-sifatnya, yakni:

Bijaknya Abu Bakar As-Shiddiq

Abu Bakar As-Sidiq, adalah sahabat dari Rasulullah SAW yang mempunyai sifat istimewa.

Abu Bakar adalah seorang sahabat yang terkenal dengan sifat jujur serta bijaksananya.

Nama “As-Sidiq” itulah yang menjadi alasan mengapa akhirnya tersematkan kepada Abu Bakar.
Saat setelah kepergian dari Rasulullah SAW untuk menghadap Allah SWT di alam selanjutnya.

Banyak cerita yang mengisahkan tentang peran dari Abu Bakar As-Sidiq saat menjadi pemimpin
Ummat Muslim.

Banyak sekali prestasi yang Abu Bakar toreh pada saat beliau memimpin umat Islam. Saat masa
pimpinannya, Abu Bakar As-Sidiq memerangi Nabi palsu yang saat itu meresahkan umat
Muslim di perang Ridda.

Sekitar 4 orang yang melenatik dirinya menjadi seorang Nabi setelah Rasullullah SAW wafat.
Mereka mendeklarasikan diri menjadi nabi (palsu) adalah Bani Hanifah, Bani Asad ibn
Khuzaymah, Bani Taghlib serta Bani Tamim. Mereka memiliki pemimpin yang berbeda.

Prestasi selanjutnya, saat masa kepemimpinan Abu Bakar As-Sidiq, beliau mengumpulkan
lembaran-lembaran berisi firman Allah, untuk kelak bisa menjadi satu mushaf pada masa
kepemimpinan Khalifah selanjutnya.

Selain itu, Abu Bakar As-Sidiq sangat menyayangi ummat Muslim.

Hal ini terbukti pada saat menjelang wafatnya, di mana Abu Bakar memanggil Putrinya dan
berkata untuk membagikan hartanya yang tersisa untuk Ummat Muslim. Beliau melakukan hal
tersebut dengan alasan tidak mau membawa harta Ummat pada saat ia akan wafat.

Dari keteladanan Beliau, kita bisa mengambil pelajaran dari khulafaur rasyidin tersebut. Bahwa
menjadi orang yang jujur, dan amanah, mengantarkan kita ke jalan yang benar serta
menumbuhkan karakter yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Baik dalam menjalani hidup,
maupun dalam mengatasi permasalahan yang sedang ia hadapi.
Terdapat artikel
Mengenal Abu Bakar As-Siddiq, Secara Singkat Yang Pertama Memeluk Islam

Sifat Keteladanan Umar Bin Khattab

Satu lagi Khulafaur Rasyidin yang sifatnya dapat kita teladani, karakternya keras namun
keteladan yang ia miliki patut menjadi panutan. Dialah Umar bin Khattab.
Nama lengkap dari Umar bin Khatab ialah Umar bin Khattab bin Nafiel bin Abdul Uzza. Ummar
bin Khattab, lahir dan di besarkan di Mekkah serta merupakan anak dari suku Bani Adi.

Suku ini masih satu rumpun dengan Bani Quraisy yang merupakan suku terbesar di Mekkah.

Periode masa khalifah Ummar bin Khattab, ialah 634-644, beliau menggantikan Khalifah
pertama yakni Abu Bakar As-Sidiq setelah wafat.

Keluarga dari Ummar bin Khattab, termasuk dalam keluarga yang kecukupan.

Karena sifatnya yang dapat membedakan mana yang benar serta mana yang salah, atau mana
yang baik dan mana yang batil, maka Rasulullah saat masih hidup. Menggabungkannya sebagai
salah satu dari Khulafaur Rasyidin dengan julukan Al-Faruk.

Saat masa kepemimpinannya, Ummar bin Khattab mengajarkan berbagai sifat baik yang menjadi
teladan oleh Ummat Muslim kala itu.

Yang pertama adalah sifat pemberaninya. Sifat ini sudah menjadi watak asli dari Ummar bin
Khattab, bahkan sebelum masuk agama Islam.

Karena sifatnya yang berani, saat Rasulullah masih hidup, Ummar bin Khattab bicara dengan
lantang bahwa beliau akan ikut dengan Nabi untuk hijarh ke Madinah, dan memulai memeluk
agama Islam.

Saat itu, keberaniannya hanya beliau fokuskan untuk jihad membela agama Allah, yakni Islam.

Yang selanjutnya adalah pribadinya yang sangat sederhana. Meski Ummar bin Khattab berasal
dari keluarga yang kecukupan, beliau memilih untuk hidup sederhana.

Memilih Kesederhanaan

Ummar bin Khattab lebih memilih tinggal di masjid. Dibandingkan harus tinggal di istana
ataupun Gedung. Yang memiliki ruangan mewah sebagai tempat tinggal.

Ummar bin Khattab juga lebih memilih untuk tidur di atas pelepah kurma dari ummat Muslim.
Lalu memberikan langsung kepadanya, di bandingkan tidur di Kasur yang empuk dan nyaman.

Ummar bin Khattab juga memberikan teladan hidup sederhana dengan memakai baju yang
terlihat kusam saat berkunjung ke daerah yang sudah ia taklukan bersama Patrik Yerusalem dan
Sophronis.

Keteladanan Ummar bin Khattab yang lain, adalah khulafaur rasyidin dengan sifat adilnya.

Hal ini tertuang dalam kisah pada saat Gubernur mesir yakni Amr bin Ash yang ingin
melebarkan masjid di sana. Mesjid tersebut dekat dengan rumah dari seorang kakek Yahudi.
Gubernur tersebut akhirnya mengalami kendala, di mana sang kakek tidak mau membongkar
rumahnya dan pindah ke wilayah lain.

Gubernur tersebut terus membujuk kakek Yahudi tersebut. Karena jengah, akhirnya kakek
Yahudi mengadu pada Ummar bin Khattab, serta menceritakan tentang masalah yang ia
hadapinya sekarang.

Mendengar hal tersebut, Ummar bin Khattab memberikan sebuah tulang untuk membuat garis
dan pedang di atas tulang tersebut untuk di bawa menghadap Gubernur Ummar bin Ash.

Setelah itu, akhirnya sang kakek menghadap ke Gubernur tersebut dan memberikan tulang itu
kepadanya.

Wajah gubernur menjadi pucat, dan segera ia memerintahkan para pekerjanya untuk berhenti
melebarkan masjid. Karena penasaran, kakek tersebut bertanya kepada Umar bin Ash tentang
alasan kenapa bertindak demikian.

Amr menjawab, Ummar mengingatkan padanya sebagai seorang pemimpin harus berlaku adil
terhadap rakyatnya. Kakek tersebut merasa kagum kepada Ummar bin Khattab. Dari kejadian
itu, kakek tersebut akhirnya masuk agama Islam.

Tegas Dalam Bersikap

Ummar bin Khattab juga memiliki sifat yang tegas. Pada masa Ummar memecat Khalid bin
Walid, seorang panglima perang yang memiliki segudang prestasi dalam pertempuran.

Khalid bin Walid yang tak lain masih memiliki hubungan kekerabatan dengannya. Umar
memecatnya. Dengan keputusan bahwa Ummar tidak mau panglimanya terlalu mengdapat
pengagungan. 

Ummat terkesan mendewakan Khalid bin Walid setiap menang dari pertempuran. Khalid bin
Walid pun menerima dengan lapang dada atas keputusan Ummar bin Khattab.

Ummar bin Khattab juga sangat terkenal dengan sikap Loyalnya, dan tanggungjawabnya. Hal ini
terbukti saat ia melihat seorang Ibu yang berbohong pada anaknya. Ibu tersebut mengatakan
bahwa ia sedang menanak nasi, padahal yang di masak adalah batu.

Saat Ummar melihat hal tersebut, beliau langsung bergegas memberikan gandum kepada ibu
tersebut dengan cara mengambilnya dari rumah, dan ia pikul sendiri saat mengantarkan gandum
tersebut.

Wafatnya sang khalifah secara syahid setelah sholat subuh, lengkap dalam Kisah Umar Bin
Khattab.

Kepribadian Utsman Bin Affan


4 Khulafaur Rasyidin Dengan kisah Keteladanan (Foto:Kemendikbud.go.id)

Selanjutnya adalah Khulafaur Rasyidin ketiga yakni Ustman bin Affan, salah satu Khulafaur
Rasyidin yang sangat pemalu, namun hal tersebut membuat Rasulullah segan kepadanya.

Utsman bin Affan merupakan anak yang lahir dari keluarga yang kaya raya, terpandang di
Mekkah.

Beliau merupakan anak dari Ayah bernama Affan bin Abi al-‘As, dan ibu yang bermana Arwa
bin Kurayz. Utsman memiliki satu adik perempuan bernama Amina.

Beliau merupakan salah satu sahabat Nabi yang memiliki sifat teladan, bahkan sifat tersebut
membuat Rasulullah dan Malaikat segan padanya.

Khalifah Yang Pemalu

Yang pertama adalah sifat pemalu dan lembut yang ia miliki. Utsman dalam suatu kisah pada
suatu hari.

Utsman ingin bertemu dengan Rasulullah yang saat itu sedang tidur dengan baju yang
memperlihatkan sedikit betisnya.

Pada saat Rasulullah bertemu dengan Abu Bakar dan Ummar, Rasulullah tidak begitu
memperdulikan hal tersebut.
Baca juga:
Ashabul Kahfi, Kisah 8 Nyawa Dalam Kisah Lengkap, Terlelap 309 Tahun

Namun saat Utsman meminta izin untuk bertemu dengan beliau, Rasululllah segera merapikan
pakaiannya, lalu mempersilahkan Utsman masuk untuk menemuinya.
Ini mencerminkan betapa segannya Rasulullah terhadap sikap Utsman. Teladan lain dari Utsman
bin Affan adalah suka membantu Ummatnya yang kesusahan. Utsman sangat tidak suka melihat
salah satu Ummatnya kesusahan.

Dalam kisah pada suatu hari saat rombongan Ummat Muslim hijrah ke Madinah, beliau membeli
air ke salah satu seorang Yahudi. Yang menjual air minum di sana untuk salah satu kaumnya
yang kehausan.

Beliau membeli setengah air sumur yang di dagangkan oleh seorang Yahudi tersebut.

Saat giliran mengambil air, Utsman mempersilahkan para Ummatnya untuk mengambil air di
sumur dan menyetok air untuk perjalanan dua hari. Dari kejadian tersebut, Utsman di anggap
sebagai seorang pemimpin yang sangat bijak dan baik terhadap rakyatnya.

Teladan lain dari Utsman, ialah mementingkan hartanya untuk berjihad di jalan Allah, dan
melimpahkan hartanya untuk kemakmuran Ummat.

Utsman juga menjadi salah satu Khalifah yang berhasil menyatukan Al-Qur’an menjadi satu
mushaf atau satu buku.

Kecerdasan dari Ali bin Abi Thalib

Khulafaur Rasyidin yang terakhir adalah Ali bin Abi Thalib, sahabat Nabi yang terkenal dengan
kecerdasannya.

Ali bin Abi Thalib, lahir pada tahun 599 Masehi, dan merupakan bayi pertama yang lahir dari
golongan pemeluk agama Islam.

Periode kepemimpinan Ali bin Abi Tholib sekitar 656 s/d 661 Masehi. Ali bin Abi Thalib sangat
terkenal dengan kecerdasannya.

Beliau sangat suka dengan belajar, dan sangat penasaran dengan berbagai hal yang belum ia
pelajari.

Beberapa teladan dari Ali bin Abi Thalib dalam belajar, yakni:

Pertama, belajar langsung dari sumbernya. Ali bin Abi Thalib belajar banyak hal dari Rasulullah
secara langsung. Ali juga selalu mengamati lingkungannya, lalu mempersamakan dengan ajaran
yang sudah ia dapatkan dari Rasulullah untuk mendapatkan kevalidan.

Lalu yang selanjutnya adalah, kesungguhan Ali bin Abi Thalib dalam menimba ilmu. Hal ini
tergambar saat setelah ia diajarkan sesuatu oleh Rasulullah. Ali langsung mengamati apa yang
sudah di ajarkan, namun dan setelahnya ia akan memikirkan kembali dengan sungguh-sungguh.
Dari kebiasaan tersebut, Ali menjadi pribadi yang tidak mudah terpengaruh oleh hal apapun.
Termasuk dalam perbuatan yang tidak disukai oleh Allah. Meski banyak orang di sekeliling Ali
melakukan hal itu, namun Ali tidak terpengaruh oleh hasutan mereka.

Sebagaimana, Kecerdasan Ali Bin Abi Thalib Dalam Memutuskan Perkara Umat, selalu dengan
pikiran yang matang.

Kedua, Teladan selanjutnya adalah, Ali suka mencatat berbagai hal yang di ajarkan oleh
Rasulullah dengan menuliskannya. Hal ini terbukti dengan Ali yang menyempurnakan tulisan
Al-Qur’an dan bisa di baca sampai dengan sekarang.

Ali tidak pernah keluar dari rumahnya, kecuali jika akan menunaikan sholat jamaah serta sholat
jum’at. Dari hal tersebut, Ali bin Abi Thalib mempunyai berbagai karya yang mendunia sampai
sekarang.

Bahkan, dalam sebuah kisah saat pada subuh Matahari Hormat, Rukuk Rasulullah Tertahan
Demi Ali Bin Abi Thalib.

Penutup

Dari beberapa kisah Khulafaur Rasyidin, kita bisa lebih mengerti tentang bagaimana menjadi
pribadi yang amanah, yang jujur, adil, dan tegas, serta bersungguh-sungguh dalam menimba ilmu

KETELADANAN NABI MUHAMMAD SAW


ejak masa muda, Nabi Muhammad SAW telah dikenal dengan kejujuran, amanat, kesabaran,
ketegaran, dan kedermawanan. Dalam kesabaran dan kerendahan diri beliau dan dalam keagungan
akhlak beliau tak tertandingi. Dalam memaafkan, beliau tidak ada bandingannyaNabi Muhammad SAW
adalah sosok manusia paling sempurna (insan kamil), beliau selalu menjaga kewajibannya sebagai
hamba Allah, yaitu beribadah kepada Allah Swt. Meskipun beliau sudah dijamin oleh Allah Swt masuk
surga, beliau tetap beribadah kepada Allah dengan sangat tekun.. Nabi Muhammad SAW adalah pribadi
yang dapat dipercaya atau amanah. Beliau selalu menjaga diri dari segala perbuatan dosa untuk
menjaga kepercayaan umat pada dirinya. Amanah juga menjadi salah satu akhlak utama Rasulullah
SAW. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam surah An Nisa ayat 58.

Assalamu`alaikum Wr. Wb

َ‫ َأ ْشهَ ُد اَ ْن الَ اِلهَ اِالَّ هللاُ َوحْ َدهُ الَ َش ِر ْيك‬ ، َ‫ُظ ِه َرهُ عَلى ال ِّد ْي ِن ُكلِّ ِه َولَوْ َك ِرهَ ْال ُم ْش ِر ُكوْ ن‬ْ ‫ق لِي‬ ِّ ‫اَ ْل َح ْم ُد ِهللِ الَّ ِذىْ اَرْ َس َل َرسُوْ لَهُ بِ ْالهُدىْ َو ِد ْي ِن ْال َح‬
‫ا‬xَ‫ ُد فَي‬xْ‫ َأ َّما بَع‬. َ‫حْ بِ ِه اَجْ َم ِع ْين‬x‫ص‬ َ ‫ ِه َو‬xِ‫ص ِّل َو َسلِّ ْم عَلى خَات َِم ْاالَ ْنبِيَآ ِء َو ْال ُمرْ َسلِ ْينَ ُم َح َّم ٍد َّوعَلى ال‬ َ ‫ اَللّهُ َّم‬،ُ‫لَهُ َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُه‬
َّ ‫ِعبَا َد هللاِ اِتَّقُوْ ا هللاَ َح‬
َ‫ق تُقَاتِ ِه َوالَ تَ ُموْ تُ َّن اِالَّ َواَ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُموْ ن‬

Hadirin rohimakumulloh

Puji dan syukur mari kita panjatkan kehadirat Alloh Swt, Dialah yang  memberkati kita semua
berbagai ni’mat dan karunia, dan hanya kepadaNya lah kita dikembalikan. Rohmat serta salam
semoga terlimpah kepada jungjunan kita yaitu Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sohabat
dan segenap umat yang taat mengikuti ajaranya, serta kita sekalian mengharap ridho,
ampunanNya dan mendapat syafaat Rosululloh SAW.

Hadirin rohimakumulloh

Keteladanan berasal dari kata “teladan”, yaitu perbuatan yang patut ditiru dan dicontohkan.” 
Keteladanan adalah hal-hal yang dapat ditiru atau di contoh. Dalam Bahasa Arab “keteladaan”
diungkapkan dengan kata “uswah” dan “qudwah”.

Setiap orang membutuhkan seorang teladan dalam kehidupannya. Karena Al-Quran telah
mengajarkan kepada kita bahwa hanya Rasulullah, Muhammad SAW yang wajib dijadikan
teladan. Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut
Allah.” (QS. Al-Ahzab [33]:21)

Hadirin rohimakumulloh

Berikut ini keteladanan Nabi Muhammad SAW. yaitu:

Pertama, Keteladanan dalam Beribadah

Nabi Muhammad SAW adalah sosok manusia paling sempurna (insan kamil), beliau selalu
menjaga kewajibannya sebagai hamba Allah, yaitu beribadah kepada Allah Swt. Meskipun
beliau sudah dijamin oleh Allah Swt masuk surga, beliau tetap beribadah kepada Allah dengan
sangat tekun.

Dalam satu riwayat dari Aisyah ra disebutkan bahwa pada suatu malam Nabi Muhammad SAW
mengerjakan shalat malam, di dalam shalat lututnya bergetar karena panjang dan banyak rakaat
shalatnya. Tatkala ruku’ dan sujud terdengar suara tangisnya namun ia tetap melakukan shalat
sampai adzan Bilal bin Rabbah terdengar di waktu subuh. Melihat Nabi Muhammad SAW.
demikian tekun melakukan shalat Aisyah bertanya: “Wahai Rasulullah! bukankah dosamu yang
tedahulu dan yang akan datang telah diampuni Allah ? Nabi Muhammad SAW menjawab: aku
ingin menjadi hamba yang banyak bersyukur”. (HR Bukhari dan Muslim).

Selain banyak melakukan shalat Nabi Muhammad SAW banyak berdzikir. Ia berkata:
“Sesungguhnya saya meminta ampun kepada Allah dan taubah kepadaNya setiap hari 70 kali.”
(HR Tabrani). Dalam hadits lain dikatakan bahwa Nabi Muhammad SAW meminta ampun
setiap hari 100 kali (HR Muslim). Selain itu Nabi Muhammad SAW banyak pula melakukan
i’tikaf di dalam mesjid, terutama di bulan Ramadhan.

Hadirin rohimakumulloh

Kedua, Keteladanan dalam Akhlak


Dalam diri Nabi Muhammad SAW terkumpul sifat utama, yaitu rendah hati, lemah lembut, jujur,
tidak suka mencari-cari cacad orang lain, sabar, dan tidak angkuh, santun, dan tidak mabuk
pujian. Nabi Muhammad SAW selalu berusaha melupakan hal-hal yang tidak berkenan di
hatinya dan tidak pernah berputus asa dalam usaha. Ketika Aisyah ditanya tentang akhlak Nabi
Muhammad SAW, ia menjawab “akhlaknya adalah Al-Qur’an” (HR Ahmad dan Muslim).

Tingkah laku Nabi Muhammad SAW. tercermin dalam kandungan Al-Qur’an sepenuhnya. Allah
SWT berfirman:

“Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (QS. Al-Qalam [68]:4).

Sejak masa muda, Nabi Muhammad SAW telah dikenal dengan kejujuran, amanat, kesabaran,
ketegaran, dan kedermawanan. Dalam kesabaran dan kerendahan diri beliau dan dalam
keagungan akhlak beliau tak tertandingi. Dalam memaafkan, beliau tidak ada bandingannya.
Ketika mendapatkan gangguan dan cemoohan masyarakatnya, beliau hanya berkata “Ya Allah,
ampunilah kaumku, karena mereka tidak mengetahui.” Beliau selalu mengharapkan kebaikan
seluruh umat manusia, penyayang dan belas-kasih terhadap mereka.

Dalam satu riwayat diceritakan bahwa setiap hari Nabi Muhammad SAW hendak berjalan
menuju masjid, beliau selalu diludahi oleh orang kafir. Namun pada suatu hari beliau lewat di
jalan yang sama, dan tidak ada yang meludahi beliau seperti hari-hari sebelumnya, maka Nabi
Muhammad  SAW bertanya kepada sahabat tentang keberadaan orang yang meludahi dirinya.
Setelah diberitahu bahwa orang tersebut sedang sakit, maka beliau menjenguk orang itu dan
berdo’a agar Allah memberikan hidayah dan menyembuhkan penyakitnya. Dengan
kelembutannya Nabi Muhammad SAW membalas kejahatan dengan kebaikan.

Hadirin rohimakumulloh

Ketiga, Ketedalanan dalam Berdakwah

Sebagai seorang da’i (pendakwah) Nabi Muhammad SAW adalah teladan utama bagi setiap
pendakwah. Metode dakwah yang diajarkan oleh Nabi  SAW yaitu bersifat bijaksana dan tidak
mempersulit. Buah dari dakwahnya dapat dilihat dari tersebarnya Islam di Jazirah Arab. Dalam
kurun masa kurang dari 23 tahun, Islam mampu berkembang dengan pesat di tengah kondisi
Jahiliyah masyarakat Arab yang cukup parah.

Rahasia besar kesuksesan Nabi Muhammad SAW dalam berdakwah adalah menyampaikan
dakwah melalui amal perbuatan. Dakwah disampaikan dengan cara yang hikmah, yaitu
penyampaian dakwah secara bijaksana, penuh dengan kebaikan dan kemudahan, tidak
menimbulkan permasalahan. Dakwah Nabi Muhammad SAW disampaikan dengan nasihat yang
baik (Mau’idzah Hasanah), sehingga dakwah Nabi menyentuh jiwa sesuai dengan pengetahuan
para pendengarnya. Penyampaiannya disertai dengan pengamalan dan contoh dari Nabi
Muhammad SAW.

Keempat, Keteladanan di tengah-tengah masyarakat


Di antara keteladanan Nabi Muhammad SAW. di tengah-tengah masyarakat adalah:

a.            Ramah dalam pergaulan;  Beliau sangat ramah terhadap siapa pun. Tidak ada kesan
takut bagi siapa saja yang ingin menghadapnya. Setiap kali beliau diajak bicara sangat serius
mendengarkannya. Bila menghadapi orang yang lemah dan miskin, Beliau tetap
menghormatinya tanpa merendahkan sedikitpun. Beliau tidak banyak berbiacara dan tidak
pernah memotong pembicaraan seseorang kecuali ia berbicara kebatilan. Beliau tidak pernah
mencela dan mencerca seseorang.

b.            Rendah hati dalam bermasyarakat; Meskipun beliau memiliki posisi tinggi di sisi Allah
dan manusia, akan tetapi beliau tidak mengagungkan diri di tengah-tengah kaumnya, malah
merendahkan diri tanpa harus merasa terhina. Perendahan diri yang disenangi oleh sahabat-
sahabat beliau, sebagaimana mereka cinta pada keluarga serta putra-putra beliau. Beliau tidak
pernah menentukan tempat duduk khusus bagi dirinya. Beliau memperlakukan masyarakat
sedemikian rupa sehingga mereka merasa dirinya adalah orang termulia di sisi beliau.

c.             Senang bermusyawarah; Nabi Muhammad SAW selalu mengajak para sahabatnya
untuk bermusyawarah dalam memutuskan suatu masalah. Apabila para sahabatnya telah
memberikan pertimbangan kepadanya, maka beliau mengambil pendapat yang dinilainya paling
tepat, sambil memuji kepada orang yang mengemukakan pendapat tersebut, sebagai dorongan
agar dia lebih bersemangat, juga sebagai bentuk penghargaan kepadanya.

Keimanan, Keteladanan dalam Kepemimpinan

Sebagai seorang pemimpin Nabi Muhammad SAW merupakan teladan bagi setiap pemimpin, di
antara teladannya, yaitu : Cerdas dalam menyelasaikan permasalahan, adil terhadap rakyatnya,
pemberani dan penyayang.

Hadirin rohimakumulloh

Demikianlah yang dapat saya sampaikan, semoga bermanfaat, mohon maaf atas segala
kekurangannya.

4 Keteladanan Nabi Muhammad SAW bagi Umat Islam


Kristina - detikEdu
Minggu, 23 Okt 2022 06:00 WIB
1 komentar
BAGIKAN
URL telah disalin
Silhouette muslim dua to Allah over mosque sunset background
Ilustrasi keteladanan Nabi Muhammad SAW bagi umat Islam. Foto: Getty
Images/iStockphoto/Boonyachoat
Jakarta -

Nabi Muhammad SAW adalah rasul utusan Allah SWT yang memiliki akhlak dan sifat mulia
sebagaimana tercermin dalam perilaku sehari-hari beliau. Ada banyak kisah yang
menggambarkan tentang keteladanan Nabi Muhammad SAW ini.

Mengutip buku Sejarah Kebudayaan Islam karya Fida' Abdilah dan Yusak Burhanudin,
diceritakan, pada suatu hari ada seorang lelaki meminta izin untuk berbicara kepada Nabi
Muhammad SAW.
Baca juga:
Kisah Mukjizat Nabi Muhammad: Memancarkan Air di Sela-sela Jari

Kemudian, beliau berkata kepada Aisyah RA untuk mengizinkan orang tersebut masuk. Nabi
SAW mengatakan bahwa orang tersebut dikenal sebagai orang yang paling buruk di kabilahnya.

Aisyah RA pun mengizinkannya masuk dan pria itu langsung duduk di depan Nabi Muhammad
SAW. Nabi SAW kemudian berbicara dengan ramah dan penuh perhatian. Hal ini membuat
Aisyah RA heran dan bertanya kepada beliau saat pria tersebut telah pergi.

Aisyah RA menanyakan mengapa Nabi SAW bertutur kata begitu lembut serta menghormati
orang yang kasar dan buruk. Nabi SAW Kemudian menjawab bahwa pria itu adalah orang yang
paling buruk di dunia karena tidak mau bergaul dengan orang lain dan ia menganggap orang lain
lebih buruk darinya.

Selain berperilaku mulia terhadap orang lain, masih banyak keteladanan Nabi Muhammad SAW
lainnya yang bisa dicontoh oleh umat Islam. Berikut di antaranya.
Keteladanan Nabi Muhammad SAW
1. Berkata Benar

Nabi Muhammad SAW selalu mengucapkan perkataan yang benar, baik benar dalam
menyampaikan wahyu yang datang dari Allah SWT maupun benar dalam perkataan yang
berhubungan dengan persoalan duniawi.

Berkata benar atau siddiq ini termasuk salah satu sifat wajib bagi rasul. Allah SWT berfirman
dalam surah Maryam ayat 41,

‫صدِّيقًا نَبِيًّا‬ ِ ‫َو ْاذ ُكرْ فِي ْال ِكتَا‬


ِ َ‫ب ِإ ْب َرا ِهي َم ۚ ِإنَّهُ َكان‬

Artinya: "Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Ibrahim di dalam Kitab (Al-Qur'an),


sesungguhnya dia adalah seorang yang sangat membenarkan, seorang Nabi."
2. Dapat Dipercaya

Nabi Muhammad SAW adalah pribadi yang dapat dipercaya atau amanah. Beliau selalu menjaga
diri dari segala perbuatan dosa untuk menjaga kepercayaan umat pada dirinya.

Amanah juga menjadi salah satu akhlak utama Rasulullah SAW. Sebagaimana Allah SWT
berfirman dalam surah An Nisa ayat 58.

۞ َ‫اس َأ ْن تَحْ ُك ُموا بِ ْال َع ْد ِل ۚ ِإ َّن هَّللا َ نِ ِع َّما يَ ِعظُ ُك ْم بِ ِه ۗ ِإ َّن هَّللا َ َكان‬ ِ ‫ِإ َّن هَّللا َ يَْأ ُم ُر ُك ْم َأ ْن تَُؤ ُّدوا اَأْل َمانَا‬
ِ َّ‫ت ِإلَ ٰى َأ ْهلِهَا َوِإ َذا َح َك ْمتُ ْم بَ ْينَ الن‬
‫صيرًا‬
ِ َ‫َس ِميعًا ب‬
Artinya: "Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak
menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu
menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya
kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat."
3. Cerdas, Pandai, dan Bijaksana

Keteladanan Nabi Muhammad SAW lainnya adalah kecerdasan, kepandaian, dan kebijaksanaan
yang melekat pada diri beliau. Ini juga menjadi sifat wajib rasul yang sering disebut dengan
fatanah.
4. Pemimpin yang Sukses

Hal lain yang bisa diteladani dari Nabi Muhammad SAW adalah kepemimpinan beliau.
Mengutip buku Pemimpin yang Bertaqwa karya Saiful Irfan, Nabi Muhammad SAW dikenal
sebagai pemimpin yang sukses dalam membina masyarakat Madinah kala itu.

Dijelaskan lebih lanjut, Nabi SAW selalu memutuskan semua perkara yang dihadapi dengan
jalan musyawarah dan mufakat. Hal ini mengacu pada firman Allah SWT dalam surah Ali Imran
ayat 159.
‫هّٰللا‬
‫اورْ هُ ْم فِى ااْل َ ْم ۚ ِر فَا ِ َذا‬
ِ ‫ك ۖ فَاعْفُ َع ْنهُ ْم َوا ْستَ ْغفِرْ لَهُ ْم َو َش‬ ِ ‫فَبِ َما َرحْ َم ٍة ِّمنَ ِ لِ ْنتَ لَهُ ْم ۚ َولَوْ ُك ْنتَ فَظًّا َغلِ ْيظَ ْالقَ ْل‬
َ ِ‫ب اَل ْنفَضُّوْ ا ِم ْن َحوْ ل‬
‫هّٰللا‬ ‫هّٰللا‬
١٥٩ َ‫َع َز ْمتَ فَت ََو َّكلْ َعلَى ِ ۗ اِ َّن َ يُ ِحبُّ ْال ُمت ََو ِّكلِ ْين‬

Artinya: "Maka, berkat rahmat Allah engkau (Nabi Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap
mereka. Seandainya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka akan menjauh dari
sekitarmu. Oleh karena itu, maafkanlah mereka, mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan
bermusyawarahlah dengan mereka dalam segala urusan (penting). Kemudian, apabila engkau
telah membulatkan tekad, bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-
orang yang bertawakal."
Baca juga:
Cara Rasulullah Berbicara, Diam, Tertawa, dan Menangis

Imam Al Garrafi dalam salah satu karyanya yang berjudul Anwar al Buruq fi Anwa'I al Furuq
menyebut, setidaknya ada tiga peranan yang dilakukan Nabi Muhammad SAW semasa
hidupnya. Di antaranya sebagai mufti atau pembawa ajaran agama Islam (pemimpin umat),
sebagai imam dan kepala negara (pemimpin masyarakat), dan sebagai qadhi atau hakim dalam
setiap perkara yang terjadi di masyarakat.

Nabi Muhammad SAW berhasil menjalankan ketiga peranan tersebut dengan baik dan sempurna.
Bahkan beliau dikenal sebagai Sayyidul anbiya wal mursalin atau nabi terbaik dan pilihan dari
semua nabi dan rasul.

Semoga kita bisa mengambil keteladanan Nabi Muhammad SAW tersebut dalam menjalani
kehidupan sehari-hari.

5 Keteladanan Nabi Muhammad SAW yang Menjadi Sumber Ajaran Islam


Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Perbesar
Ilustrasi contoh mengikuti keteladanan Nabi Muhammad dalam kehidupan sehari-hari. Foto:
Pixabay
ADVERTISEMENT
Nabi Muhammad SAW merupakan Nabi dan Rasul terakhir yang diutus oleh Allah SWT
sekaligus menjadi suri tauladan bagi umatnya. Seluruh ucapan, perbuatan, dan sikap beliau
menjadi sumber ajaran Islam yang dapat menuntun umat Muslim ke dalam kebaikan.
ADVERTISEMENT
Muhammad Ridwan Lubis menjelaskan dalam bukunya Agama dan Perdamaian bahwa Nabi
Muhammad SAW telah menjadi sebuah panutan (uswatun hasanah) sebagai manusia paripurna
dalam segala hal. Baik itu dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, dan hubungan dengan
umat selain agama Islam.
Keteladanan Nabi Muhammad dalam seluruh aspek kehidupan ini telah dijelaskan dalam
firman Allah SWT pada surat Al-Ahzab ayat 21, yang artinya:
"Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang
yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat
Allah." (QS. Al Ahzab: 21)
Oleh karena itu, umat Muslim dianjurkan untuk dapat meneladani Nabi Muhammad SAW dan
mampu menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu yang dapat diteladani dari
Rasulullah yaitu sifat-sifat yang dimilikinya, apa saja? Simak urainnya berikut.
ADVERTISEMENT

Keteladanan Nabi Muhammad SAW


Perbesar
Ilustrasi tempat ibadah umat Muslim. Foto: Pixabay
Dikutip melalui buku Ensiklopedia Sahabat karya Ibnu Al Jauzi, berikut ini adalah keteladanan
Nabi Muhammad yang dapat dijadikan contoh bagi umat Muslim:

1. Memiliki sifat rendah hati

Rendah hati merupakan akhlak yang sangat penting dimiliki setiap insan, sebab sifat ini akan
melahirkan berbagai sikap-sikap mulia dan menentramkan kehidupan masyarakat. Sebagaimana
yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad, beliau selalu rendah hati kepada siapapun, bahkan
tidak pernah menyombongkan kemuliaan dan keistimewaannya.
Seperti yang dijelaskan dalam sabda Nabi pada sebuah hadits riwayat Bukhari berikut ini:
Dari Umar ra, ia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, ‘Janganlah kalian menyanjungku (secara
berlebihan) sebagaimana orang-orang Nasrani telah menyanjung-nyanjung Isa Ibnu Maryam
secara berlebihan, karena sesungguhnya aku hanya seorang hamba. Oleh karena itu, sebutlah
(diriku) sebagai hamba Allah dan Rasul-Nya’.” (HR. Bukhari)
ADVERTISEMENT

2. Memiliki akhlak yang mulia

Rasulullah SAW terkenal memiliki akhlak yang paling mulia, yang dapat dijadikan sebagai
teladan bagi umatnya. Di antara akhlak mulia beliau yaitu selalu berprasangka baik, tidak pernah
berbuat keji, berlaku kasar, dan tidak pernah berteriak.
Selain itu, Rasulullah SAW juga tidak pernah membalas perbuatan buruk yang menimpanya
kepada seseorang. Bahkan beliau mendoakan orang yang berbuat jahat padanya dengan hal-hal
yang baik.
Sebagaimana telah dijelaskan dalam sebuah hadits Imam Ahmad, dari Abu Abdila Al Jadali, dia
berkata, “Aku berkata kepada Aisyah, ‘Bagaimanakah akhlak Rasulullah SAW kepada
keluarganya?’ Aisyah menjawab, ‘Beliau adalah orang yang paling terpuji akhlaknya.
Rasulullah sama sekali tidak pernah berbuat keji, berlaku kasar, dan tidak pernah berteriak-
teriak di tengah pasar. Beliau tidak akan membalas keburukan dengan keburukan yang serupa.
Namun beliau akan memberikan ampunan dan maaf atas keburukan yang ditujukan kepada
dirinya secara pribadi.” (HR. Imam Ahmad)
ADVERTISEMENT

3. Rasa kasih sayang Nabi terhadap sesama

Rasa kasih sayang Nabi Muhammad dapat dilihat dari sifat-sifatnya yang sangat mulia. Beliau
dikenal lemah lembut kepada para sahabatnya, memaafkan mereka, dan memohonkan ampunan
kepada Allah SWT atas dosa-dosa dan kesalahan mereka.
Selain itu, Nabi juga sangat akrab dengan anak-anak. Dikisahkan saat Nabi muhammad sedang
menunaikan ibadah sholat, beliau mendengar tangisan seorang anak kecil dan mengkhawatirkan
anak tersebut. Nabi lantas mempercepat sholatnya karena beliau tahu kalau ibunya pasti sangat
risau dengan tangisan anaknya.
Dari Anas bin Malik, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Sesungguhnya aku tengah menunaikan
ibadah shalat dan berniat untuk melakukannya dalam waktu yang cukup lama. Namun aku
mendengar ada tangisan anak kecil sehingga aku pun mempercepat shalatku. Sebab aku tahu
kalau ibunya pasti sangat risau dengan tangisan anaknya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Perbesar
Ilustrasi meneladani Nabi Muhammad SAW. Foto: Unsplash

4. Sifat lapang dada Rasulullah

ADVERTISEMENT
Sifat Rasulullah selanjutnya yang hendaknya dimiliki oleh setiap Muslim adalah selalu berlapang
dada. Sifat ini akan menjadikan seseorang mampu melaksanakan ketaatan kepada Allah SWT
dengan semaksimal mungkin. Misalnya sabar dalam menghadapi ujian atau peristiwa yang
kurang menyenangkan dan dapat menerimanya dengan ikhlas.
Sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW dalam sebuah hadits Bukhari
dan Muslim dari Anas bin Malik, ia berkata, “Aku pernah berjalan bersama-sama Rasulullah
SAW, yang pada waktu itu mengenakan surban dari daerah Najran yang bagian ujungnya tebal.
Lalu beliau dibuntuti seseorang dari dusun yang kemudian berhasil menyusulnya.
Orang dusun itu menarik surban beliau dengan sangat keras, sehingga aku melihat bekas
terikan di bagian samping leher Rasulullah karena begitu kuat tarikan tersebut. Kemudian
orang dusun itu berkata, ‘Wahai Muhammad, berilah aku harta Allah yang ada padamu’
Rasulullah SAW menoleh kemudian tertawa. Beliau memerintahkan agar orang itu diberi
harta.” (HR. Bukhari dan Muslim)
ADVERTISEMENT

5. Kedermawanan Rasulullah

Nabi Muhammad dikenal dengan kebesaran jiwa dan kedermawanannya. Bahkan harta apapun
yang dimilikinya senantiasa beliau perjuangkan di jalan Allah tanpa pamrih maupun riya. Kisah-
kisah kedermawanannya telah banyak diceritakan dalam sebuah hadits, salah satunya dalam
hadits berikut ini:
“Rasulullah pernah didatangi oleh seorang laki-laki yang meminta sesuatu kepada beliau. Maka
Rasulullah memerintahkan agar orang itu diberi kambing yang sangat banyak, yang jumlahnya
sebanyak jarak antara dua gunung. Akhirnya orang itu kembali kepada kaumnya sembari
berkata, ‘Wahai sekalian kaumku, masuklah kalian ke dalam agama Islam, karena
sesungguhnya Muhammad akan memberikan sebuah pemberian yang tidak khawatir lagi akan
jatuh miskin’.” (HR. Muslim)
(IMR)
10 Keteladanan Nabi Muhammad SAW yang
Baik Untuk Dicontoh!

Written by Pandu

Keteladanan Nabi Muhammad –  Menjadi umat islam sekaligus umat baginda besar nabi
Muhammad SAW adalah suatu keistimewaan tersendiri bagi seorang muslim karena bagaimana
tidak sosok nabi Muhammad sebagai penutup para nabi atau nabi terakhir di muka bumi adalah
sosok yang sangat berpengaruh dalam penyebaran agama islam dan menjadi sosok panutan yang
paling istimewa bagi umat islam di seluruh dunia.

Beliau membawa islam menjadi agama yang cinta damai dan mengajarkan kebaikan bagi para
pengikutnya, tidak heran walaupun sosoknya telah wafat sekian lama namun ajaran baiknya dan
peninggalannya mukjizatnya berupa kitab suci Al-Qur’an adalah salah satu warisan yang
menjadi penunjuk kebaikan bagi umat islam di seluruh dunia saat ini.
Bahkan karena sosoknya yang begitu istimewa di mata umat islam setiap hari kelahirannya pun
dirayakan dengan penuh suka cita dengan mengadakan acara keagamaan yang bertujuan untuk
selalu meneladani sifat dan perilaku beliau selama masih hidup bagi umat-umat setelahnya.
Tidak heran jika banyak sekali sikap suri tauladan yang selalu diajarkan oleh para orang tua,
guru, atau para pemuka agama islam untuk terus disebarkan dan diteladani dengan baik.

Dan, sebagai salah satu dari lima nabi yang diberi gelar ulul azmi yakni gelar yang diberikan
kepada para nabi yang memiliki keteguhan hati yang tinggi. Meski diterpa berbagai rintangan
saat menjalankan tugas menyampaikan ajaran Islam, mereka tetap sabar dan bertekad untuk
mampu melewatinya. Oleh karena itu, sangat baik bagi kita umat islam meneladani sifat-sifat
dari nabi Muhammad SAW tersebut sebagai panduan kita untuk menjalani kehidupan di dunia
ini agar kita senantiasa melakukan kebaikan dan percaya dengan kuasa Tuhan.

Dan, apa sajakah sifat dan perilaku terpuji dari baginda besar nabi Muhammad tersebut? Untuk
itu pada pembahasan kali ini kami akan membahas mengenai sifat dan perilaku suri tauladan dari
nabi Muhammad SAW tersebut yang baik untuk dicontoh.

Selanjutnya pembahasan tersebut telah kami rangkum di bawah ini tekait Keteladanan Nabi
Muhammad!

Daftar Isi

 Riwayat Nabi Muhammad SAW


 Sifat Utama Keteladanan Nabi Muhammad SAW
o 1. Siddiq
 “Hai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul
(Muhammad) dan Ulil Amr (Penguasa) di antara kamu. Jika kamu
berselisih dalam sesuatu, rujuklah kepada Allah (Al-Qur-an) dan Rasul
(Sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan Hari Akhir. Itu lebih
penting (bagimu) dan akibatnya lebih baik.”
o 2. Amanah
o 3. Fatonah
o 4. Tabligh
 “Supaya Dia mengetahui, bahwa sesungguhnya rasul-rasul itu telah
menyampaikan risalah-risalah Tuhannya, sedang (sebenarnya) ilmu-Nya
meliputi apa yang ada pada mereka, dan Dia menghitung segala sesuatu
satu persatu.” [QS. Al — Jin 28]
 Meneladani Perilaku Nabi Muhammad dalam Kehidupan Sehari-Hari
o 1. Seorang Pedagang Besar dan Jujur
o 2. Kerendahan Hati
 Berdasar riwayat Umar r.a, ia berkata: “Rasulullah SAW bersabda,
‘Janganlah kalian menyanjungku (secara berlebihan) sebagaimana orang-
orang Nasrani telah menyanjung-nyanjung Isa Ibnu Maryam secara
berlebihan, karena sesungguhnya aku hanya seorang hamba. Oleh karena
itu, sebutlah (diriku) sebagai hamba Allah dan Rasul-Nya’.” (HR.
Bukhari)
o 3. Akhlak Mulia
 Sebagaimana dijelaskan dalam Hadits Imam Ahmad dari Abu Abdillah Al
Jadal, dia berkata: “Aku berkata kepada Aisyah: “Bagaimana Rasulullah
SAW memperlakukan keluarganya?” Aisyah menjawab: “Dia adalah
orang yang paling terpuji akhlaknya. ” Rasulullah tidak pernah berbuat
keji, kasar dan tidak pernah berteriak di tengah pasar. Dia tidak akan
membalas kejahatan dengan kejahatan. Tapi dia memaafkan dan
memaafkan hal-hal jahat yang ditujukan padanya secara pribadi.” (HR.
Imam Ahmad)
o 4. Kecintaan Nabi kepada orang lain
 Berdasarkan riwayat dari Anas bin Malik, Nabi Muhammad SAW
bersabda: “Sesungguhnya aku mengerjakan shalat dan berniat untuk
mengerjakannya dalam waktu yang lama. Tetapi saya mendengar bayi itu
menangis, jadi saya bergegas untuk menyelesaikan sholat. Karena saya
tahu seorang ibu pasti sangat prihatin dengan tangisan anaknya.” (HR
Bukhari dan Muslim)
o 5. Karakter Akhlak Nabi yang Toleran
 Sebagaimana diriwayatkan oleh Nabi Muhammad SAW dalam hadits
Anas bin Malik dalam Bukhari dan Muslim, ia berkata: “Saya pernah
berjalan dengan Rasulullah SAW, yang pada waktu itu mengenakan
sorban dari wilayah Najran dengan kepala tebal. Kemudian seseorang dari
desa mengikutinya, yang berhasil mengejarnya.
 Seorang penduduk desa menarik sorbannya sangat keras sehingga saya
melihat bekas luka di sisi leher Nabi karena gaya tarik. Kemudian
penduduk desa itu berkata : “Wahai Muhammad, berilah aku harta Allah
yang kamu miliki”, Rasulullah SAW menoleh dan tertawa. Dia
memerintahkan untuk memberikan orang itu harta.” (HR Bukhari dan
Muslim)
o 6. Kedermawanan Nabi Muhammad SAW
 “Rasulullah didatangi oleh seorang laki-laki yang meminta sesuatu
kepadanya. Maka Rasulullah memerintahkan untuk memberi seseorang
kambing dalam jumlah yang sangat banyak, yang jumlahnya sama dengan
jarak antara dua gunung. Akhirnya laki-laki itu kembali kepada kaumnya
seraya berkata: “Wahai kaumku, masuklah ke dalam agama Islam, karena
Muhammad akan memberimu hadiah agar kamu tidak lagi khawatir akan
kemiskinan.” (HR.Muslim)
 Kesimpulan

Riwayat Nabi Muhammad SAW


Muhammad (bahasa Arab: ‫ ;محمد‬lahir di Mekkah, 570 – meninggal di Madinah, 8 Juni 632 M)
adalah seorang nabi dan utusan terakhir  umat Islam. Muhammad mulai menyebarkan ajaran
Islam ke seluruh umat manusia dan mewarisi otoritas Islam. Muhammad mendukung ajaran
tauhid untuk menegakkan perintah Tuhan, seperti yang dibawa oleh para nabi dan rasul
sebelumnya.

Muhammad lahir pada tahun 570 M. di Mekah, nama ayahnya adalah Abdullah dan nama ibunya
adalah Aminah. Ayah Muhammad meninggal saat Muhammad berusia 6 bulan dalam kandungan
ibunya dan ibunya meninggal saat Muhammad berusia 6 tahun. Setelah yatim piatu, Muhammad
diasuh oleh kakeknya Abdul Muthalib hingga berusia 8 tahun, setelah itu Muhammad diasuh
oleh pamannya Abu Thalib selama hampir 40 tahun dan menerima wahyu pertamanya dari
Allah.

Tiga tahun setelah wahyu pertama, Muhammad mulai berkhotbah di depan umum, menyatakan
keesaan Allah, menjadi penganut agama Islam sebagai agama yang benar, dan menolak semua
tuhan selain Allah. Muhammad menerima wahyu secara bertahap sampai kematiannya.
Kebiasaan atau amalan Muhammad diceritakan dalam Hadits, yang oleh umat Islam disebut
sebagai sumber hukum Islam bersama dengan Al-Qur’an.

Muhammad dan pengikut awalnya menghadapi tantangan dan siksaan dari berbagai suku Mekah.
Ketika penganiayaan  berlanjut, Muhammad mengizinkan beberapa pengikutnya untuk
bermigrasi ke Habasyah sebelum Muhammad bermigrasi ke Madinah pada tahun 622. Peristiwa
migrasi tersebut menandai dimulainya kalender Hijriah  Islam. Di Madinah, Muhammad
menyatukan suku-suku di bawah Piagam Madinah.

Setelah delapan tahun diserang oleh suku-suku Mekah, Muhammad mengumpulkan 10.000
Muslim untuk mengepung Mekah. Serangan itu mendapat sedikit perlawanan  dan Muhammad
berhasil menaklukkan kota dengan sedikit pertumpahan darah. Dia menghancurkan berhala. Pada
tahun 632 M, beberapa bulan setelah kembali ke Madinah setelah menyelesaikan Haji Wada,
Muhammad jatuh sakit dan kemudian meninggal. Muhammad meninggalkan semenanjung Arab
menuju pemerintahan Islam yang  bersatu  dan sebagian besar memeluk Islam.
Nabi Muhammad adalah seorang yang menjadi panutan bagi seluruh umat islam di dunia. Sosok
Nabi Muhammad SAW adalah seorang yang mulia dan istimewa. Dikatakan mulia karena
akhlaknya merupakan lambang akhlak Al-Qur’an. Saya katakan spesial karena dia adalah satu-
satunya model  sempurna yang harus kita tiru. Sempurna secara fisik dan sempurna secara moral.
Moralitas dalam keluarga, agama dan masyarakat.

Bahwa sebagai seorang nabi (utusan Allah) ia menerima wahyu berupa kitab suci Al-Qur’an.

Kitab Al-Qur’an, yang diturunkan  Allah SWT kepada Nabi Muhammad melalui malaikat Jibril,
adalah petunjuk bagi umat manusia di seluruh dunia selama hidupnya, untuk membimbing
hidupnya, untuk membuat hidupnya bahagia dan damai dari saat dia hidup di dunia hingga
kehidupan selanjutnya di  akhirat.

Nabi Muhammad SAW diutus ke dunia ini untuk memperbaiki akhlak manusia, yang  pada saat
masuknya Islam masih dikenal sebagai Zaman Kebodohan di Mekah pada waktu itu. Era dimana
masyarakat memiliki kebiasaan buruk.
Suka minum, yang kaya menindas yang miskin, yang kuat menindas yang lemah, sangat
membenci anak perempuan, jika memiliki anak perempuan dianggap memalukan, maka tindakan
biadab dilakukan terhadap gadis-gadis yang hidup. Dan masih banyak lagi kebiasaan buruk
lainnya.
Maka Allah mengutus Nabi Muhammad SAW untuk menyeru orang-orang yang jahil agar
meninggalkan perbuatan-perbuatan buruk mereka dan menyembah Allah SWT. Dipandu oleh
Al-Qur’an, Nabi Muhammad SAW tetap berada di tengah-tengah masyarakat Jahiliyah untuk
menyelamatkan mereka dari kerusakan moral.

Seperti yang disebutkan di atas dalam paragraf kedua, Nabi Muhammad  adalah cerminan dari
esensi Al-Qur’an. Berkaitan dengan hal tersebut, seperti dilansir Hisyam bin Amir, ia pernah
bertanya kepada Aisyah RA tentang akhlak Rasulullah SAW. Aisyah menjawab: “Hakikat Nabi
SAW adalah Al-Qur’an” (HR Muslim).

Jawaban Aisyah yang tidak biasa singkat tapi penuh makna. Beliau menggambarkan Nabi SAW
dengan satu atribut yang dapat mewakili semua atribut yang ada. Memang benar hakikat Nabi
SAW adalah Al-Qur’an. Oleh karena itu, pilihan Nabi Muhammad untuk melaksanakan tugas
yang walaupun sulit ini tentu sangat tepat.

Sifat Utama Keteladanan Nabi Muhammad SAW


1. Siddiq

Siddiq artinya benar. Artinya nabi Muhammad SAW harus menyampaikan kebenaran. Seorang
rasul  tidak akan berbohong. Nabi selalu berbicara kebenaran. Perbuatan dan ucapannya
merupakan bentukan isi dari Al-Qur’an.

Maka taatilah Allah dan Rasul-Nya sebagaimana disebutkan dalam QS. An-nisa ayat 59 berikut:

Powered By

“Hai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad) dan Ulil
Amr (Penguasa) di antara kamu. Jika kamu berselisih dalam sesuatu, rujuklah kepada
Allah (Al-Qur-an) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan Hari
Akhir. Itu lebih penting (bagimu) dan akibatnya lebih baik.”

2. Amanah

Amanah artinya dapat dipercaya. Artinya, orang tersebut harus dapat dipercaya. Seorang rasul
tidak akan menipu. Ketika berjanji harus ditepati. Jika Anda menerima kepercayaan, Anda harus
mengirimkannya.
Rasulullah adalah sosok yang selalu menunjukkan karakter amanah. Sejak kecil, Nabi memiliki
kredibilitas ini. Dikatakan bahwa ketika dia dikirim untuk menggembala kawanan kambing, dia
selalu merawat mereka dengan baik.
3. Fatonah

Fathonah artinya cerdas. Artinya seorang rasul  harus memiliki kecerdasan yang tinggi. Saat
menghadapi masalah dan tantangan, saat menghadapi cobaan, saat ada tugas ke depan misalnya
bisa terjadi sekaligus, ada beberapa tugas yang harus diselesaikan.

Kecerdasan Nabi selalu terlihat dalam semua tindakan dan keputusannya, baik dalam  perang
maupun dalam berdakwah. Karena kecerdasannya, ia menjadi rujukan utama bagi para
pengikutnya dalam memecahkan masalah tersebut.

Secara intelektual, Nabi mahir berbahasa, berhitung, menghafal, visioner dan cerdas dalam
memecahkan masalah.

Salah satu buktinya terlihat ketika Nabi memimpin perang Badar dan menyiapkan strateginya.
Saat itu, Nabi hanya bisa memperkirakan jumlah pasukan lawan  dengan melihat jumlah
kambing dan unta yang dibunuh musuh setiap harinya.

Dia memang pemimpin yang harus kita tiru. Benar-benar cerdas. Bisa dibilang multitalenta.

4. Tabligh

Tabligh berarti menyampaikan. Seorang rasul  harus mengatakan apa yang harus dikatakan.
Mewujudkan visi dan misinya.

Sama halnya dengan Rasulullah. Beliau selalu memberikan wahyu  dari Tuhan. Beliau tidak
menyembunyikan apa pun.

Mengenai hal ini, Allah SWT pernah berfirman:

“Supaya Dia mengetahui, bahwa sesungguhnya rasul-rasul itu telah menyampaikan


risalah-risalah Tuhannya, sedang (sebenarnya) ilmu-Nya meliputi apa yang ada pada
mereka, dan Dia menghitung segala sesuatu satu persatu.” [QS. Al — Jin 28]

Sebagai umat Rasulullah, marilah kita berusaha semaksimal mungkin untuk meneladani sifat-
sifat mulia  beliau. Ambil tindakan dan terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Baik kehidupan
keluarga, agama dan masyarakat.
Meneladani Perilaku Nabi
Muhammad dalam Kehidupan Sehari-Hari
1. Seorang Pedagang Besar dan Jujur

Pada usia 17-20 tahun Nabi Muhammad berdagang dengan seorang pedagang tua di Mekah.
Namun, semua rekan dan mitra bisnis Muhammad mengakui keterampilan bisnis beliau,
kejujuran dan profesionalisme dalam bisnis.

Di puncak kesuksesannya sebagai pengusaha yang jujur, ia mendapat kepercayaan dari jamaah
Makkah untuk mendirikan sebuah perusahaan, yaitu Siti Khadijah. Gaji yang beliau terima untuk
membawa barang dari Siti Khadijah kurang lebih empat ekor unta per bulan.

Dari sistem kerjasama dan bisnis atau model bisnis yang diarahkan oleh Nabi melalui akad
syirkah yaitu sistem gaji dan bagi hasil (Mudharabah) dengan Siti Khadijah.

Lahirlah konsep-konsep ekonomi berbasis syariah, yang diterapkan dalam sistem bisnis saat ini.
Memang ide bisnis Nabi Muhammad sangat menghindari dan menjauhi riba.

Sistem riba dalam ajaran Islam memang diharamkan, bahkan Nabi dan Allah Subhana wata’ala
membencinya. Karena sistem riba menimbulkan kerugian bagi salah satu pihak yang mengikat
kontrak niaga atau sistem niaga.

2. Kerendahan Hati
Kerendahan hati merupakan sifat watak yang sangat penting dimiliki setiap orang, karena sifat
inilah yang melahirkan berbagai sikap luhur dan menentramkan kehidupan masyarakat. Seperti
yang disampaikan oleh Nabi Muhammad, beliau selalu rendah hati kepada siapapun dan tidak
pernah menyombongkan diri bahkan atas kehormatan dan keistimewaannya.

Sabda Nabi dijelaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari sebagai berikut:

Berdasar riwayat Umar r.a, ia berkata: “Rasulullah SAW bersabda, ‘Janganlah kalian
menyanjungku (secara berlebihan) sebagaimana orang-orang Nasrani telah menyanjung-
nyanjung Isa Ibnu Maryam secara berlebihan, karena sesungguhnya aku hanya seorang
hamba. Oleh karena itu, sebutlah (diriku) sebagai hamba Allah dan Rasul-Nya’.” (HR.
Bukhari)

3. Akhlak Mulia

Rasulullah SAW pastinya memiliki akhlak yang paling mulia untuk dijadikan teladan bagi
umatnya. Akhlaknya yang paling mulia selalu menyertakan pendapat yang baik, dia tidak pernah
melakukan hal-hal buruk, berperilaku kasar dan tidak pernah berteriak.

Apalagi Rasulullah SAW tidak pernah membalas perbuatan buruk yang menimpanya kepada
siapapun. Bahkan, dia mendoakan orang yang telah menganiayanya dengan perbuatan baik.

Sebagaimana dijelaskan dalam Hadits Imam Ahmad dari Abu Abdillah Al Jadal, dia
berkata: “Aku berkata kepada Aisyah: “Bagaimana Rasulullah SAW memperlakukan
keluarganya?” Aisyah menjawab: “Dia adalah orang yang paling terpuji akhlaknya. ”
Rasulullah tidak pernah berbuat keji, kasar dan tidak pernah berteriak di tengah pasar.
Dia tidak akan membalas kejahatan dengan kejahatan. Tapi dia memaafkan dan
memaafkan hal-hal jahat yang ditujukan padanya secara pribadi.” (HR. Imam Ahmad)

4. Kecintaan Nabi kepada orang lain

Kecintaan Nabi Muhammad terlihat dari sifat-sifatnya yang sangat mulia. Ia dikenal lemah
lembut terhadap para sahabatnya, memaafkan mereka dan memohon kepada Allah SWT atas
dosa dan kesalahan mereka.

Selain itu, nabi juga mengenal anak-anak dengan baik. Dikatakan bahwa ketika Nabi
Muhammad sedang berdoa, dia mendengar seorang anak kecil menangis dan menjadi khawatir
tentang anak itu. Kemudian Nabi mempercepat shalatnya karena mengetahui bahwa ibunya pasti
sangat khawatir dengan tangisan anaknya.

Berdasarkan riwayat dari Anas bin Malik, Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Sesungguhnya aku mengerjakan shalat dan berniat untuk mengerjakannya dalam waktu
yang lama. Tetapi saya mendengar bayi itu menangis, jadi saya bergegas untuk
menyelesaikan sholat. Karena saya tahu seorang ibu pasti sangat prihatin dengan tangisan
anaknya.” (HR Bukhari dan Muslim)
5. Karakter Akhlak Nabi yang Toleran

Sifat Nabi selanjutnya yang harus dimiliki setiap Muslim adalah selalu bersikap toleran. Sifat
inilah yang menjadikan seseorang taat kepada Allah SWT : Sebisa mungkin misalnya, kesabaran
menghadapi cobaan atau kejadian yang tidak menyenangkan dan kemampuan menerimanya
dengan sepenuh hati.

Sebagaimana diriwayatkan oleh Nabi Muhammad SAW dalam hadits Anas bin Malik
dalam Bukhari dan Muslim, ia berkata: “Saya pernah berjalan dengan Rasulullah SAW,
yang pada waktu itu mengenakan sorban dari wilayah Najran dengan kepala tebal.
Kemudian seseorang dari desa mengikutinya, yang berhasil mengejarnya.

Seorang penduduk desa menarik sorbannya sangat keras sehingga saya melihat bekas luka
di sisi leher Nabi karena gaya tarik. Kemudian penduduk desa itu berkata : “Wahai
Muhammad, berilah aku harta Allah yang kamu miliki”, Rasulullah SAW menoleh dan
tertawa. Dia memerintahkan untuk memberikan orang itu harta.” (HR Bukhari dan
Muslim)

6. Kedermawanan Nabi Muhammad SAW

Nabi Muhammad dikenal karena kebesaran dan kedermawanannya. Bahkan ketika dia memiliki
kekayaan, dia selalu berjuang untuk itu dengan Allah tanpa menuntut balasan sama sekali.
Kemurahan hatinya banyak diceritakan dalam banyak hadits, salah satunya dalam hadits berikut:

“Rasulullah didatangi oleh seorang laki-laki yang meminta sesuatu kepadanya. Maka
Rasulullah memerintahkan untuk memberi seseorang kambing dalam jumlah yang sangat
banyak, yang jumlahnya sama dengan jarak antara dua gunung. Akhirnya laki-laki itu
kembali kepada kaumnya seraya berkata: “Wahai kaumku, masuklah ke dalam agama
Islam, karena Muhammad akan memberimu hadiah agar kamu tidak lagi khawatir akan
kemiskinan.” (HR.Muslim)
Kesimpulan
Sekian pembahasan singkat mengenai keteladanan Nabi Muhammad SAW. Tidak sekedar
membahas riwayat dari nabi Muhammad SAW saja, tetapi juga membahas mengenai teladan apa
saja yang bisa kita ambil dari kisah dan sifat seorang Nabi Muhammad SAW.

Membaca serta meneladani kisah dan sifat Nabi Muhammad SAW memberikan pelajaran bagi
kita untuk selalu berbuat baik dan menjadi pribadi yang berakhlak mulia serta tidak menuntut
balasan baik juga dari perbuatan baik kita agar terhindar dari rasa pamrih dan riya.

Demikian ulasan mengenai keteladanan Nabi Muhammad SAW.. Buat Grameds yang mau
mempelajari semua hal tentang kisah keteladanan Nabi Muhammad SAW dan ilmu pengetahuan
yang berhubungan dengan agama lainnya, kamu bisa mengunjungi Gramedia.com untuk
mendapatkan buku-buku terkait. Sebagai #SahabatTanpaBatas, Gramedia selalu memberikan
produk terbaik, agar kamu memiliki informasi terbaik dan terbaru untuk kamu.

Penulis: Pandu Akram

Artikel terkait Keteladanan Nabi Muhammad:


5 Contoh Keteladanan Akhlak Rasulullah
SAW Terhadap Sesama

by admin
9 Oktober 2022
in Berita
Reading Time: 5 mins read
AA
0

0
SHARES
8.5k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Rasulullah Muhammad SAW adalah sosok teladan sepanjang masa. Keteladanan Nabi
Muhammad SAW tercermin dalam setiap lini kehidupan sehari-hari.
Teladan agung Nabi Muhammad SAW telah dijelaskan dalam firman Allah SWT pada surat Al-
Ahzab ayat 21 berikut ini:

‫َكانَ لَ ُك ْم فِ ْي َرسُوْ ِل هّٰللا ِ اُ ْس َوةٌ َح َسنَةٌ لِّ َم ْن َكانَ يَرْ جُوا هّٰللا َ َو ْاليَوْ َم ااْل ٰ ِخ َر َو َذ َك َر هّٰللا َ َكثِ ْير ًۗا‬

RelatedPosts

Sampaikan Tahniah Kepada Pimpinan ‘Aisyiyah Terpilih, Ini Harapan Ketua


Komisi PRK MUI

22 November 2022

MUI Terjunkan Tim Bantu Korban Gempa Cianjur

22 November 2022

MUI Sampaikan  Belasungkawa Musibah Gempa Cianjur

21 November 2022 - Updated on 22 November 2022


MUI Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Kembali Prof Haedar Nashir dan
Abdul Muti Nakhodai Muhammadiyah

21 November 2022

“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang
yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat
Allah.” (QS Al Ahzab ayat 21)
Melalui kitab Shafat ash-Shafwah, Imam Abul Faraj Abdurrahman bin Al Jauzi, menjelaskan
contoh keteladanan Rasulullah Muhammad SAW dalam lima aspek kehidupan. Penjabarannya
sebagai berikut:

Tidak pernah sombong


Kerendahan hati merupakan sifat karakter yang sangat penting dimiliki setiap orang, karena sifat
ini melahirkan berbagai sikap luhur dan menenangkan kehidupan masyarakat. Seperti yang
disampaikan Nabi Muhammad SAW, beliau selalu rendah hati kepada siapapun dan tidak pernah
menyombongkan diri bahkan atas kehormatan dan keistimewaannya.

Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam sabda Nabi SAW dalam sebuah hadits yang diriwayatka
Bukhari.

َ‫ارى ِعي َسى ا ْبن‬ َ ‫ص‬َ َّ‫ت الن‬ ْ ‫طرُونِي َك َما َأ‬
ْ ‫ط َر‬ ْ ُ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل اَل ت‬
َ ِ ‫ض َي هَّللا ُ َع ْنهُ – َأ َّن َرسُو َل هَّللا‬
ِ ‫ع َْن ُع َم َر بن الخطاب – َر‬
ُُ‫ َع ْب ُد هَّللا ِ َو َرسُوله‬:‫ فَقُولوا‬،‫َمرْ يَ َم َعلَ ْي ِه ال َّساَل م فَِإنَّ َما َأنَا َعبْد‬

Dari Umar bin Khattab RA, dia berkata: “Rasulullah SAW bersabda, “Jangan goda aku (juga)
karena orang-orang Nasrani menyanjung Isa bin Maryam, karena sesungguhnya aku hanyalah
seorang hamba. Maka sebutlah (kamu) hamba Allah dan Rasul-Nya.” (HR Bukhari)

Kedua, lemah lembut

Akhlak mulia Rasulullah SAW dikenal memiliki akhlak yang paling mulia untuk dijadikan
teladan bagi umatnya. Akhlaknya yang paling mulia selalu menyertakan pendapat yang baik, dia
tidak pernah melakukan hal-hal buruk, berperilaku kasar, dan tidak pernah berteriak.

Apalagi Rasulullah SAW tidak pernah membalas perbuatan buruk yang menimpanya kepada
siapapun. Bahkan, dia mendoakan orang yang menyakitinya dengan hal-hal yang baik.
Sebagaimana dijelaskan dalam riwayat berikut:
‫ «لم يكن فا ِح ًشا‬:‫ فقالت‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫ عن ُخلُق رسول هللا‬،-‫رضي هللا عنها‬- ‫سألت عائشة‬ ُ :‫عن أبي عبد هللا ال َج َدلِي قال‬
‫ ولكن يَعْفو ويَصْ فَح‬،َ‫ وال يَجْ زي بالسيئ ِة السيئة‬،‫ص َّخابًا في األسواق‬
َ ‫»وال ُمتَفَ ِّح ًشا وال‬.

Dari Abu Abdilah al-Jadali RA dia berkata, “Saya berkata kepada Aisyah, ‘Bagaimana sikap
Nabi terhadap keluarganya?’ Aisyah menjawab, “Dia adalah orang yang paling terpuji.
Rasulullah tidak pernah bersikap dengan buruk, kasar atau berteriak di tengah pasar. Dia tidak
akan membalas kejahatan dengan kejahatan. Tapi dia memaafkan dan memaafkan hal-hal buruk
yang ditujukan kepadanya secara pribadi.” (HR Imam Ahmad)

Ketiga, tipe pecinta semua

Kecintaan Nabi Muhammad SAW terlihat dari sifat-sifatnya yang sangat mulia. Beliau dikenal
lemah lembut terhadap para sahabatnya. memaafkan mereka dan meminta kepada Allah SWT
untuk mengampuni dosa dan kesalahan mereka, Nabi juga sangat mengenal anak-anak.
Dikatakan bahwa ketika Nabi Muhammad SAW sedang berdoa, dia mendengar seorang anak
kecil menangis dan menjadi khawatir tentang anak itu. Nabi kemudian mempercepat shalatnya
karena mengetahui bahwa ibunya pasti sangat khawatir dengan tangisan putranya.

‫ عن أبيه قال قال رسو ُل هللا ﷺ‬،‫عن عبدهللا ابن أبي قتادة األنصاري‬
‫ق علَى ُأ ِّم ِه‬
َّ ‫أن أ ُش‬ َّ ‫ فأ ْس َم ُع بُ َكا َء ال‬،‫أن ُأطَ ِّو َل فِيهَا‬
َ ‫ فأتَ َج َّو ُز في‬،‫صبِ ِّي‬
ْ َ‫صاَل تي َك َراهية‬ ْ ‫صاَل ِة وَأنَا ُأ ِري ُد‬
َّ ‫إنِّي َأَلقُو ُم إلى ال‬

Dari Abu Qatadah Al-Anshari dari ayahnya RA, Rasulullah SAW bersabda, “ “Sesungguhnya
aku mengerjakan sholat dan berniat melakukannya dalam waktu yang lama. Tetapi aku
mendengar seorang anak kecil menangis maka aku mempercepat shalat. Karena aku tahu bahwa
ibunya pasti sangat sangat khawatir tentang tangisan putranya.” (HR Bukhari dan Muslim)

Keeempat, toleran

Sifat pemurah Rasulullah selanjutnya yang harus dimiliki setiap Muslim adalah selalu bersikap
toleran. Kualitas ini membuat seseorang taat kepada Allah SWT semaksimal mungkin. Misalnya,
kesabaran dalam menghadapi cobaan atau kejadian yang tidak menyenangkan dan kemampuan
untuk menerimanya dengan sepenuh hati.

،‫اشيَ ِة‬ َ ُ‫ َو َعلَ ْي ِه بُرْ ٌد نَجْ َرانِ ٌّي َغلِيظ‬،‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َوآله و َسلَّ َم‬
ِ ‫الح‬ َ ِ‫ت َأ ْم ِشي َم َع َرسُو ِل هللا‬ ُ ‫ “ ُك ْن‬:‫ك رضي هللا عنه قَا َل‬ ٍ ِ‫َس ْب ِن َمال‬ِ ‫ع َْن َأن‬
ُ‫اشيَة‬ِ ‫ت بِهَا َح‬ ْ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه و َسلَّ َم قَ ْد َأثَّ َر‬
َ ِ‫ُول هللا‬
ِ ‫ق َرس‬ ِ ِ‫ص ْف َح ِة عَات‬ ُ ْ‫ َحتَّى نَظَر‬،ً‫فََأ ْد َر َكهُ َأ ْع َرابِ ٌّي فَ َجبَ َذهُ بِ ِردَاِئ ِه َج ْب َذةً َش ِدي َدة‬
َ ‫ت ِإلَى‬
ُ‫ ث َّم‬،َ‫ض ِحك‬ ُ َّ َ
َ ‫ ث َّم‬،‫صلى هللاُ َعل ْي ِه َو َسل َم‬ َّ َ ْ
َ ِ‫ فَالتَفَتَ ِإل ْي ِه َرسُو ُل هللا‬.‫ك‬ َّ
َ ‫ ُمرْ لِي ِم ْن َما ِل هللاِ ال ِذي ِعن َد‬،ُ‫ يَا ُم َح َّمد‬:‫ ثُ َّم قَا َل‬x،‫البُرْ ِد ِم ْن ِش َّد ِة َج ْب َذتِ ِه‬
ْ
‫”َأ َم َر لَهُ بِ َعطَا ٍء‬.

Dari Anas bin Malik RA, dia berkata, “Saya pernah berjalan dengan Rasulullah, yang pada
waktu itu mengenakan sorban dari daerah Najran, yang tebal bahannya. Kemudian seseorang
dari desa mengikutinya, penduduk badui itu menarik sorbannya begitu keras hingga aku melihat
bekas luka di sisi leher Nabi karena gaya tarik-menarik. Kemudian badui itu berkata, “Wahai
Muhammad, berilah aku kekayaan Allah yang kamu miliki!” Rasulullah SAW menoleh dan
tertawa. Dia memerintahkan untuk memberikan kepada badui hadiah.” (HR Bukhari dan
Muslim)

Kelima, dermawan

Kedermawanan Rasulullah SAW dikenal dengan kebesaran dan kedermawanan jiwanya.


Memberikan sesuatu dari Allah SWT tanpa keegoisan dan kemunafikan. Kisah
kedermawanannya diceritakan dalam banyak hadits, salah satunya adalah hadits berikut ini:

ْ‫ أي‬:‫ فأتى قومه فقال‬،‫ فأعطاه إياه‬،‫ أن رجاًل سأل النبي صلى هللا عليه وسلم غن ًما بين جبلين‬:‫عن أنس بن مالك رضي هللا عنه‬
‫ فوهللا إن محمدًا ليعطي عطا ًء ما يخافُ الفقر‬،‫ أسلموا‬،‫قوم‬،
ِ

Dari Anas bin Malik RA dia berkata, “Seorang pria mendatangi Nabi SAW dan meminta
kambing yang jumlahnya sama dengan jarak antara dua gunung, maka beliau memberikan apa
yang dia minta. Si pria lantas pulang ke kaumnya dan berkata, “Wahai umatku, masuklah ke
agama Islam, karena Muhammad akan memberimu hadiah yang tidak akan kamu inginkan lagi
khawatir jatuh miskin.” (HR Muslim).

4 Sifat Keteladanan Nabi Muhammad SAW


Mataram (13/11) - dengan menempati pelataran kantor, seluruh karyawan karyawati Dinas
Ketahanan Pangan menyelenggarakan Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW.
.
Pada kesempatan ini Kepala Dinas Ketahanan Pangan Drs H. Fathul Gani, M.Si menyampaikan
agar kita meneladani sifat Keteladanan Nabi Muhammad SAW dan mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari. Kemuliaan Rasulullah SAW terletak pada akhlak dan pribadinya. Allah
SWT berfirman dalam surat Al- Ahzab ayat 21 yang artinya
Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu yaitu bagi orang
yang mengharap Rahmat Rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut
Allah.
.
4 Sifat ketauladan Nabi Muhammad SAW yang harus diamalkan dalam kehidupan sehari-hari
yaitu Siddik (Jujur), Amanah (Dapat Dipercaya), Tabliq (Menyiarkan) dan Fathonah (Cerdas).

5 Keteladanan Nabi Muhammad ‫ﷺ‬


Oleh Haura Nurbani
4 bulan lalu
in Islam 4 Beginner, Uncategorized
Waktu Baca: 3 menit baca
AA
0
Foto: Pinterest

0
BAGIKAN

KETELADANAN Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬merupakan sesuatu yang harus kita patuhi. Nabi
Muhammad ‫ ﷺ‬merupakan nabi  terakhir  yang mendapatkan banyak sekali gelar  baik  dari
Allah,SWT  maupun  dari  manusia.

Hal itu juga dikarenakan bahwa Nabi Muhammad dikenal memiliki Ahlak yang baik. Seperti
yang dikatakan dalam Al-Qur’an (Q.S. Al-Qalam, 68: 4). Yang artinya  “Dan sesungguhnya
kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung”

Untuk meneladani Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬kita sebagai umat muslim harus mampu menerapkan
atau mencontoh sifat-sifat yang dimiliki oleh Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬dalam kehidupan sehari-hari
yang wajib kita contoh antara lain sifat wajib yang dimiliki yaitu siddiq (benar), fathonah
(cerdas), tabligh (menyampaikan), amanah (terpercaya).

Namun, selain empat sifat tersebut, masih ada keteladanan Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬yang patut kita
ikuti. Beberapa keteladanan Nabi Muhammad justru merupakan hal-hal yang biasanya
disepelekan dalam kehidupan sehari-hari.

ArtikelTerkait
Hukum Mandi Junub tanpa Pakai Sabun

Batas Akhir Qadha Puasa Ramadhan

2 Surat yang Dibaca ketika Shalat Sunnah Qabliyah Shubuh

Doa yang Dibaca ketika Sujud dalam Shalat

Maka, inilah lima  keteladanan Nabi Muhammad :

1. Keteladanan Nabi Muhammad ‫ﷺ‬: Tidak gampang


marah
Keteladanan Nabi Muhammad yang satu ini sangat patut untuk kita ikuti. Karena sifat dan
karakter orang-orang beriman adalah pemaaf dan pemurah kepada semua manusia, serta tidak
menaruh dendam pada saat marah.

Allah Swt berfirman, “Dan (bagi) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan-
perbuatan keji, dan apabila marah, mereka memberi maaf.”

Foto: Pinterest
Sementara Rasul bersabda, “Bukanlah keras itu dengan otot. Sesungguhnya seorang pemberani
adalah orang yang mampu menahan dirinya ketika marah.” (HR. Bukhari)

Dalam Shahih Bukhari diceritakan, ada sebuah wasiat dari Nabi yang dikatakan oleh seseorang,
“Berwasiatlah kepadaku.” Beliau berkata, “Jangan marah”. Beliau mengulangi wasiat ini berkali-
kali.

2. Keteladanan Nabi Muhammad ‫ﷺ‬: Malu berbuat


keburukan
Abu Sa’id Al-Khudry RA berkata, “Rasulullah lebih pemalu dibanding gadis-gadis (pingitan)
yang berada di dalam rumahnya (masing-masing). Jika Rasulullah melihat sesuatu yang beliau
tidak sukai, kami bisa mengetahuinya dari rona muka beliau.”

Rasul bersabda, “Malu tidak datang kecuali dengan membawa kebaikan.”

Suatu ketika diceritakan dalam riwayat Ibnu Umar, bahwa Rasulullah berjumpa dengan seorang
lelaki yang sedang mencela sikap pemalu saudaranya.

Lelaki itu berkata kepada saudaranya, “Apakah engkau akan terus malu sampai seseorang akan
mengatakan bahwa sifat pemalumu itu membahayakanmu?” Lalu Rasul bersabda, “Biarkan dia.
Sesungguhnya malu itu sebagian dari iman.”
Lewat keteladanan Nabi Muhammad yang satu ini, kita diajarkan untuk lebih berhati-hati saat
bersikap. Hal itu berguna agar kita tidak melakukan keburukan baik secara sadar atau tanpa
disadari.

BACA JUGA : 10 Fakta Nabi Muhammad ‫ﷺ‬

3. Keteladanan Nabi Muhammad ‫ﷺ‬: Sabar dan murah hati


Keteladanan Nabi Muhammad yang satu ini sudah dikenal oleh banyak umatnya. Para sahabat
beliau pun mengakui bahwa Nabi Muhammad merupakan orang yang sabar dan murah hati.

Advertisements
Foto: Page Facebook Anies Baswedan

Selain itu, Sabar dan murah hati merupakan sifat yang dicintai Rasul. Beliau berkata kepada Al-
Asyaj Abdul Qais, “Sesungguhnya di dalam dirimu terdapat dua sifat yang dicintai oleh Allah
dan Rasul-Nya, yakni sabar dan murah hati.”

Salah satu contoh dari keteladanan Nabi Muhammad yag satu ini adalah ketika beliau pergi ke
kota Thaif. Kala itu, beliau ditemani Zaid bin Haritsah berangkat ke kota Thaif untuk berdakwah
dan menyebarkan agama islam.

Namun, sesampainya disana, mereka justru tidak diterima baik oleh warga Thaif. Orang-orang
dari kota Thaif malah sibuk melempari Nabi Muhammad dan Zaid dengan batu-batu. Melihat itu,
Malaikat Jibril merasa geram, Ia pun menawarkan sesuatu pada Nabi Muhammad.

“Wahai Muhammad, Tuhan mengizinkanmu untuk menimpakan dua gunung itu pada penduduk
Tha’if.”

Bagaimana jawaban Nabi? Beliau justru menolak tawaran Jibril itu. “Jangan. Siapa tahu Allah
akan mengeluarkan seseorang yang mengucapkan (kalimat) ‘la ilaha illallah’ dari rahim
mereka,” jawab Rasulullah.

Dan beberapa tahun kemudian, Kota Thaif merupakan kota yang warganya banyak memeluk
ajaran Islam. Andaikata saat itu Nabi Muhammad menerima tawaran Jibril, hal ini tak akan
pernah terjadi. Dari keteladanan Nabi muhammad inilah, kita bisa belajar bahwa akan ada buah
manis dari kesabaran yang kita miliki.
4. Keteladanan Nabi Muhammad ‫ﷺ‬: Baik terhadap
tetangga
BACA JUGA : Perubahan dengan Keteladanan

Dalam hadis riwayat Muslim, Rasul berkata, “Jibril senantiasa mewasiatkan agar aku berbuat
baik kepada tetanggaku sampai-sampai aku mengira ia kan menyuruhku memberi warisan
kepada para tetanggaku.”

Rasul juga pernah berkata kepada Abu Dzarr, “Abu Dzarr, jika engkau memasak sayur,
perbanyaklah kuahnya dan bagikanlah kepada tetangga-tetanggamu.” (HR. Muslim)

Foto: Pinterest

Riwayat lain juga menuturkan, bahwa Rasul bersabda, “Barangsiapa beriman kepada Allah dan
hari akhir, hendaknya ia tidak menyakiti tetangganya.”
5. Keteladanan Nabi Muhammad ‫ﷺ‬:  Menangis di sisi
orang sakit
Suatu ketika diceritakan ketika Sa’ad ibn Ubadah sakit, Rasulullah ‫ ﷺ‬menjenguknya. Beliau
mendapati Sa’ad tengah dikelilingi keluarganya. Beliau bertanya, “Sudah meninggalkah?”

Mereka menjawab, “Belum, Rasulullah.”

Seketika Rasulullah ‫ ﷺ‬langsung meneteskan air mata.

Ketika orang melihat beliau menangis, mereka ikut menangis. Lalu beliau bersabda,
“Sesungguhnya Allah tidak menurunkan azab karena air mata atau kesedihan hati. Akan tetapi,
Allah menurunkan rahmat-Nya juga karena ini.” (HR. Muslim) []

Ada banyak keteladanan pada diri Nabi Muhammad SAW. Ia dijuluki sebagai Uswatun
Hasanah atau suri tauladan yang baik sebab pada dirinya banyak sifat yang wajib untuk
dijadikan contoh dan pedoman hidup.

Pembahasan
Berikut adalah beberapa keteladanan nabi Muhammad SAW:

1. Kejujuran. Nabi Muhammad SAW, sebelum masa kenabian sudah dijuluki Al-Amin
sebab ia dikenal jujur dalam niat, hati juga perbuatannya.
2. Amanah. Sifat yang jujur dan benar dari nabi ini kemudian menjadikan ia sebagai
pribadi yang amanah atau bisa dipercaya sehingga banyak sekali orang yang menyenangi
dan menaruh hormat padanya.
3. Fathanah, kecerdasan yang ada pada diri nabi Muhammad juga wajib menjadi teladan
kita. Kecerdasan ini bisa diraih dengan ikhtiar yang sungguh-sungguh.
4. Kesabaran. Nabi Muhammad SAW dikenal sebagai rasul ulul azmi sebab kesabarannya
yang melebihi manusia biasa. Kesabaran ini juga wajib kita jadikan teladan hidup.

Dan lain sebagainya.

Kisah Keteladanan Nabi Muhammad SAW untuk Umat Islam


Lusiana Mustinda - detikHikmah
Senin, 31 Okt 2022 05:30 WIB
0 komentar
BAGIKAN
URL telah disalin
Nabi Muhammad
Nabi Muhammad SAW. Foto: Getty Images/iStockphoto/Gogosvm
Jakarta - Rasulullah SAW menjadi sosok teladan sepanjang masa. Keteladanan umat Islam juga
tercermin dalam kehidupan sehari-hari. Ada banyak kisah yang menggambarkan tentang
keteladanan Nabi Muhammad SAW.

Teladan Nabi Muhammad tergambar dalam Al-Quran surat Al-Ahzab ayat 21:
۟ ‫ُول ٱهَّلل ِ ُأ ْس َوةٌ َح َسنَةٌ لِّمن َكانَ يَرْ ج‬
‫ُوا ٱهَّلل َ َو ْٱليَوْ َم ٱلْ َءا ِخ َر َو َذ َك َر ٱهَّلل َ َكثِيرًا‬ ِ ‫لَّقَ ْد َكانَ لَ ُك ْم فِى َرس‬
َ

Arab-Latin: Laqad kāna lakum fī rasụlillāhi uswatun ḥasanatul limang kāna yarjullāha wal-
yaumal-ākhira wa żakarallāha kaṡīrā

Artinya: "Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah."

Menurut buku Samudra Keteladanan Muhammad oleh Nurul H. Maarif menjelaskan ayat di atas
bahwa Muhammad SAW adalah uswah hasanah (teladan kebaikan), terutama bagi : 1) Orang
yang mengharapkan Allah SWT, 2) Orang yang mengharapkan kehidupan setelah mati, dan 3)
orang yang terus menerus mengingat-Nya.
Baca juga:
Kisah Sahabat Nabi yang Buat Rasulullah Ditegur dalam Al-Qur'an

Menurut buku Sejarah Kebudayaan Islam karya Fida' Abdillah dan Yusak Burhanudin
dikisahkan, pada suatu hari ada seorang laki-laki meminta izin berbicara kepada Nabi
Muhammad SAW.

Lalu ia berkata kepada Aisyah RA untuk mengizinkan orang tersebut masuk. Nabi Muhammad
mengatakan bahwa orang tersebut dikenal sebagai orang yang buruk kabilahnya. Aisyah RA pun
mengizinkannya masuk dan pria itu langsung duduk di depan Nabi Muhammad SAW. Nabi
kemudian berbicara dengan ramah dan penuh perhatian.

Kemudian Aisyah RA menanyakan kenapa Rasulullah bertutur begitu lembut serta menghormati
orang yang kasar dan buruk. Rasulullah kemudian menjawab bahwa pria itu adalah orang yang
paling buruk di dunia karena tidak mau bergaul dengan orang lain dan ia menganggap orang lain
lebih buruk darinya.

Masih banyak keteladanan Nabi Muhammad SAW yang bisa kita contoh. Mengutip dari laman
MUI, berikut beberapa keteladanan yang perlu dicontoh umat Islam:
1. Tidak Pernah Sombong

Sebagaimana hal ini dijelaskan dalam sabda Nabi Muhammad SAW dalam sebuah hadis yang
diriwayatkan oleh Bukhari:

َ‫ارى ِعي َسى ا ْبن‬ َ ‫ص‬َ َّ‫ت الن‬ ْ ‫طرُونِي َك َما َأ‬
ْ ‫ط َر‬ ْ ُ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل اَل ت‬
َ ِ ‫ َأ َّن َرسُو َل هَّللا‬- ُ‫ض َي هَّللا ُ َع ْنه‬
ِ ‫ َر‬- ‫ع َْن ُع َم َر بن الخطاب‬
ُ‫ َع ْب ُد هَّللا ِ َو َرسُولُه‬:‫ فَقُولوا‬،‫َمرْ يَ َم َعلَ ْي ِه ال َّساَل م فَِإنَّ َما َأنَا َعبْد‬

Dari Umar bin Khattab RA, dia berkata: "Rasulullah SAW bersabda, "Jangan goda aku (juga)
karena orang-orang Nasrani menyanjung Isa bin Maryam, karena sesungguhnya aku hanyalah
seorang hamba. Maka sebutlah (kamu) hamba Allah dan Rasul-Nya." (HR Bukhari)

2. Lemah Lembut

Rasulullah SAW tidak pernah membalas perbuatan buruk yang menimpanya kepada siapa pun.
Bahkan meskipun disakiti, beliau tetap mendoakan orang yang menyakitinya. Hal ini dijelaskan
dalam riwayat sebagai berikut:

‫ «لم يكن فا ِح ًشا‬:‫ فقالت‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫ عن ُخلُق رسول هللا‬،-‫رضي هللا عنها‬- ‫سألت عائشة‬ ُ :‫عن أبي عبد هللا ال َج َدلِي قال‬
‫ ولكن يَعْفو ويَصْ فَح‬،َ‫ وال يَجْ زي بالسيئ ِة السيئة‬،‫ص َّخابًا في األسواق‬
َ ‫وال‬ ‫ا‬ ً
‫ش‬ ‫ح‬
ِّ َ ‫ف‬َ ‫ت‬‫م‬ُ ‫»وال‬.

Dari Abu Abdilah al-Jadali RA dia berkata, "Saya berkata kepada Aisyah, 'Bagaimana sikap
Nabi terhadap keluarganya?' Aisyah menjawab, "Dia adalah orang yang paling terpuji.
Rasulullah tidak pernah bersikap dengan buruk, kasar atau berteriak di tengah pasar. Dia tidak
akan membalas kejahatan dengan kejahatan. Tapi dia memaafkan dan memaafkan hal-hal buruk
yang ditujukan kepadanya secara pribadi." (HR Imam Ahmad)

3. Toleran

Rasulullah selalu bersikap toleran, dari Anas bin Malik RA, dia berkata, "Saya pernah berjalan
dengan Rasulullah, yang pada waktu itu mengenakan sorban dari daerah Najran, yang tebal
bahannya. Kemudian seseorang dari desa mengikutinya, penduduk badui itu menarik sorbannya
begitu keras hingga aku melihat bekas luka di sisi leher Nabi karena gaya tarik-menarik.
Kemudian badui itu berkata, "Wahai Muhammad, berilah aku kekayaan Allah yang kamu
miliki!" Rasulullah SAW menoleh dan tertawa. Dia memerintahkan untuk memberikan kepada
badui hadiah." (HR Bukhari dan Muslim)
Baca juga:
Kisah Meninggalnya Duta Islam Pertama dari Kalangan Sahabat Nabi
4. Dermawan

Kisah kedermawanan Rasulullah banyak dijelaskan dalam sebuah hadis, salah satunya:

ْ‫ أي‬:‫ فأتى قومه فقال‬،‫ فأعطاه إياه‬،‫ أن رجاًل سأل النبي صلى هللا عليه وسلم غن ًما بين جبلين‬:‫عن أنس بن مالك رضي هللا عنه‬
‫ فوهللا إن محمدًا ليعطي عطا ًء ما يخافُ الفقر‬،‫ أسلموا‬،‫قوم‬،
ِ

Dari Anas bin Malik RA dia berkata, "Seorang pria mendatangi Nabi SAW dan meminta
kambing yang jumlahnya sama dengan jarak antara dua gunung, maka beliau memberikan apa
yang dia minta. Si pria lantas pulang ke kaumnya dan berkata, "Wahai umatku, masuklah ke
agama Islam, karena Muhammad akan memberimu hadiah yang tidak akan kamu inginkan lagi
khawatir jatuh miskin." (HR Muslim).

Itulah beberapa sifat keteladanan Nabi Muhammad SAW.

Baca artikel detikhikmah, "Kisah Keteladanan Nabi Muhammad SAW untuk Umat Islam"
selengkapnya https://www.detik.com/hikmah/kisah/d-6378276/kisah-keteladanan-nabi-
muhammad-saw-untuk-umat-islam.
Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/

Kisah Teladan Nabi Muhammad yang Bisa


Kita Contoh
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Perbesar
Lafaz Nabi Muhammad SAW. Sumber: Pinterest.com
ADVERTISEMENT
Kisah teladan Nabi Muhammad SAW penting untuk diketahui karena merupakan suri tauladan
bagi umat islam. sebagai seorang muslim sudah selayaknya bagi kita meneladani sifat dan
perilaku mulia Nabi Muhammad SAW dalam kehidupan kita sehari-hari. Seperti yang tertuang
dalam firman Allah dalam Surat Al Ahzab, yaitu
ADVERTISEMENT
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullahsuri teladan yang baik bagimu (yaitu) orang yang
mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”. (QS
Al Ahzab: 21)

Kisah Teladan Nabi Muhammad SAW


Nah, berikut ini merupakan beberapa kisah teladan Nabi Muhammad SAW yang bisa kita contoh
dan terapkan dalam kehidupan kita sehari-hari.
Berlaku lemah lembut
Salah satu contoh yang dapat ditiru dari perilaku Nabi Muhammad adalah sifat nya yang lemah
lembut kepada siapapun. Pernah suatu waktu ada seorang pengemis Yahudi buta yang selalu
menghina Nabi. Pengemis tersebut selalu ditemani dengan seseorang yang menyuapinya dengan
sabar dan penuh kelembutan. Singkat cerita, seseorang yang biasa menemani pengemis tersebut
tidak datang kembali untuk menyuapinya. Kemudian digantikan oleh Abu Bakar As Shidiq.
Kemudian sang pengemis tersebut seketika hanya ingin disuapi oleh seseorang yang biasa
menyuapi nya dengan penuh kelembutan dan kasih sayang tersebut. Abu Bakar pun seketika
berkata, “Aku memang bukan lah orang yang biasa datang dan menyuapimu, aku juga tidak bisa
selemah lembut orang itu, namun ketahuilah aku merupakan sahabat dari orang yang selalu
menyuapi mu. Orang yang biasa menyuapi mu tersebut kini telah wafat dan aku hanya ingin
melanjutkan amalan beliau.”
ADVERTISEMENT
Kemudian sang pengemis buta itu pun terdiam dan bertanya kepada Abu Bakar, siapakah orang
yang selama ini menyuapi dan memberikan nya makan. Abu Bakar pun menjawab, bahwa orang
tersebut adalah Rasulullah SAW. Seseorang yang selama ini Ia hina, fitnah, dan rendahkan. Sang
pengemis pun kaget luar biasa, air matanya pun menetes, dan saat itu juga Ia bersaksi di hadapan
Abu Bakar untuk mengucapkan kalimat syahadat. Pengemis tersebut memilih untuk masuk Islam
setelah hinaan dan sumpah serapahnya kepada Nabi Muhammad dibalas dengan kasih sayang.
Kita tentu bisa mencontoh kisah tersebut dalam kehidupan kita, untuk selalu berbuat baik kepada
siapapun, termasuk orang yang menyakiti hati kita karena dibalik itu aka nada kebaikan yang
terus mengalir.
ADVERTISEMENT
Memberi dan Mengasihi
Pernah suatu ketika Rasulullah menitipkan uang untuk disimpan kepada istrinya Aisyah Ra.
Ketika kondisi kesahatan Rasulullah semakin memburuk Ia bertanya kepada Aisyah mengenai
uang yang pernah Ia titipkan tersebut. Kemudian Rasulullah meminta Aisyah untuk membagikan
uang tersebut di jalan Allah, Ia berkata bahwa Ia akan malu apabila kelak bertemu Allah namun
masih terdapat timbunan uang di rumah nya.
Nabi Muhammad memang rajin bersedekah dan memudahkan segala urusan para umatnya yang
mengalami kesulitan. Ia pun selalu mengajak umatnya untuk selalu bersedekah dan melakukan
kebaikan.
Ketulusan dan Membantu Sesama
Rasulullah memang dikenal sangat senang membantu sesama termasuk memerdekakan para
budak, dan anak-anaknya. Salah satu nya Ummu Aiman dan putra nya Usamah bin Zaid, yang
kemudian menjadi kesayangan Rasulullah. Setelah menikah dengan Khodijah, Nabi
memerdekakannya. Ia merupakan orang yang telah merawat Nabi Muhammad SAW ketika
kecil, sehingga beliau sudah menganggapnya seperti ibu sendiri.
Ketulusan hati Rasulullah dengan memerdekakan budak dan membantu orang lain dalam
kesulitan merupakan hal yang perlu kita contoh dan implementasikan dalam kehidupan sehari-
hari.
Demikianlah kisah teladan Nabi Muhammad yang patut kita ikuti dalam kehidupan kita. Semoga
kisah-kisah tersebut dapat memotivasi kita untuk berperilaku lebih baik lagi kedepannya. (AG)

Kisah keteladanan Nabi Muhammad yang dapat kita ambil dan praktikkan dalam
kehidupan sehari-hari.

1. Nabi muhammad merupakan pribadi yang rajin dan mandiri. Hal ini dapat kita lihat dari
kisah Nabi Muhammad yang dari kecil sudah giat bekerja keras. Nabi Muhammad dari
kecil sudah mulai menggembala kambing dan juga ikut serta membantu pamannya untuk
berdagang.
2. Nabi Muhammad adalah pribadi yang jujur. Hal ini dapat kita lihat dari kisah hidup Nabi
Muhammad yang selalu mengutamakan kejujuran bahkan sebelum nabi muhammad
Allah angkat menjadi rasul  utusan Allah. Contohnya pada saat menjual barang dagangan
milik Khadijah, Nabi Muhammad menjualnya dengan jujur dan tidak mengurangi
timbangan.

Pembahasan

Nabi Muhammad merupakan suri teladan bagi semua umat manusia. Banyak kisah dalam sejarah
Nabi Muhammad yang menjelaskan tentang mulianya perilaku atau akhlak Nabi Muhammad
menjadi teladan bagi umat islam. Ayat Al-Qur'an juga menyebutkan Nabi Muhammad sebagai
uswatun hasanah yaitu dalam ayat ke 21 surah Al Ahzab. Uswatun hasanah sendiri artinya dalam
bahasa Indonesia adalah suri teladan yang baik.

------

Lafadz firman Allah dalam surah Al Ahzab ayat ke 21 yang menyebutkan bahwa Nabi
Muhammad uswatun hasanah menggunakan huruf hijaiyah adalah ٌ‫لَقَ ْد َكانَ لَ ُك ْم فِ ْي َرسُوْ ِل هّٰللا ِ اُ ْس َوةٌ َح َسنَة‬
‫لِّ َم ْن َكانَ يَرْ جُوا هّٰللا َ َو ْاليَوْ َم ااْل ٰ ِخ َر َو َذ َك َر هّٰللا َ َكثِ ْير ًۗا‬. Jika lafadz surah Al Ahzab ayat ke 21 yang menyebutkan
bahwa Nabi Muhammad uswatun hasanah tersebut diterjamahkan ke dalam bahasa indonesia
maka artinya adalah Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan
yang banyak mengingat Allah.

Anda mungkin juga menyukai