A. Definisi
Syok merupakan suatu sindrom klinis yang diakibatkan dari perfusi jaringan yang
tidak adekuat akibat terjadinya ketidakseimbangan hemodinamik dan metabolik seperti
perdarahan masif, trauma atau luka bakar yang berat, infark miokard luas atau emboli
paru, sepsis, tonus vasomotor yang tidak adekuat, ataupun respon imun (Kurniati,
Trisyani, Ikaristi, & Theresia, 2018). Menurut VonRueden, Bolton, dan Vary dalam
Smeltzer, Bare, Hinkle, dan Cheever (2010), syok merupakan kondisi di mana perfusi
yang tidak memadai untuk memberikan pasokan oksigen serta nutrisi bagi organ-organ
tubuh dan fungsi seluler. Pemberian aliran darah yang cukup bagi jaringan serta sel-sel
memerlukan pompa jantung yang adekuat, pembuluh darah dalam kondisi baik, serta
volume darah yang memadai (Smeltzer, Bare, Hinkle, dan Cheever, 2010). Apabila
ketiga kondisi tersebut mengalami gangguan, perfusi ke jaringan akan berkurang. Jika ini
berlangsung secara terus menerus dan tanpa diberikan penanganan, akan memberikan
dampak seperti kurangnya asupan oksigen dan nutrisi bagi sel, akhirnya akan
menyebabkan kematian sel dan jaringan.
B. Etiologi
Syok hipovolemik tejadi akibat penurunan jumlah volume sirkulasi darah yang
dapat disebabkan oleh kehilangan cairan ataupun darah sehingga terjadi penurunan
volume curah jantung (Mahadevan & Garmel, 2007). Menurut Hannon & Porth (2015),
syok hipovolemik terjadi jika kehilangan darah sekitar 20% atau lebih dari total volume
sirkulasi darah. Kehilangan darah dapat disebabkan oleh perdarahan, luka bakar yang
berat, ataupun kehilangan cairan ekstravaskular akibat dehidrasi, muntah, dan diare. Syok
ini juga dapat disebebkan oleh perpindahan cairan ekstraselular dari kompartemen
vaskular menuju kompartemen interstisial (Hannon & Porth, 2015).
Penyebab umum syok hipovolemik diantaranya adalah perdarahan (hematom
subkapsular hati, aneurisma aorta pecah, perdarahan gastrointestinal), kehilangan plasma
(luka bakar yang luas, pankreatitis, deskuamasi kulit, sindrom dumping), dan kehilangan
cairan ekstraselular (muntah, dehidrasi, diare, terapi diuretik yang sangat agresif, dan
insufisiensi adrenal) (Kurniati, Trisyani, Ikaristi, & Theresia, 2018).
C. Patofisiologi
Mekanisme kompensasi tubuh pada saat terdapat onset kehilangan volume darah
diPerubahan volume darah dalam jumlah lebih dari 10-25% akan menyebabkan
penurunan stroke volume namun tekanan arteri tetap terjaga karena sistem simpatis
memicu peningkatan denyut jantung dan vasokonstriksi. Hal tersebut menyebabkan
tekanan diastolik meningkat. Tekanan darah dipengaruhi oleh curah jantung (cardiac
output) dan resistensi sistemik vaskular.
Peningkatan denyut jantung merupakan tanda awal terjadinya stok hipovolemik
sebagai dampak dari upaya mempertahankan volume curah jantung. Selain itu, pulsasi
akan menjadi lemah dan sulit teraba akibat respon vasokonstriksi dan penurunan
kompartemen vaskular. Respon haus muncul akibat penurunan volume darah yang
menyebabkan meningkatnya osmolaritas serum.
Selain itu, frekuensi napas juga akan menjadi cepat dan dalam sebagai bentuk
kompensasi tubuh akibat peningkatan produksi asam serta penurunan jumlah oksigen
dalam darah. Penurunan volume intravaskular akan menyebabkan penurunan jumlah
aliran darah balik vena serta penurunan CVP. Saat terjadi syok berat, vena perifer akan
menjadi kolaps. Stimulasi sistem simpatis akan menyebabkan terjadinya vasokonstriksi
pada pembuluh darah permukaan kulit sehingga menyebabkan akral dingin dan pucat.
Penurunan jumlah urin output disebabkan oleh penurunan aliran darah renal yang
memicu terjadinya peningkatan produksi renin. Oliguria, yaitu 20 ml/jam ataupun
kurang, merupakan tanda ketidakadekuatan perfusi ginjal. Selain itu, pada kasus syok
klien akan menunjukkan gejala seperti lelah, agitasi hingga penurunan kesadaran. Hal ini
terjadi karena peningkatan kerja simpatis dan produksi epinefrin.
(Mekanisme kompensasi tubuh pada kasus syok hipovolemik. Hannon & Porth, 2015)
D. Manifestasi klinis
Tanda dan gejala syok hipovolemik tergantung kepada tingkat keparahan penurunan
jumah volume darah pada pasien. Berikut ini merupakan manifestasi klinis syok
hipovolemik berdasarkan derajat keparahannya (Emergency Nursing Association, 2009
dalam Kurniati, Trisyani, Ikaristi, & Theresia, 2018):
Derajat 1 Derajat 2 Derajat 3 Derajat 4
% kehilangan <15% (<750 15-30% (750- 30-40% (1500- >40% (>2000 ml)
darah ml)) 1500 ml) 2000 ml)
Catdiac output Normal Dekompensasi Dekompensasi Dekompensasi
Tekanan darah Normal Gap TD melebar < 100 mmHg <70 mmHg
Frekuensi napas Normal 20-30x/menit 30-40x/menit >35x/menit
Denyut nadi Normal >100x/menit >120x/menit >140x/menit
Kulit Mulai pucat Pucat, dingin Pucat, dingin, Sangat pucat,
berkeringat dingin,
berkeringat
Status mental Normal Lemas Cemas, bingung Letargi, koma
CRT Normal >2 detik >2 detik Absen
Urine ourput >30 ml/jam 20-30 ml/jam 5-20 ml/jam Absen
Penggantian Kristaloid Kristaloid Kristaloid dan Kristaloid dan
cairan darah darah
(Data dari American of Surgeons Committee on Trauma. (2008). ATS: Advanced trauma lige support for doctors
students course manual 8th ed. (Kurniati, Trisyani, Ikaristi, & Theresia, 2018))
E. Pengkajian primer
Airway Apakah pasien berbicara dan bernafas secara bebas
Terjadi penurunan kesadaran
Suara nafas abnormal : stridor, wheezing, mengi dll
Penggunaan otot-otot bantu pernafasan
Gelisah
Sianosis
Kejang
Retensi lendir / sputum di tenggorokan
Suara serak, batuk, atau sumbatan jalan napas
Breathing Kaji pengembangan dada
Dengarkan dan kaji suara napas
Kaji penggunaan otot bantu napas
Kaji kedalaman dan kecepatan pernapasan
Circulation Kaji kecepatan dan kualitas nadi (distal ke proksimal)
Amati tekanan darah (hiporensi/hipertensi)
Kaji CRT
Observasi warna kulit
Suhu dan akral
Amati perdarahan yang mengancam jiwa baik eksternal maupun internal
Kaji nyeri
Kaji jumlah produksi urin dan CVP
Dissability Kaji status mental
Amati keadaan umum dan tingkat kesadaran (Alert-Verbal-Pain-Unresponsive)
Exposure Lepaskan seluruh pakaian pasien untuk mengamati perdarahan secara
komprehensif namun tetap mempertahankan suhu tubuh
Lakukan pemeriksaan penunjang lainnya (X-ray dada, pelvis, spinal dan servical)
F. Pengkajian sekunder
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan toksikologi
Analisa gas darah arteri
Foto rontgen toraks
G. Masalah/diagnosis keperawatan
Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan suplai darah ke jaringan
Penurunan curah jantung berhubungan dengan penurunan preload
Kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan, muntah
Nyeri akut berhubungan dengan trauma
Gangguan pola eliminasi urin berhubungan dengan oliguria
H. Penanganan kegawatdaruratan
Manajemen pasien dengan kondisi syok hipovolemik diarahkan pada pencegahan
kehilangan darah/cairan tubuh lebih lanjut dan memulihkan volume sirkulasi.
Perdarahan akan sangat membahayakan dan mengancam jiwa pada satu jam pertama
setelah onset perdarahan.
Lakukan manajemen jalan napas yang agresif (tangani sesuai urutan ABC). Pasien
mungkin membutuhkan intubasi endotrakeal dan ventilasi mekanik.
Kontrol perdarahan eksternal dengan penekanan langsung, balut tekan, ataupun
menggunakan tourniquet.
Berikan dukungan sirkulasi jika memerlukan resusitasi cairan dengan menggunakan
kateter intravena dengan lumen yang besar serta infus larutan kristaloid yang hangat.
Biasanya dimulai dari cairan kristaloid isotonik yang hangat, 2-4 liter dalam 20-30
menit pertama untuk orang dewasa. Jika akses intravena perifer tidak adekuat maka
lakukan pada akses intravena sentralis.
Berikan pasien posisi kaki lebih tinggi untuk meningkatkan aliran balik vena
Jaga suhu pasien agar tetap hangat
Pasang monitor jantung pada pasien dan kaji adanya disritmia
Pertahankan tekanan sistolik minimal 90 mmHg dan nadi radial teraba
Berikan oksigen aliran tinggi hingga 15 liter/menit jika diperlukan
Pada kondisi syok hipovolemik yang ebrkepanjangan dapat dibarengi dengan
pemberian inotoprik seperti dopamin, vasopressin, ataupun dobutamin untuk
meningkatkan tekanan ventrikel setelah dilakukan resusitasi cairan tubuh
Pemberian nalokson melalui intravena sebanyak 30 mcg/kg dalam 3-5 menit dan
kemudian dilanjutkan 60 mcg/kg dalam 1 jam pemberian dextrose diharapkan dapat
membantu meningkatkan MAP
Pasang kateter urin dan monitor haluaran urin perjam
Persiapkan pasien untuk prosedur diagnostik untuk mendapatkan data penunjang,
seperti serial hemoglobin dan hematokrit, berat jenis urin, serum elektrolit, derajat
keasaman tubuh, CT-Scan, dan prosedur lainnya.
I. Algoritma/clinical pathway kasus RJP
Tidak Sadar
Pemeriksaan
Kehilangan cairan
ABC
Sadar
Ekstravaskuler
(diare, muntah)
luka bakar
Kegagalan mekanisme
kompensasi tubuh