Anda di halaman 1dari 2

Kategori : Fisiologis, Subkategori: Sirkulasi

Risiko Gangguan Sirkulasi Spontan [Kode Diagnosa: D.0010]

Rencana Keperawatan
Diagnosa Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
Risiko Gangguan Sirkulasi Spontan Tujuan : Perawatan Jantung Akut [I.02076]
Definisi Setelah dilakukan intevensi Observasi
Berisiko mengalami ketidakmampuan untuk keperawatan selama ………… maka  Identifikasi karakteristik nyeri dada (meliputi faktor
pemicu dan pereda, kualitas, lokasi, radiasi, skala,
mempertahankan sirkulasi yang adekuat untuk Sirkulasi Spontan Meningkat, durasi dan frekuensi)
menunjang kehidupan. dengan kriteria hasil :  Monitor EKG 12 sadapan untuk perubahan ST dan T
 Monitor aritmia (kelainan irama dan frekuensi)
Kriteria Hasil :  Monitor elektrolit yang dapat meningkatkan risiko
Faktor Risiko aritmia (mis. kalium, magnesium serum)
*
1. Kekurangan volume cairan  Monitor enzim jantung (mis. CK, CK-MB, Troponin T,
Tingkat 1 2 3 4 5
2. Hipoksia Troponin I)
3. Hipotermia kesadaran  Monitor saturasi oksigen
Saturasi 1 2 3 4 5
4. Hipokalemia/hiperkalemia  Identifikasi stratifikasi pada sindrom koroner akut (mis.
oksigen skor TIMI, Kilip, Crusade)
5. Asidosis
6. Toksin (mis. keracunan, overdosis obat) Terapeutik
**  Pertahankan tirah baring minimal 12 jam
7. Tamponade jantung
8. Tension pneumothorax Gambaran 1 2 3 4 5  Pasang akses intravena
9. Trombosis jantung EKG aritmia  Puasakan hingga bebas nyeri
 Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi ansietas dan
10. Trombosis paru (emboli paru)
stres
***  Sediakan lingkungan yang kondusif untuk beristirahat
Frekuensi 1 2 3 4 5 dan pemulihan
nadi  Siapkan menjalani intervensi coroner perkutan, jika
Tekanan 1 2 3 4 5 perlu
darah  Berikan dukungan emosional dan spiritual
Frekuensi 1 2 3 4 5 Edukasi
napas  Anjurkan segera melaporkan nyeri dada
Suhu tubuh 1 2 3 4 5  Anjurkan menghindari manuver Valsava (mis.
ETCO2 1 2 3 4 5 mengedan saat BAB atau batuk)
Produksi urine 1 2 3 4 5  Jelaskan tindakan yang dijalani pasien
 Ajarkan Teknik menurunkan kecemasan dan ketakutan
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian antiplatelet, jika perlu
 Kolaborasi pemberian antiangina (mis. nitrogliserin,
beta blocker, calcium channel blocker)
 Kolaborasi pemberian morfin, jika perlu
 Kolaborasi pemberian inotropik, jika perlu
 Kolaborasi pemberian obat untuk mencegah manuver
Valsava (mis. pelunak tinja, antiemetic)
 Kolaborasi pencegahan thrombus dengan antikoagulan,
jika perlu
 Kolaborasi pemeriksaan x-ray dada, jika perlu

Pertolongan Pertama [I.02080]


Observasi
 Identifikasi keamanan penolong, pasien dan lingkungan
 Identifikasi respon pasien dengan AVPU (alert, verbal,
pain, unresponsive)
 Monitor tanda-tanda vital
 Monitor karakteristik luka (mis. drainase, warna,
ukuran, bau)
Terapeutik
 Meminta pertolongan, jika perlu
 Lakukan RICE (rest, ice, compression, elevation) pada
cedera otot ekstremitas
 Lakukan penghentian perdarahan (mis. penekanan,
balut tekan, pengaturan posisi)
 Bersihkan kulit dari racun atau bahan kimia yang
menempel dengan sabun dan air mengalir
 Lepaskan sengatan dari kulit
 Lepaskan gigitan serangga dari kulit menggunakan
pinset atau alat yang sesuai
Edukasi
 Ajarkan Teknik perawatan luka
 Kolaborasi pemberian obat-obatan (mis. antibiotik
profilaksis, vaksin, antihistamin, antiinflamasi dan
analgetik), jika perlu

Keterangan Skor
Menurun Cukup Menurun Sedang Cukup Meningkat Meningkat
*
(1) (2) (3) (4) (5)
Meningkat Cukup Meningkat Sedang Cukup Menurun Menurun
**
(1) (2) (3) (4) (5)
Memburuk Cukup Memburuk Sedang Cukup Membaik Membaik
***
(1) (2) (3) (4) (5)

Referensi
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi
dan Indikator Diagnostik. DPP PPNI: Jakarta Selatan.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Tindakan Keperawatan. DPP PPNI: Jakarta Selatan
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan. DPP PPNI: Jakarta Selatan.
Kondisi Klinis Terkait
Bradikardia, Takikardia, Sindrom koroner akut, Gagal jantung, Kardiomiopati, Miokarditis, Disritmia, Trauma, Perdarahan (mis. perdarahan
gastrointestinal, ruptur aorta, perdarahan intrakranial), Keracunan, Overdosis, Tenggelam, Emboli Paru.

Anda mungkin juga menyukai