Anda di halaman 1dari 16

ANALISA DATA

No. DATA ETIOLOGI PROBLEM


1. DS: Perubahan Penurunan curah
- “Mengeluh lelah” kontraktilitas jantung
- “Mengeluh sesak napas”
- “Mengeluh batuk”

DO:
- Tekanan darah pasien terkadang
meningkat dan terkadang
menurun
- Nadi perifer teraba lemah
- Capillary refill time > 3 detik
- Warna kulit pucat
TD: 106/56 mmHg
HR: 75 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36,3 o C
GCS: 15
2. DS: Hipersekresi jalan Bersihan jalan napas
- “Mengeluh sesak napas” napas tidak efektif
- “Mengeluh batuk”
- “Mengeluh sulit tidur karena
timbul sesak napas dimalam
hari”

DO:
- Batuk tidak efektif
- Pasien tampak batuk berdahak
(lendir saat batuk)
- Suara napas ronchi
TD: 106/56 mmHg
HR: 75 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36,3 o C
GCS: 15
3. DS: Kurang kontrol tidur Gangguan pola tidur
- “Mengeluh sulit tidur”
- “Mengeluh sering terjaga”
- “Mengeluh tidak puas tidur”
- “Mengeluh pola tidur berubah”
DO:
- Pasien tampak sering terjaga
dimalam hari
- Pasien tampak tidak puas
dengan tidurnya
- Pola tidur pasien tampak
berubah dimalam hari
TD: 106/56 mmHg
HR: 75 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36,3 o C
GCS: 15
4. DS: Kelemahan Intoleransi aktivitas
- “Mengeluh lelah”
- “Mengeluh sesak napas saat dan
setelah beraktivitas”
- “Merasa lemas”

DO:
- Pasien tampak lemah
- Pasien tampak pucat
- Pasien tampak sering berbaring
TD: 106/56 mmHg
HR: 75 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36,3 o C
GCS: 15
Kekuatan otot:
5555 5555
5555 5555
5. DS: Kurang terpapar Defisit pengetahuan
- “Menanyakan masalah yang informasi
dihadapinya saat ini”

DO:
- Menunjukkan perilaku tidak
sesuai anjuran
- Menunjukkan persepsi yang
keliru terhadap masalah
TD: 106/56 mmHg
HR: 75 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36,3 o C
GCS: 15

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Penurunan curah jantung b.d perubahan kontraktilitas
2. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d hipersekresi jalan napas
3. Gangguan pola tidur b.d kurang kontrol tidur
4. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan
5. Defisit pengetahuan b.d kurang terpapar informasi

INTERVENSI KEPERAWATAN

Rencana Keperawatan
Diagnosa
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperwatan
Penurunan curah jantung Setelah dilakukan tindakan Perawatan Jantung
b.d perubahan keperawatan diharapkan curah Observasi:
kontraktilitas
jantung pasien meningkat 1. Identifikasi tanda/gejala primer
dengan kriteria hasil : penurunan curah jantung (meliputi
1. Kekuatan nadi perifer dispnea, kelelahan, edema, ortopnea,
meningkat paroxysmal nocturnal dyspnea,
2. Ejection fraction (EF) peningkatan CVP)
meningkat 2. Identifikasi tanda/gejala sekunder
3. Palpitasi menurun penurunan curah jantung (meliputi:
4. Bradikardia menurun peningkatan berat badan,
5. Takikardia menurun hepatomegaly, distensi vena jugularis,
6. Gambaran EKG aritmia palpitasi, ronkhi basah, oliguria, batuk,
menurun kulit pucat)
7. Lelah menurun 3. Monitor tekanan darah (termasuk
8. Edema menurun tekanan darah ortostatik, jika perlu)
9. Distensi vena jugularis 4. Monitor intake dan output cairan
menurun 5. Monitor berat badan setiap hari pada
10. Dispnea menurun waktu yang sama
11. Oliguria menurun 6. Monitor saturasi oksigen
12. Pucat/sianosis menurun 7. Monitor keluhan nyeri dada (mis:
13. Paroxysmal nocturnal intensitas, lokasi, radiasi, durasi,
dyspnea (PND) menurun presipitasi yang mengurangi nyeri)
14. Ortopnea menurun 8. Monitor EKG 12 sadapan
15. Batuk menurun 9. Monitor aritmia (kelainan irama dan
16. Suara jantung S3 menurun frekuensi)
17. Suara jantung S4 menurun 10. Monitor nilai laboratorium jantung
18. Tekanan darah membaik (mis: elektrolit, enzim jantung, BNP,
NTpro-BNP)
11. Monitor fungsi alat pacu jantung
12. Periksa tekanan darah dan frekuensi
nadi sebelum dan sesudah aktivitas
13. Periksa tekanan darah dan frekuensi
nadi sebelum pemberian obat (mis.
beta blocker, ACE Inhibitor, calcium
channel blocker, digoksin)

Terapeutik:
1. Posisikan pasien semi-fowler atau
fowler dengan kaki ke bawah atau
posisi nyaman
2. Berikan diet jantung yang sesuai
(mis: batasi asupan kafein, natrium,
kolesterol, dan makanan tinggi lemak)
3. Gunakan stocking elastis atau
pneumatik intermitten, sesuai indikasi
4. Fasilitasi pasien dan keluarga untuk
modifikasi gaya hidup sehat
5. Berikan terapi relaksasi untuk
mengurangi stress, jika perlu
6. Berikan dukungan emosional dan
spiritual
7. Berikan oksigen untuk
mempertahankan saturasi oksigen >
94%

Edukasi:
1. Anjurkan beraktivitas fisik sesuai
toleransi
2. Anjurkan beraktivitas fisik secara
bertahap
3. Anjurkan berhenti merokok
4. Ajarkan pasien dan keluarga
mengukur berat badan harian
5. Ajarkan pasien dan keluarga
mengukur intake dan output cairan
harian

Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian antiaritmia,
jika perlu
2. Rujuk ke program rehabilitasi
jantung
Bersihan jalan napas tidak Setelah dilakukan tindakan Manajemen Jalan Napas
efektif b.d hipersekresi keperawatan diharapkan Observasi:
jalan napas bersihan jalan napas pasien 1. Monitor pola napas (frekuensi,
meningkat dengan kriteria hasil kedalaman, usaha napas)
: 2. Monitor bunyi napas (mis. gurgling,
1. Batuk efektif meningkat mengi, wheezing, ronkhi kering)
2. Produksi sputum menurun 3. Monitor sputum (jumlah, warna,
aroma)
3. Mengi menurun
4. Wheezing menurun Terapeutik:
1. Pertahankan kepatenan jalan napas
dengan head-tilt dan chin-lift
2. Posisikan semi fowler atau fowler
3. Berikan minum hangat
4. Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
5. Lakukan penghisapan lendir kurang
dari 15 detik
6. Lakukan hiperoksigenasi sebelum
penghisapan endotrakeal
7. Keluarkan sumbatan benda padat
dengan forsep McGill
8. Berikan oksigen, jika perlu

Edukasi:
1. Anjurkan asupan cairan 2000
ml/hari, jika tidak kontraindikasi
2. Ajarkan teknik batuk efektif

Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik, jika perlu
Gangguan pola tidur b.d Setelah dilakukan tindakan Dukungan Tidur
kurang kontrol tidur keperawatan diharapkan pola Observasi:
tidur pasien membaik dengan 1. Identifikasi pola aktivitas dan tidur
kriteria hasil : 2. Identifikasi faktor pengganggu tidur
1. Keluhan sulit tidur menurun (fisik dan/atau psikologis)
2. Keluhan sering terjaga 3. Identifikasi makanan dan minuman
menurun yang mengganggu tidur (mis. kopi, teh,
3. Keluhan tidak puas tidur alcohol, makan mendekati waktu tidur,
menurun
4. Keluhan pola tidur berubah minum banyak air sebelum tidur)
menurun 4. Identifikasi obat tidur yang
5. Keluhan istirahat tidak dikonsumsi
cukup menurun
Terapeutik:
1. Modifikasi lingkungan (mis.
pencahayaan, kebisingan, suhu, matras,
dan tempat tidur)
2. Batasi waktu tidur siang, jika perlu
3. Fasilitasi menghilangkan stress
sebelum tidur
4. Tetapkan jadwal tidur rutin
5. Lakukan prosedur untuk
meningkatkan kenyamanan (mis. pijat,
pengaturan posisi, terapi akupresur)
6. Sesuaikan jadwal pemberian obat
dan/atau Tindakan untuk menunjang
siklus tidur-terjaga

Edukasi:
1. Jelaskan pentingnya tidur cukup
selama sakit
2. Anjurkan menepati kebiasaan waktu
tidur
3. Anjurkan menghindari
makanan/minuman yang mengganggu
tidur
4. Anjurkan penggunaan obat tidur
yang tidak mengandung supresor
terhadap tidur REM
5. Ajarkan faktor-faktor yang
berkontribusi terhadap gangguan pola
tidur (mis. psikologis, gaya hidup,
sering berubah shift bekerja)
6. Ajarkan relaksasi otot autogenic atau
cara nonfarmakologi lainnya
Intoleransi aktivitas b.d Setelah dilakukan tindakan Manajemen Energi
kelemahan keperawatan diharapkan Observasi:
toleransi aktivitas pasien 1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh
meningkat dengan kriteria hasil yang mengakibatkan kelelahan
: 2. Monitor kelelahan fisik dan
1. Frekuensi nadi meningkat emosional
2. Keluhan lelah menurun 3. Monitor pola dan jam tidur
3. Dispnea saat aktivitas 4. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan
menurun selama melakukan aktivitas
4. Dispnea setelah aktivitas
menurun Terapeutik:
1. Sediakan lingkungan nyaman dan
rendah stimulus (mis. cahaya, suara,
kunjungan)
2. Lakukan latihan rentang gerak pasif
dan/atau aktif
3. Berikan aktivitas distraksi yang
menenangkan
4. Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur,
jika tidak dapat berpindah atau berjalan

Edukasi:
1. Anjurkan tirah baring
2. Anjurkan melakukan aktivitas secara
bertahap
3. Anjurkan menghubungi perawat jika
tanda dan gejala kelelahan tidak
berkurang
4. Ajarkan strategi koping untuk
mengurangi kelelahan

Kolaborasi:
1. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang
cara meningkatkan asupan makanan
Defisit pengetahuan b.d Setelah dilakukan tindakan Edukasi Kesehatan
kurang terpapar informasi keperawatan diharapkan Observasi:
tingkat pengetahuan pasien 1. Identifikasi kesiapan dan
meningkat dengan kriteria hasil kemampuan menerima informasi
: 2. Identifikasi faktor-faktor yang dapat
1. Perilaku sesuai anjuran meningkatkan dan menurunkan
meningkat motivasi perilaku hidup bersih dan
2. Verbalisasi minat dalam sehat
belajar meningkat
3. Kemampuan menjelaskan Terapeutik:
pengetahuan tentang suatu 1. Sediakan materi dan media
topik meningkat pendidikan kesehatan
4. Kemampuan 2. Jadwalkan pendidikan kesehatan
menggambarkan pengalaman sesuai kesepakatan
sebelumnya yang sesuai 3. Berikan kesempatan untuk bertanya
dengan topik meningkat
5. Perilaku sesuai dengan Edukasi:
pengetahuan meningkat 1. Jelaskan faktor risiko yang dapat
6. Pertanyaan tentang masalah mempengaruhi kesehatan
yang dihadapi menurun 2. Ajarkan perilaku hidup bersih dan
7. Persepsi yang keliru sehat
terhadap masalah menurun 3. Ajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat
CATATAN PERKEMBANGAN HARI PERTAMA

Hari/Tanggal Dx. Evaluasi


Kamis, 2 Maret 1. S :
2023 “Mengeluh sakit kepala”
(Dinas malam) “Mengeluh pusing berputar”

O:
Keadaan umum sedang
Pasien tampak lemah
Pasien tampak menghindari sakit di bagian kepala
Pasien tampak gelisah
TD: 120/71 mmHg
HR: 64 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36,5 o C
GCS: 15
Skala nyeri: 3 NRS

A:
Penurunan curah jantung

P:
- Ukur vital sign
- Identifikasi penyebab peningkatan TIK
- Monitor tanda/gejala peningkatan TIK
- Monitor status pernapasan
- Minimalkan stimulus dengan menyediakan lingkungan yang
tenang
- Berikan posisi semi Fowler
- Pertahankan suhu tubuh normal
- Kolaborasi pemberian sedasi dan anti konvulsan, jika perlu
- Kolaborasi pemberian pelunak tinja, jika perlu

I:
(08.30 WIB)
- Mengukur vital sign
- Mengidentifikasi penyebab peningkatan TIK
- Memonitor tanda/gejala peningkatan TIK
- Memonitor status pernapasan
- Meminimalkan stimulus dengan menyediakan lingkungan yang
tenang
(11.00 WIB)
- Memberikan posisi semi Fowler
- Mempertahankan suhu tubuh normal
(13.00 WIB)
Kolaborasi pemberian Citicolin 500 mg/12 jam (IV)
- Kolaborasi pemberian Omeprazole 40 mg/12 jam (IV)
- Kolaborasi pemberian Paracetamol 1000 mg/24 jam (PO)
- Kolaborasi pemberian Nimotop 60 mg/6 jam (PO)

E:
- Risiko perfusi serebral tidak efektif belum teratasi
- Pasien masih mengeluh sakit kepala
- Keluhan gelisah menurun
TD: 120/70 mmHg
HR: 80 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36,6 o C
GCS: 15
Skala nyeri: 3 NRS
Kamis, 2 Maret 2. S:
2023 “Mengeluh lemah dibagian anggota gerak sebelah kiri”
(Dinas malam) “Nyeri saat bergerak”
“Merasa cemas saat bergerak”
“Mengeluh lemas”

O:
Keadaan umum sedang
Pasien tampak lemah
Kekuatan otot anggota gerak sebelah kiri pasien menurun
Rentang gerak pasien menurun
Gerakan pasien terbatas
Fisik pasien lemah
TD: 120/71 mmHg
HR: 64 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36,5 o C
GCS: 15
Skala nyeri: 3 NRS
Kekuatan otot:
5555 4444
5555 4444

A:
Bersihan jalan napas tidak efektif

P:
- Ukur vital sign
- Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
- Identifikasi toleransi fisik melakukan ambulasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur ambulasi

I:
(11.00 WIB)
- Mengukur vital sign
- Mengidentifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
- Mengidentifikasi toleransi fisik melakukan ambulasi
- Menjelaskan tujuan dan prosedur ambulasi

E:
- Gangguan mobilitas fisik belum teratasi
- Pergerakan ekstremitas belum meningkat
- Kekuatan otot belum meningkat
- Rentang gerak (ROM) belum meningkat
TD: 120/70 mmHg
HR: 80 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36,6 o C
GCS: 15
Skala nyeri: 3 NRS
Kekuatan otot:
5555 4444
5555 4444
Kamis, 2 Maret 3. S:
2023 “Mengeluh sulit menelan”
(Dinas malam)
O:
Keadaan umum sedang
Pasien tampak tersedak
Batuk setelah makan atau minum
Tidak mampu membersihkan rongga mulut
TD: 120/71 mmHg
HR: 64 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36,5 o C
GCS: 15
Skala nyeri: 3 NRS

A:
Gangguan pola tidur

P:
- Ukur vital sign
- Monitor tingkat kesadaran, batuk, muntah dan kemampuan
menelan
- Monitor status pernapasan
- Periksa residu gaster sebelum memberi asupan oral
- Periksa kepatenan selang nasogastrik sebelum memberi asupan
oral
- Posisikan semi fowler (30-45 derajat) 30 menit sebelum
memberi asupan oral
- Hindari memberi makan melalui selang gastrointestinal, jika
residu banyak
- Anjurkan makan secara perlahan

I:
(08.30 WIB)
- Mengukur vital sign
- Memonitor tingkat kesadaran, batuk, muntah dan kemampuan
menelan
- Memonitor status pernapasan
(13.00 WIB)
- Memeriksa residu gaster sebelum memberi asupan oral
- Memeriksa kepatenan selang nasogastrik sebelum memberi
asupan oral
- Memposisikan semi fowler (30-45 derajat) 30 menit sebelum
memberi asupan oral
- Menghindari memberi makan melalui selang gastrointestinal,
jika residu banyak
- Menganjurkan makan secara perlahan

E:
- Gangguan menelan belum teratasi
- Pasien belum bisa menelan, asupan oral melalui NGT
TD: 120/70 mmHg
HR: 80 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36,6 o C
GCS: 15
Skala nyeri: 3 NRS
Kamis, 2 Maret 4. S:
2023 “Mengeluh sesak ketika beraktivitas”
(Dinas malam)
O:
Keadaan umum sedang
Pasien tampak berupaya saat bernapas
Fase ekspirasi pasien memanjang
Tekanan inspirasi menurun
Terpasang nasl kanul 3 liter/menit
TD: 120/71 mmHg
HR: 64 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36,5 o C
GCS: 15
Skala nyeri: 3 NRS

A:
Intoleransi aktivitas

P:
- Ukur vital sign
- Monitor pola napas
- Posisikan semi-fowler
- Berikan oksigen dengan menggunakan nasal kanul 3 liter/menit

I:
(08.30 WIB)
- Mengukur vital sign
- Memonitor pola napas
- Memposisikan semi-fowler
- Memberikan oksigen dengan menggunakan nasal kanul 3
liter/menit

E:
- Pola napas tidak efektif belum teratasi
- Dispnea ketika beraktivitas
TD: 120/70 mmHg
HR: 80 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36,6 o C
GCS: 15
Skala nyeri: 3 NRS
Kamis, 2 Maret 5. S:
2023 “Sulit mengungkapkan kata-kata”
(Dinas malam)
O:
Keadaan umum sedang
Bicara pelo
Verbal pasien belum jelas, tetapi mengetahui apa yang kita katakan
Gangguan komunikasi verbal, afasia motorik
TD: 120/71 mmHg
HR: 64 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36,5 o C
GCS: 15
Skala nyeri: 3 NRS

A:
Defisit pengetahuan

P:
- Ukur vital sign
- Monitor kecepatan, tekanan, kuantitas, volume, dan diksi bicara
- Sesuaikan gaya komunikasi dengan kebutuhan
- Ulangi apa yang disampaikan pasien
- Anjurkan berbicara perlahan

I:
(08.30 WIB)
- Mengukur vital sign
- Memonitor kecepatan, tekanan, kuantitas, volume, dan diksi
bicara
- Menyesuaikan gaya komunikasi dengan kebutuhan (berdiri di
depan pasien, dengarkan dengan seksama, tunjukkan satu
gagasan atau pemikiran sekaligus, meminta bantuan keluarga
untuk memahami ucapan pasien)
- Mengulangi apa yang disampaikan pasien
- Menganjurkan berbicara perlahan

E:
- Gangguan komunikasi verbal belum teratasi
- Kemampuan berbicara belum meningkat
TD: 120/70 mmHg
HR: 80 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36,6 o C
GCS: 15
Skala nyeri: 3 NRS

Anda mungkin juga menyukai