SYAFI’I
1
No. Dokumen No. Revisi Halaman
PT / / / 2021
RSUD TGK
ABDULLAH SYAFI’I
INSTALA INSTALA
RS LAIN UGD
SI
Diantar INDIKASI ( - ) SI
EVALUASI RAWAT RAWAT
OLEH DOKTERJALAN INAP
MASUK ICU KELOLA INTENSIF :
Pengobatan dan perawatan intensif
Dokter ICU ( Intensifis ) Dijemput PINDAH RUANG
TETAP
Perawat Mahir Baik DIRAWAT /
Konsultan ( Konsultatif ke RUJUK /
SMF lain ) Indikasi keluar ( + ) PULANG
Status Quo / Vegetatif DITOLAK
Meninggal MASUK
Dijemput KAMAR
Catatan : JENAZA
Diantar / dijemput s/d pintu keluar / masuk ICU
Pasien dari luar mengikuti ketentuan dari Rumah Sakit
2
PENERIMAAN PASIEN ICU
RSUD TGK
ABDULLAH SYAFI’I PT / / / 2021
PENGERTIAN Suatu tata cara menerima pasien untuk dirawat di ICU yang
mengalami kegawatan.
PROSEDUR PELAKSANAAN 1. Ruangan yang akan mengirim pasien ( ruangan lain, UGD,
IBS, IMC, RR ) memberi tahu terlebih dahulu ke ICU bahwa
akan ada pasien masuk dan dokter ICU sendiri memberi
persetujuan.
2. Menyiapkan perlengkapan peralatan pasien dan bed ICU
dilengkapi dengan status pasien dan trolley emergency.
3. Menerima pasien, timbang terima beserta catatan medik yang
lengkap.
4. Memasang oksigen, bed side monitor, ventilator ( jika
diperlukan )
5. Mengganti pakaian pasien dengan pakaian ICU
6. Observasi tanda vital : tekanan darah, heart rate, pernafasan
dan suhu.
7. Observasi keadaan lainnya seperti tingkat kesadaran, pupil,
fungsi motorik, dll.
8. Cek kepatenan seluruh peralatan yang telah terpasang
sebelumnya.
9. Memasang dan atau mengalirkan dower khateter, NGT, drain,
dll.
10. Mengambil sample darah untuk pemeriksaan laboratorium.
11. Melaporkan dokter ICU jika terjadi perubahan.
12. Memberitahukan keluarga tentang keadaan pasien dan tata
tertib ICU.
13. Membuat Renpra.
14. Memasukkan data pasien ke register rakam medik ( RM ).
3
15. Memberi terapi sesuai program.
16. Mengadakan komunikasi dengan keluarga pasien minimal
sekali dalam sehari ( terutama pada waktu kunjungan
keluarga ).
RSUD TGK
ABDULLAH SYAFI’I PT / / /
PENGERTIAN Suatu prosedur memindahkan pasien dari ICU pada pasien yang
kondisinya sudah terbebas dari kegawatan.
KEBIJAKAN Pemindahan pasien dari ICU ke rawat inap dilakukan oleh petugas
ruang dan dilakukan timbang terima di ICU.
PROSEDUR PELAKSANAAN 1. Memberitahu rawat inap, bahwa akan ada pasien pindah dari
ICU dan meminta persetujuan pihak rawat inap tersebut.
2. Meminta konfirmasi rawat inap tentang waktu kesiapan untuk
menjemput pasien dari ICU.
3. Menyiapkan pasien dan kelengkapannya.
4. Pasien dijemput ke rawat inap dengan memperhatikan sarat –
sarat tranportasi pasien.
5. Melakukan serah terima pasien dengan perawat rawat inap,
yang di serah terimakan adalah :
a. Kelengkapan catatan medik dan keperawatan pasien.
4
b. Masalah yang perlu diperhatikan dalam perawatan dan
pengobatan selanjutnya sehingga dapat dilakukan
deteksi dini apabila timbul kegawatan kembali.
c. Semua hasil pemeriksaan ( yang telah dikerjakan ) baik
yang sudah selesai maupun yang belum.
6. Terapi dan perawatan lanjutan sesuai dengan pengantar dari
dokter ICU.
7. Memberikan pesan agar menghubungi ICU kembali apabila
terdapat hal – hal yang belum jelas atau atau terjadi
kegawatan ulang.
8. Selanjutnya perawatan terhadap pasien menjadi tanggung
jawab perawat dan dokter ruang rawat inap.
RSUD TGK
ABDULLAH SYAFI’I PT / / / 2021
PROSEDUR PELAKSANAAN 1. Pastikan adanya henti nafas dan atau henti jantung.
2. Mintalah pertolongan.
3. Posisikan pasien terlentang.
4. Pasang pengalas keras.
5. Atur posisi penolong :
a. Penanganan airway ( posisi pada bagian atas kepala )
b. Penanganan sirkulasi ( posisi bagian samping bahu
kanan pasien )
5
c. Penyedia obat ( posisi dekat dengan emergensi troli )
d. Leader
6. Beri bantuan nafas dengan ambubag
7. Lakukan kompresi jantung ( 30 : 2 )
8. Berikan obat – obat emergensi sesuai ketentuan.
9. Lakukan tindakan sesuai algoritm.
10. Jika berhasil siapkan untuk penanganan lebih lanjut.
11. Dokumentasikan tiap langkah kegiatan.
TERAPI OKSIGEN
RSUD TGK
ABDULLAH SYAFI’I PT / / / 2021
Indikasi :
1.
Pasien dengan kadar O2 yang diketahui melalui hasil
AGD / BGA.
2.
Pasien dengan peningkatan kerja napas dimana tubuh
berrespon terhadap keadaan hipoksia melalui peningkatan laju
dan dalamnya pernapasan, serta adanya kerja otot – otot
tambahan pernapasan.
3.
Pasien dengan peningkatan kerja jantung dimana jantung
berusaha untuk mengatasi gangguan O2 melalui peningkatan
laju pompa jantung yang lebih kuat.
4.
Pada pasien selama dan sesudah pembedahan.
Kontra Indikasi :
1. Mutlak tidak ada.
2. Untuk PPOM berat pemberian O2 dimulai dengan 2 LPM
dinaikkan secara bertahap.
6
PROSEDUR PELAKSANAAN Persiapan alat :
1. Sentral oksigen, tabung O2, manometer set, flow meter,
humidifier.
2. Catheter nasal / kanul nasal / sungkup muka sederhana /
sungkup muka dengan kantong udara / sungkup muka dengan
parsial rebreathing.
Langkah – langkah :
1. Kateter nasal / Kanul nasal :
a. Cuci tangan.
b. Memberi tahu pasien.
7
3. Hal – hal yang harus diperhatikan :
a.
Bandingkan hasil PaO2, SaO2, SpO2 klien sebelum dan
sesudah pemberian O2.
b.
Kaji dan bandingkan status pernapasan sebelum dan
sesudah pemberian O2.
c.
Cek kulit dan membran mukosa klien.
d.
Cek kepatenan alat.
e.
Observasi adanya keluhan terutama mual dan muntah.
f.
Tanyakan kenyamanan terhadap terapi O2.
RSUD TGK
ABDULLAH SYAFI’I PT / / / 2021
TUJUAN Diagnostik :
1. Menilai data dasar saturasi oksigen yang merupakan bagian
pengakajian oksigenasi.
2. Deteksi dini terhadap perubahan saturasi yang sering berubah
terutama pada keadaan kritis.
3. Mengevaluasi respon pasien terhadap aktivitas oksigenasi
pasien seperti suction, reposisi, merubah konsentrasi O2.
8
f. Untuk mematikan tekan kembali tombol power on / off.
g. Sambungkan sensor lempeng / klip pada tangan / kaki /
telinga.
3. Hal – hal yang harus diperhatikan
: Lokasi tempat penempatan
sensor.
a. Sensor klip ditempatkan pada jari telunjuk tangan atau
telinga.
b. Sensor lempeng di tempatkan pada jari – jari, ibu jari
kaki, hidung.
UNIT TERKAIT 1. Sijangmed.
2. Laboratorium.
ASISTENSI INTUBASI
RSUD TGK
ABDULLAH SYAFI’I PT / / / 2021
9
10. Stetoscope.
11. Suction catheter untuk menghisap sekresi.
12. Emergency trolly yang berisi obat – obat emergency.
13. Air viva, face mask untuk oxigenasi.
14. Plester / pita untuk fiksasi.
15. Suction dinding / sentral / manual.
Cara Kerja :
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur pada pasien.
3. Cek suction sentral dan atur tekanan antara 100 – 200 mmHg
atau suction manual dan sambungkan selang catheter steril.
4. Nilai kesadaran pasien, bila sadar diberitahu.
5. Bersihkan jalan nafas dengan cara suctioning.
6. Sambungkan pasien ke EKG monitor dan ukut tensi, nadi
dan pernafasan ulang, saturasi oksigen.
7. Posisi pasien terlentang / flat dan ekstensikan leher pasien
( sesuaikan dengan kondisi pasien ).
8. Bantu tindakan intubasi sesuai dengan tahapannya.
9. Ikat selang trakea / trakeostomi dengan tali / plester.
10. Bereskan peralatan dan dokumentasikan tindakan.
EXTUBASI
RSUD TGK
ABDULLAH SYAFI’I
10
2. Pasien sudah tidak mengalami sumbatan ( potensial sumbatan
jalan nafas )
3. Supaya pasien dapat bernafas seperti semula.
4. Dapat berbicara dan menelan seperti biasa.
5. Supaya pasien dapat batuk dengan efektif dan dapat
mengeluarkan sputum sendiri.
Indikasi :
1. Pasien sudah kompos mentis dan kooperatif.
2. Tensi nadi dan pernafasan normal.
3. Suhu badan tidak panas karena bila sebelum panas kebutuhan
oksigen meningkat dan metabolisme naik.
4. Bisa batuk secara efektif.
5. Hasil thorax foto terakhir keadaannya bersih, tidak ada retensi
sputum.
6. Tidak ada gejala hypoxia, hiperkarbi dan tachikardi.
7. Tidal volume cukup.
8. Hasil AGD normal individual.
Cara kerja :
1. Pertama ukur nadi, tensi, suhu dan pernafasan, kesadaran.
2. Ukur TV pasien
3. Periksa AGD
4. Bila ada instruksi dokter ( misal : dexametason )
5. Beritahu pasien untuk pengangkatan pipa pernafasan.
6. Lakukan penghisapan sekresi sampai bersih dan cuff
dikempeskan.
7. Lepaskan fikasasi tube
8. Waktu pengangkatan tube, suction katheter yang baru harus
berada di dalam sambil tube diangkat ( jangan dipakai suction
katheter bekas untuk membersihkan mulut )
9. Selesai pengangkatan tube pasang NRM.
10. Satu jam kemudian periksa AGD ulang.
11
WEANING PADA T – PIECE DINDING
RSUD TGK
ABDULLAH SYAFI’I PT / / / 2021
PENGERTIAN Proses weaning pada T – Piece dinding adalah salah satu usaha
penyapian dari respirator, dimana pasien langsung dilepas dari alat
Bantu tetapi tube masih tetap terpasang.
12
Cara kerja :
1. Beritahu pasien tentang tindakan apa yang akan di lakukan.
2. Ukur tidal volume.
3. Observasi tanda vital pasien : T, N, P, S
4. Alat – alat di cek apakah sudah siap dipakai.
5. Sekresi atau sumbatan lainya dibersihkan
6. Setelah pemasangan selesai pasien di observasi kembali.
13
Indikasi :
Dilakukan pada pasien yang terpasang pipa trachea atau pipa
tracheostomy dengan cuff.
2. Cara kerja :
Pengisian balon ETT :
a. Cuci tangan
b. Suctioning pasien dan suruh pasien untuk batuk
c. Sambungkan katup pilot balon dengan alat cuff inflator,
kempeskan cuff dengan menekan tombol merah sampai
mencapai nilai nol.
d. Untuk pengisian balon ETT, pompakan alat cuff inflator
dengan memijat balon karret inflator sampai mencapai
angka dibawah tanda merah ( 30 mmHg ) kemudian
turun sedikit sampai pada angka normal ( tekanan
normal 15 – 25 mmHg )
Perhatian :
1. Untuk mengempeskan balon ETT, tekan tombol merah untuk
menurunkan tekanan.
2. Pada tekanan cuff diatas 25 mmHg dapat menyebabkan
iskhemik jaringan sekitar cuff.
14
SPIROMETRI INTENSIF
RSUD TGK
ABDULLAH SYAFI’I PT / / / 2021
15
PENGUKURAN VOLUME TIDAL DAN
TEKANAN NEGATIF INSPIRASI
PENGERTIAN Merupakan cara untuk mengukur kapasitas tidal paru dan tekanan
negatif inspirasi pasien saat bernapas dengan menggunakan alat
ukur.
Langkah – langkah :
1. Cuci tangan
2. Sambungkan konektor ke jalan napas pasien.
3. Hubungkan spirometer portable ke jalan napas pasien.
4. Anjurkan pasien untuk napas dalam sebisa mungkin, dan 0
kan spirometer dan suruh pasien untuk mengeluarkan napas.
5. Untuk menempatkan jarum pada titik 0 tekan tombol yang
berwarna putih.
6. Untuk mengunci hasil pengukuran yang di dapat, tekan
tombol merah.
7. Untuk mengembalikan jarum pengukuran setelah penguncina
( menekan tombol merah ) tekan tombol hijau sehingga
spirometer dapat untuk mengukur kembali.
16
FISIOTERAPI DADA
RSUD TGK
ABDULLAH SYAFI’I PT / / / 2021
Tanggal Terbit
Disetujui oleh,
Direktur Rumah Sakit Umum
Daerah Tgk.Abdullah Syafii
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
PENGERTIAN Suatu tindakan yang diberikan pada penderita dengan jalan latihan
bernapas, menepuk daerah dinding dada, menggetarkan daerah
dinding dada serta menghisap sekresi yang dikeluarkan untuk
memperlancar pernapasan.
Indikasi :
1. Pasien dengan ventilator
2. Pasien dengan retensi sputum / reflek batuk, tidak baik namun
tidak aktif.
3. Pasien tidak aktif.
Kontra indikasi :
1. Pasien dalam keadaan shock
2. Relatif : fraktur iga
3. Pasien dengan TIK meningkat
4. Pasien dengan miocard infark
17
5. Posisikan pasien tidur dengan miring kiri atau kanan.
6. Tempatkan handuk diatas dada pasien.
7. Lakukan penepukan / claping dengan kedua tangan di seluruh
lapang paru dalam waktu 1 – 3 menit.
8. Lakukan vibrasi saat pasien ekspirasi dalam waktu 1 – 3
menit.
9. Lakukan claping dan vibrasi pada dada yang satunya dengan
lama waktu yang sama.
10. Jika pasien sadar lakukan postural drainage dan posisikan
pasien sesuai daerah paru dimana sekret akan dialirkan.
11. Jika pasien mampu batuk efektif anjurkan pasien untuk batuk
efektif.
12. Jika pasien tidak mampu batuk efektif lakukan suctioning
dengan tekanan 60 – 100 mmHg untuk bayi, 100 – 120
mmHg untuk anak – anak, 100 – 300 mmHg untuk dewasa,
jika pasien dengan VM berikan O 2 100 pre, post dan diantara
tindakan suctioning.
13. Catat jumlah, warna dan konsistensi sputum.
14. Kembalikan pasien pada posisi semula.
15. Rapihkan peralatan dan dokumentasikan tindakan.
INHALASI
18
TUJUAN 1. Hidrasi, dan pembersihan jalan nafas.
2. Mengencerkan sekret.
3. Pemberian obat.
Langkah – langkah :
1. Cuci tangan
2. Tempatkan obat bronkodilator pada reservoar masker ( pada
obat tertentu memerlukan pengenceran dengan aqua for
injection )
3. Sambungkan selang oksigen ke flow meter, alirkan oksigen
6 – 8 lt/menit.
4. Cek adanya penguapan obat, bila ada letakkan masker
menutupi mulut dan hidung pasien.
5. Instruksikan pasien untuk nafas dalam – dalam, lambat sambil
menghirup partikel uap obat sampai obat habis.
6. Observasikan pengembangan dada pasien, lakukan auskultasi.
19
BRONCHIAL WASHING
RSUD TGK
ABDULLAH SYAFI’I PT / / / 2021
Cara kerja :
1. Sebelum melakukan bronchial washing harus observasi dulu :
saturasi, nadi, pernafasan, tekanan darah, monitoring EKG.
2. Berikan oksigenasi dengan konsentasi tinggi melalui air viva.
3. Tuangkan NaCL 0,9 % ke dalam mangkok / wadah yang steril
secukupnya lalu hisap dengan spuit 10 cc.
4. Semprotkan cairan NaCL 0,9 % yang ada dalam spuit
kedalam bronchus melalui ETT / TT sebanyak 5 cc dan pada
waktu memasukkan cairan, posisi pasien disebut flower /
ditinggikan.
5. Lakukan secepatnya pemompaan dengan air viva beberapa
kali supaya cairan menyebar pada bagian – bagian bronchus.
6. Buat posisi drainage ( bila pasien memungkinan ) kemudian
lakukan penghisapan secepatnya.
7. Berikan kembali oksigen dengan konsentrasi tinggi melalui
20
air viva.
8. Perasat ini boleh diulang sampai sekresi benar – benar sudah
bersih / banyak berkurang.
9. Pada penghisapan terakhir kita kempeskan isi cuff, lamanya
pemasangan cuff sesuai dengan diisi kembali secukupnya.
10. Setelah perasat ini selesai cuff diisi kembali secukupnya.
11. Kalau ada ukur volume dengan menggunakan wright
spirometer.
12. Alat – alat dirapikan kembali.
SUCTIONING
21
2. Peralatan suction yang lengkap : suction dinding, selang
suction, tubing / kateter suction steril yang sesuai dengan
usia dan nomor.
3. Sarung tangan steril atau pinset steril.
4. Ember yang berisi larutan savlon untuk tempat suction kath
bekas.
5. Handuk untuk alas dada.
Cara kerja :
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur pada pasien.
3. Observasi saturasi, nadi, pernapasan, tekanan darah, dan
irama EKG.
4. Berikan oksigen dengan konsentrasi tinggi melalui air viva
atau ventilador.
5. Atur tekanan pada suction, bayi = 60 – 100 mmHg, Dewasa
= 120 – 200 mmHg.
6. Gunakan sarung tangan atau pinset steril.
7. Pilih kateter suction yang sesuai dengan umur pasien dan
ukur ETT / TT ( 1/3 diameter ERR / TT ).
8. Sambungkan kateter suctioning pada selang suction.
9. Lakukan ventilasi dengan air viva 3 x, dengan oksigen
12 – 15 lt / menit.
10. Masukkan kateter dalam keadaan terbuka, jika ada reflek
trachea angkat katheter 1 – 2 cm kemudian tutup kateter dan
angkat kateter dengan gerakan memutar ( lama tindakan 5 –
15 detik )
11. Berikan kembali oksigen dengan konsentrasi tinggi
12 – 15 lt/menit melalui air viva.
12. Perasat ini boleh diulangi sampai bersih / banyak berkurang.
13. Monitor kembali hemodinamik dan tana vital pasien.
14. Jika akan suction hidung dan mulut lakukan suctioning ETT
/ TT dahulu sampai selesai, kemudian suctioning hidung
dan yang terakhir adalah mulut.
15. Bilas selang kateter dengan air yang asa diember, matikan
suction dan buang suction pada ember penampung tersebut.
16. Alat – alat dirapikan kembali dan dokumentasikan.
22
PENGAMBILAN DARAH ARTERI
RSUD TGK
ABDULLAH SYAFI’I PT / / / 2021
TUJUAN 1. Diagnostik
2. Mengetahui oksigenasi dan CO2
3. Membedakan status keseimbangan asam basa tubuh pasien.
Indikasi :
Pemeriksaan AGD diambil pada pasien yang mengalami gangguan
pernapasan dan keseimbangan asam basa.
Kontra indikasi :
1. Pasien dengan terapi antikoagulan
2. Riwayat gangguan pembekuan darah
3. Penyakit pembuluh darah perifer yang berat
Cara kerja :
1. Cuci tangan
2. Spuit terlebih dahulu dibasahi dengan heparin, kemudian
heparin dikeluarkan dari spuit.
3. Lakukan Allen test
4. Tentukan tempat penusukan / pengambilan darah arteri
5. Desinfektan daerah tusukan dengan alkohol 70 % steril
6. Darah arteri yang diambil cukup ½ - 1 cc
23
7. Kemudian setelah cukup, jarum langsung di cabut,
dikeluarkan udara yang ada didalam spuit, posisi jarum diatas
tegak lurus ( cara mengeluarkan harus hati – hati, jangna
tercampur dengan udara luar atau memasukkan udara luar ke
spuit dapat mempengaruhi hasil, terutama PCO 2 ), langsung di
tutup dengan karet.
8. Pada arteri bekas tusukan pengambilan langsung di tekan
dengan kapas alkohol 70 % steril dalam waktu lebih kurang
lima menit dan tekan yang lebih kuat, sampai darah berhenti
keluar.
9. Beri etiket kuat, spuit yang berisi darah arteri tersebut
kemudian periksa.
PENGERTIAN Suatu cara pengambilan baik berupa urin, darah, sputum ataupun
ujung kateter vena sentral, guna pemeriksaan biakan kuman dan
uji sensitivitas antibiotik dari bahan tersebut.
24
Indikasi :
1. Pasien yang dirawat di ICU selama 3 hari atau lebih.
2. Pasien yang terpasang kateter CVC, peralatan invasif dan non
invasif lainnya.
3. Pasien dengan infeksi sistemik atau lokal.
4. Penggunaan antibiotik sebelumnya tidak adekuat.
5. Ada instruksi medis tentang pemeriksaan kultur dan
sensitivitas.
2. Cara kerja :
a. Cuci tangan dan persiapkan alat.
b. Instruksikan pasien untuk meletakkan tangan dan pilih
vena yang baik untuk ditusuk.
c. Letakkan torniquet diatas tempat penusukkan.
d. Lihat dan palpasi vena dan bersihkan daerah tersebut
dengan alkohol 70 % kemudian keringkan.
e. Tekan vena yang akan ditusuk dengan jari., kemudian
tusuk dibawahnya dengan ketinggin 5 – 350, masukkan
jarum kedalam vena.
f. Lepaskan torniquet.
g. Arsipkan spuit sampai didapat darah minimal 5 cc.
h. Tarik jarum dan tekan daerah tusukan dengan kassa
steril selama 2 – 4 menit.
i. Masukkan darah tersebut sebanyak 5 cc kedalam botol
kultur / batek.
Catatan :
Tindakan ini dilakukan dengan tehnik steril.
2. Cara kerja :
a. Cuci tangan
b. Hidupkan mesin suction
c. Beri oksigen 100 %
d. Gunakan sarung tangan steril, tangan kiri memegang
selang dari alat suction.
e. Instruksikan perawat lain untuk memegang selang dari
25
alat suction.
f. Instruksikan perawat lain untuk membuka mucus
extractor dan pegang dengan tangan dan jaga tetap steril.
g. Instruksikan perawat lain untuk memegang ET / ETT
dan membuka jalan nafas pasien ( jika menggunakan
ventilator atau oksigen, dilepas terlebih dahulu )
h. Masukkan selang mucus refractor ke dalam jalan nafas
dalam keadaan menghisap dan setelah sampai diatas
karina sedot sputum secara perlahan dengan arah
memutar.
i. Jika sputum sulit diangkat karena sputum sangat kental
atau sedikit, terlebih dahulu beri NaCL 0,9 % 2 cc,
kemudian di bagging dengan O2 100 %, baru dilakukan
penghisapan.
j. Jika selang mikus refractor tidak cukup panjang atau
terlalu besar, dapat dilakukan penghisapan dengan
selang suction steril yang sesuai kemudian selang
dipotong dengan gunting steril dan dimasukkan ke
dalam spuit 10 cc steril.
k. Jika sudah didapat sputum dalam extractor, ikat kedua
selangnya dan siap dikirimkan.
l. Turunkan konsentrasi oksigen sesuai dosis semula.
2. Cara kerja :
a. Klem kateter urine 1 jam
b. Cuci tangan dan persiapan alat
c. Gunakan sarung tangan
d. Bersihkan ujung kateter dengan alkohol 70 % atau
betadine
e. Aspirasi urine sebanyak 10 cc dengan spuit steril untuk
bahan kultur
f. Alat – alat dibereskan dan tangan
CHALLENGE TEST
RSUD TGK
ABDULLAH SYAFI’I PT / / / 2021
28
3. Hal – hal yang harus diperhatikan :
a.
Bila CVP naik 0 – 2 cm H2O → coba guyur sebanyak
jumlah semula
b.
Bila CVP naik 2 – 5 cm H2O → guyur ½ dosis
c.
Bila CVP naik 5 cm H2O → tidak perlu
KOREKSI ALBUMIN
RSUD TGK
ABDULLAH SYAFI’I PT / / / 2021
29
D : Desired Albumin Level ( Level albumin yang diinginkan )
A : Actual Albumin Level ( Level albumin yang ada )
KOREKSI KALIUM
30
PEMAKAIAN SYRINGE DAN INFUS PUMP
RSUD TGK
ABDULLAH SYAFI’I PT / / / 2021
TUJUAN Untuk dapat memberikan volume cairan dan dosis obat pada
pasien dengan tepat.
Indikasi :
1. Pemberian cairan atau obat – obatan secara infus dengan
kecepatan yang konstan dan akurat.
2. Memfiltrasi obat – obat / cairan.
3. Pemberian cairan atau obat – obat dalam jumlah yang sangat
kecil.
4. Pemberian infus jangka lama.
31
♫ Suara alarm yang akan berbunyi selama 2
Fungsi Khusus :
1. Layar bawah yang akan menginformasikan data jika tombol
dibawah ini difungsikan.
2. Tombol ml ( volume ) digunakan untuk memasukkan data
volume cairan yang akan diberikan.
3. Tombol time, digunakan untuk memasukkan data waktu yang
dibutuhkan untuk pemberian cairan, caranya : tekan tombol
time, kemudian tekan tombol angka untuk menentukan waktu
yang dibutuhkan ( Jika waktu yang dibutuhkan 3 jam, 30
menit maka tekan angka 330 sedangkan jika waktu yang
dibutuhkan 1 jam 7 menit maka tekan angka 107 ).
4. Tombol ml/h, digunakan untuk memastikan volume cairan
yang diberikan perjamnya.
5. Tombol fungsi / model khusus, digunakan untuk fungsi :
a. Stand By
b. Seleksi obat
c. Model CC
d. Adanya tekanan karena sumbatan
e. Kontrol tetesan
f. Kapasitas akumulator
g. Mengunci data
UNIT TERKAIT Sijangmed
32
PEMANTAUAN TEKANAN INVASIF
Persiapan alat :
1. Tranduser
2. Holter tranduser
3. Monitor tekanan
4. Diafragma dome
5. Flush device
6. Pressure bag
7. Cairan Nacl 0,9 %
8. Cairan anti septik
9. Kapas alkohol
10. Sarung tangan steril
11. Kassa steril
12. Benang, jarum
13. Administration set
14. Manometer line
15. Three Way Stop Cock
16. Kateter angiocath
17. Xylocain 2 %
18. Heparin
19. Spuit 2,5 cc, 1 cc
20. Salep anti septik
33
21. Gunting
22. Plester
23. Spalk
24. Duk steril
25. Bengkok
Langkah – langkah :
1. Kerjakan dengan cara aseptis.
2. Lakukan desinfeksi di daerah pemasangan dengan cairan
antiseptik.
3. Pasang duk steril
4. Anesthesi dengan xylocain 2 %
5. Masukkan dalam arteri secara perkutan, kemudian jarum di
tarik biasanya, keteter terletak 4 – 6 cm dalam arteri.
6. Hubungkan kateter arteri dengan sistem tranduser.
7. Fiksasi kateter kemudian di tutup dengan kassa yang diberi
salep anti septik.
Komplikasi :
1. Thrombosis
2. Kehilangan darah
3. Emboli udara
4. Infeksi sistemik
5. Spasme arteri
6. Hematom
PEREKAMAN EKG
RSUD TGK
ABDULLAH SYAFI’I PT / / / 2021
34
TUJUAN Dengan EKG dapat diketahui :
1. Penyakit jantung koroner.
2. Gangguan irama jantung / aritmia.
3. Hipertropy dari atrium dan ventrikel
4. Gangguan elektrolit ( hipokalemia dan hiperkalemia )
5. Efek obat jantung ( digitalis )
Persiapan alat :
1. Mesin EKG.
2. Kertas Grafik / Kertas EKG.
3. Plat ekstremitas elektrode
4. Jelly
5. Tissue
6. Tempat tidur
7. Pena / spidol
Cara kerja :
1. Cuci tangan
2. Siapkan peralatan dan lingkungan, jaga privasi pasien.
3. Jelaskan prosedur pada pasien
4. Instruksikan pasien tidur refleks ( tangan, tungkai tidak
bersentuhan )
5. Instruksikan pasien tidak menyentuh tepi tempat tidur.
6. Pasang flat dan elektroda pada dada pasien dengan ketentuan :
a. Kabel merah ( R ) : Pasang di tangan kanan ( RA )
b. Kabel kuning ( K ) : Pasang di tangan kiri ( LA )
c. Kabel hijau ( F ) : Pasang di tungkai kiri ( RL ), kabel
dapat dipasang lain bila ada petunjuk khusus dari alat
EKG yang di pakai.
d. Kabel hitam ( G ) : Pasang ditungkai kanan (Grounding)
e. V1 : Ruang Intercostal IV garis sternal kanan.
f. V2 : Ruang Intercostal IV garis sternal kiri.
g. V3 : Di tengah antara V2 dan V4
h. V4 : Ruang Intercostal V garis mid clavícula.
i. V5 : Setinggi V4 garis axila depan kiri.
j. V6 : Setinggi V4 garis axila tengah kiri.
k. V7 : Setinggi V4 axila belakang kiri.
l. V8 : Setinggi V4 garis spacula kiri
m. V9 : Setinggi V4 garis columna vertebra kiri.
n. V3R : Sama seperti V3 tapi sebelah kanan.
7. Mesin di ON kan : untuk pemanasan
8. Mulai kalibrasi.
9. Pilih lead selector diputar pada hantaran : I, II, III, Arf, Avf,
VI sampai V6 min direkam 3 – 4 QRS kompleks.
10. Setelah selesai kalibrasi kembali.
11. Lepaskan kabel dan electrode dari tubuh pasien bersihkan
tubuh pasien dari jeli / air.
35
12. Jika perlu : voltage diperkecil atau diperbesar ( beri tanda
sebelum dan sesudahnya dengan kalibrasi )
13. Beri :
a. Nama lead masing – masing.
b. Nama pasien
c. Tanggal dan jam pembuatan.
d. Nama pembuat perekaman.
14. Rapihkan peralatan dan dokumentasikan tindakan.
KOREKSI Na BIKARBONAT
36
menit dan tidak dibolus.
7. Monitor tensi, nadi, pernafasan sert akeadaan pasien secara
keseluruhan.
8. Dokumentasikan pemberian obat dan rapikan peralatan.
PEMBERIAN DOPAMIN
37
Dosis =..............Meg / KgBB / Menit Dosis =..............Meg / KgBB / Menit
1 meg = 1 x BB X 60 =..............cc / jam 1 meg = 1 x BB X 60 =..............cc / jam
4000 8000
2 meg =....................................cc / jam 2 meg =....................................cc / jam
3 meg =....................................cc / jam 3 meg =....................................cc / jam
4 meg =....................................cc / jam 4 meg =....................................cc / jam
5 meg =....................................cc / jam 5 meg =....................................cc / jam
6 meg =....................................cc / jam 6 meg =....................................cc / jam
7 meg =....................................cc / jam 7 meg =....................................cc / jam
8 meg =....................................cc / jam 8 meg =....................................cc / jam
9 meg =....................................cc / jam 9 meg =....................................cc / jam
10 meg =....................................cc / jam 10 meg =....................................cc / jam
TTD TTD
PEMBERIAN DOBUTAMIN
38
4. Monitor hemodinamik pasien.
5. Dokumentasikan tindakan dan rapihkan peralatan pasien.
Nama Pasien : ............................. Nama Pasien : .............................
BB : .......................Kg BB.........................................Kg
DOBUTAMIN 250 mg / 50 cc DOBUTAMIN 500 mg / 50 cc
1 cc = 250 mg/50 = 5 mg = 5000 mcg 1 cc = 500 mg/50 = 10 mg = 10000 mcg
Dosis = ............. Meg / KgBB / Menit Dosis =..............Meg / KgBB / Menit
1 meg = 1 x BB X 60 = ........... cc / jam 1 meg = 1 x BB X 60 =..............cc / jam
4000 8000
2 meg = ............cc / jam 2 meg =....................................cc / jam
3 meg = ............cc / jam 3 meg =....................................cc / jam
4 meg = ............cc / jam 4 meg =....................................cc / jam
5 meg = ............cc / jam 5 meg =....................................cc / jam
6 meg = ............cc / jam 6 meg =....................................cc / jam
7 meg = ............cc / jam 7 meg =....................................cc / jam
8 meg = ............cc / jam 8 meg =....................................cc / jam
9 meg = ............cc / jam 9 meg =....................................cc / jam
10 meg = ............cc / jam 10 meg =....................................cc / jam
TTD TTD
PT / / / 2008 1 1/1
RSUD TGK
ABDULLAH SYAFI’I
Cara kerja :
1. Cek instruksi dokter dan konfersikan kebutuhan pasien dalam
39
hitungan ml /jam.
2. Sambungkan infus set / selang perfusor dengan CVP atau
vena besar.
3. Labeling dan tempelkan perhitungan dosis pada infus /
perfusor.
4. Monitor hemodinamik pasien.
5. Dokumentasikan tindakan dan rapihkan peralatan pasien
Nama Pasien : ............................. Nama Pasien : .............................
BB : .......................Kg BB.........................................Kg
ADRENALIN 4 mg / 50 cc ADRENALIN 8 mg / 50 cc
1 cc = 4 mg/ 50 = 80 mcg 1 cc = 4 mg/ 50 = 80 mcg
Dosis = ............. Meg / KgBB / Menit Dosis =..............Meg / KgBB / Menit
0,1 meg = 0,1 x BB X 60 = ....... cc / jam 0,1 meg = 0,1 x BB X 60 =.........cc / jam
80 160
0,2 meg = ............cc / jam 0,2 meg =..................................cc / jam
0,3 meg = ............cc / jam 0,3 meg =..................................cc / jam
0,4 meg = ............cc / jam 0,4 meg =..................................cc / jam
0,5 meg = ............cc / jam 0,5 meg =..................................cc / jam
0,6 meg = ............cc / jam 0,6 meg =..................................cc / jam
0,7 meg = ............cc / jam 0,7 meg =..................................cc / jam
0,8 meg = ............cc / jam 0,8 meg =..................................cc / jam
0,9 meg = ............cc / jam 0,9 meg =..................................cc / jam
1 meg = ............cc / jam 1 meg =..................................cc / jam
TTD TTD
UJI AIR
RSUD TGK
ABDULLAH SYAFI’I PT / / / 2021
PENGERTIAN Uji air adalah suatu test absorbsi terhadap gastro intestinal
40
2. Spuit 50 cc
3. Air putih ( Dextrose 5 % )
4. Lap Makan
Langkah – langkah :
1. Cek posisi NGT
2. Aspirasi isi lambung
3. Berikan pada :
a. Jam I → 30 ml air putih ( Dextrose 5 % )
b. Jam II → 30 ml air putih ( Dextrose 5 % )
c. Jam III → 30 ml air putih ( Dextrose 5 % )
d. Jam IV → 30 ml air putih ( Dextrose 5 % )
4. - Klem NGT, tunggu 1 jam – aspirasi, bila jumlah residu
> 60 ml, tunda enteral, jika Jumlah residu < 60 ml coba
enteral 25 ml / jam selama 4 jam.
- Klem NGT, tunggu 1 jam – aspirasi, bila = cairan aspirasi
> 50 ml, stop enteral. Jika cairan aspirasi < 50 ml, teruskan
enteral.
5. Tingkatkan enteral sesuai kebutuhan.
41
4. Tamponade jantung
Indikasi :
1. Mengukur tekanan darah di atrium kanan / vena kava.
2. Parameter volume darah / cairan.
3. Efektivitas jantung sebagai pompa.
4. Keadaan tonus pembuluh darah.
Persiapan alat
Untuk pemasangan :
1. Kateter ukuran sesuai daerah pemasangan.
2. Cairan Nacl 0,9 %
3. Infus set
4. Xylocain 2 %
5. Spuit 2,5 cc, 20 cc
6. Cairan antiseptik
7. Kapas alkohol
8. Kassa steril
9. Duk steril
10. Gunting
11. Standar cairan
12. CVP monometer
13. Three way stopcock
14. Masker, sarung tangan
15. Benang steril dan jarum
16. Bila memakai sistem tranduser siapkan : monitor, tranduser,
manometer line, pressure bag
17. Bengkok
Untuk pencabutan :
1. Gunting
2. Pinset anatomi
3. Pinset chirrugi
4. Kassa steril
5. Kassa alkohol
6. Plester
7. Sarung tangan steril
8. Bak instrumen
9. Bengkok
42
7. Fikasasi, tutup kassa steril dan salep → tutup dengan plester
hypavik.
8. Foto thorak untuk mengetahui posisi kateter.
43
respon terhadap perawatan.
2. Identitas
a. No. Dok. Med : di isi rekam medik pasien ( No. RM )
b. Tanggal : di isi tanggal saat instruksi harian dibuat.
c. Nama : di isi nama pasien.
d. Umur : di isi umur pasien dalam tahun / bulan atau hari.
e. Diagnosa : di isi diagnosa medis saat masuk dan selama di
ICU.
f. Hari ke : di isi hari keberapa pasien di rawat di ICU
dihitung mulai pasien masuk IRI.
g. Dr. ICU : di isi dokter yang merawat dan bertanggung
jawab di ICU.
3. Intake
a. Enternal : di isi jenis makanan, jumlah dan cara pemberian
/ 24 jam
b. Volume : di isi volume enteral ( cc ) dalam 24 jam
c. Kalori : di isi total kalori dari karbohidrat dan lemak yang
terkandung dalam diit enteral.
d. Protein : di isi jumlah protein yang terkandung dalam diit
enteral.
e. Parenteral : di isi jenis, jumlah dan cara pemberian nutrisi
parenteral dalam 24 jam.
f. Volume : di isi volume parenteral ( cc ) dalam 24 jam.
g. Kalori : di isi total kalori dari karbohidrat dan lemak yang
terkandung dalam nutrisi parenteral.
h. Protein : di isi jumlah gram protein yang terkandung
dalam nutrisi parenteral.
5. Obat
a. Enteral / lain – lain : di isi nama, dosis, cara dan jadwal
pemberian obat dalam 24 jam.
b. Parenteral : di isi nama, dosis, cara dan jadwal pemberian
44
obat dalam 24 jam.
8. Jam : jelas
45
46