Nursing Management
Pendahuluan
Penyakit Jantung Koroner merupakan suatu masalah kardiovaskular yang utama
karena menyebabkan angka perawatan rumah sakit dan angka kematian yang tinggi.
Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2015 menyebutkan lebih dari 17 juta
orang di dunia meninggal akibat penyakit jantung dan pembuluh darah. Sekitar 31%
dari seluruh kematian di dunia, sebagian besar atau sekitar 8,7 juta disebabkan oleh
penyakit jantung koroner. Di Indonesia, hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2018
menunjukkan bahwa sebesar 1,5% atau 15 dari 1.000 penduduk Indonesia menderita
penyakit jantung koroner. Dilihat dari penyebab kematian tertinggi di Indonesia,
menurut Survei Sample Registration System tahun 2014 menunjukkan 12,9% kematian
akibat Penyakit Jantung Koroner
UAP V
NSTEMI V - V Sebagian
(50%)
STEMI v V V 100%
TINDAKAN UMUM DAN LANGKAH AWAL
ACS
Tatalaksana Awal
Terapi awal yang diberikan pada pasien dengan diagnosis kemungkinan
SKA atau SKA atas dasa keluhan angina khas iskemik di ruang gawat
darurat. Sebelum ada hasil pemeriksaan EKG dan/atau marka jantung.
Terapi MONA tidak harus diberikan semua atau bersamaan :
1. Pasien tirah baring
2. Pemberian oksigen
3. Asipirin 160-320 mg sublingual
4. Pemberian ticagrelor atau clopidogrel;
5. Nitrogliserin (NTG) diberikan sublingual/spray. Jika tidak ada NTG bisa
diberikan ISDN. Dosis maksimal 3 kali. Dapat diulang setiap 5 menit
6. Morfin sulfat 2-4 mg intravena, bagi pasien yang tidak responsif
dengan terapi tiga dosis NTG Sublingual
PENATALAKSANAAN STEMI
• Penatalaksanaan STEMI dimulai sejak kontak
medis pertama. Yang dimaksud kontak medis
pertama yaitu saat pasien pertama diperiksa
oleh perawat atau dokter sebelum tiba di
rumah sakit, atau saat pasien tiba di unit
gawat darurat, sehingga seringkali terjadi
dalam situasi rawat jalan.
Semua usaha gawat darurat dilakukan untuk mencapai :
1. Waktu dari kontak medis pertama hingga perekaman
EKG pertama ≤ 10 menit
2. Waktu dari kontak medis pertama hingga pemberian
terapi reperfusi :
- Untuk fibrinolisis ≤ 30 menit
- Untuk IKP Primer ≤ 90 menit (≤ 60 menit apabila pasien
datang dengan awitan kurang dari 120 menit atau
langsung dibawa ke rumah sakit yang mampu
melakukan IKP
Komplikasi
Disritmia
Gagal Jantung
Cardiogenick Syock
Tromboemboli sistemik dan pulmonar
Papillary muscle rupture
Aneurisma ventrikel
Perikarditis
Nursing Management
Pengkajian Keperawatan
Pengkajian Keperawatan
Pengkajian Keperawatan
Diagnosa Keperawatan
o Nyeri Akut
o Resiko / aktual penurunan CO
o Intoleransi aktifitas
o Resiko / aktual perdarahan
Nursing Care Plan
N Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi
o
2 Penurunan Curah Jantung berhubungan Curah jantung adequat setelah Perawatan Jantung
dengan : dilakukan tindakan keperawatan, Monitor TTV
Perubahan frekuensi/irama jantung diandai dengan kriteria hasil: Mengevaluasi nyeri dada
Perubahan preload dan afterload • Tekanan darah sistolik, diastolik, Mencatat tanda dan
Perubahan kontraktilitas dan MAP dalam batas normal gejala dari penurunan curah
(sistol 100-130, diastole 60-90, jantung
Ditandai dengan : MAP 60-100) Memonitor adanya
Aritmia • HR dalam batas normal disritmia
Bradikardia • CVP dalam batas normal memonitor nilai-nilai hasil
Palpitasi • Hipotensi ortostatis tidak ada lab yang sesuai
Takikardia • Hasil AGD dalam batas normal Memonitor fungsipace
Perubahan preload: • Tidak ada bunyi napas tambahan maker jika ada
Edema • Tidak ada bunyi napas tambahan Melakukan kolaborasi
Nilai CVP me ↑ atau me ↓ • Tidak ada distensi vena juguler pemberian terapi anti
Keletihan • Tidak ada edema perifer aritmia
Distensi vena jugularis • Tidak ada asites memonitor toleransi
Murmur • Nadi perifer kuat dan simetris aktivitas pasien dengan
BB ↑ • Kesadaran compos mentis memperhatikan awal napas
Perubahan afterload • Nadi perifer kuat dan simetris pendek, nyeri, palpitasi atau
Kulit lembab • Haluaran urine dalam batas pusing
Dispnea normal (0,5-1 cc/kg/jam) Memonitor terhadap
Penurunan nadi perifer • warna kulit normal dispneu, fatique, takipneu,
dan ortopneu
Cont NCP
N Diagnosa Tujuan Intervensi
o
Pe ↓ CO Perawatan jantung akut
Mengauskultasi bunyi jantung
Memonitor intake dan output
Melakukan EKG 12 lead
Memeriksa enzim jantung
Menginstruksikan pasien untuk menghindari aktivitas yang
menyebabkan reflek vagal
Melakukan kolaborasi pemberian obat antikoagulan
Regulasi Hemodinamik
Auskultasi suara paru
Kolaborasi pemberian obat inotropik positif/kontraktilitas
Ubah posisi pasien ke posisi telentang pada saat TD pasien
berada pada rentang lebih rendah dibanding dengan yang biasanya
Monitor adanya edema perifer dan distensi vena juguler
Maintenance balance cairan yang mendapatkan terapi diuretik
Kolaborasi pemberian obat vasodilator dan vasokontriktor jika
memungkinkan
Penatalaksanaan syok jantung
Monitor koagulasi: PT,APTT, fibrinogen, hitung platelet
Tingkatkan pe↓ afterload dengan pemberian vasodilator atau
IABP
Tingkatkan perfusi arteri koroner dengan mempertahankan MAP
> 60 mmHg atau mengontrol takikardi
Cont NCP
N Diagnosa Tujuan Intervensi
o
3 Intoleransi Aktivitas Pasien dapat mentoleransi aktivitias Terapi aktivitas
yang biasa dilakukan ditunjukkan Kaji aktivitas personal sehari-hari
dengan penghematan energi dan yang biasa dilakukan
perawatan diri dengan kriteria Bantu pasien memilih aktivitas
hasil : fisik,psikologis, dan sosial sesuai
• Dispnea tidak ada/berkurang kemampuan
• Keletihan berkurang Kolaborasi dengan tarpis (URM)
• Kelemahan berkurang untuk merencanakan dan
• Tanda-tanda vital stabil selama memonitor program aktivitas sesuai
aktivitas kebutuhan
Evaluasi motivasi untuk me ↑
aktivitas
Pengaturan energi
Ukur TTV sebelum dan sesudah
aktivitas
Pantau respon kardiorespiratori
saat aktivitas
Pantau intake nutrisi untuk
memastikan sumber energi adekuat
pantau dan catat pola istirahat
serta lamanya waktu tidur
Cont NCP
N Diagnosa Tujuan Intervensi
o