1. Definisi
Terganggunya sistem sirkulasi akibat volume darah dalam pembuluh darah berkurang.
3. Manifestasi klinis
Syok hipovolemik dapat ditandai dengan nadi cepat dan lemah/tidak teraba, akral dingin dan
pucat, CRT > 2 detik, produksi urin menurun.
Klasifikasi syok hipovolemik:
Klasifikasi Penemuan Klinis
Kelas I (kehilangan volume darah <15%) Takikardi minimal (<100 x/menit)
Kelas II (kehilangan volume darah 15-30%) - Takikardi (100-120 x/menit)
- Takipnea (20-30 x/menit)
- Penurunan tekanan nadi
- Penurunan produksi urin (20-30 cc/jam)
Kelas III (kehilangan volume darah 30-40%) - Takikardi (>120 x/menit)
- Takipnea (30-40 x/menit)
- Bingung, penurunan produksi urin (5-15
cc/jam)
Kelas IV (kehilangan volume darah >40%) - Takikardi (>140 x/menit)
- Takipnea (>35 x/menit)
- Pucat, dingin
- Perubahan mental (bingung dan lemah)
- Jika kehilangan volume darah >50%, pasien
tidak sadar
- Tekanan sistolik = diastolik
- Produksi urin minimal atau tidak ada
Atau:
Kelas I Kelas II Kelas III Kelas IV
Kehilangan darah Sampai 750 750-1500 1500-2000 >2000
(ml)
Kehilangan darah <15% 15-30% 30-40% >40%
(% volume
darah)
Denyut nadi <100 >100 >120 >140
Tekanan darah Normal Normal Menurun Menurun
Tekanan nadi Normal atau naik Menurun Menurun Menurun
Frekuensi napas 14-20 20-30 30-40 >35
CRT Normal Lambat Lambat Lambat
Produksi urin >30 20-30 5-15 Tidak berarti
(ml/jam)
CNS/status Sadar Gelisah /agitasi Kesadaran Lemah/letargi
mental menurun/konfusi
4. Pengkajian Primer
g. Airway:
- Jika terdapat cedera servikal, buka jalan napas dengan jaw thrust dan pastikan jalan napas
paten. Kaji adanya gurgling, stidor, atau rales.
h. Breathing:
- Kaji pengembangan dada, penggunaan otot bantu napas, kedalaman dan kecepatan
pernapasan.
i. Circulation:
- Kaji kecepatan dan kualitas nadi distal, observasi warna kulit, suhu, lihat perdarahan yang
mengancam jiwa. Jika nadi distal tidak terpalpasi, kaji nadi sentral.
j. Disability: Periksa tingkat kesadaran, respon pupil dan fungsi sensorik & motorik
- Kaji status neurologis
- Keadaan umum dan tingkat kesadaran (AVPU):
A: alert (sadar)
V: verbal (berespon dengan rangsangan verbal)
P: pain (berespon dengan rangsangan nyeri)
U: unresponsive (tidak berespon)
k. Exposure:
- Periksa seluruh tubuh
- Lepaskan pakaian pasien, pertahankan suhu tubuh
- Lakukan pemeriksaan x-ray dada, pelvis, spinal servikal lateral.
- Periksa DOTS:
D–deformity (deformitas)
O-open wounds (luka terbuka)
T-tenderness (nyeri tekan)
S–swelling (bengkak)
- Folley catheter: Kateter urine untuk penilaian produksi urine
- Gastric tube: NGT untuk dekompresi lambung dan minimalkan aspirasi
5. Pengkajian Sekunder
a. Kaji riwayat
b. Pemeriksaan fisik
c. Cek tanda-tanda vital
d. Pertahankan patensi airway
e. Pertahankan oksigen sesuai kebutuhan pasien
f. Persiapkan intubasi dan ventilasi mekanik (jika perlu), kebanyakan tidak perlu.
g. Pertahankan kateter IV. Akses vena sentral jika memungkinkan
h. Beri cairan sesuai order (kristaloid, koloid, produk darah)
i. Beri posisi syok (modified Tredelenburg): Angkat kaki setinggi ±30 cm, 300-500 cc darah
dari kaki pindah ke sirkulasi sentral. Kontraindikasi pada trauma servikal.
j. Monitor:
- Status kardiopulmonal: HR dan irama; RR; TD; MAP; warna, suhu, kelembapan kulit,
CRT, bunyi paru.
- Status oksigensi: oksimetri nadi, AGD
- Status cairan: Intake dan Output; Berat badan harian, jumlah & tipe drainage (chest tube,
nasogastrik, luka).
- Status neurologis: tingkat kesadaran
- Nilai serum serial: Ht, Hb, aPTT
- Beri dukungan psikososial
- Monitor perkembangan komplikasi
l. Kolaborasi Penanganan Syok Hipovolemik
- Hentikan kehilangan cairan
- Kembalikan volume sirkulasi
- Resusitasi cairan dengan 3:1 rule (3 mL kritaloid untuk tiap 1 mL estimasi kehilangan
darah)
6. Masalah/Diagnosis Keperawatan (maksimal 3 diagnosis prioritas)
a. Perfusi jaringan perifer tidak efektif, berhubungan dengan Penurunan volume darah,
Penurunan kontraktilitas jantung, Gangguan aliran darah sirkulasi, Vasodilatasi yang luas
b. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan darah aktif, perpindahan cairan ke
interstisial
c. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahn preload; kontraktilitas; afterload;
blokade simpatis
d. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan
kebutuhan metabolik
e.
7. Penanganan kegawatdaruratan
a. Manajemen pasien dengan syok hipovolemik berfokus pada pencegahan kehilangan
darah/cairan. Tangani sesuai ABC.
b. Kontrol perdarahan eksternal dengan penekanan langsung, balut tekan, atau turniket.
c. Membebat/membidai ekstremitas yang cedera dapat mengurangi kehilangan darah pada
perdarahan internal.
d. Tempatkan pasien dalam posisi kaki lebih tinggi (tredelenburg/posisi syok) untuk membantu
perfusi.
e. Jaga pasien tetap hangat (cegah kehilangan panas).
f. Pertahankan tekanan sistolik 90 mmHg atau nadi radial teraba.
g. Berikan oksigen aliran tinggi (15 L/menit dengan NRM).
h. Berikan resusitasi cairan dengan cepat lewat akses intravena atau cara lain seperti dengan
pemasangan CVP. Cairan yang diberikan yaitu garam isotonus yang ditetes dengan cepat
(hati-hati asidosis hiperkloremia) atau cairan garam seimbang seperti ringer’s lactat (RL)
dengan jarum infus terbesar. Cairan diberikan 2-4 L dalam 20-30 menit.
i. Kehilangan darah >30% dapat diberikan transfusi darah.
j. Pada keadaan yang berat atau hipovolemia berkepanjangan, dapat dipertimbangkan
pemberian inotropik dengan dopamin, vasopressin, atau dobutamin untuk mendapatkan
kekuatan ventrikel yang cukup setelah volume darah dicukupi terlebih dahulu.
k. Pemberian nalokson bolus 30 mcg/kg dalam 3-5 menit dilanjutkan 60 mcg/kg dalam 1 jam
dalam dekstros 5% dapat membantu meningkatkan MAP.
l. Pada perdarahan yang bersumber dari abdomen dapat dipertimbangkan untuk dilakukannya
emergency laparotomy dan perdarahan dari retroperitoneum dapat dilakukan stabilisasi
eksternal pelvis dan emergency angiogram.
Tidak ada tanda syok Kecurigaan klinis syok: gangguan perfusi dan
secondary survey penurunan status mental, sistolik <90 mmHg,
MAP <60 mmHg
Tidak
Riwayat/pemeriksaan fisik menunjang: trauma, perdarahan,
muntah/diare, luka bakar, penurunan intake oral, dll
Syok hipovolemik
9. Pemantauan (monitoring)
a. Status kardiopulmoner dan respon pasien.
b. Tanda-tanda vital.
10. Web of Causation (WOC) Kasus
penurunan volume Kekurangan volume cairan
intravaskuler
kerusakan
metabolisme sel
volume darah curah jantung