OSTEOPOROSIS
OLEH
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah tentang Osteoporosis.
Makalah ilmiah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah ini dapat memberikan
manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca.
dr.Fitria Ervina
Nip. 19800417 201001 2 020
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................
ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................
1
1.1 Latar belakang.................................................................................................
1
1.2 Tujuan.............................................................................................................
4
1.3 Manfaat penelitian..........................................................................................
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………...................
6
2.1.1 Pengertian Osteoporosis..............................................................................
6
2.1.2 Klasifikasi Dan Jenis Osteoporosis.............................................................
7
2.1.3 Patogenesis Osteoporosis............................................................................
9
2.1.4 Gejala Dan Tanda-Tanda Osteoporosis.......................................................
9
2.1.5 Faktor-Faktor Pemicu Osteoporosis............................................................
10
2.1.6 Penanganan dan pencegahan osteoporosis..................................................
13
BAB III. KESIMPULAN...........................................................................................
16
iii
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB I
PENDAHULUAN
masyarakat, pemeritah, dan swasta. Apapun peran peran yang dimainkan oleh
menjaga kesehatan mereka, hanya sedikit tujuan yang akan dicapai. Perilaku
atau misi sektor kesehatan adalah mendorong masyarakat untuk hidup sehat
(Syafrudin, 2009).
tidak terduga, baru jika tulang sudah keropos, patah tulang mendadak
langsung menjadi gejala yang dikeluhkan. Orang-orang acap kali tidak tahu
1
bahwa mereka menderita osteoporosis sampai ketika tulang mereka
dari tiga wanita dan satu dari 9 pria berusia 80 akan mengalami patah tulang
meninggal dalam waktu satu tahun karena komplikasi medis akibat patah
untuk wanita sebanyak 18-36%, sedangkan pria 20-27%, untuk umur di atas
70 tahun untuk wanita 53,6%, pria 38%.Dua dari lima orang Indonesia
osteoporosis di Indonesia jauh lebih besar dari data terakhir Depkes, yang
negeri ini urutan ke-2 dunia setelah China (Rahmi, Yusuf 2009)
2
Pada usia 40-45 tahun, baik laki-laki maupun perempuan mulai terjadi
dimulai sejak premenopause dan akan berlangsung sampai 5 -10 tahun setelah
pertambahan usia, ras, struktur tulang, telapak kaki datar (flat feet), sejarah
keluarga dan pribadi, berat badan rendah, ruas tulang belakang membengkok
(Mangoenprassodjo, 2005).
disebabkan massa tulang puncaknya yang lebih rendah dan kehilangan massa
ditemukan pada lansia berusia 75 sampai 78 tahun dan pada golongan ini
3
Pencegahan sejak dini sebetulnya tidak sulit dijalankan, salah satunya
tulang yamg kokoh. Perempuan yang rajin berolahraga seperti latihan beban,
jalan kaki, berenang, aerobic, dan berdansa jauh sebelum usia menopause
4
BAB II
TINJAUAN PERPUSTAKAAN
2.1.1 Definisi
tidak terduga, baru jika tulang sudah keropos, patah tulang dadakan
porus, rapuh, dan mudah patah, tulang menjadi mudah fraktur dengan stress
faktur daerah kolum femoris dan daerah trokhanter, dan patah tulang Colles
5
keropos.Penyakit ini merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering
a. Osteoporosis Primer
yang lebih tua. Osteopororsis primer bibagi kedalam tiga tipe yaitu
sehingga akibat rendah nya hormone estrogen. Tipe ini terjadi pada
6
2) Osteoporosis Senilis
dan tulang panjang lainya (seperti tulang lengan bawah dan tulang
3) Idiopatik
7
2.1.3 Patogenesis
massa tulang sampai sekitar usia 35 tahun. Genetic, nutrisi, pilihan gaya
hidup (Misalnya merokok, konsumsi kafein dan alcohol), dan aktivitas fisik
Pada usia lanjut, yaitu setelah 65 tahun atau usia geriartri, kehilangan
masa tulang akan tetap terjadi, tetapi dengan kecepatan yang lebih rendah.
Penurunan masa tulang ini ternyata tidak sama di seluruh tulang rangka.
leher tulang pada (kolum femoris), dan ruas tulang belakang (korpus
8
gejala yang lain. Sakit punggung, misalnya, bukan disebabkan oleh
rendahnya masa tulang kecuali bila ada tulang yang patah.Patah tulang
keadaan ini akan dirasakan sepanjang hayat, namun pada kasus lain lambat
laun akan hilang dan membaik. Patah tulang paling sering terjadi pada
pergelangan, tulang belakang, dan pinggul, namun bisa pula terjadi pada
a. Jenis kelamin
b. Pertambahan usia
meningkatkanresiko osteoporosis.
c. Ras
osteoporosis.
9
d. Struktur tulang
tulangyang kurus dan tubuh yang kurus berisiko lebih besar untuk
mengalami osteoporosis.
keturunan.
lagi. Penyebabnya belum dipahami, namun, bisa jadfi ini tanda nahwa
orang tersebut pernah mengalami patah tulang dan memiliki tulang yang
rapuh.
10
i. Kekurangan hormone estrogen
Turunkannya kadar estrogen bisa terjadi akibat kedua indung telur yang
Kadar testerogen pada, aki-laki sangat penting guna dan menjaga massa
terheninya haid
o. Obat-obatan
11
2.1.6 Penanganan dan pencegahan osteoporosis
a. Penatalaksanaan
Terdiri atas tiga gelas vitamin D susu skim atau susu penuh atau
makanan lain yang tinggi kalsium (missal keju swiss, brokoli kukus,
(kalsium karbonat).
dan biopsy endometrial (bila ada indikasi) sekali atau dua kali
setahun.
12
gangguan gastrointestinal, aliran panas, frekuensi urine) biasanya
b. Pencegahan
1) Kalsium
Merupakan salah satu sumber zat gizi yang penting untuk mencegas
2) Vitamin D
13
ini tidak dibutuhkan karena di Indonesia cukup curahan sinar
mataharinya.
4) Olah raga
pembebanan pada tubuh atau anggota gerak dan penekanan pada axis
tulang seperti jalan, jogging, aerobic (termasuk dansa), dan jalan naik
turun bukit.
pada usia lanjut dari risiko jatuh menjadi bagian dari pencegahan
14
BAB III
KESIMPULAN
nyata yang berakibat pada rendahnya kepadatan tulang. Osteoporosis datang tidak
terduga, baru jika tulang sudah keropos, patah tulang mendadak langsung menjadi
gejala yang dikeluhkan. Orang-orang acap kali tidak tahu bahwa mereka
tubuh yang mendadak, persinggungan, atau pun jatuh menyebabkan pata tulang.
terjadinya pengurangan massa tulang sesuai dengan pertambahan usia. Pada usia
40-45 tahun, baik laki-laki maupun perempuan mulai terjadi penipisan massa
hormone estrogen yang erjadi secara fisiologis pada perempuan maka kehilangan
akan meningkat menjadi 2-3% pertahun yang dimulai sejak premenopause dan
akan berlangsung sampai 5 -10 tahun setelah menopause. Sekitar 80% penderita
Osteoporosis adalah perempuan. Hal ini disebabkan massa tulang puncaknya yang
lebih rendah dan kehilangan massa tulangnya yang lebih cepat setelah menopause.
Pencegahan sejak dini sebetulnya tidak sulit dijalankan, salah satunya dengan
Gaya hidup yang baik merupakan kunci untuk menghindari tulang keropos, Olah
15
seperti latihan beban, jalan kaki, berenang, aerobic, dan berdansa jauh sebelum
16
DAFTAR PUSTAKA
Brunner, Suddarth. 2002. Buku ajar keperawatan medical bedah. EGC : Jakarta.
Geuchik Desa Sagoe Langgien, 2014, Data Demografi Penduduk Desa Sagoe
Langgien Kecamatan Bandar Baru Kabupaten Pidie, Sigli.
Kasdu, 2004.Kiat Sehat dan Bahagia di Usia Menopause. Puspa Swara: Jakarta.
Kurniati, 2002, Perilaku Konsumsi Susu Pada Wanita Dewasa [Skripsi], Jurusan
Gizi Masyarakat dan Sumber Daya Manusia, IPB, Bogor
17