Anda di halaman 1dari 3

Komunikasi Interpersonal

I. Definisi

Trenholm dan Jensen mendefinisikan komunikasi interpersonal sebagai


komunikasi antar dua orang yang berlangsung secara tatap muka. Sifat
komunikasi ini adalah spontan, informal, saling menerima feedback secara
maksimal, dan partisipan berperan fleksibel. Littlejohn (1999) memberikan
definisi interpersonal communication adalah komunikasi antara individu-individu.
Agus M. Hardjana mengatakan, komunikasi interpersonal adalah interaksi tatap
muka antar dua atau beberapa orang, dimana pengirim dapat menyampaikan pesan
secara langsung dan penerima pesan dapat menerima dan menanggapi secara
langsung pula. Deddy Mulyana juga memiliki pendapat yang mirip bahwa
komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi adalah komuniksai antara
orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya
menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal maupun
nonverbal. Stewart (1977) sebagaimana dikutip Malcolm R. Parks mendefinisikan
komunikasi interpersonal menunjukkan adanya kesediaan untuk berbagi aspek-
aspek unik dari diri individu. Kemudian Weaver (1978) sebagaiman dikutip
Malcolm R. Parks mendifinisikan komunikasi interpersonal sebagai fenomena
interaksi diadik dua orang atau dalam kelompok kecil yang menunjukkan
komunikasi secara alami dan bersahaja tentang diri.
Berdasarkan beberapa definisi para ahli yang ada diatas, dapat diambil
kesimpulan bahwa komunikasi interpersonal komunikasi antarpribadi atau
komunikasi interpersonal adalah proses penyampaian dan penerimaan pesan
antara pegirim pesan dengan penerima baik secara langsung maupun tidak
langsung. Komunikasi dikatakan terjadi secara langsung apabila komunikasi antar
individu tersebut terjadi tanpa melalui media. Sedangkan komunikasi tidak
langsung terjadi saat pihak yang terlibat menggunakan suatu media untuk
berkomunikasi.

II. Yang Harus Dilakukan dan Tidak Boleh Dilakukan dalam


Komunikasi Interpersonal

Dalam melaksanakan kegiatan komunikasi interpersonal, sikap dan tingkah


laku yang etis akan ikut menentukan keberhasilan komunikasi tersebut. Hal-hal
yang perlu dilakukan dan dihindari dalam mengahadapi pembicaraan dalam
melaksanakan komunikasi interpersonal adalah sebagai berikut:
1. Mengontrol setiap kata dan kalimat yang diucapkan.
2. Mengulangi kata-kata yang penting disertai dengan penjelasan.
3. Memantapkan penguacapan dengan bantuan mimik dan gerak-gerik.
4. Menagatur intonasi sebaik-baiknya.
5. Mengatur rasio dan perasaan.
6. Jangan memotong pembicaraan saat seseorang belum selesai berbicara.
7. Jangan mudah tersinggung atas perkataan orang lain kepada kita.

III. Tahapan Komunikasi Interpersonal


Dalam komunikasi interpersonal terdapat beberapa tahapan yang
memungkinkan sebuah komunikasi interpersonal dapat timbul/terjadi, tahapan
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pembentukan
Tahapan ini sering disebut juga dengan tahap perkenalan. Fase pertama dalam
tahap perkenalan ini adalah “Fase kontak yang permulaan”, yang ditandai
dengan usaha kedua belah pihak untuk menangkap informasi dari reaksi
kawannya. Masing-masing pihak berusaha menggali secepatnya identitas,
sikap dan nilai pihak yang lain. Bila mereka merasa ada kesamaan, mulailah
dilakukan proses mengungkapkan diri. Pada tahap ini informasi yang dicari
meliputi data geografis, usia, pekerjaan, tempat tinggal, keadaan keluarga dan
sebagainya.
2. Peneguhan Hubungan
Untuk memelihara dan memperteguh hubungan interpersonal, diperlukan
tindakan-tindakan tertentu untuk mengembalikan keseimbangan. Ada empat
faktor penting dalam memelihara keseimbangan ini, yaitu: a) keakraban; b)
kontrol; c)respon yang tepat; dan d) nada emosional yang tepat. Keakraban
merupakan pemenuhan kebutuhan akan kasih sayang. Hubungan interpersonal
akan terperlihara apabila kedua belah pihak sepakat tentang tingkat keakraban
yang diperlukan. Faktor kedua adalah kesepakatan tentang siapa yang akan
mengontrol siapa, dan bilamana. Jika dua orang mempunyai pendapat yang
berbeda sebelum mengambil kesimpulan, siapakah yang harus berbicara lebih
banyak, siapa yang menentukan, dan siapakah yang dominan. Konflik terjadi
umumnya bila masing-masing ingin berkuasa, atau tidak ada pihak yang mau
mengalah.
Faktor ketiga adalah ketepatan respon. Dimana, respon A harus diikuti oleh
respon yang sesuai dari B. Dalam percakapan misalnya, pertanyaan harus
disambut dengan jawaban, lelucon dengan tertawa, permintaan keterangan
dengan penjelasan. Respon ini bukan saja berkenaan dengan pesanpesan
verbal, tetapi juga pesan-pesan nonverbal. Jika pembicaraan yang serius
dijawab dengan main-main, ungkapan wajah yang bersungguh-sungguh
diterima dengan air muka yang menunjukkan sikap tidak percaya, maka
hubungan interpersonal mengalami keretakan. Ini berarti kita sudah
memberikan respon yang tidak tepat. Faktor terakhir yang dapat memelihara
hubungan interpersonal adalah keserasian suasana emosional ketika
komunikasi sedang berlangsung. Walaupun mungkin saja terjadi interaksi
antara dua orang dengan suasana emosional yang berbeda, tetapi interaksi itu
tidak akan stabil. Besar kemungkinan salah satu pihak akan mengakhiri
interaksi atau mengubah suasana emosi.
3. Pemutusan hubungan
Menurut R.D. Nye dalam bukunya yang berjudul Conflict Among Humans,
setidaknya ada lima sumber konflik yang dapat menyebabkan pemutusan
hubungan, yaitu:
a) Kompetisi
Dimana salah satu pihak berusaha memperoleh sesuatu dengan
mengorbankan orang lain. Misalnya, menunjukkan kelebihan dalam
bidang
tertentu dengan merendahkan orang lain.
b) Dominasi
Dimana salah satu pihak berusaha mengendalikan pihak lain
sehingga orang tersebut merasakan hak-haknya dilanggar.
c) Kegagalan
Dimana masing-masing berusaha menyalahkan yang lain
apabila tujuan bersama tidak tercapai.
d) Provokasi
Dimana salah satu pihak terus-menerus berbuat sesuatu yang ia
ketahui menyinggung perasaan yang lain.
e) Perbedaan nilai
Dimana kedua pihak tidak sepakat tentang nilai-nilai yang
mereka anut.

IV. Bentuk Komunikasi Interpersonal

Bentuk dari komunikasi interpersonal salah satunya adalah konseling. Di


dalam KBBI terdapat dua arti dari kata konseling. Arti yang pertama, konseling
adalah adalah pemberian bimbingan oleh yang ahli kepada seseorang dengan
menggunakan metode psikologis dan sebagainya. Lalu arti yang kedua adalah
pemberian bantuan oleh konselor kepada konseli sedemikian rupa sehingga
pemahaman terhadap kemampuan diri sendiri meningkat dalam memecahkan
berbagai masalah. Dari pengertian konseling tersebut, kita dapat mengetahui
tujuan dari konseling itu sendiri. Tujuannya adalah untuk memberikan perubahan
perilaku pada diri konseli sehingga memungkinkan hidupnya lebih baik dan lebih
produktif.

Anda mungkin juga menyukai