Anda di halaman 1dari 3

SYOK HIPOVOLEMIA

1 Pengertian Suatu panduan yang dibuat untuk mempermudah perawat


dalam memberikan asuhan keperawatan dan
pendokumentasian asuhan keperawatan pada pasien Syok
Hipovolemia
2 Assesmen Keperawatan 1. Takipnea,
2. Takikardia,
3. Denyut perifer lemah atau tidak ada,
4. Tekanan nadi sempit,
5. Pengisian ulang kapiler lambat,
6. Hipotensi,
7. Kulit dingin,
8. Pucat,
9. Sianotik,
10. Perubahan pada tingkat kesadaran (biasanya
somnolen sampai sopor)
11. Oligouria.
3 Diagnosa Keperawatan syok hipovolemik Berhubungan Dengan kehilangan
cairan aktif, kegagalan mekanisme regulasi, peningkatan
permeabilitas kapiler, kekurangan intake cairan dan
evaporasi
4 Kriteria evaluasi/ Nursing
Outcome 1. Kekuatan nadi meningkat
2. Turgor kulit meningkat
3. Output urine meningkat
4. Pengisian vena meningkat
5. Frekuensi nadi membaik
6. Tekanan darah membaik
7. Tekanan nadi membaik
8. Membran mukosa membaik
9. Jugular Venous Pressure (JVP) membaik
10. Kadar Hb membaik
11. Kadar Ht membaik

5 Intervensi Keperawatan Manajemen Hipovolemia

1. Periksa tanda dan gejala hipovolemias (mis. Nadi


meningkat, nadi teraba lemah, tekanan darah
menurun, tekanan nadi menyempit, turgor kulit
menurun, membrane mukosa kering, urine
menurun, hematokrit meningkat, haus, lemah)
2. Monitor intake dan output cairan
3. Hitung kebutuhan cairan
4. Berikan posisi modified Trendelenburg
5. Berikan asuhan cairan oral
6. Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
7. Anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak
8. Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis (mis. NaCl,
RL)
9. Kolaborasi pemberian cairan IV hipotonis (mis.
Glukosa 2,5%, NaCl 0,4%)
10. Kolaborasi pemberian cairan koloid (mis. Albumin,
Plasmanate)
11. Kolaborasi pemberian produk darah.

Manajemen Syok Hipovolemik

1. Monitor status kardiopulmonal (frekuensi dan


kekuatan nadi, frekuensi napas, TD, MAP)
2. Monitor status oksigenasi
3. Monitor status cairan (masukan dan haluaran,
turgor kulit, CRT)
4. Periksa tingkat kesadaran dan respon pupil
5. Periksa seluruh permukaan tubuh terhadap adanya
DOTS ( deformity/deformitas, open wound/luka
terbuka, tendemess/nyeri tekan,
swelling/bengkak).
6. Pertahankan jalan napas paten
7. Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi
oksigen >94%
8. Persiapkan intubasi dan ventilasi mekanis, jika
perlu
9. Berikan posisi syok (modified Trendelenburg)
10. Pasang jalur IV berukuran besar (mis. nomor 14
atau 16)
11. Pasang kateter urine untuk menilai produksi urine
12. Pasang selang nasogastric untuk dekompresi
lambung
13. Ambil sampel darah untuk pemeriksaan darah
lengkap dan elektrolit
14. Kolaborasi pemberian infus cairan kristaloid 1-2 L
pada dewasa
15. Kolaborasi pemberian infus cairan kristaloid 20
mL/kgBB pada anak
16. Kolaborasi pemberian transfuse darah, jika perlu

.
6 Informasi dan Edukasi
7 Evaluasi Status cairan didefinisikan sebagai kondisi volume cairan
intravaskular, interstisiel dan intraseluler yang menjadi
luaran atau outcome dari diagnosa keperawatan
hipovolemia. Ekspektasi yang diharapkan yaitu status
cairan membaik dengan kriteria hasil kekuatan nadi
meningkat, turgor kulit meningkat, output urine
meningkat, pengisian vena meningkat, frekuensi nadi
membaik, tekanan darah membaik, tekanan nadi
membaik, membran mukosa membaik, Jugular Venous
Pressure (JVP) membaik, kadar Hb membaik dan kadar
Ht membaik.
8 Penelaah Kritis Komite Keperawatan
9 Unit Pengolahan Bidang keperawatan

10 Kepustakaan 1. Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi


Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis dan Nanda NIC NOC. Yogyakarta:
Mediaction Publishing.
2. PPNI. (2018a). Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan
(Edisi 1). Jakarta: DPP PPNI.
3. PPNI. (2018b). Standar Luaran Keperawatan
Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan (Edisi 1). Jakarta: DPP PPNI.
4. PPNI, T. P. S. D. (2016). Standar Diagnosis
Keperawatan Indonesia. Jakarta: PPNI.

Anda mungkin juga menyukai