Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN OSTEOPOROSIS

Disusun Oleh Tingkat 2A

1. Annisa Nabila R (19004)


2. Azizah (19005)
3. Cahya Ananda (19006)
4. Damiri (19007)

STIKES AHMAD DAHLAN CIREBON

Jl. Walet No.21, Kertawinangun, Kedawung, Cirebon, Jawa Barat 45153

Telp./Fax.[0231]201942 Cirebon, E-mail:akper_muh@yahoo.co.id

Tahun 2019/2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Swt yang maha pengasih lagi Maha penyayang puja dan
puji syukur kami panjatkan atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan nikmat iman, islam, dan
ihsan. Sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang konsep Asuhan keperawatan
osteoporosis. Makalah peniltian ini kami susun dengan maksimal dan memperoleh bantuan dari
berbagai pihak, sehingga dapat mempermudah dalam pembuatan makalah ini. Dengan ini kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Karena minimnya pengetahuan dan juga pengalaman kami, dengan ini kami sadar bahwa
masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Demi kesempurnaan, kami sangat berharap saran
dan kritik yang dapat mengevaluasi dan meningkatakan kualitas dalam pembuatan makalah
selanjutnya.

Cirebon, 30 Maret 2021


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………

DAFTAR ISI………………………………………………………………………...

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………..

1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………………...


1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………………..
1.3 Tujuan Penulisan……………………………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………...
2.1 Pengertian…………………………………………………………………………………..

2.2 Tanda dan Gejala…………………………………………………………………………...

2.3 Anamnesis…………………………………………………………………………………..

2.4 Pemeriksaan Fisik…………………………………………………………………………..

2.5 Pemeriksaan Diagnostik…………………………………………………………………….

BAB III PENUTUP -------------------------------------------------------------

3.1 Kesimpulan--------------------------------------------------------------------------------
3.2 Saran---------------------------------------------------------------------------------------
DAFTAR PUSTAKA -----------------------------------------------------------
BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang
Osteoporosis atau keropos tulang adalah penyakit kronik yang ditandai dengan pengurangan
massa tulang yang disertai kemunduran mikroarsitektur tulang dan penurunan kualitas jaringan
tulang yang dapat menimbulkan kerapuhan tulang. Keadaan ini berisiko tinggi karena tulang
menjadi rapuh dan mudah retak bahkan patah. Banyak orang tidak menyadari bahwa
osteoporosis merupakan penyakit tersembunyi (silent diseases).

Osteoporosis lebih banyak terjadi pada wanita daripada pria. Hal ini disebabkan pengaruh
hormon estrogen yang mulai menurun kadarnya dalam tubuh sejak usia 35 tahun sedangkan pada
pria hormon testoteron turun pada usia 65 tahun. Menurut statistik dunia 1 dari 3 wanita rentan
terkena penyakit osteoporosis. Insiden osteoporosis meningkat sejalan dengan meningkatnya
populasi usia lanjut. Pada tahun 2005 terdapat 18 juta lanjut usia di Indonesia, jumlah ini akan
bertambah hingga 33 juta pada tahun 2020 dengan usia harapan hidup mencapai 70 tahun.
Menurut data statistik Itali tahun 2004 lebih dari 44 juta orang Amerika mengalami osteopenia
dan osteoporosis. Pada wanita usia ≥ 50 tahun terdapat 30% osteoporosis, 37-54% osteopenia
dan 54% berisiko terhadap fraktur osteoporotik. Menurut WHO (1994), angka kejadian patah
tulang (fraktur) akibat osteoporosis di seluruh dunia mencapai angka 1,7 juta orang dan
diperkirakan angka ini akan terus meningkat hingga mencapai 6,3 juta orang pada tahun 2050
dan 71% kejadian ini akan terdapat di negaranegara berkembang.

Di Indonesia 19,7% dari jumlah lansia atau sekitar 3,6 juta orang diantaranya menderita
osteoporosis. Lima provinsi dengan risiko osteoporosis lebih tinggi adalah Sumatra Selatan
(27,75%), Jawa 1 Tengah (24,02%), Yogyakarta (23,5%), Sumatra Utara (22,82%), Jawa Timur
(21,42%), Kalimantan Timur (10,5%). Prevalensi wanita yang menderita osteoporosis di
Indonesia pada golongan umur 50-59 tahun yaitu 24% sedang pada pria usia 60-70 tahun sebesar
62%. Osteoporosis merupakan salah satu dari tiga penyakit kronik utama yang disebabkan
karena faktor usia termasuk juga pada wanita postmenopause. Menopause berhubungan dengan
reduksi hormon estrogen pada wanita yang dapat mengakibatkan menurunnya kepadatan tulang
sehingga terjadi osteoporosis. Osteoporosis tidak hanya berhubungan dengan menopause tetapi
juga berhubungan dengan faktor-faktor lain seperti merokok, postur tubuh kecil, kurang aktifitas
tubuh, kurangnya paparan sinar matahari, obatobatan yang menurunkan massa tulang, asupan
kalsium yang rendah, konsumsi kafein, alkohol, penyakit diabetes mellitus tipe I dan II. Hal ini
terbukti dengan rendahnya konsumsi kalsium rata-rata di Indonesia yang hanya 254 mg per hari
dari 1000-1200 mg per hari menurut standar internasional.
Penderita osteoporosis dicirikan dengan tubuh yang bungkuk atau bengkok. Namun
sebenarnya tidak selalu demikian, banyak orang yang sudah mulai menderita osteoporosis tetapi
tidak terlihat dari luar. Penderita osteoporosis merasakan linu-linu dan sakit terutama ketika
melakukan pergerakan anggota tubuhnya. Oleh karena itu perlu diwaspadai gejalagejala sebagai
awal osteoporosis seperti rasa pegal, linu-linu dan nyeri tulang terutama pada bagian punggung
dan pinggang. Pencegahan osteoporosis harus dilakukan sejak dini sampai usia dewasa muda
agar mencapai kondisi puncak massa tulang (peak bone mass). Bila tercapai kondisi puncak
massa tulang pada usia dewasa muda, kemungkinan terjadi osteoporosis pada usia lanjut akan
kecil atau paling sedikit ditunda kejadiannya dengan membudayakan perilaku hidup sehat yang
intinya mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang yang memenuhi kebutuhan nutrisi dengan
unsur kaya serat, rendah lemak dan 2 kaya kalsium (1000-1200 mg kalsium per hari),
berolahraga secara teratur, tidak merokok dan tidak mengkonsumsi alkohol karena rokok dan
alkohol meningkatkan risiko osteoporosis dua kali lipat.

1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat diambil rumusan masalah “Adakah hubungan antara
riwayat keluarga, aktifitas fisik, status gizi dan kebiasaan mengkonsumsi makanan berkalsium
tinggi dengan kepadatan tulang pada wanita postmenopause? “

1.3Tujuan Penulisan
1.Tujuan Umum : Mengetahui hubungan antara riwayat keluarga, aktifitas fisik, status gizi dan
kebiasaan mengkonsumsi makanan berkalsium tinggi dengan kejadian osteoporosis pada wanita
postmenopause .

2. Tujuan Khusus

a) Mendiskripsikan kepadatan tulang


b) Mendiskripsikan riwayat keluarga
c) Mendiskripsikan aktifitas fisik
d) Menilai status gizi
e) Mendiskripsikan kebiasaan mengkonsumsi makanan berkalsium tinggi
f) Menganalisis hubungan riwayat keluarga dengan kepadatan tulang pada wanita
postmenopause
g) Menganalisis hubungan aktifitas fisik dengan kepadatan tulang pada wanita
postmenopause
h) Menganalisis hubungan status gizi dengan kepadatan tulang pada wanita postmenopause
i) Menganalisis hubungan kebiasaan mengkonsumsi makanan berkalsium tinggi dengan
kepadatan tulang pada wanita postmenopause.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1Pengertian
Osteoporosis adalah kondisi berkurangnya kepadatan tulang. Hal ini menyebabkan
tulang menjadi keropos dan mudah patah. Osteoporosis jarang menimbulkan gejala
dan biasanya baru diketahui ketika penderitanya jatuh atau mengalami cedera yang
menyebabkan patah tulang.

Osteoporosis bisa dialami oleh siapa saja, termasuk anak-anak dan orang dewasa. Namun,
kondisi ini lebih sering terjadi pada wanita yang telah memasuki masa menopause. Hal ini
disebabkan oleh berkurangnya kadar estrogen yang berperan penting dalam menjaga kepadatan
tulang.

2.2Tanda dan Gejala


Osteoporosis merupakan salah satu masalah utama dalam sistem rangka
manusia. Osteoporosis sering kali tidak menimbulkan gejala apa pun. Kondisi ini biasanya baru
diketahui saat seseorang mengalami cedera yang menyebabkan patah tulang.

Seiring berkurangnya kepadatan tulang, penderita osteoporosis bisa mengalami gejala berikut:

 Mudah mengalami patah tulang, walau hanya karena benturan yang ringan
 Nyeri punggung, biasanya disebabkan oleh patah tulang belakang
 Postur badan membungkuk
 Tinggi badan berkurang

2.3Anamnesis
Keluhan yang sering timbul berupa nyeri kronik intermiten pada tulang baik pada tulang
punggung maupun tulang lainnya, perubahan postur tubuh misal kifosis dorsal maupun
pengurangan tinggi badan, serta penurunan performa fisik termasuk fungsi respirasi. Patah tulang
akibat trauma energi rendah juga menunjang anamnesis. Selain itu perlu ditanyakan faktor risiko
terkait osteoporosis.

2.4Pemeriksaan Fisik
Sebelum melakukan pemeriksaan fisik, Anda sebagai perawat dianjurkan untuk mengukur tanda
- tanda vital (TTV) meliputi tekanan darah, nadi, respirasi, dan suhu.
1. Kepala dan leher : Lakukan inspeksi (observasi) daerah konjungtiva dan mulut. Lalu
palpasi apakah terjadi pembesaran tiroid atau tidak?
2. Dada dan jantung : Lakukan auskultasi (dengarkan) menggunakan stetoskop daerah
jantung dan paru–paru.

2.5Pemeriksaan Diagnostik
Untuk memastikan diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang berupa:

 Rontgen atau CT scan, untuk melihat dengan lebih jelas kondisi tulang yang patah
 Tes darah, untuk mengetahui kadar sel-sel darah, kadar elektrolit, dan kadar hormon,
termasuk hormon tiroid, paratiroid, esterogen, dan testosteron
 Tes bone mass density (BMD), untuk melihat tingkat kepadatan tulang dan menentukan
risiko terjadinya patah tulang
 Tes BMD dilakukan dengan dual energy X-Ray absorptiometryI (DXA) atau
dengan quantitative computed tomography (QCT).

Pemeriksaan DXA lebih sering dilakukan. Interpretasi dari hasil pemeriksaan ini adalah sebagai
berikut:

 Lebih dari -1 : Normal


 -1 sampai -2,5 : Kepadatan tulang rendah (osteopenia)
 Kurang dari -2,5 : Kemungkinan besar osteoporosis
2.1 Pengkajian
1. Biodata
a. Identitas klien
Nama : Ny. B
Umur : 51 Tahun
Tanggal Lahir : 1 Oktober 1970
No. Medrek : 1023021
Jenis Kelamin : Wanita
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Suku : Jawa
Status Marital : Menikah
Diagnosa Medis : Osteoporosis
Tanggal Masuk : 29 Maret 20021
Tanggal Pengkajian : 30 Maret 2021
Alamat : Dusun II RT/RW 01/ 04 Desa Geyongan, Kecamatan
Arjawinangun, Kabupaten Cirebon.

b. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Tn. R
Umur : 56 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Hubungan dengan klien : Suami
Alamat : Dusun II RT/RW 01/ 04 Desa Geyongan, Kecama tan
Arjawinangun, Kabupaten Cirebon.

2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Nyeri pada tulang belakang.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Ny. B berusia 51 Tahun datang ke Rumah Sakit Arjawinangun bersama suaminya
pada tanggal 29 Maret 2021 jam 08.30 dengan keluhan nyeri pada tulang
belakang (punggung) sjak 3 bulan yang lalu. Skala nyeri 7 (0-10). Otot tiba-tiba
kram saat beraktivitas. Hasil pemeriksaan BMD T-score 3 dan hasil pemeriksaan
rongent Ny. B menderita osteoporosis.
c. Riwayat kesehatan dahulu
Klien mengatakan belum pernah menjalani operasi atau bedah tulang sebelumnya.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Klien mengatakan keluarganya tidak ada yang memiliki masalah tulang
sebelumnya, sperti fraktur, rematik, dan osteoporosis
e. Pemenuhan kebutuhan Dasar Manusia
1) Pemenuhan kebutuhan oksigenasi
Klien mengatakan tidak ada masalah dengan pernafasan
2) Pemenuhan kebutuhan nutrisi dan cairan
- Sebelum sakit : klien mengatakan makan 3x sehari jenis makanan
nasi, lauk, sayur. Makanan habis satu porsi, klien tidak mempunyai
alergi pada makanan, klien minum 7-8 gelas sehari.
- Selama sakit : klien mengatakan makan 3x sehari, jenis makanan
sesuai yang disediakan oleh rumah sakit minum 7–8 gelas sehari.
3) Pemenuhan kebutuhan eliminasi
- Sebelum dirawat di rumah sakit klien dapat BAB 1 x sehari dengan
konsistensi lembek berbentuk, warna kuning, bau khas, dan tidak
ada nyeri. Biasanya klien BAK 2x sehari dengan warna kuning,
jernih, bau khas, dan tidak ada nyeri.
- Selama dirawat di rumah sakit klien mengatakan tidak ada
perubahan pola eliminasi BAB maupun BAK.
4) Pemenuhan kebutuhan aktivitas dan istirahat
- Sebelum sakit klien mampu melaksanakan kegiatan sehari-hari
secara mendiri, tanpa bantuan orang lain. Selama dirawat di rumah
sakit, klien membutuhkan bantuan orang lain saat bangun dan ke
kamar mandi.
- Sebelum sakit : klien mengatakan tidur ± 8 jam sehari, antara jam
9 malam sampai jam 5 pagi. Klien tidak pernah mengalami
gangguan pola tidur. Selama sakit : klien mengatakan kadang –
kadang terbangun tengah malam karena terasa sakit atau nyeri.
5) Pemenuhan kebutuhan rasa aman dan nyaman
- Sebelum sakit: klien merasa nyaman saat beraktivitas.
- Setelah sakit: klien mengatakan pusing karena kurang tidur. Dan
cemas saat melakukan aktivitas.
6) Pemenuhan kebutuhan psikososial-spiritual
f. Keadaan Umum
1) Pemeriksaan fisik
A. Keadaan umum: Meringis akibat nyeri
B. Tanda-tanda vital : Tekanan darah : 120/80 mmHg, nadi : 86
x/menit, suhu : 36,80 C, RR: 24 x per menit (teratur).
C. Pemeriksaan head to toe
a) Kepala: berbentuk simetris, rambut hitam lurus, kulit kepala
bersih, tidak ada ketombe, tidak ada massa dan lessi.
b) Mata: simetris, tidak ada gangguan penglihatan, tidak
menggunakan alat bantu penglihatan. Pupil isokhor, ada reflek
cahaya.
c) Hidung: berbentuk simetris, tidak ada deviasi, bersih, tidak ada
sekret, tidak ada edema dan tidak ada nyeri.
d) Telinga: simetris, tidak ada infeksi, bersih, tidak ada serumen, dan
tidak memakai alat bantu pendengaran.
e) Mulut: simetris, bibir lembab
f) Kulit : Kulit klien berwarna cokelat, turgor baik, tidak ada lesi,
terdapat balutan di tangan kiri 1/3 distal bekas operasi pada daerah
yang mengalami fraktur.
g) Dada: klien terlihat bungkuk (kifosis), meringis saatdilakukan
palpasi area punggung.
h) Abdomen: perut tampak datar, tidak ada pembesaran. Tidak ada
nyeri tekan, tidak ada hepatomegali. Perkusi suara tymphani dan
suara bising usus normal = 25 x per menit.
i) Ekstremitas atas: tangan kanan klien masih bisa digerakkan secara
normal
Ekstremitas bawah: kaki mengalami peruban saat berjalan
g. Pemeriksaan diagnostik
Hasil pemeriksaan BMD menunjukan T-score 3, rongent menunjukan bahwa Ny.
B menerita osteoporosis.
h. Terapi
Risedronate berbentuk tablet 5mg 1x sehari
i. Analisa Data
Data Etiologi Masalah

DS: Fraktur Nyeri akut


-nyeri punggung
-pusing

DO:
-Skala 7 (0-10)
-Ketidak nyamanan (tidur
terganggu)
-cemas

DS: Spasme otot Risiko jatuh


-otot kram
-aktivitas menurun
DO:
-Rongent osteoporosis
-BMD T-score 3
-bungkuk

DS: Kurang informasi Defisit pengetahuan


- Keterbatasan kognitif
- Kurang pajanan/gambaran
informasi
DO:
-Pendidikan terakhir SMP

2.2 Diagnosa Keperawatan


1. Nyeri akut b.d fraktur
2. Risiko jatuh b.d gangguan penurunan kekuatan otot
3. Defisit pengetahuan ansietas b.d kurang informasi
2.3 Intervensi Keperawatan

Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


keperawatan
Nyeri akut b.d fraktur Setelah dilakukan 1. Lakukan 1. Membantu
tindakan keperawatan pengkajian mengetahui
selama 1x24 jam nyeri secara skala nyeri yang
diharapkan klien dengan komprehensif dirasakan klien
kriteria hasil: 2. Observasi 2. Mengetahui
1. Mampu reaksi reaksi
mengontrol nyeri nonverbal dari kenyamaman
2. Melaporkan ketidak klien terhadap
bahwa nyeri nyamanan masalah yang
berkurang dengan 3. Gali dihadapi
menggunakan pengetahuan 3. Supaya
manajemen nyeri dan mengetahui
3. Mampu kepercayaan pengetahuan
mengenali nyeri pasien dan
(skala intensitas, mengenai kepercayaan
frekuensi dan nyeri klien sejauh
tanda nyeri) 4. Berikan mana tentang
4. Menyatakan rasa informasi men osteoporis
nyaman setelah genai nyeri, 4. Untuk
nyeri berkurang seperti menambah
5. Menggunakan penyebab wawasan klien
tindakan nyeri mengenai
pengurangan 5. Ajarkan osteoporis
nyeri tanpa prinsip- 5. Suapaya saat
analgesic prinsip terasa nyeri
manajement klien tidak
nyeri terlalu cemas
6. Dukung 6. Supaya istirahat
istirahat dan klien tercukupi
tidur yang dan membantu
adekuat untuk penurunan
membantu nyeri yang
penurunan dirasakan
nyeri

Risiko jatuh b.d Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi 1. Untuk


gangguan keperawatan selama 1x24 perilaku meminimalisir
penurunan jam diharapkan klien dengan dan faktor yang risiko
kekuatan otot kriteria hasil: mempengaruhi jatuh/cidera
1. Mempertahankan risiko jatuh 2. Mengetahui
keseimbangan saat 2. Monitor gaya apakah ada
duduk tanpa berjalan, kelainan atau
sokongan pada keseimbangan dan perubahan yang
punggung tingkat kelelahan terjadi pada
2. Mempertahankan 3. Bantu ambulasi klien
keseimbangan dari individu yang 3. Melatih
posisi duduk keposisi memiliki keseimbangan
berdiri ketidakseimbangan klien
3. Mempertahankan 4. Anjurkan adaptasi 4. Supaya saat di
keseimbangan ketika dirumah untuk rumah klien
berdiri meningkatkan tidak
4. Mempertahankan keamanan merasakan
keseimbanga ketika 5. Sarankan cemas
berjalan mengunakan alas 5. Supaya merasa
5. Mempertahankan kaki yang aman nyaman ketika
keseimbangan ketika 6. Lakukan latihan berjalan dan
berdiri dengan satu fisik rutin yang mencegah
kaki meliputi berjalan terjadinya
cidera
6. Membantu
penyembuhan
dan mencegah
kondisi yang
semakin
memburuk

Defisit Setelah dilakukan 1. Mengetahui


pengetahua tindakan pengetahuan pasien
keperawatan selama 1. Kaji tingkat
n ansietas tentang osteoporosis
1x24 jam diharapkan pengetahuan
b.d kurang pasien terkait
dan faktor penyebab
klien dengan kriteria
informasi dengan
nya
hasil: 2. Menambah wawasan
proses
penyakit yang pasien mengenai tanda
1. Klien
spesifik dan gejala osteoporosis
memahami
faktor-faktor 2. Jelaskan 3. Supaya pasien
penyebab tanda dan mengetahui bagaimana
osteoporosis gejala yang proses penyakit
2. Klien umum dari osteoporosis
mengetahui penyakit 4. Supaya keluarga juga
tanda dan 3. Jelaskan membantu klien dalam
gejala mengenai proses penyembuhan
osteoporosis proses 5. Supaya saat dilakukan
3. Klien penyakit terapi klien dan
mengetahui 4. Beri informasi
keluarga tidak menolak
Risiko fraktur kepada
4. Klien keluarga yang
mengetahui penting bagi
suplemen pasien
vitamin D menegenai
harian yang perkembanga
direkomenda n pasien
sikan 5. Diskusikan
5. Klien pilihan
mengetahui terapi/penan
manfaat gan
terpapar
matahari
sebebagai
vitamin D
6. Klien
memahami
diet yang
dianjurkan

2.4 Implementasi Keperawatan


No. Dx Implementasi Paraf

1. Nyeri akut b.d fraktur I : Kaji nyeri secara komprehensif Kel 2

R: Pola nyeri terkaji

I : Observasi reaksi nonverbal dari ketidak


nyamanan

R: Reaksi terhadap ketidaknyamanan


nyeri sudah berkurang

I : Gali pengetahuan dan kepercayaan


pasien mengenai nyeri

R: klien sudah memahami pengetahuan


mengenai nyeri

I : Berikan informasi mengenai nyeri


seperti penyebab nyeri

R: Klien memahami penyebab nyeri


I : Ajarkan prinsip- prinsip manajement
nyeri
R: klien memahami prinsip manajement
nyeri ( relaksasi, aplikasi panas/dingin,
terapi musik)
I : Dukung istirahat dan tidur yang
adekuat untuk membantu penurunan
nyeri
R: Klien terpenuhi kebutuhan
istirahat/tidur

2. Risiko jatuh b.d gangguan I : Identifikasi perilaku dan faktor yang Kel 2
penurunan kekuatan otot mempengaruhi risiko jatuh
R: klien memahami cara menghindari
risiko jatuh
I : Monitor gaya berjalan, keseimbangan
dan tingkat kelelahan
R:gaya berjalan klien sudah terlihat
seimbang dan tingkat kelelahan sudah
berkurang
I : Bantu ambulasi individu yang memiliki
ketidakseimbangan
R: klien terlihat sudah mampu
menyeimbangkan cara berjalan dengan
ambulasi
I: Anjurkan adaptasi dirumah untuk
meningkatkan keamanan
R: klien terlihat sudah mampu
beradaptasi
I: Sarankan mengunakan alas kaki yang
aman
R: klien sudah menggunakan alas kaki
yang aman
I: Lakukan latihan fisik rutin yang meliputi
berjalan
R: latihan fisik rutin berjalan dengan
teknik ambulasi dibantu oleh tenaga
medis
3. Defisit pengetahuan ansietas b.d I : mengkaji tingkat pengetahuan pasien Kel 2
kurang informasi terkait dengan proses penyakit yang
spesifik
R : Klien mengatakan tidak mengetahui
tentang penyakit osteopprosis

I : Jelaskan fatofisiologi penyakit dan


bagaimana hubungannya dengan
anatomi dan fisiologis
R : klien mengatakan memahami
penjelasan yang disampaikan

I : Jelaskan tanda dan gejala yang umum


dari penyakit
R : klien mengatakan tanda dan gejala
yang muncul yaitu nyeri punggung

I : Jelaskan mengenai proses penyakit


R : klien mendengarkan dengan baik
penjelasan yang disampaikan

I : Beri informasi kepada keluarga yang


penting bagi pasien menegenai
perkembangan pasien
R : keluarga memantau perkembangan
terkait kesehatan pasien

I : Diskusikan pilihan terapi/penangan


R : Klien dan keluarga bersama tenaga
kesehatan memutuskan terapi yang telah
disetujui

2.5 Evaluasi
No Dx Catatan Perkembangan Paraf
1. Nyeri akut b.d fraktur S : Klien mengatakan nyeri sudah Kel 2
hilang dan merasa nyaman
O : Klien tampak beraktifitas seperti
biasa
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
2. Risiko jatuh b.d gangguan penurunan S : Klien mengatakan sudah mampu Kel 2
kekuatan otot menjaga keseimbangan tubuhnya
O : Klien tampak memahami risiko
jatuh, menjaga keseimbangan,
menggunakan alas kaki, dan bisa
melakukan latihan fisik rutin
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
3. Defisit pengetahuan ansietas b.d S : Klien mengatakan sudah lebih Kel 2
kurang informasi paham tentang osteoporosis
O : Klien tampak memahami tentang
penyakitnya
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kondisi ketika tulang menjadi lemah dan rapuh. Tubuh terus-menerus menyerap dan
menggantikan jaringan tulang. Pada osteoporosis, kecepatan pembentukan tulang baru lebih
lambat daripada pembuangan jaringan tulang lama.

3.2Saran
Banyak orang tidak memiliki gejala sampai menderita patah tulang.Perawatan termasuk obat,
diet sehat, dan latihan beban untuk membantu mencegah keroposnya tulang atau menguatkan
tulang yang lemah.
DAFTAR PUSTAKA
Iwan Sain, S.Kp, ASKEPpada klien dengan gangguan metabolisme tulang,
https://ukh.ac.id/images/file/41.pdf

Anonim, http://eprints.ums.ac.id/46078/4/BAB%20I.pdf

Anonim, http://digilib.unimus.ac.id/files//disk1/113/jtptunimus-gdl-zilfakusum-5628-
1-babi.pdf
Dr.DebtiaRahmah,2017,Diagnosis Osteoporosis,
https://www.alomedika.com/penyakit/reumatologi/osteoporosis/diagnosis#:~:text=
Diagnosis%20definit%20osteoporosis%20ditegakkan%20berdasarkan,obat
%2Dobatan%20yang%20dapat%20mengakibatkan
Amin Huda Nurarif, Hardhi Kusuma. 2015. NANDA NIC-NOC: Osteoporosis. Jakarta: MediaAction
PUBLISHING.

Erni Jasmita, Asuhan Keperawatan Kasus Osteoporosis, https://id.scribd.com/doc/204115807/Asuhan-


Keperawatan-Kasus-Osteoporosis-Pada-Ny

Anda mungkin juga menyukai