Anda di halaman 1dari 38

Asuhan Keperawatan

gagal jantung pada anak

Presented By :
Prana Prihani Paramitha,
S.Kep, Ns
Untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme
tubuh, jantung bertindak
sebagai pompa sentral
akan memompa darah
untuk mengirimkan
bahan-bahan
metabolisme yang
diperlukan ke seluruh
jaringan tubuh dan
mengangkut sisa-sisa
metabolisme untuk
dikeluarkan dari tubuh.
PENGERTIAN
Gagal jantungadalah kondisi
ketidakmampuan jantung sebagai
pompa darah untuk memenuhi secara
adekuat kebutuhan metabolisme tubuh.

Kondisi ini dapat disebabkan oleh


karena gangguan primerotot
jantungataubeban jantungyang
berlebihan atau kombinasi keduanya.
ETIOLOGI
Terdapat tiga kondisi yang mendasari terjadinya gagal jantung, yaitu:

1.Gangguanmekanik ; beberapa faktor yang mungkin bisa terjadi


secara tunggal atau bersamaan yaitu:

Beban tekanan
Beban volume
Tamponade jantung atau konstriski perikard, jantung tidak dapat
diastole
Obstruksi pengisian ventrikel
Aneurisma ventrikel
Disinergi ventrikel
Restriksi endokardial atu miokardial
2.Abnormalitas otot jantung
Primer: kardiomiopati, miokarditis
metabolik (DM, gagal ginjal kronik,
anemia) toksin atau sitostatika.
Sekunder: Iskemia, penyakit sistemik,
penyakit infiltratif, korpulmonal

3.Gangguan irama jantung atau


gangguan konduksi
Selain itu penyebab gagal jantung berbeda-beda
menurut kelompok umur, yakni pada masa neonatus,
bayi dan anak :

Periode Neonatus
Disfungsi miokardium relatif jarang terjadi pada masa
neonatus, dan bila ada biasanya berhubungan
dengan asfiksia lahir, kelainan elektrolit atau
gangguan metabolik lainnya.

Lesi jantung kiri seperti sindrom hipoplasia jantung


kiri, koarktasio aorta, atau stenosis aorta berat
adalah penyebab penting gagal jantung pada 1 atau
2 minggu pertama.
Periode Bayi
Antara usia 1 bulan sampai 1 tahun
penyebab tersering ialah kelainan
struktural termasuk defek septum
ventrikel, duktus arteriosus persisten
atau defek septum atrioventrikularis.
Periode Anak

Gagal jantung pada penyakit jantung


bawaan jarang dimulai setelah usia 1
tahun.

Di negara maju, karena sebagian besar


pasien dengan penyakit jantung
bawaan yang berat sudah dioperasi,
maka praktis gagal jantung bukan
menjadi masalah pada pasien penyakit
jantung bawaan setelah usia 1 tahun.
PATOFISIOLOGI
Gagal jantung bukanlah suatu
keadaan klinis yang hanya
melibatkan satu sistem tubuh
melainkan suatu sindroma klinik
akibat kelainan jantung sehingga
jantung tidak mampu memompa
memenuhi kebutuhan metabolisme
tubuh.
PATOFISIOLOGI GAGAL JANTUNG.docx
MANIFESTASI KLINIK
Pada bayi, gejala Gagal jantung biasanya
berpusat pada keluhan orang tuanya bahwa
bayinya tidak kuat minum, lekas lelah,
bernapas cepat, banyak berkeringat dan
berat badannya sulit naik.

Anak yang lebih besar dapat mengeluh


lekas lelah dan tampak kurang aktif,
toleransi berkurang, batuk, mengi, sesak
napas dari yang ringan (setelah aktivitas
fisis tertentu), sampai sangat berat (sesak
napas pada waktu istirahat).
Pada gagal jantung kanan terjadi karena
gangguan atau hambatan daya pompa
ventrikel kanan sehingga isi sekuncup
ventrikel kanan menurun,
biasanya gejala yang ditemukan berupa
edema tumit dan tungkai bawah,
hepatomegali, lunak dan nyeri tekan;
bendungan pada vena perifer (vena jugularis),
gangguan gastrointestinal dan asites.
Keluhan yang timbul berat badan bertambah
akibat penambahan cairan badan, kaki
bengkak, perut membuncit, perasaan tidak
enak di epigastrium.
Pada gagal jantung kiri atau gagal
jantung ventrikel kiri terjadi karena
adanya gangguan pemompaan
darah oleh ventrikel kiri,
biasanya ditemukan keluhan berupa
perasaan badan lemah, berdebar-
debar, sesak, batuk, anoreksia,
keringat dingin.
Tanda obyektif yang tampak berupa
takikardi, dispnea, ronki basah paru
di bagian basal, bunyi jantung III,
Diagnosis ditegakkan :
Bayi dan anak yang menderita gagal
jantung yang lama biasanya mengalami
gangguan pertumbuhan. Berat badan
lebih terhambat daripada tinggi badan.
Tanda yang penting adalah takikardi
(150x/mnt atau lebih saat istirahat),
serta takipne (50x/mnt atau lebih saat
istirahat). Pada prekardium dapat
teraba aktivitas jantung yang
meningkat.
Bising jantungsering ditemukan
pada auskultasi, yang tergantung dari
kelainan struktural yang ada.

Terdapatnya irama derap


merupakan penemuan yang berarti,
khususnya pada neonatus dan bayi
kecil. Ronki juga sering ditemukan
pada gagal jantung. Bendungan
vena sistemik ditandai oleh
peninggian tekanan vena jugular,
serta refluks hepatojugular.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Foto dada: dengan sedikit perkecualian,
biasanya disertai kardiomegali. Paru tampak
bendungan vena pulmonal.
Elektrokardiograf: di samping frekuensi QRS
yang cepat atau disritmia, dapat ditemukan
pembesaran ruang-ruang jantung serta tanda-
tanda penyakit miokardium/ pericardium.
Ekokardiograf: M-mode dapat menilai
kuantitas ruang jantung dan shortening fraction
yaitu indeks fungsi jantung sebagai pompa.
Pemeriksaan Doppler dan Doppler berwarna
dapat menambah informasi secara bermakna.
PENATALAKSANAAN MEDIS
Terdapat tiga aspek yang penting dalam
menanggulangi Gagal jantung : pengobatan
terhadap Gagal jantung, pengobatan
terhadap penyakit yang mendasari dan
pengobatan terhadap faktor pencetus.
Termasuk dalam pengobatan
medikamentosa yaitu mengurangi retensi
cairan dan garam, meningkatkan
kontraktilitas dan mengurangi beban
jantung.
Pengobatan umum meliputi istirahat,
pengaturan suhu dan kelembaban, oksigen,
pemberian cairan dan diet.
Medikamentosa :
Obat inotropik (digitalis, obat inotropik
intravena),
Vasodilator : (arteriolar dilator: hidralazin),
(venodilator: nitrat, nitrogliserin), (mixed
dilator: prazosin, kaptopril, nitroprusid)
Diuretik
Pengobatan disritmia

Pembedahan :
- Penyakit jantung bawaan (paliatif, korektif)
- Penyakit jantung didapat (valvuloplasti,
penggantian katup)
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian (head to toe,
Pemeriksaan Penunjang)
Diagnosa Keperawatan
Intervensi Keperawatan
Implementasi
Keperawatan
Evaluasi Keperawatan
pengkajian

1. Pengkajian fisik
2. Pengkajian jantung
3. Riwayat penyakit
4. Observasi adanya tanda-tanda
manifestasi gagal jantung.
Kerusakan fungsi miokardia
1. Takikardi
2. Berkeringat
3. Penurunan output urin
4. Keletihan/kelemahan
5. Gelisah
6. Ekstermitas dingin, pucat
7. Nadi perifer lemah
8. Penurunan TD
9. Irama Gallop
10.kardiomegali
Kongesti pulmonal
1. Takipnea
2. Dispnea
3. Retraksi dinding dada
4. Pernapasan cuping hidung
5. Intoleran aktivitas
6. Batuk, serak
7. Sianosis
8. Mengi
9. Mengorok
Kongesti vena sistemik
1. Penambahan BB
2. Hepatomegali
3. Edema perifer
4. Asites
5. Distensi vena leher
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI DAN RASIONAL
KEPERAWATAN
1 Penurunan curah Tupan : beban -Palpasi nadi perifer
jantung kerja jantung (penurunan curah jantung
b.d penurunan berkurang dpt menunjukkan
kontraktibilitas penurunan nadi)
miokard Tupen :
menunjukkan - pantau TD ( pada Gagal
DO : klien tampak status jantung TD dapat
lemah, kulit pucat, sirkulasi yg meningkat)
dingin, RR > normal atau
normal, TD relatif stabil. - kaji kulit terhadap pucat dan
meningkat, sianosis (pucat
takikardia, disritmia Kriteria hasil : menunjukkan menurunnya
-TD dlm bts perfusi perifer terhadap
DS : keluarga normal tidak adekuatnnya curah
mengatakan anak -RR dlm bts jantung)
mengeluh lelah, normal
sesak, nyeri dada - nadi dlm bts - pantau haluaran urine, catat
normal penurunan haluaran urin, dan
- tidak ada kepekatan urine ( ginjal
bunyi jantung berespons utk
tambahan menurunkan curah
jantung dengan menahan
Na dan cairan. Haluaran
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI DAN RASIONAL
KEPERAWATAN
1 - kaji apabila ada perubahan
pada sensori misalnya letargi,
cemas dan depresi (dapat
menunjukkan tidak
adekuatnya perfusi
serebral sekunder
terhadap penurunan curah
jantung)

- anjurkan klien untuk


beristirahat (istirahat fisik
harus dipertahankan
untuk memperbaiki
efisiensi kontraksi jantung
dan menurunkan
kebutuhan/konsumsi O2
dan kerja berlebihan)
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI DAN RASIONAL
KEPERAWATAN
1 -Anjurkan klien untuk BAK
mnggunakan pispot
(menurunkan aktivitas
fisik)

-Berikan O2 sesuai indikasi


(meningktkan sediaan O2
untuk kebutuhan miokard
dan melawan efek
iskemia)

Berikan obat ssuai indikasi :


-Furosemid (diuretik)
- digoksin (meningkatkan
kontraktiliats miokard
jantung)
-Captopril (menurunkan TD)

-Berikan cairan IVFD,


pembatasan jumlah total
sesuai indikasi, hindari cairan
garam (karena adanya
peningkatan tekanan
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI DAN
KEPERAWATAN RASIONAL
2 Gangguan TUPAN : Observasi warna kulit,
pertukaran gas b.d pertukaran membran mukosa, kuku, catat
perubahan gas normal apabila ada sianosis perifer
membrane alveoli dan capillary refill
TUPEN : (menentukan adekuatnya
DO : sianosis, kebutuhan O2 sirkulasi/pertukaran gas
takikardi, gelisah, terpenuhi ke jaringan)
lemah, PH darah
abnormal, capillary Kriteria hasil : Auskultasi bunyi napas, catat
refill > 2 detik sianosis (-), adanya krekels, mengi
nadi normal (menyatakan adanya
DS : keluarga 120- kongestiparu/pengumpula
mengatakan anak 160x/menit, n sekret menunjukkan
sesak napas gelisah (-), pH adanya kebutuhan untuk
darah 7,35- intervensi lanjut)
7,45, dispnea
(-), RR normal Anjurkan untuk mengubah
posisi klien dgn sering
(membantu mencegah
atelektasis dan
pneumonia)
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI DAN
KEPERAWATAN RASIONAL
2 Pertahankan duduk di
kursi/tirah baring dengan
kepala tempat tidur tinggi 20-
30 derajat, posisi semi fowler.
Sokong tangan dengan bantal
(menurunkan konsumsi
oksigen/kebutuhan dan
meningkatkan
pengembangan paru
maksimal)

Berikan oksigen sesuai


dengan kebutuhan
(meningkatkan
konsentrasi oksigen
alveolar, yang dapat
memperbaiki/menurunkan
hipoksemia jaringan)
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI DAN
KEPERAWATAN RASIONAL
2 Berikan obat sesuai indikasi :
-Diuretik contoh furosemid
(menurunkan kongesti
alveolar, meningkatkan
pertukaran gas)
-Bronkodilator contoh
aminofilin (meningkatkan
aliran oksigen dengan
mendilatasi jalan napas
kecil dan mengeluarkan
efek diuretik ringan untuk
menurunkan kongesti
paru)
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI DAN RASIONAL
KEPERAWATAN
3 Perubahan perfusi Tupan : - awasi TTV, kaji pengisian
jaringan Perfusi kapiler refill, warna
berhubungan jaringan kulit/membran mukosa, dasar
dengan suplai adekuat kuku (memberikan
oksigen yang informasi tentang
berkurang Tupen : suplai derajat/keadekuatan
oksigen ke perfusi jaringan dan
DO : palpitasi, kulit jaringan membantu menentukan
pucat, ekstermitas terpenuhi kebutuhan intervensi)
dingin, membran
mukosa kering, Kriteria Hasil : - tinggikan kepala tempat
kuku dan rambut -Palpitasi (-) tidur (memaksimalkan
rapuh, perubahan - membran oksigenasi untuk
TD, Capillary refill mukosa wrna kebutuhan seluler)
lambat. merahmuda
-Capilary refil -Selidiki keluhan nyeri dada,
DS : keluarga normal palpitasi (iskemia seluler
mengatakan, anak -Ekstermitas mempengaruhi jaringan
mual/muntah, tidak dingin (-) miokardial)
mampu - tidak ada
berkonsentrasi keluhan -Kaji respons verbal
mual/muntah melambat, gangguan memori,
bingung (ggn fungsi
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI DAN RASIONAL
KEPERAWATAN
3
-Catat keluhan dingin,
pertahankan suhu lingkungan
dan tubuh hangat
(vasokontriksi ke organ
vital menurunkan sirkulasi
perifer)

-Berikan oksigen sesuai


tambahan (memaksimalkan
transpor oksigen ke
jaringan)
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI DAN RASIONAL
KEPERAWATAN
4 Pola nafas tidak TUPAN : pola Kaji frekuensi, kedalaman
efektif nafas efektif pernapasan dan ekspansi
berhubungan dada (kecepatan
dengan TUPEN : pernapasan biasanya
hiperventilasi ventilasi meningkat, dispnea, dan
karena suplai O2 normal peningkatan kerja napas)
menurun
Kriteria hasil : Observasi pola batuk dan
DO : nafas cepat nafas normal, karakteritiik sekret (batuk
dan dangkal, RR > RR 30- biasanya mengeluarkan
50x/menit, retraksi 50x/menit, sputum dan
dinding dada, tidak ada mengindikasikan adanya
menggunakan nafas retraksi kelainan)
cuping hidung dinding dada,
tidak ada Auskultasi bunyi napas dan
DS : keluarga nafas cuping catat bila ada bunyi napas
mengatakan anak hidung, sesak tambahan (bunyi napas
sesak napas (-) menurun/tdk ada bila ada
obstruksi jalan napas)
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI DAN RASIONAL
KEPERAWATAN
4 Tinggikan kepala
(memudahkan jalan
napas)

Beri oksigen tambahan


(memaksimalkan
pernapasan dan
menurunkan kerja napas)
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI DAN RASIONAL
KEPERAWATAN
5 Kelebihan volume Tupan : -pantau haluran urine, catta
cairan terjadi jumlah dan warna (haluaran
berhubungan keseimbangan urine mungkin sedikit dan
dengan masukan dan pekat karena penurunan
menurunnya laju pengeluaran perfusi ginjal)
filtrasi glomerulus. cairan
-Pantau/hitung keseimbangan
DO : edema kaki, TD Tupen : input output slm 24 jam
meningkat, urine meningkatkan (terapi diuretik dapat
output lebih rendah laju filtrasi disebabkan kehilangan
glomerulus, cairan berlebihan
DS : keluarga tidak ada meskipun edema masih
mengatakan anak retensi Na ada)
mengeluh kakinya dan cairan
bengkak -Anjurkan posisi semifowler
Kriteria Hasil : (posisi telentang
-TTV normal meningkatkan filtrasi
-Tdk ada ginjal dan menurunkan
edema produksi ADH)

-Pantau adanya edema pada


ekstermitas (edema
menunjukkan adanya
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI DAN RASIONAL
KEPERAWATAN
5 -Pantau TD (hipertensi
menunjukkan kelebihan
volume cairan )

-catat bila ada keluhan mual,


anoreksia dan distensi
abdomen (kongesti viseral
dapat menganggu fungsi
gaster/intestinal)

Berikan obat sesuai indikasi :


-Furosemid (diuretik)
-Spironolakton
(meningkatkan diuresis
tanpa kehilangan kalium
berlebihan)

-Batasi pemberian Natrium


(mencegah reakumulasi
cairan)
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI DAN RASIONAL
KEPERAWATAN
6 Intoleran aktivitas Tupan : -Periksa TTV sebelum dan
berhubungan aktivitas tidak sesudah aktivitas ( hipotensi
dengan ketidak terganggu ortostatik dapat terjadi
seimbangan suplai dengan aktivitas)
oksigen dgn Tupen :
kebutuhan terjadi -Catat respons
keseimbangan kardiopulmonal thdp
DO : klien tampak suplai oksigen aktivitas, catat adanya
lemah, TTV dengan takikardi, disritmia, dispnea,
abnormal, klien kebutuhan berkeringat, pucat
tampak pucat, ( penurunan/ketidakmamp
disritmia Kriteria Hasil : uan miokardium untuk
-Tidak ada meningkatkan volume
DS :keluarga keluhan lelah, sekuncup selama aktivitas
mengatakan anak sesak dapat menyebabkan
mengeluh cepat -TTV normal peningkatan kebutuhan
lelah, sesak -Tidak pucat oksigen, kelelahan dan
kelemahan, frekuensi
kerja jantung)

-Anjurkan keluarga untuk


mengurangi aktivitas klien
(mengurangi kebutuhan
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI DAN RASIONAL
KEPERAWATAN
6 Beri makan sedikit tapi sering
(setiap 2-3 jam) dengan
menggunakan putting lembut
dengan lubang sedang,
implementasikan pemberian
makanan dengan selang bila
bayi menjadi lelah sebelum
makanan yang dimakan
cukup (karena bayi dengan
gagal ginjal mudah lelah)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai