Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN PRE EKLAMSIA

Dosen pembimbing :

Ns.Netty Isnawati,M.Kep

DIsusun oleh :
ALIFIA DEFERIANI PUTRI
4338114201210049

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HORIZON KARAWANG

TAHUN AKADEMIK 2022

Jln. Pangkal Perjuangan KM 01 By Pass – Karawang


LAPORAN PENDAHULUAN
PRE EKLAMSIA

A. KONSEP DASAR
1. Pengertian
Preeklamsia adalah sekumpulan gejala yang secara spesifik hanya muncul
selama kehamilan dengan usia lebih dari 20 minggu (Helen Varney, 2000).
Preeklamsia adalah sekumpulan gejala yaitu hipertensi, edema dan proteinuria
yang timbul pada wanita hamil dengan usia kehamilan lebih dari 20 minggu,
pada ibu bersalin dan nifas.

2. Tanda & Gejala


Menurut Trijatmo (2005), gejala subjektif pada preeklamsia yaitu :
1. Sakit kepala di daerah frontal, skotoma, diplopia.
2. Penglihatan kabur.
3. Nyeri di daerah epigastrium.
4. Mual atau muntah-muntah.
5. Tekanan darah akan meningkat lebih tinggi.
6. Edema dan proteinuria bertambah meningkat.
Gejala subjektif preeklamsia di atas, tanda dan gejala preeklamsia ringan
diantaranya :
1. Kenaikan tekanan darah sistolik 140 mmHg sampai kurang dari 160
mmHg, diastolik 90 mmHg sampai kurang dari 110 mmHg.
2. Proteinuria : didapatkannya protein di dalam pemeriksaan urin (air seni).
3. Edema (penimbunan cairan) pada betis, perut, punggung, wajah atau
tangan.
Sedangkan tanda dan gejala pada preeklamsia berat diantaranya :
1. Tekanan darah sistolik > 160 mmHg.
2. Tekanan darah diastolik > 110 mmHg.
3. Peningkatan kadar enzim hati dan atau ikterus (kuning).
4. Trombosit < 100.000/mm3.
5. Oliguria (jumlah air seni < 400 ml/24 jam).
6. Proteinuria (protein dalam air seni > 3 g/L).
7. Nyeri ulu hati.
8. Gangguan penglihatan atau nyeri kepala bagian depan yang berat.
9. Perdarahan di retina (bagian mata).
10. Edema (penimbunan cairan) pada paru.
11. Koma.

3. Pemeriksaan Penunjang
● Uji diagnostik dasar
a. Pengukuran tekanan darah
b. Analisis protein dalam urine
c. Pemeriksaan edema
d. Pengukuran tinggi fundus uteri
e. Pemeriksaan funduskopi
● Uji laboratorium
a. Evaluasi hematologik (hematokrit, jumlah trombosit, morfologi
eritrosit pada sediaan darah tepi).
b. Pemeriksaan fungsi hati (bilirubin, protein serum, asparta
taminotranferase)
c. Pemeriksaan fungsi ginjal (ureum dan kreatinin).
Uji untuk meramalkan hipertensi
a. Roll-over test.
b. Pemberian infus angiotensin II

4. Penatalaksanaan
Prinsip penatalaksanaan preeklampsia adalah kontrol tekanan darah yang
adekuat serta pencegahan kejang atau eklampsia. Persalinan atau terminasi
kehamilan merupakan satu-satunya penatalaksanaan definitif preeklampsia.
Namun, tata laksana preeklampsia juga sangat ditentukan oleh usia kehamilan
serta progresivitas penyakit. Penundaan terminasi kehamilan umumnya
bermanfaat untuk pertumbuhan janin tetapi meningkatkan risiko pada ibu.

B. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian Fokus
a. Sirkulasi : Peningkatan tekanan darah menetap melebihi nilai dasar
setelah 20 minggu kehamilan. Riwayat hipertensi kronis, nadi mungkin
menurun, dapat mengalami memar spontan, perdarahan lama, atau
epistaksis (trombositopenia).
b. Eliminasi : Fungsi ginjal mungkin menurun (kurang dari 400 ml/24 jam)
atau tidak ada.
c. Makanan/cairan : Mual, muntah. Penambahan berat badan 2+1b [0.9072
kg] atau lebih dalam 1 minggu 6 1b [2,72 kg] atau lebih bulan (tergantung
pada lamanya gestasi). Malnutrisi (kelebihan atau kurang berat badan
20% atau lebih besar), masukan protein/kalori kurang. Edema mungkin
ada, dari ringan sampai berat/umum dan dapat meliputi wajah,
ekstrimitas dan sistem organ. Diabetes melitus.
d. Neurosensori : Pusing, sakit kepala frontal. Diplopia, penglihatan kabur.
Hiperefleksia. Kacau mental tonik, kemudian fase tonik-klonik, diikuti
dengan periode kehilangan kesadaran. Pemeriksaan funduskopi dapat
menunjukkan edema atau spasme vaskuler.
e. Nyeri/Ketidaknyamanan : Nyeri epigastrik (region kuadran atas kanan
[KkaA]).
f. Pernapasan : Pernapasan mungkin kurang dari 14 x/menit. Krekels
mungkin ada.
g. Keamanan : Ketidaksesuaian Rh mungkin ada.
h. Seksualitas : Primmigravida, gestasi multipel, hidramnion, mola
hidratidosa, hidrops fetalis (antigen-antibodi Rh). Gerakan bayi mungkin
berkurang. Tanda-tanda abrupsi plasenta mungkin ada.
i. Penyuluhan/Pembelajaran
Remaja (dibawah usia 15 tahun) dan primigravida lansia (usia 35 tahun
atau lebih) berisiko tinggi. Riwayat keluarga hipertensi karena kehamilan
(HKK).

2. Diagnosa Keperawatan
a. Hipovolemia b.d Kehilangan cairan aktif
b. Nyeri akut b.d Agen pencedera fisiologis (mis. infarmasi, lakemia,
neoplasma)
c. Ansietas b.d Krisis situasional, Ancaman terhadap kematian

3. Perencanaan Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan Intervensi

1 Hipovolemia b.d Kehilangan MANAJEMEN HIPOVOLEMIA (I.03116)


cairan aktif Observasi
- Periksa tanda dan gejala hipovolemia
(mis. frekuensi nadi meningkat, nadi
teraba lemah, tekanan darah
menurun, tekanan nadi
menyempit,turgor kulit menurun,
membrane mukosa kering, volume
urine menurun, hematokrit meningkat,
haus dan lemah)
- Monitor intake dan output cairan
Terapeutik
- Hitung kebutuhan cairan
- Berikan posisi modified trendelenbur
- Berikan asupan cairan oral
Edukasi
- Anjurkan memperbanyak asupan
cairan oral
- Anjurkan menghindari perubahan
posisi mendadak
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian cairan IV
issotonis (mis. cairan NaCl, RL)
- Kolaborasi pemberian cairan IV
hipotonis (mis. glukosa 2,5%, NaCl
0,4%)
- Kolaborasi pemberian cairan koloid
(mis. albumin, plasmanate)
- Kolaborasi pemberian produk darah
2 Nyeri akut b.d Agen MANAJEMEN NYERI (I. 08238)
pencedera fisiologis (mis. Observasi
infarmasi, lakemia, - lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
neoplasma) kualitas, intensitas nyeri
- Identifikasi skala nyeri
- Identifikasi respon nyeri non verbal
- Identifikasi faktor yang memperberat
dan memperingan nyeri
- Identifikasi pengetahuan dan
keyakinan tentang nyeri
- Identifikasi pengaruh budaya terhadap
respon nyeri
- Identifikasi pengaruh nyeri pada
kualitas hidup
- Monitor keberhasilan terapi
komplementer yang sudah diberikan
- Monitor efek samping penggunaan
analgetik
Terapeutik
- Berikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (mis. TENS,
hypnosis, akupresur, terapi musik,
biofeedback, terapi pijat, aroma terapi,
teknik imajinasi terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi bermain)
- Control lingkungan yang memperberat
rasa nyeri (mis. Suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri
dalam pemilihan strategi meredakan
nyeri
Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyri secara
mandiri
- Anjurkan menggunakan analgetik
secara tepat
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgetik, jika
perlu

3 Ansietas b.d Krisis situasional, REDUKSI ANXIETAS (I.09314)


Ancaman terhadap kematian Observasi
- Identifikasi saat tingkat anxietas
berubah (mis. Kondisi, waktu,
stressor)
- Identifikasi kemampuan mengambil
keputusan
- Monitor tanda anxietas (verbal dan
non verbal)
Terapeutik
- Ciptakan suasana terapeutik untuk
menumbuhkan kepercayaan
- Temani pasien untuk mengurangi
kecemasan , jika memungkinkan
- Pahami situasi yang membuat anxieta
- Dengarkan dengan penuh perhatian
- Gunakan pedekatan yang tenang dan
meyakinkan
- Motivasi mengidentifikasi situasi yang
memicu kecemasan
- Diskusikan perencanaan realistis
tentang peristiwa yang akan datang
Edukasi
- Jelaskan prosedur, termasuk sensasi
yang mungkin dialami
- Informasikan secara factual mengenai
diagnosis, pengobatan, dan prognosis
- Anjurkan keluarga untuk tetap
bersama pasien, jika perlu
- Anjurkan melakukan kegiatan yang
tidak kompetitif, sesuai kebutuhan
- Anjurkan mengungkapkan perasaan
dan persepsi
- Latih kegiatan pengalihan, untuk
mengurangi ketegangan
- Latih penggunaan mekanisme
pertahanan diri yang tepat
- Latih teknik relaksasi
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian obat anti
anxietas, jika perlu

DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/33031512/LAPORAN_PENDAHULUAN_PRE_EKLAMSIA
https://www.alomedika.com/penyakit/obstetrik-dan-ginekologi/preeklampsia/penatalaksanaan
Persatuan Perawat Nasional Indonesia. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia : Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat.

Persatuan Perawat Nasional Indonesia. 2018. Standar Intervensi Keperawatan


Indonesia : Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat.

Anda mungkin juga menyukai