Anda di halaman 1dari 3

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No Diagnosa Keperawatan Tujuan Keperawatan Rencana Keperawatan


Penurunan Curah Setelah dilakukan tindakan 1. Perawatan Jantung
Jantung (D.0008) keperawatan Observasi
selama……………….,curah  Identifikasi tanda dan gejala primer penurunan curah jantung ( dispnea,
Penyebab: jantung meningkat kelelahan, edema, ortopnea, paroxysmal nocturnal dyspnea,
 Perubahan irama jantung (L.02008). Dengan kriteria peningkatan CVP)
 Perubahan frekuensi hasil:  Identifikasi tanda gejala sekunder penurunan curah jantung (peningkatan
jantung  Kekuatan nadi perifer BB, hepatomegaly, distensi vena jugularis, palpitasi, ronkhi basah,
 Perubahan kontraktilitas meningkat oliguria, batuk, kulit pucat)
 Perubahan pre load  Ejection fraction (EF)  Monitor tekanan darah (termasuk tekanan darah ortostatik, jika perlu)
 Perubahan afterload meningkat  Monitor intake dan output cairan
 Cardiac index (CI)  Monitor BB setiap hari pada waktu yang sama
Data Subyektif: meningkat  Monitor saturasi oksigen
 Perubahan irama jantung  Left ventricular stroke  Monitor keluhan nyeri dada (intensitas, lokasi, durasi, radiasi, presipitasi
: palpitasi work index (LVSWI) yang mnegurangi nyeri)
 Perubahan preload: meningkat  Monitor EKG 12 sadapan
Lelah  Stroke volume index  Monitor aritmia (kelainan irama dan frekuensi)
 Perubahan afterload: (SVI) meningkat  Monitor nilai laboratorium jantung (elektrolit, enzim jantung, BNP, NT
dispnea  Palpitasi menurun pro-BNP)
 Perubahan kontraktilitas  Bradikardi menurun  Monitor fungsi alat pacu jantung
1. Paroxymal Nocturnal  Takikardia menurun  Periksa tekanan darah dan frekuensi nadi sebelum dan sesudah
dyspnea/PND  Gambaran EKG aritmia aktivitas
2. Ortopnea menurun  Periksa tekanan darah dan frekuensi nadi sebelum pemberian obat(beta
3. Batuk  Lelah menurun blocker, ACE inhibitor, calcium channel blocker, digoksin)
 Edema menurun
 Distensi vena jugularis Terapetik
Data Obyektif: menurun  Posisikan pasien semi Fowler atau Fowler dengan kaki ke bawah atau
 Perubahan irama jantung  Dispnea menurun posisi nyaman
1. Bradikardia/takikardia  Oliguria menurun  Berikan diet jantung yang sesuai (batasi asupan kafein, natrium,
2. Gambaran EKG  Pucat/sianosis menurun kolesterol, dan makanan tinggi lemak)
aritmia atau  Gunakan stocking elastis atau pneumatic intermitten, sesuai indikasi
gangguan konduksi  Fasilitasi pasien dan keluarga untuk modifikasi gaya hidup sehat
 Perubahan Pre load  Paroxymal nocturnal  Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi stress, jika perlu
1. Edema dyspnea (PRD)  Berikan dukungan emosional dan spiritual
2. Distensi vena menurun  Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen >94%
jugularis  Ortopnea menurun
3. Central Venous  Batuk menurun Edukasi
Pressure (CVP)  Suara jantung S3  Anjurkan beraktifitas fisik sesuai toleransi
meningkat menurun  Anjurkan beraktivitas fisik secara bertahap
 Perubahan afterload  Suara jantung S3  Anjurkan berhenti merokok
1. Tekanan darah menurun  Anjurkan pasien dan keluarga untuk mengukur BB setiap hari
meningkat/menurun  Murmur jantung  Anjurkan pasien dna keluarga mengukur intake dan output cairan harian
2. Nadi perifer teraba menurun
lemah  Hepatomegaly menurun Kolaborasi
3. Capilerry Refill Time  Pulmonary vascular  Kolaborasi pemberian aritmia, jika perlu
>3 detik resistance menurun  Rujuk ke program rehabilitasi jantung
4. Oliguria  Systemic vascular
5. Warna kulit pucat resitance menurun 2. Perawatan jantung Akut
dana tau sianosis
 Tekanan darah Observasi
 Perubahan kontraktilitas membaik  Identifikasi karakteristik nyeri dada (meliputi factor pemicu dan pereda,
1. Terdengar suara
 Pengisian kapiler kualitas, lokasi, radiasi, skala, durasi, dan frekuensi)
jantung S3 dan atau
 Berat badan membaik  Monitor EKG 12 sadapan untuk perubahan ST dan T
S4
2. Ejection fraction (EF)  Central venous  Monitor aritmia (kelainan irama dan frekuensi)
menurun pressure (CVP)  Monitor elektrolit yang dapat meningkatkan rsiko aritmia (kalium,
membaik magnesium serum)
 Pulmonary artery  Monitor enzim jantung (CK, CK-MB, Troponin T, Troponin I)
wedge pressure  Monitor saturasi oksigen
(PAWP) membaik  Identifikasi stratifikasi pada sindrom koroner akut (skor TIMI, Killip,
Crusade)

Terapetik
 Pertahankan tirah baring minimal 12 jam
 Pasang akses intravena
 Puasakan hingga bebas nyeri
 Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi ansietas dan stress
 Sediakan lingkungan yang kondusif untuk beristirahat dan pemulihan
 Siapkan menjalani intervensi coroner percutan, jika perlu
 Berikan dukungan emosional dan spiritual

Edukasi
 Anjurkan segera melaporkan nyeri dada
 Anjurkan menghindari manuver Valsava (mengedan saat BAB dan
batuk)
 Jelaskan tindakan yang dijalani pasien
 Ajarkan teknik menurunkan kecemasan dan ketakutan

Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian antiplatelet, jika perlu
 Kolaborasi pemberian antianginal(nitrogliserin, beta blocker, calcium
channel blocker)
 Kolaborasi pemberian morfin, jika perlu
 Kolaborasi pemberian inotropic, jika perlu
 Kolaborasi pemberian obat untuk mencegah manuver Valsava (pelunak
tinja, antiemetik)
 Kolaborasi pencegahan thrombus dengan antikoagulan, jika perlu
 Kolaborasi pemeriksaan X-ray dada, jika perlu

Ditegakkan Paraf Nama Perawat


Tanggal:
Jam : 1. ……………………… (……………………..)

2. ……………………… (……………………..)
Dievaluasi Paraf Nama Perawat
Tanggal:
Jam : 1. ……………………… (……………………..)

2. ……………………… (……………………..)

Anda mungkin juga menyukai