Anda di halaman 1dari 33

DISUSUN OLEH

NS Irvantri Aji Jaya . M.Kep. Sp.Kep.M.B


KURIKULUM VITAE
Pendidikan
Akper Depkes RI Palembang (1997-2000)
Program Magister dan Spesialis KMB FIK Universitas Indonesia
Program Doktoral FIK UI (2019- sekarang)
Pekerjaan
Perawat Klinis RS Charitas Palembang (2001)
Perawat klinis unit Emergensi RS Jantung Harapan Kita
Instuktur Pelatihan BTCLS dan ACLS
Pelatihan
Pelatihan kardiologi dasar dan kardiologi lanjut RS Jantung Harapan
Kita Jakarta
Pelatihan Manajemen Acute Coronary Syndrome di Central Chest
Insituate Thailand
Pelatihan Manajemen Resusitasi Di Melaka Malaysia
Pelatihan instruktur ACLS AHA summit Jakarta
Pengurus Organisasi Profesi
Pengurus Pusat INKAVIN bidang Pelayanan
Pengurus Komisariat PPNI RS Jantung Harapan Kita Jakarta bidang
Diklat
Konsep Circulation
Ada 3 variable dari terjadi Gangguan sirkulasi yakni
1.Volume Darah
berperan pada optimalnya preload jantung
2.Pompa Jantung
Kontraktilitas myocard jantung
3 Distribusi oleh pembuluh darah
Konsep Shock

Syok adalah kelainan sistem


sirkulasi yang menyebabkan
perfusi organ dan oksigenasi
jaringan yang tidak adekuat
(ATLS, 2018)
Pengertian Shock
Tahap Shock

• Refract
• Kerusakan irreversibel .kematian
Pathofisiologi
Jenis Shock
Hypovolemia Shock ▰
Hypovolemia Shock ▰ Kondisi inadekuat perfusi organ
akibat kehilangan darah di vaskuler secara akut1 ▰
Akibatnya terjadi penurunan preload

▰ Etiologi :
 Hemoragik : Trauma,
Perdaraham Gastrointestinal,
Ruptur aneurima
 Non-hemoragik  Kehilangan Cairan : Diare,
muntah, luka bakar dan lainnya
Tatalaksana
Shock Hipovolemik

Shock Hipovolemik
Hentikan perdarahan / kehilangan cairan
Kembalikan volume sirkulasi
Resusitasi Cairan
Derajat
haemorrhagic shock
Tatalaksana
penggantian cairan
Rekomendasi umum adalah pemberian 3 mL
kristaloid untuk setiap kehilangan 1 mL cairan /
darah.
Ingat untuk selalu mencatat setiap 100 – 150 mL
cairan yang sudah masuk.
1 • Untuk pemberian cairan kolloid maka dilakukan
dengan rumusan 1 : 1
Resusitasi Cairan

Estimasi Pengganti cairan


Kehilangan
Darah
1000 ml 3000 ml kristaloid
1000 ml koloid
1500 ml 1500 ml kristaloid dan 1000 ml koloid
4500 ml kristaloid
2000 ml 1000 ml kristaloid. 1000 ml koloid dan 2 unit darah
3000 ml kristaloid. 2 unit darah
Distributive Shock

Distributive Shock ▰ Akibat dari dilatasi pembuluh


darah besar
 penurunan systemic vascular resistance (SVR) 
penurunan Preload. ▰ Etiologi :
 Sepsis : Infeksi sistemik (pneumonia, peritonitis,
prosedur invasive)
 Neurogenik : Cidera medulla spinalis, anastesi
spinal, depresi pusat vasomotor  Reaksi
anafilaktik : reaksi hipersensivititas (alergi
Obstructive Shock
▰ Kondisi yang diakibatkan adanya hambatan pada pembuluh
darah besar atau pembuluh darah jantung (Standl, et al, 2018)
 ▰ Akibat dari restriksi pengisian diastolic ventrikel kanan
akibat kompresi / penekanan pada jantung
▰ Etiologi :  Tamponade jantung  Tension pnemothoraks 
Emboli Paru .
Pengkajian SyOk

Fokus pengkajian
 Airway – Breathing – Circulation (ABC)
 Tanda & Gejala Shock
 Perifer  Renal  Serebral 
Kardiopulmonal  Gastrointestinal 
Hepatik ↓ nadi perifer, kulit dingin dan
lembap/basah, CRT > 2 detik, pucat,
sianosis output urine
Diagnosis dan Intervensi Keperawatan
Diagnosis
Keperawatan

Sumber:
SDKI (2016), Doenges et al (2014), Gulanick & Myers (2014)
10 menit awal Antisipasi kegawatan
- Intubasi jika distres napas
Kaji ABCD - RJP jika henti jantung
- Defibrilasi (jika shockable)
Tirah baring dan beri O2

Atasi kecemasan
TTV + Saturasi O2 + EKG -Jelaskan prosedur
Syok
-Dukungan emosional
Pasang jalur IV
Monitoring:
Kaji Keluhan Utama) - ABC
- TTV
- Tingkat kesadaran
- Efek obat

Rontgen x-ray dada


Ambil darah (<30 menit)
(enzim, elektrolit, koagulasi)
Tatalaksana awal
Penanganan di IGD ▰
Disability : Periksa tingkat kesadaran. Respon pupil dan
fungsi sensorik – motoric
▰ Exposure : Periksa seluruh permukaan tubuh. Periksa DOTS :  D
 Deformity (perubahan bentuk)  O  Open Wound (luka terbuka) 
T  Tenderness (Nyeri tekan)  S  Swelling (bengkak)
▰ Folley Catheter : Kateter urine untuk penilaian urine output
▰ Gastric tube : pasang NGT untuk dekompresi lambung 
meminimalkan aspirasi Intervensi Keperawatan ..

(lanjutan) Penanganan Lanjut


▰ Pertahankan patensi jalan nafas ▰ Pertahankan oksigen sesuai
kebutuhan dan indikasi ▰ Persiapkan intubasi dan ventilasi mekanik
(jika perlu) ▰ Pertahankan IV akses. Akses IV Sentral jika
dimungkinkan ▰ Berikan cairan sesuai indikasi (kristaloid – kolloid –
produk dara
Diagnosis Tujuan Intervensi

Risiko Curah Jantung Perawatan


•Monitor SaO2 dan AGD
penurunan curah Dalam 8 jam: •Persiapan IABP
•TD sistolik ≥ 90 mmHg,
jantung •HR <100 x/menit,
•Puasakan hingga bebas nyeri
•Ambil darah (enzim, koagulasi)
• Cedera miokard, •Urin output ≥ 30 ml/jam, •Beri pelunak tinja
•RR 12-20 x/menit,
penurunan •Ronkhi (-), edema (-)
•Monitor CVP Urine Output, dan
kontraktilitas jantung Balance cairan
•Pemberian antiaritmia
•Pemberian Inotropik

Defisit Volume Dalam 24jam: Monitor urine Outpu


Monitor balance caira
Cairan Balance cairan Normal
Managemen resusitasi cairan
Tanda vital Normal
• Perfusi ginjal
• Peningkatan tekanan
hidrostatik
Diagnosis Tujuan Intervensi

Gangguan Perawatan
Perfusi Jaringan Dalam 8 jam:
•Monitor SaO2 dan AGD
•TD sistolik ≥ 90 mmHg, •Tirah baring
• Penurunan aliran •HR 60-80 x/menit,
darah ke jaringan •Urin output ≥ 30 ml/jam,
•RR 12-20 x/menit,
•Ronkhi (-), edema (-)

Ansietas Tingkat Ansietas Reduksi Ansietas


• Ancaman terhadap Dalam 8 jam: •Beri lingkungan tenang
kematian, perubahan •mengatakan cemas •Beri dukungan emosional
pola hidup berkurang, tidak gelisah, •Jelaskan prosedur
dapat beristirahat
Penatalaksanaan
Keperawatan di Unit Intensif
 Monitor gambaran EKG,TD,pulsasi, kaji suara
paru dan bunyi jantung,
 Kaji adanya penurunan CO,(BP
,HR,PAP/PAWP )
 Kaji U/O
 Monitor Oxygen saturation
 Monitor ECG,BP,frequent monitor arhytmia

27
Peran Perawat Dalam Penanganan Syok
Kaji Kondisi Mengancam Nyawa
Oksigen
Monitor EKG
Pemantauan EKG
•Monitor EKG merupakan
tindakan penting karena kejadian
Henti Jantung pada kondisi Syok
bisa terjadi pada aritmia lethal
seperti Ventrikel Fibrilasi (VF)
dan Ventrikel Takikardi
Howard & Steinmann L (2010). Sheehy’s emergency
nursing, principle & practice. 6 Ed. St. Louis: Mosby.

Anda mungkin juga menyukai