4 Khalifah Nabi
4 Khalifah Nabi
Mereka
adalah keempat sahabat Nabi yang terpilih menjadi pemimpin kaum
muslimin setelah Nabi Muhammad SAW wafat. Sikap teladan Khulafaur
Rasyidin dalam kehidupan sehari-hari yang dapat di contoh adalah amanah
atau dapat dipercaya, jujur, dan cerdas.
Berikut nama-nama Khulafaur Rasyidin beserta gelar dan sifat yang dapat diteladani, berdasarkan urutan
masa kepemimpinannya. (Ilustrasi Foto: xisdom/Pixabay)
Lihat juga:
10 Sahabat Nabi Muhammad yang Dijamin Masuk Surga
Keempatnya berhasil memperluas syiar agama Islam hingga ke luar jazirah Arab,
menyelamatkan Islam, serta meletakkan dasar-dasar kehidupan agama Islam
terhadap umatnya.
Kepemimpinan empat Khulafaur Rasyidin pun berbeda-beda sesuai dengan karakter
pribadi dan situasi masyarakat pada masa itu.
Berikut nama-nama Khulafaur Rasyidin beserta gelar dan sifat yang dapat
diteladani, berdasarkan urutan masa kepemimpinannya.
Sejak kecil, beliau terkenal dengan sifat yang lemah lembut, jujur, dan sabar. Beliau
telah bersahabat dengan Rasulullah SAW sejak berusia remaja.
Nabi memberinya gelar Ash-Shiddiq berarti 'yang berkata benar', setelah Abu Bakar
membenarkan peristiwa Isra Mi'raj yang diceritakan Nabi kepada para pengikutnya.
Dari situlah ia lebih dikenal dengan nama Abu Bakar ash-Shiddiq.
Abu Bakar diangkat menjadi khalifah dengan jalan musyawarah antara kaum Anshar
dan kaum Muhajirin di Saqifah Bani Sa'idah (balai pertemuan di kota madinah).
Dalam masa kepemimpinannya yang terbilang singkat, Abu Bakar telah mencapai
usaha dan prestasi yang sangat luar biasa.
Sebelum meninggal karena sakit, Abu Bakar mewasiatkan Umar bin Khattab untuk
menggantikannya.
Ia dikenal dengan pribadi yang berani, bertekad kuat, dan tegas. Umar merupakan
salah satu sahabat dekat Nabi dan juga merupakan ayah dari Hafshah, istri Nabi
Muhammad.
Di bawah masa kekhalifahan Umar, Islam tumbuh dengan sangat pesat, didukung
dengan kondisi politik yang lebih stabil. Islam berhasil mengambil alih Mesopotamia,
sebagian Persia, serta Mesir, Palestina, Syria, Afrika Utara, dan Armenia dari
kekaisaran Romawi.
Selain itu pembentukan baitul maal menjadi gebrakan besar Umar di bidang
ekonomi.
Utsman bin Affan adalah khalifah ketiga sekaligus Khulafaur Rasyidin dengan masa
kekuasaan terlama. Utsman dikenal sebagai pribadi yang lembut dan murah hati.
Mulanya, Utsman memeluk Islam karena ajakan Abu Bakar, dan menjadi salah
seorang sahabat dekat Nabi SAW. Beliau mendapatkan gelar Dzun Nurain atau
yang memiliki dua cahaya.
Utsman adalah seorang saudagar kaya dan cerdas sejak muda. Meski demikian, ia
memiliki sifat sederhana. Sumbangsihnya yang paling menonjol adalah sifat
kedermawanan dalam memberikan harta yang digunakan untuk kepentingan Islam.
Masa kekuasaan Ali merupakan periode tersulit dalam sejarah Islam karena terjadi
perang saudara pertama pertama kalinya di dalam tubuh umat Muslim yang
disebabkan oleh terbunuhnya khalifah ketiga, Utsman bin Affan.
Meski demikian, terlepas dari perbedaan pendapat mengenai status Ali dan
kepemimpinannya atas umat Islam, kaum Sunni dan Syiah mengakui bahwa Ali
memiliki pribadi yang saleh, adil, dan berani.
Ali begitu berjasa dalam membenahi keuangan negara (baitul maal), memajukan
bidang ilmu bahasa, pembangunan, dan meredam pemberontakan di kalangan umat
Islam.
Itulah nama-nama khulafaur rasyidin beserta sifat-sifat baik yang bisa diteladani.
Sebagai muslim, hendaknya kita menjadikan akhlak para sahabat Nabi tersebut
sebagai panutan.
Banyak cerita yang mengisahkan tentang peran dari Abu Bakar As-Sidiq
saat menjadi pemimpin Ummat Muslim.
Banyak sekali prestasi yang Abu Bakar toreh pada saat beliau memimpin
umat Islam. Saat masa pimpinannya, Abu Bakar As-Sidiq memerangi Nabi
palsu yang saat itu meresahkan umat Muslim di perang Ridda.
Hal ini terbukti pada saat menjelang wafatnya, di mana Abu Bakar
memanggil Putrinya dan berkata untuk membagikan hartanya yang tersisa
untuk Ummat Muslim. Beliau melakukan hal tersebut dengan alasan tidak
mau membawa harta Ummat pada saat ia akan wafat.
Suku ini masih satu rumpun dengan Bani Quraisy yang merupakan suku
terbesar di Mekkah.
Karena sifatnya yang dapat membedakan mana yang benar serta mana
yang salah, atau mana yang baik dan mana yang batil, maka Rasulullah
saat masih hidup. Menggabungkannya sebagai salah satu dari Khulafaur
Rasyidin dengan julukan Al-Faruk.
Yang pertama adalah sifat pemberaninya. Sifat ini sudah menjadi watak
asli dari Ummar bin Khattab, bahkan sebelum masuk agama Islam.
Karena sifatnya yang berani, saat Rasulullah masih hidup, Ummar bin
Khattab bicara dengan lantang bahwa beliau akan ikut dengan Nabi untuk
hijarh ke Madinah, dan memulai memeluk agama Islam.
Saat itu, keberaniannya hanya beliau fokuskan untuk jihad membela agama
Allah, yakni Islam.
Memilih Kesederhanaan
Ummar bin Khattab lebih memilih tinggal di masjid. Dibandingkan harus
tinggal di istana ataupun Gedung. Yang memiliki ruangan mewah sebagai
tempat tinggal.
Ummar bin Khattab juga lebih memilih untuk tidur di atas pelepah kurma
dari ummat Muslim. Lalu memberikan langsung kepadanya, di bandingkan
tidur di Kasur yang empuk dan nyaman.
Hal ini tertuang dalam kisah pada saat Gubernur mesir yakni Amr bin Ash
yang ingin melebarkan masjid di sana. Mesjid tersebut dekat dengan
rumah dari seorang kakek Yahudi.
Khalid bin Walid yang tak lain masih memiliki hubungan kekerabatan
dengannya. Umar memecatnya. Dengan keputusan bahwa Ummar tidak
mau panglimanya terlalu mengdapat pengagungan.
Ummar bin Khattab juga sangat terkenal dengan sikap Loyalnya, dan
tanggungjawabnya. Hal ini terbukti saat ia melihat seorang Ibu yang
berbohong pada anaknya. Ibu tersebut mengatakan bahwa ia sedang
menanak nasi, padahal yang di masak adalah batu.
Utsman bin Affan merupakan anak yang lahir dari keluarga yang kaya raya,
terpandang di Mekkah.
Beliau merupakan anak dari Ayah bernama Affan bin Abi al-‘As, dan ibu
yang bermana Arwa bin Kurayz. Utsman memiliki satu adik perempuan
bernama Amina.
Beliau merupakan salah satu sahabat Nabi yang memiliki sifat teladan,
bahkan sifat tersebut membuat Rasulullah dan Malaikat segan padanya.
Utsman ingin bertemu dengan Rasulullah yang saat itu sedang tidur
dengan baju yang memperlihatkan sedikit betisnya.
Pada saat Rasulullah bertemu dengan Abu Bakar dan Ummar, Rasulullah
tidak begitu memperdulikan hal tersebut.
Dalam kisah pada suatu hari saat rombongan Ummat Muslim hijrah ke
Madinah, beliau membeli air ke salah satu seorang Yahudi. Yang menjual
air minum di sana untuk salah satu kaumnya yang kehausan.
Utsman juga menjadi salah satu Khalifah yang berhasil menyatukan Al-
Qur’an menjadi satu mushaf atau satu buku.
Kecerdasan dari Ali bin Abi Thalib
Khulafaur Rasyidin yang terakhir adalah Ali bin Abi Thalib, sahabat Nabi
yang terkenal dengan kecerdasannya.
Ali bin Abi Thalib, lahir pada tahun 599 Masehi, dan merupakan bayi
pertama yang lahir dari golongan pemeluk agama Islam.
Periode kepemimpinan Ali bin Abi Tholib sekitar 656 s/d 661 Masehi. Ali
bin Abi Thalib sangat terkenal dengan kecerdasannya.
Beliau sangat suka dengan belajar, dan sangat penasaran dengan berbagai
hal yang belum ia pelajari.
Beberapa teladan dari Ali bin Abi Thalib dalam belajar, yakni:
Pertama, belajar langsung dari sumbernya. Ali bin Abi Thalib belajar banyak
hal dari Rasulullah secara langsung. Ali juga selalu mengamati
lingkungannya, lalu mempersamakan dengan ajaran yang sudah ia
dapatkan dari Rasulullah untuk mendapatkan kevalidan.
Lalu yang selanjutnya adalah, kesungguhan Ali bin Abi Thalib dalam
menimba ilmu. Hal ini tergambar saat setelah ia diajarkan sesuatu oleh
Rasulullah. Ali langsung mengamati apa yang sudah di ajarkan, namun dan
setelahnya ia akan memikirkan kembali dengan sungguh-sungguh.
Dari kebiasaan tersebut, Ali menjadi pribadi yang tidak mudah terpengaruh
oleh hal apapun. Termasuk dalam perbuatan yang tidak disukai oleh Allah.
Meski banyak orang di sekeliling Ali melakukan hal itu, namun Ali tidak
terpengaruh oleh hasutan mereka.
Ali tidak pernah keluar dari rumahnya, kecuali jika akan menunaikan sholat
jamaah serta sholat jum’at. Dari hal tersebut, Ali bin Abi Thalib mempunyai
berbagai karya yang mendunia sampai sekarang.
Bahkan, dalam sebuah kisah saat pada subuh Matahari Hormat, Rukuk
Rasulullah Tertahan Demi Ali Bin Abi Thalib.
Penutup
Dari beberapa kisah Khulafaur Rasyidin, kita bisa lebih mengerti tentang
bagaimana menjadi pribadi yang amanah, yang jujur, adil, dan tegas, serta
bersungguh-sungguh dalam menimba ilmu.